"Lupakan yang kamu dengar tadi, dan jangan mencoba mengasihaniku." ucap Keiko yang memecah keheningan suasana saat pulang dengan Jonatan. " Dan jangan pernah memberi tahu nenek soal ini." Pinta Keiko sambil menatap Jonatan. Jonatan menghentikan langkahnya dan memandang Keiko.
"Karena kamu satu-satunya orang yang mengetahui rahasiaku saat ini, apakah kamu mau menjadi temanku?" Ucap Keiko sambil mengulurkan tangannya. Jonatan semakin dalam memandang Keiko, dan akhirnya muncul seutas senyuman di wajah Jonatan. Jonatan pun membalas uluran tangan Keiko untuk pertama kalinya.Keiko tersenyum puas mendapat balasan tangan Jonatan. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang.Hari-hari Jonatan yang membosankan selama ini, menjadi sedikit ramai karena kehadiran Keiko. Keiko selalu bisa membuat Jonatan menuruti semua perintahnya dengan kepintarannya. Jonatan belum pernah menemui wanita yang enerjik dan cerdas seperti Keiko. Selama ini, wanita hanya mendekati Jonatan karena ketampanan dan kekayaan Jonatan. Sehingga Jonatan meras jenuh dan bosan dengan orang-orang sekelilingnya. Kini kehadiran Keiko memberi sedikit warna dalam kehidupannya.Ujian akhir sekolah hampir tiba. Masih seperti biasanya, Jonatan sama sekali tidak memiliki minat dalam akademis. Dia masih saja tidur di kelas, namun kali ini, Keiko selalu memberikan catatannya kepada Jonatan, dan membantunya dalam mengerjakan tugas harian."Jo, setelah kamu lulus, kamu mau kuliah apa?" Tanya Keiko yang duduk bersandar di punggung Jonatan. Jonatan masih terdiam tanpa memjawab pertanyaan Keiko. Selama ini, dia tidak pernah memikirkan apa yang akan dia lakukan. Karena dia sudah kehilangan jiwanya selama ini."Aku ingin menjadi seorang dokter nantinya." Ucap Keiko penus semangat."Dokter?" Tanya Jonatan dingin."Emm dokter." Jawab Keiko. "Aku ingin menjadi dokter, agar aku bisa menyembuhkan orang yang sakit.""Khayalanmu terlalu polos." Ucap Jonatan spontan."Kenapa? bukankah itu tujuan yang terpuji." Ucap Keiko protes."Lalu bagaimana kamu bisa meraih impianmu ini...?" Tanya Jonatan."Apa kamu meragukanku?" Tanya Keiko mengerutkan dahinya."Aku tidak meragukan kepintaranmu, tapi kuliah kedokteran itu mahal, dari mana kau akan mendapatkan biaya itu?" Tanya Jonatan membuka realitas."Emmm entahlah, aku akan mencari beasiswa tentunya. dan mungkin aku akan bekerja paruh waktu nantinya." Jawab Keiko polos."Lalu siapa yang akan menjaga ibu nanti, jika kamu bekerja paruh waktu." Ucap Jonatan membangunkan mimpi Keiko.Keiko terdiam mendengar ucapan Jonatan. Dia tahu tidak mungkin membiarkan ibunya dalam keadaan seperti ini."Lalu bagaimana jika aku menikahimu? Aku akan bekerja untuk menghidupi kita sambil kuliah, dan kamu menjaga ibuku." Ucap Keiko polos, dan membuat Jonatan terkejut."Aku tahu, kamu tidak pintar dalam akademis, jadi untuk melanjutkan kuliah tidak mungkin. untuk bekerja dengan sifat malasmu itu, aku tidak yakin akan bertahan lama. Untuk itu, mari kita menikah setelah lulus, dan aku akan menghidupimu." Ucap Keiko dengan menatap Jonatan dengan mata berbinar. Selama ini, Keiko tidak benar-benar tahu identitas Jonatan, Jonatan