Kevin tengah sibuk dengan berbagai rencana yang ia jalani. Di satu sisi, ia sibuk mengembangkan bisnis keluarganya dan membangun investasinya sendiri, sebuah upaya yang dilakukannya untuk terus berada di puncak dunia bisnis. Namun di sisi lain, rencana balas dendam kepada Gani tetap berjalan, meski terselubung. Gani, pria yang berhasil menikahi Gina atau Alexa, mantan istrinya, adalah pusat dari semua kemarahan yang terus membara dalam diri Kevin. Selain itu, Kevin juga memantau Gina dari jauh, terutama setelah ia menemukan bahwa mantan istrinya itu sedang merintis bisnis pakaian. Meski menggunakan identitas samaran sebagai Alex, Kevin terus berkomunikasi dengan Gina secara online, ingin merasa dekat dengannya tanpa harus memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya. Hubungan digital ini memberikan Kevin sebuah cara untuk tetap terhubung dengan Gina tanpa mengungkap identitasnya yang sebenarnya, terutama karena Gina belum sepenuhnya berpisah dari Gani. Sementara Kevin terus sibuk dengan
Malam itu, setelah percakapan dingin dengan Rebecca, Kevin tak bisa tidur. Pikirannya berkecamuk. Gambaran wajah sedih Rebecca terus muncul di benaknya, bersama dengan kata-kata penuh harap dan luka yang dia ucapkan. Kevin tahu, dalam hatinya yang terdalam, bahwa selama ini dia telah mengabaikan wanita yang kini menjadi istrinya, wanita yang telah memberikan segalanya tanpa banyak bertanya.Kevin memang tidak mencintai Rebecca ketika mereka menikah. Pernikahan mereka hanyalah hasil dari transaksi yang rumit, sebuah kesepakatan antara Kevin dan Rebecca, serta Ayahnya. Kevin tahu Ayah Rebecca seorang pengusaha kuat yang pernah bisa menyelamatkan bisnis Kevin dari kehancuran. Berkat tawaran kerja sama ini, Kevin bisa melawan ancaman dari Gani, pria yang berhasil menikahi Gina, mantan istrinya. Semua ini membuat Kevin tetap berada di puncak dunia bisnis, dan dia sadar bahwa tanpa dukungan Rebecca dan ayahnya, semua rencananya akan berantakan.Kevin menghela napas panjang dan memandang kel
Saat pagi itu Kevin mengantar Rebecca ke dokter kandungan, suasana di mobil terasa begitu sunyi. Kevin sesekali melirik Rebecca yang sedang duduk di sebelahnya, perutnya yang mulai membesar menjadi pengingat akan kenyataan yang harus ia hadapi. Dia tahu betul bahwa anak yang dikandung Rebecca bukanlah anaknya, tapi dia tetap merasa bersalah. Bagaimanapun juga, pernikahannya dengan Rebecca telah memberinya kekuatan dan kekuasaan yang sangat besar, berkat campur tangan ayah Rebecca.Pikiran Kevin kemudian melayang kepada Gina, mantan istrinya yang masih begitu ia cintai. Baginya, Gina tetap cinta sejatinya, meskipun sekarang ia sudah menikah dengan Gani. Kevin merasa hancur, tidak hanya karena kehilangan Gina, tetapi juga karena Gani, pria yang telah menghancurkan hidupnya, kini berkuasa atas wanita yang paling ia cintai.Ketika mereka sampai di klinik, Kevin menunggu bersama Rebecca di ruang tunggu. Pikiran Kevin tidak sepenuhnya ada di sana. Ia berpura-pura sibuk dengan ponselnya, nam
