Share

Chapter 22

"Ngapain lagi lo balik lagi ke sini? Kan udah gue bilang kalo lo itu harusnya tinggal di dusun lo sana. Cocok sama kepribadian dan sifat lo. Sama-sama lemot dan belum diupgrade pemikirannya."

Gadis langsung diberondong dengan omelan Maya, saat ia baru saja menginjakkan kaki di rumah orang tua kandungnya. Gadis meringis. Mulut tanpa filter Maya pasti akan mendapat reaksi sama parahnya dari Putra, kakaknya. Putra juga mempunyai mulut tanpa filter.

"Kenalkan, Kak Maya. Ini Mas Putra, kakak Gadis." Gadis buru-buru memperkenalkan kakaknya untuk mengalihkan pembicaraan yang mulai memanas.

"Anda ini dibesarkan makan apa sih oleh kedua orang tua Anda, sampai mulut Anda beraroma seperti jamban begini? Tidak diberi makan kotoran kan?" Putra berdiri santai, dengan kedua tangan yang dimasukkan pada saku celananya. Gayanya cuek dan santai. Tetapi Gadis tahu, Putra sebenarnya sedang marah sekali.

"Dan Anda sendiri? Anda

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status