Share

Chapter 09

Penulis: Rose Dreamers
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-30 00:52:03

Hati Rania sangat sakit bagaikan kertas yang diremas-remas hingga tak berbentuk kemudian dilempar begitu saja. Dia mengangkat pandangannya lalu menatap Farhan yang sedang menemani Nara mewarnai gambar tanpa berkedip dan dengan sorot berkaca-kaca karena syok. Senyum dan tawa yang terukir di bibir suaminya itu mendadak terlihat bagaikan sebuah ejekan untuknya.

Rania kembali tertunduk melihat layar ponsel yang masih menyala dan menampakkan foto Farhan bersama wanita lain. Tanpa sadar dia menggenggam erat benda pipih itu, seolah melampiaskan rasa sakit sekaligus kecewanya terhadap sang suami.

"Sayang, kau kenapa?" tanya Farhan. Entah sejak kapan pria itu memerhatikannya.

Rania terdiam selama beberapa detik. Mulutnya terasa kelu, enggan untuk mengeluarkan suara. Ditatapnya dalam-dalam wajah tampan Farhan tanpa berkedip dan sorot berkaca-kaca.

Ingin rasanya Rania berteriak, memarahi Farhan dan bertanya tentang foto-foto yang dia miliki sekarang. Dengan siapa dan sudah berapa lama Farhan membohonginya?

Namun, semua itu hanya tertahan dalam hati. Jika dia bertanya pun rasanya akan percuma, Farhan pasti akan mengelak.

Rania berdehem lantas menghela napas panjang untuk menetralkan perasaannya. Setelah itu, dia menggelengkan kepala sambil mengukir senyum di bibirnya.

"Tidak apa-apa," jawab Rania.

Farhan merasakan ada hal yang aneh pada istrinya, tetapi dia tidak tahu lebih jelasnya. Kedua alisnya saling bertautan seraya menatap Rania dengan sorot yang sulit diartikan. Sedetik kemudian, pandangan pria itu tertunduk melihat ke arah ponsel Rania.

"Siapa yang mengirimkan pesan padamu?" tanya Farhan.

Refleks, Rania langsung mencengkeram ponselnya.

"Ada apa Kak?" tanya Elis yang melihat Rania nampak gugup.

"Ah, tidak ada apa-apa," jawab Rania tenang sambil tersenyum tipis. "Lalita mengirimiku pesan, katanya ingin bertemu, mungkin dia mau mau curhat."

"Bukannya tadi kau bilang sudah bertemu dengan Lalita?" Farhan merasa aneh akan sikap istrinya.

"Ya memang tadi kami sudah bertemu," jawab Rania.

"Memangnya kak Lalita kenapa?" tanya Elis penasaran.

"Biasalah, Lis, masalah calon pengantin di detik-detik menuju pelaminan. Selalu saja ada hal yang menjadi bahan untuk ribut dengan pasangan," ujar Rania.

"Ah, ya benar. Eh, Simbok sudah menyiapkan makan siangnya, ayok kita makan dulu," tutur Elis, mengajak semuanya untuk makan siang bersama-sama.

Di meja makan, di saat semua orang sedang fokus dengan makanannya. Rania masih melamun memikirkan Farhan yang sudah berselingkuh darinya. Dalam diam, Rania memerhatikan wajah Farhan dari samping dengan pikiran melayang ke mana-mana. 'Benarkah suaminya itu telah mencuranginya? Jika ya, dia bersumpah tidak akan memaafkannya,' pikir Rania.

"Kenapa Bibi tidak memakan makanan Bibi?" Suara dari gadis kecil menggemaskan itu berhasil menarik Rania dari lamunannya. Pertanyaan gadis kecil itu juga berhasil menarik perhatian semua orang hingga saat ingin mereka melihat ke arahnya.

Rania langsung menoleh ke arah sumber suara lantas mengulas senyum manis.