Hari demi hari, Kevin semakin terjerat dalam identitas barunya sebagai Alex. Setiap percakapan yang ia lakukan dengan Gina melalui dunia maya semakin menguatkan ikatan mereka. Gina, yang selama ini menutup dirinya dari banyak orang, mulai membuka hatinya kepada Alex. Ia menceritakan banyak hal yang tidak pernah Kevin bayangkan sebelumnya. Mulai dari perjuangannya membesarkan Keiva seorang diri, hingga tantangan yang ia hadapi dalam menjalankan bisnis kecilnya. Meski sulit, Gina selalu terdengar tegar, membuat Kevin semakin menghormati mantan istrinya itu.Rasa rindu yang dulu sempat ia pendam kini semakin menguat. Setiap kali Gina mengirimkan pesan, Kevin merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Ia tidak pernah menyangka bahwa mereka akan kembali terhubung, meskipun dalam identitas yang berbeda. Kadang-kadang, Kevin ingin membuka jati dirinya dan mengungkapkan bahwa Alex sebenarnya adalah dirinya. Namun, ia selalu menahan diri.Alasan utama Kevin untuk tetap menyamar adalah Gani. Gani
Malam itu, Kevin—atau yang kini lebih dikenal Gina sebagai Alex—tertegun membaca pesan yang baru saja ia terima. Pesan dari Gina yang tak hanya memuat kekhawatiran tetapi juga ketakutan mendalam akan kemungkinan Gani kembali hadir dalam hidupnya. Seketika, Kevin merasa darahnya mendidih. Pria itu telah menghancurkan hidupnya sekali, dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi, terutama kepada Gina.Kevin menarik napas panjang sebelum mulai mengetik balasan dengan penuh kehati-hatian. Meskipun dirinya ingin segera bertemu Gina dan mengungkap jati dirinya, ia tahu sekarang bukan saat yang tepat. Gina masih perlu merasa aman, dan Alex adalah sosok yang kini dipercaya oleh Gina."Gina, kamu tidak perlu khawatir. Gani tidak akan menemukannya. Aku sudah mengatur semuanya agar dia tidak bisa mendekatimu lagi," balas Kevin dengan penuh keyakinan.Pesan itu hanya sebagian dari strategi Kevin. Ia tidak hanya menghancurkan bisnis Gani secara finansial, tetapi juga telah membuat sejumlah la
Hari-hari berlalu, dan Gina semakin merasa terhubung dengan Alex. Percakapan mereka yang awalnya hanya seputar kehidupan sehari-hari kini mulai mengarah ke topik-topik yang lebih dalam. Alex selalu ada untuk mendengarkan setiap curahan hati Gina. Ia memberikan nasihat yang tidak hanya praktis, tetapi juga penuh empati. Sosok Alex menjadi tempat pelarian Gina dari kepenatan hidupnya, dari tekanan mengurus Keiva sendirian, dan dari bayang-bayang masa lalunya bersama Gani.Gina perlahan merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Setiap kali Alex mengirim pesan, ada getaran halus yang melintas di hatinya. Ia belum pernah merasakan kenyamanan seperti ini sejak hubungannya dengan Gani berakhir. Sosok Alex yang misterius namun begitu hangat membuat Gina kembali merasakan kebahagiaan yang sudah lama hilang.Suatu sore, saat Gina sedang menyiapkan makan malam untuk Keiva, ia menerima pesan dari Alex."Gina, aku ingin mengatakan sesuatu. Ada hal yang belum pernah aku ceritakan kepa
Beberapa minggu berlalu setelah pesan terakhir Gina kepada Alex, dan meskipun mereka tidak sering berbicara lagi, Gina masih merasakan dampaknya. Setiap kali ponselnya berbunyi, hatinya berdebar, berharap itu dari Alex, meskipun ia sudah berusaha untuk menjauh. Gina mencoba fokus pada pekerjaan dan mengurus Keiva, berusaha bersikap profesional dalam setiap aspek kehidupannya. Namun, di balik kesibukan, perasaannya untuk Alex tak sepenuhnya hilang.Pagi itu, Gina sedang menyiapkan Keiva untuk berangkat sekolah ketika sebuah paket tiba di depan pintunya. Tidak ada nama pengirim, hanya sebuah kotak kecil berbalut pita merah. Gina membuka kotak itu dengan perlahan dan menemukan sebuah gelang perak dengan ukiran nama "Keiva" di bagian dalamnya. Di dalam kotak, terselip kartu kecil yang bertuliskan, "Untuk mengingat siapa yang paling berarti." Tidak ada nama, tapi Gina tahu persis siapa yang mengirimnya.Alex.Dia tertegun sejenak, merasakan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Hatinya sek