yang Keiko kenal adalah cucu nenek yang malas dan tidak pandai.Jonatan tersenyum dan menatap Keiko dalam. "Bagaimana jika kita balik, Aku akan menikahimu, tapi biarkan semua menjadi tanggung jawabku, kamu hanya perlu kuliah dan menjaga ibumu tanpa memikirkan biaya kuliah, kehidupan dan pengobatan ibumu." Ucap Jonatan dengan menatap Keiko dengan ketulusan. Hati Keiko berdenyut kencang mendengar ucapan Jonatan."Lalu bagaimana kau akan membiayai kehidupanku?" Ucap Keiko dengan ketidakpercayaan kepada Jonatan."Kau tidak percaya kepadaku?" Tanya Jonatan."Dengan kemampuanmu seperti ini, aku meragukanmu."Jawab Keiko menggoda Jonatan. Jonatan terseyum mendengar ucapan Keiko.Kini Jonatan merasa terpacu untuk menunjukkan kemampuannya kepada semua orang."_"Ujian akhir telah tiba, sebelum melaksanakan ujian, guru membagikan angket untuk melihat kemana anak didiknya akan melanjutkan kuliah. Gurunya sangat terkejut melihat angket Jonatan yang menuliskan Kuliah di Universitas S, dengan jurusan kedokteran. Isi angket Jonatan menjadi perbincangan hangat di kelas sebelum ujian. Keiko hanya tersenyum mengetahui itu. ada rasa bahagia di hati Keiko.Ujian berlangsung selama 90 menit. Semua siswa sedang sibuk mengerjakan. Namun Jonatan hanya menyandarkan kepalanya di meja. Guru sudah terbiasa dengan sikap Jonatan dan tidak menghiraukannya. 15 menit sebelum waktu habis, guru sudah memperingatkan waktu yang hampir habis, Jonatan terbangun dan mulai mengambil bulpainya. 10 menit kemudian, Jonatan maju dan menyerahkan hasil ujiannya kepada guru. Ketika Jonatan menyerahkan hasil ujian, guru sempat mengomel karena Jonatan mengerjakannya begitu cepat. namun setelah melihat hasil ujiannya, Guru itu terkejut dan mematung.Jonatan meninggalkan ruangan, dan memberi kode kepada Keiko dia menunggunya di tempat biasa. Keiko hanya mengangguk tersenyum dan menghela nafas panjang. Harapannya terlalu tinggi untuk Jonatan.Guru langsung mengecek jawaban Jonatan dan terkejut melihat hasilnya. nilai sempurna tidak ada jawaban yang salah sama sekali. Semua teman-teman kelas Jonatan terkejut dan mengecek sendiri jawaban Jonatan. Semua terkejut, ternyata selama ini Jonatan bukan siswa yang bodoh. dia hanya menyembunyikan kepintarannya dengan sikap malasnya.Keiko sangat bahagia melihat itu. setelah memberikan kertas ujiannya, Keiko berlari ke taman dan mencari Jonatan.Melihat sosok Jonatan yang sedang berdiri sambil minum air, Keiko berlari dan memeluknya dari belakang."Aku tahu, Jonatan yang aku kenal, pasti tidak sebodoh yang orang lain katakan." ucap Keiko bangga."Lalu sekarang apa kamu sudah mau menikah denganku sperti ucapanku kemarin." Tanya Jonatan."Emmm enggak, aku tidak mau menggantungkan hidupku kepadamu biarpun kamu sudah membuktikan kamu tidak bodoh." Ucap Keiko degan tersenyum. Jonatan mengerutkan dahinya mendengar ucapan Keiko.Nama Jonatan tiba-tiba menggema di penjuru sekolah. Selama ini, hanya ketampanan Jonatan yang menyita perhatian para wanita di sekolah, namun kini kepintarannya juga menjadi perhatian semua orang. Banyak yang tiba-tiba mencari tahu latar belakang Jonatan.Berita Jonatan sampai di telingan hermawan Papanya."Apa yang membuat dia tiba-tiba mengekspos kepintarannya Jay." Tanya Hermawan kepada Jay asistem pribadinya."Saya kurang tahu alasannya tuan, tapi akhir akhir ini, Tuan Jo dekat dengan teman satu kelasnya Keiko." Ucap Jay.Hermawan mengerutkan dahinya dan tidak begitu menyukai kabar itu."Cari tahu latar belakang Keiko." Perintah Hermawan."Baik Tuan." Jawab Jay."