"Bibi sedang tidak berselera makan, Sayang," ucap Rania lembut.

"Kenapa? Apa makanannya tidak enak?" tanya Nara lagi. Gadis kecil itu memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar pada apa pun yang dilihatnya.

"Makanannya enak, bibi saja yang sedang tidak napsu makan," jawab Rania jujur.

Ya, selera makannya mendadak hilang begitu saja setelah mendapatkan pesan misterius dari nomor tak dikenal. Rania penasaran siapa yang telah mengirimnya dan apa maksud dari semua hingga dia begitu percaya diri memberi tahu perselingkuhan Farhan.

"Kak Rara kenapa?" tanya Elis.

"Kau kenapa, Sayang? Kenapa tidak makan makananmu?" tanya Farhan yang nampak penasaran.

"Aku tidak tahu, tapi rasanya selera makanku mendadak hilang," jawab Rania jujur.

"Kau harus makan walau hanya sedikit, jangan membiarkan perutmu itu kosong," ucap Farhan. "Apa kau mau aku menyuapimu?" tanyanya perhatian.

Rania terdiam sambil menatap wajah tampan Farhan selama beberapa detik. Mencoba menyelami isi pikiran suaminya itu lewat sorot matanya. Namun, Rania tidak bisa menemukan apa pun.

Mungkinkah suami yang begitu perhatian itu tega mengkhianatinya?

Pikiran Rania melayang ke mana-mana hingga dia teringat pada kejadian kemarin malam saat Farhan sedang bersama Dinar. Tiba-tiba saja dia merasa yakin wanita dalam foto itu adalah sang sekretaris suaminya.

"Rania?" panggil Farhan.

"Eh, ya?"

Farhan terus menatap Rania dengan sorot ya g sulit diartikan.

"Aku akan makan sendiri," ucap Rania.

Meski enggan, dia terpaksa memakan makanan miliknya karena untuk menghargai perasaan Elis yang sudah menyiapkan semuanya.

Setelah makan siang, Rania kembali menemani Nara yang sedari tadi betah bermain dengannya. Sedangkan Farhan masih berbincang-nincang dengan adik iparnya mengenai pekerjaan.

Semua terlihat normal-normal saja pada awalnya, meski pikiran Rania masih dipenuhi kegelisahan, tetapi dia berusaha tetap tenang hingga tiba-tiba saja Farhan berpamitan kepada Rania untuk kembali ke kantor karena mendadak ada meeting penting dengan klien. Kegundahan itu kembali mencuat meskipun masih bisa dikendalikan.

"Sayang, aku harus kembali ke kantor sekarang. Klien ku mendadak menghubungi, meminta bertemu saat ini juga. Aku tidak bisa menolak karena dia klien penting," ucap Farhan yang baru saja menghampiri Rania.

Wanita itu mendongak, langsung beranjak berdiri sejajar dengan suaminya.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Rania curiga.

"Iya, ini diluar dugaanku. Kau tidak keberatankan nanti pulang sendiri?" Farhan berbicara sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya tanpa melihat perubahan ekspresi wajah Rania.

"Aku harus pergi sekarang. Kabari aku kalau kau sudah pulang nanti," ucap Farhan sambil mengecup singkat kening Rania.

Dia sama sekali tidak memedulikan Rania yang nampak tidak senang dengan kepergiannya ke kantor. Jika saja tak ada pesan misterius itu, mungkin saat ini Rania akan percaya kepada Farhan. Namun, saat ini di pikirannya Farhan pergi untuk menemui wanita simpanannya.

"Paman ke kantor dulu ya, Nara. Kamu main sama Bibi saja," pamit Farhan kepada Nara, tidak lupa juga meninggalkan kecupan hangat di puncak kepala gadis kecil itu.

Setelah itu, Farhan bergegas pergi bahkan tanpa berpamitan terlebih dulu kepada Elisa. Rania bergeming menatap kepergian suaminya dengan suasana hati yang sulit dijelaskan.