Malam itu, setelah percakapan terakhir dengan Alex, Gina merasa sedikit lega, meskipun hatinya masih terasa berat. Dia berusaha keras untuk fokus pada pekerjaannya, mengurus Keiva, dan mengubur perasaan-perasaan yang mulai tumbuh terhadap Alex. Namun, di balik semua itu, ada kegelisahan yang tak bisa ia abaikan. Meskipun Alex selalu ada untuk mendukungnya, ada perasaan aneh yang Gina rasakan setiap kali memikirkan pengakuan Alex bahwa dia sudah menikah.Di sisi lain, Alex—atau Kevin, sebagaimana ia dikenal di lingkaran dalam bisnisnya—juga tak bisa menghilangkan Gina dari pikirannya. Dia tahu bahwa perasaannya terhadap Gina lebih dari sekadar persahabatan, meskipun dia berusaha keras menyembunyikannya. Selain itu, ada masalah yang jauh lebih besar yang kini menjadi prioritasnya: Gani.Gani, mantan suami Gina, ternyata bukan hanya sekadar pria yang meninggalkan keluarganya. Kevin selama ini diam-diam menyelidiki pria itu, dan temuan-temuannya mengejutkan. Gani terlibat dalam jaringan b
Setelah kejadian malam itu, Gina dan Kevin merasa ada sesuatu yang berubah dalam hubungan mereka. Bukan dalam bentuk jarak, tetapi sebaliknya—perasaan saling pengertian dan kedekatan yang lebih mendalam. Gina, yang semula dibelenggu oleh kecurigaan dan rasa cemburu, kini merasa lega. Kevin, di sisi lain, merasakan beban yang terangkat karena tidak lagi harus menyembunyikan rencana kejutan untuk ulang tahun istrinya.Beberapa hari kemudian, ulang tahun Gina tiba. Kevin sudah merencanakan acara kejutan kecil di rumah mereka. Sejak insiden di mana Gina mengetahui tentang kalung berlian itu, Kevin berusaha memberikan lebih banyak perhatian. Ia pulang lebih awal, membantu di rumah, dan sering kali memastikan mereka memiliki waktu berkualitas bersama, meski hanya sekadar menonton film atau berjalan-jalan di sekitar lingkungan mereka. Gina pun mulai merasa lebih tenang dan percaya pada Kevin, berusaha membuang jauh-jauh rasa cemburu yang sempat mengganggunya.Malam ulang tahun Gina dimulai d
Beberapa hari kemudian, Gina merencanakan untuk mengikuti Kevin. Ia telah mengumpulkan cukup keberanian, dan perasaan curiga yang membebani pikirannya semakin sulit diabaikan. Malam itu, Gina mengatur alarm di ponselnya dengan pelan, lalu menunggu saat Kevin pulang terlambat seperti biasanya. Ketika Kevin akhirnya tiba di rumah, ia tampak lelah seperti biasa, menjelaskan bahwa rapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.Gina berusaha menahan diri, pura-pura tersenyum dan memberikan pelukan hangat. Namun, pikirannya sudah penuh dengan rencana. Ia bertekad untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang lebih dari sekadar "proyek kerja" antara Kevin dan Karla.Keesokan harinya, Gina mengamati Kevin dengan cermat saat ia bersiap-siap pergi ke kantor. Sesaat setelah Kevin keluar dari rumah, Gina segera menyusul, memastikan jaraknya cukup jauh sehingga Kevin tidak akan menyadari bahwa ia sedang diikuti. Jantungnya berdebar kencang sepanjang perjalanan. Gina mencoba menenangkan diri, me