_"Jonatan seperti artis yang sedang naik daun saat ini, semua perhatian para siswa perempuan tertuju kepadanya. Keiko hanya tersenyum ketika banyak yang menitipkan surat bahkan hadiah untuk Jonatan."Aku membencimu Jo." Ucap Keiko yang membuat Jonatan tidak begitu suka. "Aku tiba-tiba berubah menjadi kurir karena mu." Gerutu Keiko."Buang semuanya, dan jangan pernah mau lagi dimintai tolong oleh orang-orang tidak berguna itu." Ucap Jonatan tegas."Ihhh g sopan banget, jangan donk, sayang kan kalau di buang. bisa dijual lagi." Ucap Keiko."Lha dari pada mengomel kepadaku terus." Balas Jonatan yang sibuk bermain handphone nya."He he maaf, aku hanya tidak begitu suka kamu menjadi pusat perhatian para wanita di sekolah ini." Desah Keiko."Beri tahu pada mereka, jika aku adalah calon suamimu. Maka mereka akan berhenti dengan sendirinya." Ucap Jonatan cuek."Apa kamu gila? sejak kapan kamu menjadi calon suamiku? bukannya mereka berhenti, mereka akan mulai menyerangku..hemmm" Desah Keiko.Jonatan menghentikan aktivitasnya dan menatap Keiko."Ke, aku serius dengan ucapanku." Ucap Jonatan yang membuat hati Keiko gemetar."Ayolah Jo, kita masih SMA, mana mungkin aku menikah denganmu sekarang, aku harus menghidupimu dengan keadaanku seperti ini. itu tidak mungkin." Jawab Keiko dengan sedikit tertawa."Aku yang akan menghidupimu, bahkan aku tidak akan membuatmu kekurangan satu apapun." Ucap Jonatan dengan tatapan serius. Keiko terdiam sesaat kemudian tersenyum."Mari kita bicarakan pernikahan kita 5 tahun lagi, ketika kamu sudah menjadi dokter yang sukses." ucap Keiko dan hendak meninggalkan Jonatan. Namun tubuh mungil Keiko tiba-tiba ditarik oleh Jonatan, dan jatuh dipelukan Jonatan."Aku berjanji akan menjadi dokter yang sukses, kamu akan lihat itu, kan ketika waktu itu tiba, kamu tidak boleh menolakku." Ucap Jonatan.Keiko berlari meninggalkan Jonatan dengan senyuman bahagia di wajahnya. Entah sejak kapan Jonatan telah mendominasi dalam kehidupannya. Keiko selalu berusaha membuat Jonatan berada di dekatnya. Ada rasa nyaman yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Jonatan sudah menjadi pelindung dan penyemangatnya selama ini. Keadaan keiko yang membuatnya harus bertahan untuk hidup seolah menjadi ringan kerena Jonatan. biarpun hanya kata-kata yang terucap, namun seolah menjadi motivasi tersendiri. Hari itu Keiko pulang kerumah sendirian, karena Jonatan ada urusan. entah urusan apa, Keiko tidak ingin mencampuri urusan Jonatan. Di pintu masuk rumah, pintu sudah tidak terkunci lagi. Keiko masuk kedalam rumah dengan perasaan khawatir."Maaa...." Keiko memanggil ibunya dan mencarinya di setiap penjuru ruangan. Keiko berhenti di salah satu ruangan dan melihat sesosok laki-laki yang sangat dia kenal."Kamu sudah pulang Ke?" ucap lelaki itu."Pa..Pa..." Ucap Keiko dengan nada gemet
