Happy reading and enjoy!
Chapter 18
Blueberry Sauce
Cloudy melemparkan senyum manis yang penuh kepalsuan seraya menerima ponsel dari Rain.
"Duduk di situ dan ingat waktumu bicara hanya lima menit," ucap Rain seraya duduk di sofa berwarna hitam kemudian membuka MacBook.
Lima menit selama dua hari Cloudy bisa menghubungi orang tuanya, itu lebih dari cukup dari pada ia tidak dapat menghubungi siapa pun dan hari ke tiga meminjam ponsel Rain, ia berniat menghubungi Etta karena satu-satunya nomor ponsel teman-temannya yang tersangkut di dalam ingatannya hanya nomor Etta.
"Cloud, bagaimana kabarmu dan kandunganmu? Kudengar kau masuk rumah sakit karena ada insiden dengan kandunganmu," tanya Etta begitu tahu bahwa Cloudy menghubunginya.
"Semuanya telah membaik," sahut Cloudy.
"Ya Tuhan. Aku menghubungimu sepanjang waktu tapi ponselmu tidak aktif."
Happy reading and enjoy! Chapter 19 My Husband Long Island City, 07.30 PM. Rain tiba di tempat perjamuan makan malam, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan melangkah dengan tegas menuju ke tengah perjamuan di mana pria yang mengundangnya sedang dikerumuni tiga orang wanita. Bennett Chicago, nama pria yang mengundang Rain untuk menghadiri acara ulang tahunnya tersenyum ke arah Rain. "Hai, Tuan Holter," sapa Bennett seraya mendekati Rain dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Rain membalas senyum ramah pria itu dengan lengkungan tipis di bibirnya, nyaris tidak terlihat. Tetapi, baginya itu sudah cukup. Ia mengulurkan tangannya untuk menyambut jabatan tangan Ben dan berucap, "Selamat ulang tahun." Sebenarnya Rain jijik mengucapkannya, apa lagi harus datang ke pesta ulang tahun yang menurutnya kekanakan. Apa pent
Happy reading and enjoy! Chapter 20 Not My Wife Wanita sialan itu! Rain melotot ke arah Cloudy, wanita itu bisa-bisanya masuk ke dalam kamarnya dan dipastikan mengacaukan pestanya yang meriah. "Tega-teganya kau melakukan ini padaku," seru Cloudy seraya menggelengkan kepalanya. Millie mendorong dada Rain, tetapi Rain menahannya. "Jangan pedulikan dia," ucap Rain. Millie ternganga, tidak percaya jika ada pria seperti Rain yang terpergok istrinya sedang menggauli wanita lain di atas tempat tidurnya tetapi bersikap sangat santai. "Kau benar-benar pria pemberani, Tuan Holter." Rain menyipitkan matanya menatap Millie, tidak ada tanda-tanda jika ia akan menjauhkan diri dari atas tubuh Millie. "Oh, ya?" "Kau beristri, tapi kau membawaku ke atas tempat tidurmu--di rumahmu sendiri." Millie melengkungkan bibir dengan sinis d
Happy reading and enjoy! Chapter 21 Disgusting Cloudy mengamati wajah Rain kemudian mengedikkan bahunya. "Apa sangat rahasia hingga kau tidak membicarakan di meja makan?" Rain mengernyit. "Apa kau memiliki waktu untuk berbicara di meja makan sedangkan selera makanmu sangat besar?" Jika tidak dalam keadaan hamil, tidak mungkin Cloudy menghabiskan empat croissant sekaligus dan yang pasti ia merasa lapa sejak tadi malam. "Kau tidak akan tahu rasanya orang hamil." "Itu jelas karena aku seorang pria." "Ya. Benar." Cloudy tersenyum sinis. "Karena itu pula membuatmu buta hati dan ingin mengambil anakku?" tanyanya dengan nada masam. "Aku hanya ingin membesarkannya." Berbicara dengan pria berkepala batu di depannya memang sulit, mungkin lebih sulit dari menca
Happy reading and enjoy! Chapter 22 Provocatuer "Pria kotor katamu?" Tidak pernah ada wanita berani mengatainya, apa lagi menganggapnya pria kotor karena setiap wanita yang pernah tidur dengannya selalu menginginkannya kembali. "Kau bilang aku apa, Cloud?" "Kau tidur dengan sembarang wanita!" "Mereka dengan senang hati kutiduri." Rain menarik celana dalam Cloudy dengan paksa dan kain tipis itu terkoyak kemudian menyusuri bagian sensitif Cloudy menggunakan ujung jarinya dan tersenyum mengejek. "Kau juga ingin kutiduri rupanya, ya? Kau sangat basah hanya dengan kusentuh seperti ini...." "Brengsek!" Cloudy berusaha menendang Rain meski sedikit pun kakinya tidak bisa bergerak karena Rain terlalu kuat menahannya. "Kau ingin melihat seberapa brengseknya suamimu ini, kan?" Rain menuntun
