“Ya, kami pasti tidak akan meninggalkanmu!”Suara ramai dari sekelompok gadis membuat David merasa tak berdaya, tetapi lebih dari itu, dia merasa hangat di hati.“Kerikil Kecil, kalau begitu kita bersiap untuk bergerak, lagipula aku sudah bersantai selama beberapa hari.” Hanny menggosokkan tangan, sudah tidak sabar untuk mencoba.Kakak-kakak lainnya juga terlihat sangat antusias, seolah-olah mereka sudah membayangkan adegan mereka beramai-ramai menyerbu Kioto bersama.Situasi seperti ini justru membuat David tertegun.“Kakak-kakak, tunggu sebentar. Hal ini harus dilakukan secara bertahap. Lagipula, aku akan segera mencapai terobosan dalam waktu dekat ini. Setelah aku berhasil mencapai terobosan, baru kita bertindak juga tidak terlambat. Selain itu, aku bukan adik kandung kalian ....” kata David sambil mengerutkan dahi.Dendam dirinya sendiri, pada akhirnya, perlu ditangani sendiri. Dia tidak ingin melibatkan kakak-kakaknya, karena mereka semua adalah orang yang tidak bersalah.“Kalau
...Di dalam kota Kioto yang ramai, jalan-jalannya lebar dan rata.Sekelompok beberapa orang berjalan di tengah keramaian, bagaikan bangau di antara ayam dan menarik banyak perhatian.Namun, penampilan mereka sangat berbeda. Chyntia yang mengenakan gaun putih sederhana dan anggun, terlihat cantik.Hanny mengenakan gaun ungu-merah yang membuatnya tampak berani dan menawan.Ria dalam gaun biru yang cerah, tampak muda dan menawan. Sementara itu, Melinda terlihat anggun dan tenang dengan penampilannya yang polos.Hanya David yang memiliki postur tinggi dan tegap, mengenakan pakaian hitam yang berkibar. Wajahnya tampan dengan fitur tajam yang dingin, memberikan kesan sangat acuh, sehingga dia tampak sangat berbeda dari yang lainnya.“Eh? Dari mana datangnya bocah yang hanya mengandalkan penampilan ini? Kenapa dia bisa bergaul dengan begitu banyak wanita?” Perilaku gerombolan itu jelas menarik perhatian beberapa orang.Sebagian besar dari orang-orang ini adalah pria dan wanita muda yang men
“Pergi!” David membentak dengan alis berkerut, tatapannya dingin, dan aura membunuh yang tajam meledak dari dirinya.“Apa? Kau menyuruh kami pergi?” Mendengar itu, semua orang di tempat itu menunjukkan ekspresi terkejut dan curiga apakah mereka salah dengar.“Bocah tengik, kamu berani begitu angkuh, percaya atau tidak, aku akan membuatmu mati.” Dalam sekejap, semua orang benar-benar marah pada David.Meskipun ini adalah kota Kioto, tapi mereka adalah anggota Keluarga Wahidin. Sehari-hari, mereka terbiasa menindas yang lemah dan menindas penduduk setempat. Mereka sudah terbiasa dengan tatapan takut dan segan dari orang lain.Ucapan David kali ini membuat mereka sepenuhnya marah, membuat mereka meluap-luap dengan kemarahan, seolah-olah ingin menguliti kulitnya dan menyiksanya dengan ribuan cara.“Aku katakan sekali lagi, pergi! Jika tidak, bunuh tanpa ampun!” David melayangkan tatapan dingin ke arah mereka dan dia dipenuhi aura membunuh yang menakutkan. “Bunuh tanpa ampun?” “Hahaha,
Kota Jayanegara.Kantor Direktur Guntur Group. Ria Nastoro membelalak menatap pemuda di hadapannya dengan tak percaya, “Apa katamu? Kamu tunanganku?”“Benar. Kakekmu menjodohkanmu denganku 3 tahun lalu. Ini surat perjanjian pernikahannya. Lihat sendiri kalau tidak percaya.”Pemuda itu bernama David Cokro. Dia menyodorkan selembar surat perjanjian pernikahan.Ria bahkan merasa ingin mati setelah membaca surat perjanjian pernikahan itu.Dia bisa memastikan bahwa surat perjanjian pernikahan itu asli. Tulisan di surat itu adalah tulisan kakeknya, Chandra Nastoro dan terdapat stempel pribadi kakeknya. Ria menarik nafas dalam-dalam dan dengan dingin berkata, “Namamu David Cokro, ‘kan?”“Benar.”David mengangguk, namun tatapannya yang menilai Ria justru tidak tertahankan.Wajahnya begitu memesona dan kulit putihnya begitu halus. Meskipun dalam keadaan tegang juga dapat membuat pria manapun tergoda.Dengan satu stel pakaian profesi yang ketat, terbentuk lekuk tubuh yang menggoda, terutama pi