Jonatan menatap Keiko selama acara wisuda, ada rasa kekhawatiran yang menyusup dalam hatinya."Apa yang sedang kamu rencanakan Ke?" Batin Jonatan. Namun Jonatan tidak ingin mengungkapkan rasa penasarannya. Setelah acara wisuda, Jonatan menarik tangan Keiko dan mengajaknya pergi."Ayuks kita pergi dari sini." Ucap Jonatan,.Keiko melepaskan tangan Jonatan, dan menatap wajahnya."Mari kita akhir Jo." Ucap Keiko. "Ahh bukan, bukan mengakhiri, karena selama ini kita tidak pernah benar-benar memulai suatu hubungan." Ucap Keiko tersenyum getir."Mari kita berjalan ke arah dunia kita masing-masing. itu yang benar." Ucap Keiko. Jonatan terkejut mendengar ucapan Keiko."Kei." Suara Jonatan sedikit meninggi."Selama ini kita hanya berteman Jo. Dan ini sudah kelulusan. Aku akan berjalan ke arah mimpiku, begitupun dengan kamu." Ucap Keiko dengan menahan air matanya."Mimpiku adalah kamu Kei."
Keiko mengayuh sepedanya disepanjang perjalanan panjang. Jalanan yang sepi dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Keiko mulai mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk. Disini sangat terpencil, namun penduduk sangat ramah dan baik. Keiko disambut baik oleh penduduk dan banyak mendapat bantuan dari penduduk. Kehidupan baru yang membuat Keiko nyaman dan semangat untuk menjalani kehidupannya."Kamu akan berhasil menjadi seorang dokter Kei." Ucap Keiko berteriak ke arah pantai. "Semangat...Kamu bisa melewati ini semua."Sudah hampir 3 bulan Keiko tinggal di kota Asia, Keiko bekerja di sebuah toko buku, dengan harapan dia bisa bekerja sekaligus belajar dengan gratis di toko itu. Namun di toko itu Keiko hanya mendapatkan gaji yang kecil, karena kurangnya pembeli. SDM kota Asia hanya mengenal melaut dan bercocok tanam untuk mendapatkan uang. Belum ada yang benar-benar sukses keluar dari kota kecil ini. Keiko hanya menyayangkan kurang adanya ambisi untuk penduduk disini.
"Karena itu aku bisa menyukai mu Jo. Kamu anak orang kaya, tapi memilih tidak menikmati kekayaan orang tua mu seperti anak orang kaya lainnya." Robby menepuk bahu Jonatan. "Aku harus pergi." Ucap Robby dan berlalu keluar apartemen. Jonatan tersenyum melihat sahabatnya itu pergi. Jonatan menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Rasa rindu akan sosok Keiko masih saja mendomonasi hatinya. "Sebentar lagi Ke. Setelah aku menjadi dokter yang sukses, kamu tidak akan bisa pergi lagi dariku." Ucapa Jonatan dalam hatinya. "_" Di Kota Asia, Keiko sedang mengayuh sepedanya ke tempat kerjanya. Seperti biasanya, Keiko selalu membawa satu kotak nasi untuk diberikan kepada seorang nenek yang berjualan di dekat toko buku tempat dia bekerja. "Pagi Nek, Ini sarapan untukmu." Ucap Keiko sambil memberikan sekotak nasi kepada nenek itu. "Terima kasih nak." Ucap nenek itu kepada Keiko. "Sama-sama nek, cepat