Tak lama setelah Farhan pergi, Rania pun berpamitan kepada Elis dan juga Ikbal serta Nara untuk pulang. Ikbal sempat menawarkan diri untuk mengantarkan Rania pulang, tetapi Rania menolaknya karena merasa tidak enak hati. Selain itu, dia juga berniat ingin mengikuti ke mana Farhan akan pergi.

Di sepanjang perjalanan, Rania mencari mobil Farhan. Setelah menemukannya, dia langsung meminta sopir taksi untuk mengikuti ke mana pun mobil itu pergi. Rania ingin memastikan dengan matanya sendiri bahwa pesan misterius itu benar atau hanya fitnah semata untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Farhan.

"Stop, Pak!" titah Rania.

Dia meminta sopir taksi yang ditumpanginya itu untuk berhenti tak jauh dari tempat mobil Farhan parkir yang tepatnya di salah satu restoran ternama. Melalui jendela taksi, Rania mengintai gerak-gerik suaminya. Ingin melihat dengan siapa Farhan bertemu.

Farhan keluar dari mobilnya lalu berjalan ingin memasuki restoran. Namun, niatnya tertahan saat klien bisnis yang ingin ditemuinya kebetulan juga baru sampai di sana.

Dari kejauhan Rania melihat suaminya bersalaman dengan seorang pria paruh baya berpenampilan rapi sebelum kemudian mereka menghilang di balik pintu restoran.

"Rupanya Farhan tidak berbohong. Dia benar-benar ingin menemui klien-nya," ucap Rania kepada dirinya sendiri.

Rasa khawatirnya sedikit berkurang, sesak yang sedari tadi menyelimuti dada pun perlahan terasa longgar. Dia bisa bernapas lega karena Farhan tidak terbukti sedang berbohong.

"Jalan, Pak!" titahnya kepada sopir taksi.

"Mau diantar ke mana, Mbak?"

Rania langsung menyebutkan alamat rumahnya. Sekarang dia bisa pulang dengan tenang dan menganggap bahwa pengirim pesan misterius itu hanyalah orang iseng yang sedang mencoba menghasutnya.

Beberapa saat setelah Rania sampai di rumah, dia menerima pesan masuk dari Farhan yang memberi tahu bahwa dirinya akan pulang malam.

[Kau sudah pulang?]

[Sudah, ini belum lama sampai.]

[Syukurlah. Oh ya, aku akan pulang agak malam, kau tidak perlu menungguku.]

Rania mengernyitkan alisnya sejenak setelah membaca pesan yang dikirim Farhan. Dia menghela napas panjang, mencoba menghalau pikiran buruknya sejauh mungkin.

[Oke. I love you.]

Rania menggenggam ponselnya, menunggu pesan balasan dari suaminya. Lima menit kemudian ponselnya pun bergetar, Rania langsung melihatnya.

[I love you too, Rania.]

Bibir tipis itu melengkung membentuk senyum setelah membaca pesan tersebut. Setelah itu, dia menyimpan ponselnya di atas nakas, sedangkan dia akan berendam untuk menenangkan pikirannya yang masih sedikit tidak tenang.

tanpa dia sadari, ponselnya menyala menampakkan notifikasi pesan masuk dari nomor misterius.

