Waktu terus berlalu. Pada bulan Agustus, anak Ivander dan Molly sudah berusia 1 bulan. Anak mereka berjenis kelamin laki-laki, namanya Alfred. Joe yang memberi anak mereka nama dan Molly sangat menyukai nama itu.Sementara itu, putra Joe dan Marcella bernama Romeo. Alfred dan Romeo adalah keturunan laki-laki di Keluarga Chandra.Namun, keturunan pertama Keluarga Chandra adalah Olivia. Sekarang, dia adalah putri kesayangan Keluarga Chandra. Dia suka mengikuti Vloryne. Olivia sudah berusia 3 tahun lebih, sebentar lagi dia akan masuk TK.Saat acara perayaan 1 bulan Alfred, Vloryne yang menjaga Olivia. Siapa sangka, dia bertemu dengan kenalan lama. Mereka sudah lama tidak bertemu.Setelah pergi ke luar negeri, Vloryne jarang bertemu dengan orang itu lagi. Dia bahkan tidak berani memikirkannya. Tidak terasa, 5 tahun sudah berlalu.Devon datang sendirian. Dia yang memakai setelan jas hitam berdiri di tengah aula sambil berbincang dengan orang lain. Gerak-gerik Devon sangat santai saat mengha
Di ruang istirahat, Vloryne bersandar di pelukan Marcella sembari menangis. Marcella mengusap kepala Vloryne dan berucap, "Kalau kamu benar-benar suka, aku bantu kamu bujuk Ayah."Vloryne menimpali, "Nanti Ayah bilang kamu pembangkang."Marcella tertegun sejenak sebelum membalas, "Kakakmu akan membantuku."Vloryne memeluk Marcella dengan erat dan terus menangis. Namun, dia ingat hari ini adalah acara perayaan 1 bulan Alfred. Jadi, dia hanya menangis sebentar.Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang pelan. Marcella bisa menebak siapa yang datang, pasti bukan suaminya. Dia mengusap kepala Vloryne dan berkata, "Aku buka pintu dulu."Begitu pintu dibuka, Marcella melihat Devon. Dia bertatapan dengan Devon, lalu berujar, "Kalian bicara saja."Devon mengangguk, lalu Marcella pun pergi. Vloryne masih terisak-isak. Apa Vloryne merasa sedih setelah bertemu Devon lagi? Apa selama ini dia memang terus bersedih?Devon menghampiri Vloryne. Mereka sudah berpisah selama 5 tahun. Sebenarnya wakt
Malam itu, Vloryne pergi dengan tergesa-gesa. Dia sudah bersembunyi di dalam rumah selama beberapa hari.Di sisi lain, Satya bermain dengan kura-kura yang baru dibelinya sebagai hobi baru. Clara meledeknya sudah tua karena hanya orang tua yang memainkan hal seperti itu.Pada malam itu juga, Satya melepaskan beberapa kura-kura untuk membuktikan bahwa dirinya belum tua. Dia menuliskan nama "Devon" di cangkang seekor kura-kura sebagai bentuk balas dendam.Clara berkata sambil mencibir, "Dasar kekanak-kanakan!"Vloryne tidak mengetahui hal ini. Dia hanya tahu beberapa hari ini ayahnya selalu mengkhawatirkannya karena tidak keluar rumah. Terlalu lama berada di rumah bisa bosan.Satu minggu berlalu dan liburan telah usai. Vloryne kembali ke kampus. Dia menjadi dosen bidang seni. Terkadang, dia memikirkan apakah dirinya mewarisi bakat Devon. Apa pun itu, dia cukup senang dengan pekerjaannya.Pada sore hari, Vloryne mengambil kunci mobil. Dia hendak pergi membeli camilan untuk dimakan saat men
Untuk sesaat, Vloryne benar-benar bingung. Dia tidak mengerti apa maksud Devon, serta apa alasan Devon dengan sengaja mendekatinya. Namun, saat dia ingin bertanya, Devon sudah membawanya turun dari mobil.Restoran yang direservasi para pemimpin kampus masih berada di sekitar kawasan kampus. Vloryne dan Devon sudah pernah makan di sana sebelumnya, meski bukan di ruang VIP. Kembali mengunjungi tempat ini membangkitkan kenangan masa lalu mereka.Devon dan Vloryne berjalan bersisian. Dengan postur tubuh yang sama-sama tinggi dan wajah menawan, mereka terlihat seperti pasangan serasi. Ditambah dengan masa lalu mereka, para pemimpin kampus yang melihat mereka tentu saja tidak tahan untuk menggoda.Vloryne yang sedikit tidak nyaman hanya berkata, "Waktu itu aku masih lugu dan bodoh."Selama beberapa tahun terakhir, Devon sudah terbiasa menangani berbagai situasi di dunia bisnis. Dia hanya tersenyum tipis dan berucap, "Aku nggak tahu apakah hubungan di masa lalu masih bisa dilanjutkan ataukah