"Tapi sebentar, apakah Keiko akan kembali setelah dia selesai kuliah? " Tanya salah satu penduduk yang membuat semua orang tiba-tiba terdiam. "Pasti Keiko kembali, karena dia bagian dari kita." Ucapa Dion yang membuat semua penduduk merasa tidak puas. "Setelah kamu selesai kuliah kamu akan kembali kan nak? menjadi dokter untuk kita semua." Tanya bibi tiba-tiba dengan tatapan penuh harap. "Keiko akan kembali bibi. keluarga ku ada disini semua, tidak ada alasan bagiku untuk tidak kembali." Ucap Keiko dengan senyuman manis. Bibi langsung memeluk Keiko. "Kamu adalah anakku." Ucap bibi. Mendengar itu Keiko sangat terkejut. Selama ini bibi memang sangat baik kepadanya. setelah mama meninggal, bibi yang merawatnya. "Mau kah kau menjadi anakku Kei. bibi tidak punya anak selama ini, dan hanya hidup sendiri. bibi ingin menjadi ibumu." Ucap bibi serius. Air mata Keiko tiba-tiba jatuh karena terharu. "Terima kasih bi." ucap Keiko. "Bukan b
"Jo, tahun ini mau gabung jadi panitia gak?" Tawar Robby."Enggak." Jawab Jonatan tegas."Tahun ini ada mahasiswa yang dapat beasiswa di fakultas kita. Cantik lho katanya. Yakin gak mau ikut.? Bujuk Robby." seorang mahasiswi baru dapat beasiswa kedokteran seperti aku, hebat juga dia. Pasti dia pintar. " Tebak Robby." Dia sudah tiba kemarin, dan tinggal di asrama. Kamu gak ingin lihat?" goda Robby. Barang kali sahabatnya itu tertarik dan menghilang kan nama Keiko di hatinya.Jonatan terdiam dan tidak merespos permintaan Robby. Kediaman Jonatan menjawab pertanyaan Robby, dan dia tidak ingin memaksa nya. Hanya seperti biasanya, Jonatan hanya akan melihat kegiatan sambutan mahasiswa baru dari dekat tanpa terlibat. Ini tahun terakhir Jonatan dan Robby di kampus ini sebelum mengambil profesi.Jonatan dan Robby berjalan di koridor kelas, tanpa sengaja melihat sosok yang tidak asing. Jonatan berhenti dan mencari sosok yang membuat terpaku, namun sosok itu
Acara penyambutan tiba, semua mahasiswa baru sudah berkumpul di gedung pertemuan. setelah acara pembukaan dilakukan oleh Rekto Universitas J, semua kegiatan dikembalikan kepada Robby sebagai ketua panitia.Mahasiswa dipecah berdasakan jurusan masing-masing. dan di pegang oleh panitia yang bertugas. Keiko dan Raysa berdiri berdampingan, mereka adalah sahabat yang baru saja kenal, namun serasa sudah bertahun-tahun menjadi sahabat.Ada hampir 150 mahasiswa baru jurusan kedokteran, Siska meyuruh mereka untuk berkumpul di depan gedung kedokteran.Siska menggunakan otoritasnya untuk membuat mahasiswa baru ketakutan. Namun karena ada Jonatan, Siska selalu melembutkan suaranya. Dia tidak ingin terkesan galak dihadapan Jonatan.Jonatan duduk di ujung sambil mencari sosok Keiko. Setelah beberapa saat, Jonatan menemukan sosok Keiko disana. masih sama seperti dulu, Keiko begitu cantik, tapi polos. sifatnya yang energik terpancar dari luar. Ada begitu banyak per
"Kita harus bicara Kei." Ucap Jonatan dengan tatapan tajam yang mengintimidasi orang. Jonatan memegang bahu Keiko."Maaf apa kakak mengenal saya?" Ucap Keiko sambil melepaskan pegangan tangan Jonatan di bahunya."Kei, ini aku Jo." Ucap Jonatan."Maaf kak, mungkin anda salah orang. Nama saya memang Keiko Allen, tapi saya tidak pernah dipanggil Keiko, semua orang memanggil saya Allen." Ucap Keiko berusaha tenang."Aku tahu itu kamu Kei, kamu tidak bisa menyembunyikan apapun dariku."Ucap Jonatan dengan tegas."Allen.." Panggil Rasya yang mendekati Keiko dan Jonatan. Rasya menyapa Jonatan."Siang Kak Jo." Ucap Rasya sambil membungkukkan badannya untuk menyapa Jonatan."Allen kamu kok lama sih." protes Rasya kepada Keiko."Maaf, tadi hanya diajak berkenalan dengan kak Jonatan ini, dia salah mengenalku." Ucap Keiko kepada Rasya."Ayuks pergi Sya." Ajak Keiko. Rasya hanya menuruti permintaan Ke