Bab terkait

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 10

    Penglihatan Rania memang tidak salah, Farhan bertemu dengan seorang klien di restoran. Namun, Rania tidak tahu bahwa di dalam sana juga ada Dinar yang sudah menunggu kedatangan Farhan. Beberapa menit selepas meeting dengan kliennya selesai, Farhan langsung menemui Dinar yang sudah menunggunya di meja lain.Farhan menghela napas panjang sebelum menarik kursi kosong dan mendudukinya. Dia menatap Dinar yang nampak sedang bad mood selama beberapa detik."Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba ingin mas datang menemuimu?" tanya Farhan. "Kau tahu kan kalau tindakanmu itu sangat berbahaya? Rania bisa curiga kepada kita," sambung Farhan lagi.Dinar nampak cemberut, dia meminum jus miliknya melalui sedotan yang tersedia sebelum menjawab perkataan kekasihnya."Maaf, lagi pula kalau aku tidak memaksa Mas pasti tidak mau bertemu denganku," ujar Dinar sambil menggenggam tangan Farhan di atas meja."Oh, ya. Aku punya sesuatu untuk Mas," ucapnya.Mata Farhan menyipit melihat Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 11

    [Sebenarnya kau ini siapa? Kenapa kau mengirimkan foto-foto suamiku? Apa kau sedang mencoba menghasutku agar rumah tanggaku dengan Farhan hancur?]Rania menghela napas panjang setelah mengirimkan pesan tersebut ke nomor misterius. Dia duduk di tepi ranjang dengan perasaan gundah sambil mengetuk-ngetukkan kedua tangan yang menggenggam ponsel pada dahinya.Otaknya terus berputar memikirkan banyak hal, salah satunya adalah mengenai perselingkuhan Farhan. Apa yang akan dia lakukan jika suaminya itu benar-benar berkhianat?Rania kembali menghela napas kasar. Rasanya begitu sangat menyesakkan, hingga kepalanya pun mendadak berdenyut menyakitkan.[Kau akan pulang jam berapa?]Rania mengirimkan pesan kepada Farhan, ingin memastikan kapan suaminya itu pulang.Beberapa menit menunggu, ponselnya bergetar menandakan ada notifikasi pesan masuk. Rania langsung melihatnya untuk membaca pesan tersebut.[Aku sedang di jalan, sebentar lagi sampai.]Baru saja Rania

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 12

    Malam sudah larut, tetapi Rania tidak bisa tertidur meskipun dia sudah mencoba untuk memejamkan mata. Pikirannya melayang tak karu-karuan memikirkan tentang perselingkuhan Farhan. Hatinya benar-benar tak tenang dan terasa sangat sesak. Dia melihat ke samping, suaminya nampak sudah terlelap dalam tidur. Begitu tenang seolah tak ada beban apa pun. Sementara itu, Rania terus menghela napas panjang untuk menetralkan perasaannya sendiri.Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 saat Rania baru saja membuka matanya yang masih mengantuk. Semalam dia baru bisa tidur sekitar pukul empat pagi. Hal itu menyebabkan Rania bangun terlambat.Saat masih mengumpulkan puing-puing kesadarannya, Rania melihat Farhan sudah terlihat rapi dan wangi. Padahal biasanya pria itu masih terbaring di tempat tidur bermalas-malasan, menunggu hingga Rania membangunkannya."Kau mau ke mana?" tanya Rania dengan suara parau khas orang bangun tidur.Dia langsung beranjak bangun, duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-03
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 13

    "Pak Farhan."Mendengar namanya dipanggil, Farhan pun menghentikan langkahnya tepat di depan meja resepsionis kantornya. Dia baru saja datang ke kantor sehabis menemani Dinar periksa kandungannya ke dokter.Ya, dia berbohong kepada Rania dengan mengatakan akan pergi meeting. Padahal sebenarnya, pagi tadi Dinar mengiriminya pesan, meminta dia untuk menemani periksa ke dokter kandungan."Ya?" sahut Farhan."Ini dokumen yang diantar oleh Nona Rania, saya diminta untuk memberikannya kepada Pak Farhan," ucap karyawati yang tadi berbicara dengan Rania.Farhan menerima dokumen tersebut dengan kedua alis tebalnya yang saling bertautan karena bingung bercampur terkejut."Rania ke sini?" tanya Farhan memastikan."Iya, Pak. Tadi pagi Nona Rania ke sini ingin menemui Pak Farhan, tapi Pak Farhan sedang tidak ada di kantor. Jadi, Nona Rania menitipkannya kepada saya," jelas wanita itu."Oh ya, Nona Rania juga meminta Pak Farhan untuk segera menghubunginya," sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 14