Happy reading and enjoy! Chapter 23 My Daughter "Dokter, lakukan saja operasi Caesar," ujar Rain seraya mengerutkan keningnya dalam-dalam dan memandangi Cloudy yang sedang mengatur napasnya dibantu arahan perawat di ruang bersalin. Dokter yang berbicara dengan Rain tersenyum. "Operasi Caesar tidak disarankan." "Apa masalahnya?" Dokter berusia sekitar lima puluh tahun dengan kacamata tebal bertengger di atas hidungnya menatap ke arah Cloudy beberapa detik kemudian kembali menatap Rain. "Karena proses penyembuhan pasca operasi Caesar lebih lama dibandingkan proses persalinan normal." "Tahun berapa ini? Kenapa dunia medis masih primitif?" dengus Rain. Dokter itu masih memperlihatkan sikap sabar menghadapi Rain. "Istri Anda diperkirakan istri Anda akan melahirkan dua jam lagi. Jadi,
Happy reading and enjoy Chapter 24 Meet the Enemy Saat membuka mata yang pertama ia lihat adalah ruang kamar inap rumah sakit kemudian Bride, bukan anaknya bukan pula Rain. Ketegangan meliputi seluruh pikirannya, Cloudy segera memfokuskan dirinya dan berusaha bangkit dari tempat tidur, berniat untuk melihat anaknya. "Nyonya, Anda sudah bangun?" tanya Bride yang sedang merapikan barang-barang untuk bayi dan Cloudy yang baru saja diantarkan oleh Gustav. "Di mana anakku?" tanya Cloudy dengan nada panik. Bride tersenyum dan mendekati tempat tidur pasien. "Putrimu baik-baik saja, dia ada di NICU. Ia tahu bayinya berada di inkubator. "Dan Rain? Di mana dia?" "Tuan ada bersama bayimu." Bride memberitahu dengan nada sangat lembut. Meski Bri
Happy reading and enjoy!The Nightmare is Coming"Apa kau tahu siapa yang kujumpai di depan ruang NICU?" tanya Alyssa seraya memasang sabuk pengaman.Ello mengedikkan bahu seraya menekan tombol mesin Chiron Limited Edition-nya. "Kurasa perawat," sahutnya diiringi senyum santai.Alyssa memutar bola matanya. "Aku akan membangun sebuah rumah sakit dan menempatkan perakit komputer di ruang NICU."Bahu Ello terguncang karena tawa pelan. "Ide bagus, Sayang. Dan pasiennya adalah para robot.""Ya. Robot pemuas nafsu.""Dan kau pelanggannya?""Kurasa kaulah pelanggan pertama."Keduanya tertawa bersama seolah tidak perlu batasan antar pasangan, cenderung seperti teman karib."Jadi, siapa yang kau temui di ruang NICU?" Kali ini Ello kedengarannya serius ingin tahu siapa yang ditemui kekasihnya di sana."Aku bertemu Rain."Ello tertawa renyah seraya mem
Happy reading and enjoy!Chapter 26Black OpiumMungkin lebih dari tiga puluh menit Cloudy terpaku di sofa setelah kepergian Liam dari hadapannya, pria itu meninggalkan dokumen di atas meja bersama dengan rasa sakit yang luar biasa hingga seperti apa rasa sakit itu, ia tidak mampu menjabarkannya.Ia masih enggan mengalihkan pandangannya dari tumpukan dokumen itu, ingin rasanya ia mencabik-cabik benda itu. Tetapi, Cloudy sadar jika ia melakukannya, itu tidak akan mengubah apa pun.Otaknya terasa berputar-putar di balik tengkorak kepalanya, Cloudy tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Rain yang menggunakan Liam sebagai kuasa hukumnya. Yang pasti, jika Cloudy meminta bantuan orang tuanya sekali pun, uang dari penjualan aset keluarga Avery tidak akan mencukupi untuk membayar pengacara yang mampu menandingi Liam Forteir.Cloudy menunduk dan mel
EpilogueDua bulan kemudian.Rain memegangi gelasnya yang berisi sampanye dingin seraya mengamati Cloudy yang sedang berusaha menidurkan Iry yang kelihatannya sama sekali belum mengantuk padahal sudah menunjukkan jam sembilan malam.Mereka akan melangsungkan pesta pernikahan di pulau pribadi di Yunani dan akan diadakan dengan konsep outdoor. Tentunya pesta akan diadakan cukup mewah dan mengundang seluruh keluarga Cloudy, teman-temannya, juga para petinggi perusahaan Rain.Sebenarnya, Rain juga mengundang ibunya atas dasar keinginan Cloudy. Tetapi, ibunya mengatakan jika tidak bisa memastikan kehadirannya dan Rain juga tidak terlalu berharap. Baginya kehadiran keluarga Cloudy dan orang-orang yang bekerja untuknya sudah cukup karena ia menyadari jika dirinya bagi ibunya mungkin bukanlah anggota keluarga yang diinginkan.Tidak masalah karena ia akan memiliki keluar
Happy reading and enjoy.70. EndCloudy bersandar di dada Rain setelah seks panas yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia memejamkan matanya, merasakan riak kecil kenikmatan yang masih tersisa di tubuhnya."Luar biasa," ucap Rain seraya mengecup rambut di puncak kepala Cloudy.Cloudy juga mengakui jika seks yang baru saja mereka lakukan sangat luar biasa, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang melepaskan seluruh kerinduan setelah perpisahan panjang.Begitu membara, tetapi lembut."Apa kau lelah?" tanya Rain seraya menyingkirkan sejumput rambut yang menutupi Cloudy.Cloudy membuka matanya dan mendongak. Ia langsung menemukan mata biru Rain yang sedang menatapnya dengan mesra. "Ya. Aku lelah," ucapnya dengan suara parau kemudian mengalihkan pandangannya.Rain meraih telapak tangan Cloudy dan menghadiahkan k