18 tahun kemudian "Pagi Ma, apa kamu tidur nyenyak selama ini? hari ini pertama kali nya aku datang menemuimu setelah sekian lama. sudah dari dulu aku meminta papa mengantarkanku kesini, tapi papa selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Kamu tahu Ma, aku kesini tanpa bilang ke Papa. Entah reaksi apa yang akan Papa lakukan saat papa tahu aku tidak ada dikamar pagi ini. ckckc" ucap Viona sambil duduk di samping makam Keiko yang di Jerman. Malam kemarin Keiko menyelinap Keluar dari rumah dan terbang ke Jerman sendirian. sudah satu bulan Keiko mempersiapkan perjalanan ini. selama 18 tahun Viona tidak pernah melihat mama nya sendiri. Setelah Keiko meninggal. Jonatan kembali membawa Viona ke negara X. dan Rasya menjadi ibu angkat nya. merawatnya bersama Daniel seperti anaknya sendiri. Dalam perjalanan ini Viona dibantu oleh Daniel untuk urusan tiket, dan pasport nya. agar tidak diketahui oleh orang tua mereka, mereka mengumpulkan uang saku mereka untuk membeli tiket dan penginapan. Viona
5 minggu kemudian"Kei awas,"teriak Jonatan yang melihat Keiko sedang naik diatas kursi untuk mengambil balon yang terbang dan tersangkut di ujung dinding. Tanpa menyadari kehamilannya, Keiko terjatuh dari kursi dan mengalami pendarahan. Jonatan langsung membawa Keiko ke rumah sakit."Kei bertahanlah, "ucap Jonatan dengan panik.Haffa datang bersama temannya Alice datang dari koridor. teman Haffa memeriksa kondisi Keiko, dan memutuskan untuk melakukan operasi ceacar. Jonatan menyetujui itu dan menunggu di luar ruangan. Hampir dua jam Keiko berada di ruang operasi. akhirnya lampu hijau ruangan operasi menyala. teman Haffa keluar dan memandang Jonatan."Anakmu bertahan dengan sangat baik Jo, dia lahir dengan sehat,"ucap Alice yang menangani operasi itu. Mendengar itu Jonatan merasa sangat lega, namun ekspresi Jonatan berubah saat melihat ekpresi Alice. "Apa yang terjadi kepada Keiko?"tanya Jonatan dengan suara gemetar. Haffa mengetahui situasai yang terjadi dan mencoba menenangkan Jon
Ucapa Keiko seperti petir untuk Jonatan. Keadaan Keiko yang semakin memburuk jika tidak segera diatasi. namun obat ini belum teruji aman untuk ibu hamil. jonatan hanya terdiam dan memikirkan semua solusi yang bisa dia pikirkan. ketika Keiko sudah bertekat, tidak ada yang bisa menghalanginya. apalagi ini tentang anak yang sedang dia kandung. Keiko benar-benar menyiapkan dirinya untuk segala situasi. di menyiapkan semua yang dia perlukan saat dia kehilangan kesadarannya. bahkan ketika dia kehilangan kesadarannya, dia tidak boleh lupa kalau dia sedang hamil, untuk keselamatan janinnya. 6 bulan berlalu begitu cepat, gejala alzaimer Keiko juga semakin parah. fisik Keiko juga semakin lemah. rasa frustasi dan cemas terkadang melanda Keiko. di bulan ke empat, saat gejala alzaimer Keiko muncul, Keiko merendam dirinya di bathtub hampir 2 jam. Jonatan sontak langsung mengangkat Keiko dan menghangatkannya. untungnya janin yang ada dikandungan Keiko tidak apa-apa. saat itu Jonatan merasa sangat