Malam itu, meski Kevin sudah berusaha meyakinkannya, Gina masih tak bisa sepenuhnya mengusir rasa cemas yang menyelimuti hatinya. Setelah Kevin tertidur di sampingnya, Gina terjaga dalam kegelapan, pikirannya terus memutar ulang percakapan mereka. Hatinya gelisah. Sesuatu di balik senyum ramah Karla dan reaksi Kevin yang canggung saat melihatnya di kafe tidak bisa ia abaikan.Beberapa hari berlalu, dan Gina mulai memperhatikan perubahan kecil dalam perilaku Kevin. Ia menjadi lebih sering pulang terlambat, selalu dengan alasan pekerjaan atau rapat mendadak. Setiap kali Gina mencoba mengajak Kevin berbicara tentang perasaannya, Kevin akan menjawabnya dengan nada lembut namun penuh penjelasan logis, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, semakin banyak Kevin beralasan, semakin Gina merasa dirinya diabaikan.Suatu malam, ketika Kevin kembali terlambat lagi, Gina memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia tidak bisa lagi duduk diam dan menunggu sesuatu terjadi. Setelah anak-anak ti
Gina tidak langsung mendekati Kevin dan Karla. Ia berdiri dari kejauhan, memperhatikan suaminya tertawa lepas dengan wanita lain—wanita dari masa lalunya. Hati Gina berdebar keras, sementara pikirannya dipenuhi berbagai pikiran yang berkecamuk. Ia tahu, sebagai seorang istri, Kevin selalu jujur padanya, dan Gina berusaha untuk mempercayai suaminya. Tapi melihat kedekatan Kevin dengan Karla membuat hatinya tak tenang. Gina menggenggam erat tasnya, mencoba meredam emosi yang mulai naik.Saat Gina akan berbalik pergi, tanpa disadari, tatapan Kevin tertuju padanya. Wajahnya berubah seketika—senyum yang tadi mengembang kini tergantikan oleh keterkejutan. Karla, yang menyadari perubahan ekspresi Kevin, mengikuti arah pandangannya dan juga melihat Gina."Hei, Gina?" sapa Kevin dengan nada ragu. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Gina berusaha tersenyum meski hatinya tak menentu. "Aku hanya mampir sebentar untuk mengejutkanmu, mungkin kita bisa makan siang bersama," katanya pelan, mencoba terde
Kehidupan Kevin dan Gina setelah liburan di desa berjalan kembali ke ritme kota besar. Kevin tenggelam dalam pekerjaannya sebagai eksekutif di perusahaan besar, sementara Gina sibuk mengurus Keiva dan Keanu serta menjalankan bisnis kecil yang ia mulai dari rumah. Mereka masih sering mengenang momen indah di desa, dan meski topik tentang anak ketiga jarang dibicarakan lagi, Kevin tidak pernah benar-benar melupakannya.Suatu sore, saat Gina sedang menyiapkan makan malam, Kevin tiba-tiba menerima telepon dari perusahaannya. Ada proyek besar yang memerlukan perhatiannya, dan rapat mendadak dijadwalkan. "Gina, aku harus ke kantor sebentar, ada rapat penting yang harus kuhadiri," katanya sambil mengambil jasnya."Rapat lagi?" tanya Gina sedikit kecewa, tapi ia tahu pekerjaan Kevin memang selalu menuntut. "Baiklah, tapi jangan pulang terlalu larut ya."Kevin tersenyum dan mencium keningnya sebelum berangkat. "Aku akan segera pulang. Aku janji."Di kantor, Kevin disambut dengan atmosfer yang
Kevin dan Gina memutuskan untuk menghabiskan liburan mereka bersama kedua anak mereka, Keiva dan Keanu, di sebuah desa kecil yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota. Desa itu terletak di kaki gunung, dengan pemandangan yang menakjubkan dan udara yang sejuk. Bagi mereka, ini adalah kesempatan untuk melepas penat, bersantai, dan menikmati kebersamaan sebagai keluarga. Hari pertama di desa dimulai dengan sarapan yang sederhana namun lezat. Gina memasak roti panggang dengan selai buatan sendiri, sementara Kevin sibuk membantu Keiva dan Keanu bersiap-siap untuk berjalan-jalan. Keiva, yang kini berusia lima tahun, sangat antusias untuk menjelajahi desa dan melihat hewan-hewan di peternakan terdekat. Keanu, yang baru berusia satu tahun, juga tampak senang meskipun ia belum mengerti banyak tentang petualangan yang menunggu. Pagi itu, mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang dipenuhi bunga liar. Kevin menggandeng tangan Keiva, sementara Gina menggendong Keanu yang terus tertawa melihat ku