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 69Right Now!Ya. Rain mengakuinya jika semua yang diucapkan oleh Cloudy adalah benar. Bukan hanya itu, ia juga terlalu pengecut untuk berhadapan dengan Cloudy dan memilih menjauh lalu justru mengirim Robert untuk memberikan kontrak pernikahan.Sekali lagi, setiap ia mengambil tindakan impulsif , dan itu semua karena Cloudy. Wanita di depannya benar-benar satu-satunya wanita yang dapat membuatnya bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu karena saat itu dirinya berniat membalas Cloudy dengan cara menyiksa wanita itu sepanjang hidupnya dalam genggamannya, tetapi Cloudy lebih memilih untuk menjauh darinya sebagai pembuktian jika dirinya tidak bersalah dan menurut Rain, itu adalah tindakan cerdas meskipun sangat berat harus meninggalkan putrinya.Rain meraih telapak tangan Cloudy. "Maafkan aku," ucapnya dengan nada serak.
Happy reading and enjoy! Chapter 68 Our Relationship Cloudy memejamkan matanya sesaat dan berpikir jika semuanya harus diselesaikan sekarang, termasuk kesalahan pahaman di antara mereka. Kemudian Cloudy mengangkat dagunya untuk menatap Rain dengan tegas dan bertanya, "Rain, apa sebenarnya yang kau inginkan hingga harus membawaku ke sini?" Yang diinginkan Rain tentu saja Cloudy—menjauhkannya dari Axel. Rain hendak menyuarakannya, tetapi tidak mampu melakukannya. Rain berdehem. "Kukira kau cukup cerdas untuk menilai kata-kataku tadi," sahutnya. Cloudy sudah merasa cukup buruk karena membiarkan dirinya jatuh cinta kepada Rain. Seharusnya ia tetap berjalan di jalannya, berpegang teguh pada untuk mendapatkan Iry, bukan malah bermain-main dengan hatinya. Mungkin Rain sangat membencinya hing
Happy reading and enjoy!Chapter 67Private IslandCloudy merasa jika kantuknya di luar kendali, ia tidak pernah diland kantuk yang menyiksa hingga mungkin akan tertidur sambil berjalan sekali pun. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat apa lagi di pesawat. Senyaman apa pun kursi di pesawat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Tetapi, kali ini matanya seolah diberati dengan timah hingga ia tidak mampu untuk membuka kelopaknya.Sialan, umpatnya di dalam benaknya. Rain pasti memberikan obat tidur dan sekarang pria itu juga mengambil kesempatan.Namun, sejujurnya Cloudy menyukai berada di dalam pelukan Rain. Hangat dan seolah dunia begitu tenang sekarang. Hanya ada suara deru mesin pesawat samar-samar di telinganya.Bibirnya mengulas senyum kemudian perlahan berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga melawan kantuknya. Ia me
Happy reading and enjoy. Chapter 66 I Love You, Cloud. Bukankah seharusnya Cloudy yang bertanya demikian? Unit kondominium itu adalah miliknya. Rain adalah orang asing di sana dan secara hukum, ia dapat melaporkan Rain ke pihak keamanan karena masuk ke dalam tempat tinggalnya masuk tanpa izin. Namun, itu dirasa terlalu berlebihan karena bagiamanapun pria itu secara harfiah adalah saudara iparnya. Dan tidak mungkin nRain datang jika tidak ada kepentingan dengannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rain kemudian mengalihkan pandangannya kepada Marcus lalu kembali menatap Rain bibirnya mengulas senyum tipis. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau ada di tempat tinggalku?" tanyanya dengan suara yang sangat canggung. "Aku ke sini karena Iry," jawab Rain tanpa membalas tatapan Cloudy. Kar
Hola!Happy reading and enjoy!Chapter 65PromisedRain melempar senyum miring kepada Ello kemudian bangkit dari kursinya. "Kuharap, sekarang aku tidak sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nada sangat santai."Bisa jadi jika kau di bawah pengaruh zat psikoaktif," sahut Ello dengan nada yang tidak kalah santai.Rain bangkit dari kursinya dan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak seputus asa itu hanya karena kalian mencuri hasil kerja kerasku lagi.""Aku tidak pernah melakukannya," ucap Ello seraya melirik sebuah kursi di depan meja kerja Rain. "Kurasa akan lebih mudah berbicara jika kau mempersilakan tamumu duduk."Bibir rain membentuk lengkungan yang sinis. "Tamu? Sebutan itu hanya berlaku jika aku mengundangmu ke sini."
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"