Satu bulan kemudian Jonatan meneliti kembali pengembangan obat alzaimer yang sedang di teliti Haffa dan tim nya. karena keterlibatannya dalam penelitian ini, Jonatan terpaksa meminta perawat menjaga Keiko saat dia di Lab. namun Jonatan lebih banyak melakukan analisis data di rumah, agar dia bisa menjaga Keiko. Kondisi Keiko sedikit lebih stabil dan membaik satu bulan terakhir ini. masa kambuhnya hanya terjadi beberapa saat. dan ketika keiko sedang kambuh, Jonatan tidak meninggalkannya sama sekali. dia selalu menemani dan merawat Keiko dengan sabar nya. Penelian mereka mendapatkan angin segar setelah Jonatan menemukan beberapa variabel yang membuat obat ini tidak cukup bekerja. dengan kecerdasan Jonatan dalam waktu satu bulan bisa membuat analisis yang pas. "Kita berhasil Jo, Obat ini akhirnya bisa selesai,"ucap Haffa memeluk Jonatan dengan bahagia. "Aku sangat yakin, dengan obat ini Keiko akan sembuh."ucap Haffa dengan penuh keyakinan. Jonatan kembali ke rumah dengan perasaan bah
Keiko dan Haffa melihat Jonatan datang dan menghampiri mereka. Keiko berpura-pura tidak mengingat Jonatan seperti sebelumnya. Dalam hati Keiko, emosi nya kini bercampur aduk. ada rasa rindu akan sosok Jonatan yang sangat dia cintai. ingin rasanya dia memeluknya, dan menangis dipelukannya. namun satu sisi, dia tidak mau melihat Jonatan ada disini. dia tidak mau Jonatan melihatnya dalam keadaan seperti ini, karena itu hanya akan menghancurkannya. Haffa memeriksa berkas Keiko dan menyerahkan nya kepada Jonatan. sambil memberikan arahan untuk Jonatan dalam perawatan Keiko. dia akan kembali esok pagi dan mengecek Keiko kembali. Haffa pergi setelah menatap Keiko dengan dalam. Jonatan menangkap tatapan Haffa dan Keiko yang merespon nya seolah mereka berkomunikasi. Jonatan hanya tersenyum tipis melihat itu, namun dia berusaha menyembunyikannya. ada rasa sakit yang tiba-tiba menusuk di hati Jonatan. Jonatan tahu Keiko dalam keadaan sadar saat ini, namun Keiko hanya berpura-pura tidak menging
satu minggu berlalu, rumah selesai di renovafi dengan kilat oleh Jonatan. rumah ini di desain seperti keinginan Keiko dulu. selama seminggu ini Jonatan merawat Keiko dan membuat Keiko bisa nyaman dengan kehadirannya, bairpun dia tidak mengenali nya. Jonatan menemui Haffa dan meminta Haffa meninjau rumah mereka yang baru sehingga rumah itu aman untuk Keiko. Haffa masuk ke rumah Jonatan dan melihat desain rumah itu. untuk membuat rumah dengan desain ini dalam waktu singkat, uang yang di keluarkan Jonatan tidak lah main main. namun dengan desain keselamatan rumah ini sudah cukup aman untuk Keiko tinggali. "Aku benar-benar kagum padamu Jo,"ucap Haffa setelah selesai mengecek seluruh ruangan. Jonatan hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. "Aku akan memindahkan Keiko besok,"ucap Jonatan. "Oke, aku akan mengatur perawat untuk mengecek Keiko setiap hari nya nanti,"ucap Haffa. "Tidak perlu setiap hari, cukup sepekan sekali saja," ucap Jonatan. Haffa mengerutkan keningnya. "Apa k