    Sore menjelang petang, Rania tiba di lokasi sesuai alamat yang dikirimkan oleh nomor misterius kepadanya. Awalnya dia tidak mau datang karena takut ini hanyalah jebakan seseorang untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Farhan.Namun, rasa penasaran mencuat lebih kuat. Terlebih, saat mengingat bahwa dia pernah menemukan nota belanjaan di saku jas Farhan yang bukan belanjaan miliknya. Serta sebelumnya juga Rania sempat memergoki suaminya itu pergi bersama sekretarisnya ke hotel.Rania menghela napas kasar. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat, guna memastikan keadaan disekelilingnya. Suasana cukup ramai karena kebetulan hari ini adalah sabtu malam.Banyak pasangan, baik itu yang sudah menikah atau masih berpacaran mendatangi tempat tersebut. Salah satu restoran baru yang sangat direkomendasikan orang-orang karena lokasinya sangat strategis.Perlahan, Rania berjalan masuk mencari tempat yang sekiranya akan dikunjungi Farhan dengan wanita simpanannya. D

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 15

    "Kita sudah di parkiran sekarang. Di sebelah mana mobilmu?" tanya Kendrick kepada Rania.Ya, pria yang meminjamkan jasnya untuk menutup kepala Rania dan membawa wanita itu keluar adalah Kendrick. Dia tak sengaja melihat semuanya dan merasa kasihan dengan Rania yang menangis di tengah keramaian.Rania langsung membuka jas yang menutupi kepalanya lalu memberikannya kepada sang pemilik. Tangisnya sudah reda, tetapi wajah cantiknya sekarang terlihat sembab dan kusut."Terima kasih sudah membawaku keluar dari sana," ucap Rania sembari memberikan jas ditangannya kepada Kendrick dengan pandangan tertunduk. Rania masih belum menyadari bahwa orang yang membantunya itu adalah teman SMA-nya. Dia merasa malu atas apa yang sudah terjadi beberapa saat yang lalu."Apa kau baik-baik saja?" tanya Kendrick. "Mungkin kau butuh tumpangan? Aku bisa antar kamu ke tempat tujuanmu," sambungnya lagi.Kendrick tidak bermaksud jahat atau apa pun itu. Dia hanya mencoba menawarkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 16

    Rania menepikan mobilnya di tempat sepi karena tidak tahan lagi harus menyetir dalam keadaan emosi. Tangan dan seluruh tubuhnya bergetar, dadanya sesak bagai diremas-remas. Dia berusaha menguatkan hatinya. Namun, sekuat apa pun dia mencoba, tetap saja rasanya sangat sakit.Hati tak kuasa menahan perih. Suami tercintanya terbukti berkhianat dan secara terang-terangan lebih membela kekasihnya dari pada Rania, istri sahnya.Rania melipat kedua tangannya pada kemudi mobil lalu membenamkan wajahnya di sana. Tangisnya kembali pecah. Dia benar-benar merasa sangat hancur.Suara dering ponsel menyala cukup lama berhasil menarik Rania dalam lamunannya. Dia menghentikan tangis dan menghapus air matanya sebelum menjawab telepon tersebut."Ra, kau di mana sekarang?" tanya Lalita dari balik telepon.Bukannya menjawab, Rania malah menangis sesenggukkan. Hal tersebut membuat Lalita yang mendengarnya menjadi sangat khawatir."Ra, jawab aku. Kamu di mana sekarang? Aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 17