Ria terus menatap David. Wajahnya menunjukkan kesombongan.Yuni Pandora, sekretaris yang berada di sampingnya, juga melihat David dengan tatapan tidak sudi. Orang miskin sepertinya juga pantas untuk bersama direktur mereka?"Tak masalah."David dengan acuh berkata, "Tapi ucapanmu tidak berguna, karena pernikahan ini ditetapkan oleh kakekmu. Kamu bisa menunggu sampai aku selesai menyembuhkan penyakitnya dan membiarkannya membatalkan perjanjian pernikahan sendirian. Asalkan dia bersedia, aku pasti tidak akan menjeratmu lagi.""Tidak perlu."Ria mengira David masih tidak putus asa dan semakin menghinanya, “Aku yang mengambil keputusan atas pernikahanku sendiri. Lagi pula, aku sendiri bisa mencari solusi untuk penyakit kakekku, kamu tidak perlu khawatir.”Ria menulis selembar cek dengan cepat. “Ini adalah cek 10 milyar. Asalkan kamu bersedia membatalkan perjanjian pernikahan denganku, ini adalah milikmu.”“Bagiku uang 10 milyar tidak seberapa. Tapi bagi orang kelas bawah sepertimu, cukup u
Setengah jam kemudian, David menemukan kediaman Keluarga Tanugrah berdasarkan alamat yang diberikan petapa tua. Di ruang tamu, Hasan Tanugrah yang hampir berusia 50 tahun tersenyum setelah membaca surat di tangannya. "Benar, tidak diragukan lagi memang tulisan tangan orang hebat itu.”“Om Hasan, kali ini Anda sudah bisa percaya dengan identitasku, ‘kan?”David bertanya, “Sebelum meninggal, guruku mengatakan bahwa Anda meminta bantuannya dan menyuruhku melindungi kalian sekeluarga. Apakah bisa memberitahuku apa yang terjadi?”Hasan menghela nafas, “David, begini permasalahannya. Seorang rival bisnis mengirimiku email anonim dan mengatakan akan mengutus orang untuk menyandera putriku.”“Aku 5 kali berturut-turut menyewa pengawal untuk putriku, tapi putriku dimanjakan olehku sejak kecil dan kelima orang ini diusir olehnya.”“Jadi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, aku baru meminta pertolongan gurumu.”Hasan tersenyum menatap David, “Lagipula gurumu juga sudah menyebutkan solusi da
"Kalau begitu, kamu pergi beli barang sendirian saja." Wulan melemparkan omongan dengan dingin dan langsung beranjak pergi. David mengangkat bahu, berbalik badan dan langssung berjalan ke tepi jalan untuk memanggil taksi. "Pergi ke Emgrand Group, Pak."Wulan masuk ke Starbucks. Setelah duduk, dia semakin marah memikirkannya. Dia mengeluarkan ponsel dan mengirim sepatah kata ke sebuah grup kerja, "Mengesalkan sekali, mengesalkan sekali!"Grup kerja ini hanya ada 5 orang, semuanya merupakan rekan kerja yang lebih akrab dengan Wulan. Dengan cepat, seorang gadis bernama Citra Tansil membalas, "Wulan, kamu kenapa? Siapa yang membuatmu marah lagi?”“Papaku ntah dari mana temuin satu orang udik, dan bersikeras jadiin dia tunanganku.” Wulan seperti menemukan tempat untuk mencurahkan isi hati.“Apa?”“Astaga! Sungguh?”Seluruh grup kerja menjadi riuh seketika. “Untuk apa aku membohongi kalian?”Wulan mengetik dengan kesal, “Yang paling kelewatan, papaku juga menyuruhku merekomendasikan orang
"Tuan muda, 20 tahun lalu Keluarga Camin tertarik pada tanah Panti Asuhan Bisma. Berbagai macam paksaan dan bujukan terhadap kepala panti asuhan pada waktu itu, Bisma Kurniawan tidak membuahkan hasil dan akhirnya membakar Panti Asuhan Bisma. Dengan demikian mereka bisa mengambil alih tanah itu……”“Selama bertahun-tahun ini, Keluarga Camin menggunakan tanah itu untuk investasi bisnis perumahan dan berhasil menjadi salah satu dari 5 keluarga kaya di Jayanegara!”“Aku mendapat kabar bahwa Keluarga Camin 3 hari kemudian akan melelang sepotong giok. Katanya giok ini adalah peninggalan Panti Asuhan Bisma waktu itu dan sangat ajaib.”Di bawah niat membunuh David, Julio hanya merasa seperti ada sepasang tangan tidak berwujud yang sedang mati-matian mencekik lehernya dan membuatnya sangat ketakutan.“Dasar Keluarga Camin!” David tersenyum, niat jahat yang kentara muncul di alisnya.Demi sebidang tanah, kalian mencelakai 108 orang Panti Asuhan Bisma hingga semuanya meninggal dalam lautan api. D