"Apa kamu punya hubungan khusus dengan Keiko?"tanya Haffa Jonatan masih bergulat dengan pikirannya sendiri dan tidak menghiraukan pertanyaan Haffa. "Apa yang terjadi pada nya Fa?"tanya Jonatan yang terbangun dari pikirannya." Alzaimer,"jawab Haffa singkat."Sejak kapan?" tanya Jonatan"Sekitar 3 tahun yang lalu, Keiko sudah mengalami gejala Alzaimer Jo, aku bertemu dengan nya sebagai pasienku dulu,"jawab Haffa.Jonatan bergulat dalam pikirannya, tiga tahun yang lalu, itu berarti saat dia masih bersama dengan Keiko dulu, apa ini alasan Keiko meninggalkannya dulu. Jonatan merasakan frustasi yang dalam dalam hati nya. selama ini dia berusaha membenci Keiko karena telah meninggalkannya. namun pada kenyataannya dia lah yang tidak pantas untuk Keiko. karena saat bersama nya dulu, dia bahkan tidak mengetahui jika Keiko mengalami gejala alzaimer. "Keiko sudah beberapa kali menunjukkan gejala itu saat bersama ku dulu, tapi aku mengabaikannya tanpa memperhatikannya, suami macam apa aku ini,
Siang malam Haffa mengerjakan penelitian ini tanpa beristirahat sama sekali. satu minggu ini, dia tidak keluar sama sekali dari LAB. Jannifer yang menemani Keiko di asrama menceritakan perjuangan Haffa untuk riset ini. biarpun terkadang Jennifer hanya berbicara sendiri karena Keiko dalam keadaan tidak sadar akan dirinya, Jennifer tetap menceritakan semua dengan detail. satu persatu Haffa mengurai formula dan menganalisis formula yang pas untuk obat ini, Haffa menganalisis data dari hasil sampel obat yang kemarin gagal dan mencari celah menyatukan formula yang dianggapnya berhasil. Satu bulan berlalu, dan akhirnya Haffa berhasil menyatukan sampel ke 4 ini. dia menatap layar PC nya dan menatap dengan jeli setiap molekul yang ada. dia sangat berharap obat ini akan berhasil. ***Jonatan termenung di sudut kamarnya dan terus menatap langit yang gelap dengan hiasan lampu yang menerangi di setiap penjuru. sambil meneguk wine nya, dia terus menunggu dan menunggu kabar keberadaan Keiko.Dr
"Apa kamu harus benar-benar melakukan ini Kei?" tanya Haffa sebelum menyuntikkan sampel obat pertama kepada Keiko. "Lakukan Kak, "ucap Keiko dengan senyum keyakinan.Dengan berat hati Haffa menyuntikkan sampel uji coba obat yang sudah jadi. Keiko tidak menunjukkan ekspresi apapun dalam wajahnya. Dalam tahap awal, obat ini cukup baik reaksinya. Haffa bisa sedikit bernafas lega. dalam 1 minggu Keiko mendapatkan 4 kali suntikan. selama ini tidak ada reaksi signifikan dalam tubuh Keiko. di hari ketujuh, saat hari libur, Keiko tiba tiba merasa tidak mengingat apapun kejadian yang baru saja dia alami. Jeniver mencacat semua yang di alami Keiko saat itu, bahkan Keiko tidak mengingat Jeniver. mendapat kabar dari Jeniver, Haffa langsung datang ke asrama dan melihat kondisi Keiko. Keiko sudah berbaring tertidur saat Haffa datan. Haffa dan Jeniver mencatat semua yang Keiko alami hari ini dengan details untuk melihat variabel yang salah. Keiko terbangun dari tidurnya, dan melihat Haffa dan Jen