    "Rania ...."Lalita berlari menghampiri Rania lantas langsung memeluknya erat. Dia bersyukur belum terlambat menyelamatkan sahabatnya dari orang-orang jahat."Kau baik-baik saja? Apa mereka sudah melukaimu?" tanya Lalita dengan suara cemas.Dia memerhatikan penampilan Rania dari atas hingga ke bawah. Memastikan sahabatnya itu tidak mengalami cedera sedikit pun. "Aku baik-baik saja karena kau datang tepat waktu," jawab Rania."La, bawa Rania ke mobil dan kunci pintunya!" titah Kendrick.Lalita mengangguk mengiakan, dia membawa Rania ke mobilnya agar aman dari para preman. Sementara itu, Kendrick berusaha melumpuhkan dia preman lainnya yang masih mencoba melawan."Minum ini, Ra." Lalita memberikan sebotol air mineral kepada Rania.Wanita itu menerimanya dan langsung meminumnya hingga tersisa setengah karena tenggorokannya sudah terasa kering sedari tadi. Tubuhnya masih bergetar karena ketakutan. Pandangannya tak lepas memerhatikan keadaan di luar,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09

Bab terbaru

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 92

    Setiap sudut dari ruangan di dekor dengan sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan tersendiri di saat mata menatap. Untaian bunga serta ornamen yang menyatu memperindah ruangan yang besar nan megah ini. Beberapa orang berpakaian rapi dan bagus mondar-mandir ataupun bercengkerama di kursi yang telah di sediakan. Tidak ada aura kesedihan ataupun aura buruk lainnya. Semuanya bergembira, tertawa, serta bersenda gurau. Mereka ikut bahagia atas acara bahagia yang sedang berlangsung. Muti yang menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab atas pernikahan besar ini terlihat kewalahan melayani tamu serta beberapa masalah kecil yang timbul."Bu, ada masalah." Seorang pria bertubuh tinggi memakai pakaian berwarna putih yang dipadukan dengan rompi hitam datang menghampiri Muti dengan wajah yang berkeringat dan napas ngos-ngosan. Muti mengerutkan kening dan menatap ke arahnya. "Ada masalah apa?" tanya Muti. Pria tersebut terlihat kesusahan untuk mengatur nafasnya. Muti membiarkannya untuk me

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 91

    Farhan sudah mendekam di balik jeruji besi setelah apa yang sudah dilakukannya. Setelah kehebohan mengenai Farhan yang masuk ke dalam jeruji besi, kini Rania mendapatkan ketenangan yang sudah lama tidak didapatkannya.Rasa takut akan kehilangan Noah setelah ancaman yang diberikan Farhan padanya sudah lenyap. Pengadilan telah memutuskan bahwa Rania memilki hak sepenuhnya atas Noah. Kendrick tidak pernah membiarkan Rania sendirian melewati hari-harinya yang rumit. Dirinya selalu berada di sebelah Rania hingga saat ini. Rania dan Kendrick mendatangi tempat di mana Dinar ditahan. Ada sesuatu yang ingin dijelaskan Rania pada Dinar."Kamu yakin bicara berdua saja dengan Dinar?" tanya Kendrick memegang bahu Rania sambil menatap matanya cemas.Rania tersenyum hangat sambil mengelus lengan Kendrick. "Tidak perlu khawatir, aku sudah siap dengan segala kemungkinan yang ada. Dinar harus tahu kebenarannya jika tidak ia akan terus menyalahkan orang yang salah."Kendrick menganggukan kepala sambil

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 90

    Rania membaca setiap kata yang tertulis di berkas yang dia cari selama ini. Data manipulasi yang dilakukan Farhan hingga bernilai milyaran rupiah masuk ke dalam rekeningnya pribadi yang terletak di Swiss. Selama beberapa waktu ini, mereka menguras habis dana perusahaan juga membuat project gaib guna mengambil keuntungan dari itu. “Wah, aku enggak menyangka, pria bajingan ini bisa melakukan hal mengejikan seperti ini,” gumam Rania emosi. Lantas, dia beralih kepada layar komputer yang menampilkan tabel-tabel pendapatan dan pengeluaran setahun terakhir yang sangat berbeda. Angka pengeluaran 40% lebih besar daripada jumlah keuntungan yang masuk. Walaupun begitu, perusahaan masih stabil berkat dukungan dari investor juga pemegang saham yang memberikan dukungan penuh terhadap Farhan dan Dinar. Hingga tak ada angin yang bisa menggoyangkan tempat mereka. Tok ... tok ... tok! Rania menormalkan ekspresi wajahnya lalu menutup berkas-berkas tersebut. “Masuk,” teriaknya kemudian. Sang sekreta

