Beranda / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / S2 Bab 71. Tidak Akan Menyerah

Share

S2 Bab 71. Tidak Akan Menyerah

Penulis: ZeeHyung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan Cakra, anda di sini? Wah, tidak menyangka Anda ada di depan saya dan kalau boleh tau Anda sedang apa di sini?" tanya orang yang memanggik Cakra dan dia adalah Maria.

Maria benar-benar membuat Cakra naik darah, dia baru saja mendapatkan hasil kesehatan Alena yang buruk sekarang dia dipertemukan oleh Maria yang menjadi musuhnya. Cakra tahu siapa dia, untuk itu Cakra tidak lagi memperdulikan wanita ini.

Cakra berdiri dan berjalan menjauhi Maria. Dia tidak mau masuk ke dalam kamar takut jika Alena di sakiti. Cakra memberikan kode kepada anak buahnya dengan lirikan matanya. Anak buah Cakra yang mengetahui hal itu hanya diam dan memberikan kode dengan kedipan mata.

"Tuan Cakra, saya belum selesai bicara, kenapa Anda pergi begitu saja. Itu tidak sopan namanya. Tuan, saya mau katakan kepada Anda untuk bekerja sama dengan Anda, tolong mengertilah sedikit," pinta Maria.

Mendengar perkataan dari Maria, Cakra hanya senyum sinis. Dia tidak mau bekerja sama dengan Maria apapun itu kondis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 72. Aku Ada Di Sini

    Cakra berbalik dan ternyata Mika. Dirinya yang baru saja hendak ke kantin melihat Cakra ayah mertuanya sedang berdua dengan asisten pribadinya yang tidak lain ayah dari Dio. Muka mendengar semuanya. Untuk itu, dia muncul dan mengatakan kalau dia tau siapa yang membunuh Edo. "Apa maksud kamu, nak? Apa kamu tau siapa yang membunuh Edo?" tanya Cakra menatap menantunya Mika.Mika berjalan ke arah keduanya dan menganggukkan kepala. Dia tau betul siapa yang sudah membunuh Edo. Walaupun dia berada di rumah sakit dia bisa menyelidiki semuanya. Cakra menatap ke arah Mika dan berharap Mika memberitahukan dia agar lebih memastikan kalau dia bukanlah pembunuhnya. "Wanita itu yang melakukannya," jawab Mika. "Wanita mana?" tanya Arvin. "Wanita yang tadi kalian berdua temui, itu pelakunya. Apa kalian tidak diberitahu oleh yang lainnya?" tanya Mika kepada keduanya. Mereka berdua menggelengkan kepala karena tidak ada yang mengatakannya. "Mungkin mereka lupa, Tuan kasih tau kepada kita. Mika kamu

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 73. Anak Gue

    "Kalian kenapa ada di sini? Kalian harusnya pergi ke sana kenapa bisa ke sini?" tanya Cakra kepada tamu yang datang ke ruangan Alena. "You jangan melupakan i. I ini sangat merindukan you. Kenapa you bermanis-manis ria? Apa you tidak tau kalau i ini tidak bisa jauh dari sahabat i yang manis bagai gula merah ini, minggir you. Alena, i sayang you. You sayang i tidak?" tanya Luna. Yang datang ke ruangan Alena Cakra dan yang lainnya. Dan dirinya bersama dengan Kenzi, Kiano dan lainnya mereka ingin menjenguk Alena sekalian mereka mau mengatakan sesuatu kepada Cakra. Arvin kembali lagi dan menatap ke arah Cakra. Luna berjalan ke arah Cakra dan duduk tepat di samping ranjang Alena. Dia sedih karena Alena sakit terlebih lagi wajah Alena pucat. Kenzi dan Kiano juga istri Kenzi ikut mendekati ibu mereka. Alena terharu karena melihat ibu mereka sudah sadar. "Kalian baru datang menjenguk, Mommy? Kenapa Mommy merasa kalau kalian tidak peduli dengan Mommy. Mommy sangat sedih karena kalian menga