Pernikahan kedua Kevin dan Gina yang sederhana namun penuh makna benar-benar menjadi awal baru bagi mereka. Setelah bertahun-tahun menghadapi berbagai ujian, mereka akhirnya bisa hidup bersama, kali ini dengan hati yang lebih terbuka dan ikatan yang lebih kuat. Mereka tak hanya memulai kembali kehidupan sebagai pasangan, tetapi juga sebagai orang tua dari dua anak, Keiva dan Keanu.Minggu-minggu setelah pernikahan mereka dipenuhi dengan kebahagiaan yang tiada tara. Keiva, putri pertama mereka yang kini berusia lima tahun, sangat gembira dengan kehadiran adik laki-lakinya. Setiap hari, dia selalu ingin membantu Gina merawat Keanu, mulai dari menghiburnya saat menangis hingga ikut mengganti popok. Keiva tampak sangat menyayangi adiknya, dan ini membuat Kevin serta Gina semakin bahagia melihat kasih sayang yang tumbuh di antara anak-anak mereka.Suatu pagi yang cerah, Kevin dan Gina duduk di teras rumah mereka yang nyaman, mengamati Keiva bermain dengan Keanu yang masih berbaring di kere
Hari itu adalah salah satu hari paling membahagiakan dalam hidup Gina dan Kevin. Setelah bertahun-tahun terpisah oleh berbagai masalah, mereka akhirnya bisa bersama lagi. Gina sudah berjuang keras menghadapi masa-masa sulit, dan kini dia bisa merasakan kebahagiaan sejati. Kevin, yang selama ini dipenuhi dengan penyesalan dan rasa bersalah, akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menebus semua kesalahan dan memulai kembali hubungan mereka dari awal. Mereka berdua sedang duduk di ruang tamu rumah mereka, berbicara tentang masa depan, tentang rencana-rencana yang akan mereka jalani bersama sebagai sebuah keluarga. Gina tersenyum hangat sambil memegang perutnya yang sudah besar. Dia tengah hamil, dan hanya tinggal beberapa minggu lagi sampai kehamilan itu mencapai puncaknya. Kevin, yang duduk di sampingnya, menggenggam tangan Gina dengan penuh kasih sayang, membayangkan masa depan mereka bersama dengan anak yang akan segera lahir. "Rasanya seperti mimpi, Kev," kata Gina dengan mata yang
Kevin duduk di meja kerjanya dengan senyum tipis, menatap layar ponsel yang menampilkan pesan terbaru dari Gina. Sudah beberapa hari ini dia berpura-pura menjadi "Alex," sosok yang dia ciptakan untuk membuat kejutan kepada Gina. Hubungan mereka yang baru saja kembali pulih membuat Kevin ingin melakukan sesuatu yang istimewa untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar berkomitmen. Namun, dia tahu Gina tidak akan menyangka bahwa Alex dan Kevin adalah orang yang sama. Itu adalah bagian dari kejutan yang dia rencanakan.Gina, di sisi lain, mulai merasa aneh dengan perhatian yang diberikan Alex kepadanya. Alex, yang tiba-tiba muncul di hidupnya, selalu mengirim pesan yang hangat dan penuh perhatian, sesuatu yang sebenarnya mengingatkannya pada Kevin. Meski hatinya masih terfokus pada Kevin, kedekatan dengan Alex membuat Gina sedikit bingung dan gelisah. Dia tidak ingin memberi kesan kepada Kevin bahwa dia tertarik pada pria lain, tetapi semakin lama, perhatian dari Alex semakin sulit diabaikan