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 89

    Kendrick bertukar posisi dengan Rania dan Muti lalu menyuruh mereka untuk kembali pulang. Kendrick mempunyai kesempatan untuk menyusul Rania dan juga Muti saat Farhan berhenti di rest area. Saat ini mobil Kendrick masih berada di belakang mobil Farhan. Dirinya tidak melewatkan kesempatan sedikit pun untuk mengejar mobil Farhan yang melaju cukup kencang. "Ken, hati-hati. Kamu belum ada istirahat tapi langsung ke luar kota."Ya, sepanjang jalan Rania tidak mematikan panggilan teleponnya sekedar memastikan Kendrick sampai dengan selamat. Dirinya juga tidak berhenti berbicara mengajak Kendrick mengobrol."Kamu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja dan masih punya kekuatan untuk menyetir ke luar kota.""Tetap aja kamu harus hati-hati kalau capek istirahat sebentar. Kamu masih di tol atau udah keluar tol?" Kendrik melihat ke kanan dan kirinya yang dipenuhi oleh hutan. Bila dirinya mengatakan saat ini Kendrick melewati jalanan yang cukup sepi dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 88

    Muti masih menemani Rania hingga wanita itu mulai berdamai dengan apa yang terjadi. Dirinya pun ikut membantu menjaga Noah dengan mengajaknya bermain atau sesekali menyuapinya walaupun Rania kerap kali menolak tawaran Muti yang ingin menjaga Noah karena tidak mau merepotkan wanita tersebut.Noah saat ini sudah tidur dan inilah saatnya Rania duduk santai bersama Muti di teras rumah sambil memandangi pepohonan kecil yang berada di taman depan rumah Rania. "Ran, Dinar sudah tertangkap apakah kamu akan mencari bukti untuk Farhan juga?" tanya Muti mengawali pembicaraan setelah beberapa saat lalu mereka hanya saling diam. Rania menoleh sekilas ke arah mutih lalu fokus kembali ke depan sambil tersenyum getir. "Dinar dan Farhan adalah sepaket, mereka selalu melakukan sesuatu bersama tidak mungkin hanya Dinar yang akan mendapatkan hukuman sementara Farhan berada di luar sana bebas berkeliaran. Bukankah jika aku biarkan ini terjadi akan termasuk ketidakadilan?"Muti mengangguk-anggukkan kepal

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 87

    Kabar mengenai Dinar yang sudah ditetapkan sebagai tersangka sudah tersebar ke mana-mana, termasuk di perusahaan semua karyawan sudah mengetahuinya dan sedang membicarakan mengenai Dinar. Farhan yang merasa dirinya tidak aman, memutuskan untuk tidak tampil di depan publik karena ia tahu akan mendapatkan ribuan pertanyaan dan juga tuduhan yang mengarah kepadanya. Sebenarnya Farhan juga terkejut setelah mengetahui bahwa ternyata selama ini tidak hanya memanfaatkannya saja. Ia tidak tahu bahwa yang dilakukan oleh dinas selama ini memiliki motif tersendiri bukan hanya ingin mengejar harta. Farhan yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti apa yang rencanakan oleh Dinar sehingga dirinya mempunyai kemungkinan untuk terseret bersama wanita itu. "Selama ini ternyata Dinar memiliki dendam tersendiri kepada papa Rania dan aku tidak tahu sama sekali. Aku seperti boneka yang sedang dimainkan oleh Dinar untuk melancarkan rencana yang sudah disusunnya." Farhan mengerang kesal sambil menendang barang