Vloryne belum puas. Dia bertanya lagi dengan mata memerah, "Apa kamu sudah menikah? Apa ada seseorang di sisimu sekarang? Apa kamu masih menyukaiku?"Nada bicara Vloryne yang lebih mendesak dari sebelumnya membuat hati Devon serasa diremas. Saat mereka berpisah, Vloryne masih seorang gadis muda yang naif dan polos. Sekarang, dia bisa menanyakan hal-hal seperti ini secara lugas padanya.Keberanian Vloryne menggugah hatinya. Devon pun berhenti menggodanya. Dia menatap mata gadis itu dan menjawab dengan nada serius, "Aku belum menikah dan belum punya pacar. Kaki wanita itu sudah sembuh, dia juga sudah menikah awal tahun ini. Aku masih sangat menyukaimu."Mata Vloryne kian memerah. Dia berucap dengan suara bergetar, "Bukan berarti aku mau bersamamu. Aku masih marah."Devon maju selangkah dan menyeka air mata di sudut mata Vloryne dengan lembut. Setelah lima tahun berlalu, gadis itu menjadi mudah menangis.Dalam ingatannya, Vloryne adalah gadis periang yang senang tersenyum. Dia sering meme
"Paman Satya," sapa Devon dengan sopan.Satya tidak berniat mempersulit Devon. Dia mengiakan pelan sebagai jawaban. Kemudian, dia berucap pada putri bungsunya, "Kamu ke atas dulu. Ibumu belum tidur karena menunggumu. Kurasa dia ingin membicarakan sesuatu denganmu."Vloryne masih bergeming di tempatnya. Akhirnya, Devon mendorongnya pelan sambil berujar lembut, "Naiklah dulu."Mendengar itu, Vloryne baru bergerak. Sebelum naik ke lantai atas, dia menghampiri Satya.Sebagai putri bungsu di keluarga, Vloryne paling pintar bermanja-manja. Setelah memeluk ayahnya, barulah dia naik dengan enggan.Setelah dipeluk putri bungsunya, amarah Satya reda separuh. Dia menatap Devon dan berkata dengan nada datar, "Duduklah, kita bicara."Devon segera duduk, lalu menuangkan teh untuk Satya.Satya sengaja mengejeknya, "Kamu cukup pintar membawa diri.""Aku nggak berani bersikap nggak sopan di depan Paman," sahut Devon sambil tersenyum tipis.Satya mendengus. Meski begitu, dia tetap menyesap tehnya, menun
Devon yang menyadari kewaspadaan Vloryne hanya tertawa kecil. Dia menangkup wajah gadis itu dan menciumnya dalam-dalam."Aku nggak akan menyentuhmu. Aku janji akan menunggu hingga malam pengantin. Lagian, aku baru minum banyak, jadi kemungkinan aku nggak akan sanggup melakukannya. Untuk memberikan pengalaman terbaik untukmu, aku harus membuat persiapan khusus," ujar Devon.Wajah Vloryne langsung memerah. Dia membenamkan wajahnya di dada Devon dan bergumam, "Aku nggak mengerti kamu lagi ngomong apa."Rasanya masih sulit dipercaya. Meski pernah berpacaran, hubungan mereka saat itu sangat murni. Namun, kini mereka berpelukan di ranjang yang sama.Tubuh mereka menempel begitu dekat sehingga membuat Vloryne merasa malu. Setidaknya, gadis itu belum pernah mengalami hal seperti ini.Devon bisa membaca apa yang sedang Vloryne pikirkan. Dia lantas berbisik di telinganya, "Aku juga belum pernah sedekat ini sama siapa pun. Aku akan belajar baik-baik untuk malam pengantin kita."Vloryne tidak bera
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se