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 74. Pergi Sana

    Semua orang memandang ke arah Kahfi dan tentu saja mereka semuanya menunggu apa yang Kahfi ingin katakan kepada mereka. "Apa yang terjadi, Kahfi?" tanya Pasha kepada anaknya. "Oh, ini markas Alex habis aku lenyapkan. Bagaimana keren tidak? Sekarang, mafia sedang dalam kekacauan yang sangat hakiki dan tentu saja mereka tidak akan bisa melawan klan mafia kami," jawab Kahfi."Kenapa you hancuri markas mereka, bukannya mereka tidak mengganggu klan kita? Kenapa you buat markas mereka hancur, apa you sengaja agar mereka semua mengejar kita?" tanya Luna kepada Kahfi. "Aku memang sengaja melakukan itu, aku ingin dia keluar dari sarangnya karena selama ini dia selalu saja membuat kekacauan apa paman tahu dia ingin menyerang markas kita jadi sebelum dia menyerang markas kita, lebih baik kita serang saja balik," jawab Kahfi membuat Luna terkejut mendengar perkataan dari Kahfi. "Maksudmu mereka mau menyerang kita?" tanya Kiano. Kahfi menganggukkan kepala. "Iya benar, kalian tahu kenapa dia

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 75. Istri Siapa Ini

    Maria yang mendengar permintaan dari mafia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa karena saat ini dia seperti menelan buah Simalakama. Jika dia tidak melenyapkan orang tersebut maka dia akan kesulitan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. "Jadi, bagaimana? Apa kamu ingin menghancurkannya? Kamu tahu siapa yang kamu hancurkan itu. Dia Alex. Bukankah dia putramu sendiri?" tanya mafia tersebut yang membuat Maria terdiam. "Apa yang kamu inginkan. Katakan saja, aku akan berikan semuanya tapi ingat jangan sampai dia tahu kalau aku yang ingin membunuhnya," jawab Maria. Suara gelak tawa dari si penelpon membuat Maria semakin kesal dan geram, tapi dia harus sabar jika ingin melakukannya. Karena dia ingin membuat Alex tidak mengganggu hidupnya lagi, dia sudah kalap mata dan dia juga ingin Alex mendapatkan balasannya karena sudah tidak menuruti apa yang dia inginkan untuk itu. Maria mengambil kesimpulan menghabisi anaknya itu dan kembali menguasai mafia milik Edo bukan hanya itu saja. Maria

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 76. Tenang Kenzo

    Dokter kembali memeriksa Kenzo, seluruh tubuh diperiksa satu persatu dan saat ini Kenzo masih tetap tenang dan tidak mengatakan apapun dia tahu saat ini tubuhnya sudah mati rasa. Ingin menangis namun ditahan oleh Kenzo. Kenzo tidak ingin Mika dan yang lainnya melihat dia lemah jadi dia lebih baik tenang dan tidak melakukan apapun dan menunggu apa yang Dokter katakan dan saat ini Mika hanya menatapnya dengan tatapan yang sendu. Kenzo tidak bisa melihat wajah kesedihan dari Mika, dia pun membalas Mika dengan senyuman manisnya dam juga dengan gerakan bibir mengatakan kalau dia baik-baik saja. Setelah selesai diperiksa Kenzo dibawa ke ruangan inap yang lain."Nona, kami akan bawa Tuan Kenzo ke ruangan yang lain karena dia sudah sadar jadi dia dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman bukan berarti di sini tidak nyaman, tapi di sana ruangannya bisa lebih nyaman untuk pihak keluarga menemuinya dan saya ingin mengatakan sesuatu kepada Anda, bisa kita bicara di luar sambil suster memindahkan