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 86

    Rania terduduk sambil menatap ke arah Dinar yang berhadapan dengannya. Tatapan Dinar seakan ingin mencengkeram Rania dan melahapnya. Mereka berdua sama-sama saling bertatapan tajam. Dinar yang tidak suka melihat Rania karena telah lebih unggul darinya, merenggut kewarasan ibunya walaupun ia menduga papa Rania yang melakukannya di mana tidak ada sangkut pautnya dengan Rania, serta membuat Farhan terus memikirkannya."Sampai kapan kamu menatapku seakan ingin memakanku hidup-hidup. Bukankah di sini akulah yang harus marah kepadamu yang berusaha membunuhku serta kejahatanmu terbukti telah merencanakan kecelakaan papaku?" tanya Rania dengan alis terangkat sebelah. Wanita itu berusaha untuk senang dan tidak tetap provokasi ke dalam keadaan. Tanpa diduga Dinar secara tiba-tiba tertawa lalu matanya menatap Rania horor. "Apakah kamu tidak bosan bersikap seolah kamulah yang paling menderita di sini?" tanya Dinar dengan senyum miringnya. "Aku tidak merasa melakukannya untuk apa bosan? Bukankah

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 85

    Kendrick berjalan terburu-buru setelah mengetahui apa yang terjadi pada Rania. Saat ini ia berada di kantor polisi setelah mengetahui perbuatan Dinar yang berusaha mencelakakan Rania. Dari kejauhan Kendrick melihat Rania yang duduk bersebelahan dengan Farhan. Farhan terlihat berupaya menghibur Rania yang sejak tadi terdiam sambil menatap lurus ke depan. "Ran, kamu minum dulu." Farhan memberikan sebotol air mineral yang dibelinya tadi. Rania tidak menjawab dan hanya diam karena masih syok akan kejadian yang baru saja menimpanya. Tidak terbayang olehnya bila Rania tidak berlari menjauh dari Dinar. Bayang-bayang dirinya masuk ke dalam rumah sakit bahkan harus meninggalkan dunia ini membuatnya langsung menggigil takut. Bukan kematian yang ditakutkannya, melainkan Noah yang akan kehilangan dirinya. Noah masih membutuhkannya."Aku tidak akan membiarkan Dinar bebas begitu saja setelah—""Orang yang membunuh orang lain demi kekayaan berbicara seakan-akan ingin melindungi orang lain." Kehad

  • Topeng Si Suami Idaman   Chapter 84

    Farhan tanggal sibuk menatap ke layar laptopnya untuk memeriksa beberapa pekerjaan yang sudah diselesaikannya sebagai tahap finishing sebelum melakukan rapat besok. Selain matanya yang sibuk menatap layar laptop telinganya pun terus mendengar sekretaris yang membacakan agenda besok pagi."Apakah meeting untuk besok pagi sudah dipersiapkan, saya tidak mau ada kekurangan dan membuat klien marah." Farhan tanpa menatap menunjuk ke arah sekretaris yang sambil menggoyangkan jari telunjuknya tersebut. "Sudah saya persiapkan semuanya."Farhan mengangguk. "Bagus. Kamu boleh pergi," titah Farhan.Sebelum sekretaris aku keluar dari ruangannya Farhan mampu menghentikannya. "Sebentar ada ingin saya tanyakan," panggil Farhan kepada sekretarisnya yang sudah berada di ambang pintu.Langsung saja sekretaris tersebut berjalan ke arah Farhan dan berdiri di hadapannya. "Apa yang ingin bapak tanyakan kepada saya?" Farhan membasahi bimbingan air liur berpikir dua kali untuk bertanya hingga pada akhirnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status