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 77. Ku Ada Untukmu

    Alena yang berada di ruangan bersama dengan para istri sahabat suaminya atau lebih tepatnya dengan sahabatnya serta ibunya, merasa gelisah dia memikirkan keadaan Kenzo. Saat Dokter dan Suster datang, Alena menatap ke arah Dokter dan Suster dengan tatapan sendu."Dokter, Izinkan saya untuk pergi melihat anak saya, Kenzo, saat ini dia sudah sadar. Saya ingin menemuinya, tolong Izinkan saya untuk melihat anak saya, hanya sebentar saja tidak lama, boleh ya, Dokter!" Alena berusaha untuk membujuk Dokter utno mengizinkan dirinya melihat Kenzo. "Nona, tidak bisa pergi keluar karena Nona baru operasi dan masih harus istirahat total, nanti jika sudah selesai atau sudah mulai membaik kami akan mengantar Anda untuk menemui anak Anda, Nona," jawab Dokter dengan suara yang tenang berusaha untuk membujuk Alena untuk tidak melihat Kenzo. Alena menangis dipelukan Ibu Fatimah, dia sedih karena tidak bisa bertemu dengan anaknya yang terluka akibat Rumah Sakit terbakar. Alena masih kekeh memohon untu

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 78. I Iri Lah

    "Sebenarnya, aku mau katakan padamu, kalau aku sangat mencintaimu. Aku dari dulu suka padamu, Mulailah. Tapi, karena kamu adik Mike dan aku tau kalau kamu dijaga oleh mereka jadi aku tidak berani untuk mengatakannya," ucap Kenzo yang membuat Mika berkaca-kaca mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo. Semua yang di ruangan Kenzo terharu mendengar apa yang Kenzo katakan. Luna menggenggam tangan Beno, dia tidak menyangka kalau anak-anak yang dulunya masih kecil bermain bersama dan kadang anak-anak tersebut berantem hanya karena memperebutkan mainan sekarang sudah dewasa dan sudah memiliki cintanya masing-masing. "I iri lah melihat mereka. You tahu dulu mereka masih kecil-kecil dan masih lucu sekarang mereka benar-benar membuat i tidak bisa mengatakan apapun, karena mereka saat ini sangat manis," ucap Luna yang membuat Beno memandang ke arahnya. "Apa yang you katakan? Kenapa you iri melihat mereka, apa karena memiliki pasangan? Makanya, you buru-buru menikah cari pasangan jangan selalu

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 79. Mafia Lain

    "Mau apa dia?" tanya Pasha dalam hati saat melihat anaknya meminta dirinya keluar bukan hanya dia saja tapi sahabatnya yang lain juga diminta oleh kahfi untuk keluar. "Ada apa, Sayang?" tanya Alena kepada Cakra dengan suara lembut. "Tidak tau, mungkin dia mau bicara masalah pekerjaan saja. Kamu kembali ke kamar ya, istirahat. Biar mereka bawa kamu atau aku antar saja. Kalian ke kamar Alena saja, kita bicara di tempat biasa saja," jawab Cakra. "Ya sudah, kalau begitu kita bicara di kamar Alena saja, ayo kita pergi," ucap Malik yang setuju dengan apa yang dikatakan Cakra. Cakra segera mendorong kursi roda Alena, sebelum pergi Alena mengecup tangan anaknya dengan lembut. Mata sendu Alena bisa dilihat oleh Kenzo dan itu membuat Kenzo semakin sedih. "Mommy pergi dulu ya, kamu sehat selalu jangan sedih, Mommy yakin kamu bisa berjuang untuk kesembuhan kamu, kita bisa kumpul lagi," jawab Alena memberikan semangat kepada Kenzo agar anaknya itu tidak drop. Mereka semua keluar, Kenzo hanya

Bab terbaru

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 151. Epilog

    Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 150. Pemakaman

    Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 149. Separuh Jiwaku Pergi

    Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 148. Kepergian Alena

    "Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 147. Operasi

    Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 146. Aku Tidak Judi Mommy

    Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 145. Bangun Sayang

    "Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 144. Penyesalan Alex

    Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 143. Pemakaman Maria

    Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk

DMCA.com Protection Status