Setelah tertidur, bayi perempuan itu kemudian dikembalikan oleh wanita tersebut, kepada Rae. Rae langsung meraih bayi perempuan itu dan menggendongnya, melihatnya dengan senyum sambil sedang tertidur pulas setelah wanita itu menyusuinya."Kalau begitu, aku pergi dahulu, anak muda," ucap wanita tersebut, kemudian ia kembali berjalan, hendak pulang menuju rumahnya, namun, Rae langsung berteriak kepada wanita itu, "Nyonya! Tunggu!" Dan teriakan itu membuat wanita tadi menghentikan langkahnya.Rae lalu berjalan mendekati wanita itu, kemudian bertanya, "Ehm, nyonya, maafkan aku, tapi apakah anda tahu di sekitar sini, mungkin ada tempat untuk merawat bayi perempuan ini?"Wanita itu langsung terkejut mendengar pertanyaan Rae, namun, dengan tenang, ia menjawab, "Anak muda, ada apa dengan bayi tersebut? Bukankah bayi itu anakmu? Di sekitar desa ini tidak ada panti asuhan, di kota sebelah sana, mungkin ada. Desa kecil seperti ini, yang kami lakukan hanya bercocok tanam dan melakukan bisnis keci
Rae kemudian berjalan hingga agak jauh dari rumah pasangan suami istri itu, menuju ke sebuah pohon besar yang letaknya benar-benar jauh dari rumah Iora dan Han, hanya untuk mengintip mereka dari kejauhan.Dari balik pohon besar, Rae terlihat mengelus dadanya, kemudian ia berkata sendiri, "Ixy, aku akan mengunjungimu sesekali, maafkan aku tidak bisa merawatmu, ada hal lain yang harus kulakukan, namun, aku akan menjagamu dari kejauhan!"Tiba-tiba saja seseorang yang berada di samping Rae, membalas perkataan Rae, "Jadi ini rencanamu, Rae? Ya, menurutku juga sangat tepat, desa ini tidak begitu ramai dan Demona serta pengikut-pengikutnya belum pernah ke desa ini, sepertinya. Ixy namanya, bukan? Rae, setelah ini, perang di antara anak itu dan Demona, akan segera dimulai."Rae kemudian menoleh ke samping, dan terkejut ternyata Yvoxy-lah yang membalas perkataannya barusan."Kau sangat mengejutkanku, Yvoxy!" seru Rae, dan Yvoxy hanya tersenyum kecil, lalu membalas, "Rae, lalu apa rencanamu set
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan sudah mulai juga berganti tahun. Ixy kecil, sangat dicintai kedua orang tua angkatnya, Iora dan Han.Sejak mereka berdua memutuskan untuk mengadopsi Ixy sebagai anak angkatnya, Iora dan Han hampir sama sekali tidak pernah menemukan masalah dalam kehidupan mereka baik dalam pekerjaan ataupun mengurus Ixy kecil.Bahkan, mereka menganggap ia adalah anak pembawa berkah, karena sejak Ixy tinggal bersama mereka, hasil panen yang mereka dapatkan, selalu melimpah ruah, bahkan Iora dan Han, perlahan-lahan, mulai mampu untuk mengubah rumah jelek yang mereka punya tadinya, menjadi rumah yang sedikit lebih bagus.Dan juga, setiap tahun, Iora dan Han, mampu untuk mempersembahkan banyak persembahan seperti makanan dan minuman, ketika upacara panen sudah tiba di desa. Perubahan besar yang terjadi pada pasangan suami istri ini membuat semua penduduk yang tinggal di dalam desa itu, terkagum-kagum.Seiring waktu berjalan dan tahun demi tahun sudah dilalu
Mereka langsung merasa ketakutan, apalagi melihat Ixy yang sorot matanya semakin tajam menatap anak perempuan itu.Beberapa anak mulai berlari ketakutan ketika anak perempuan tersebut memuntahkan darah yang semakin banyak dari dalam mulutnya, namun ada juga yang berlari ke dalam rumah dan berusaha memanggil wanita tua pemilik rumah itu, Jena, hingga ia keluar dari rumahnya dan langsung menyaksikan seorang anak perempuan yang sudah mengeluarkan begitu banyak darah dari mulut, di depan rumahnya, dan Ixy yang berada di hadapan anak perempuan itu, sambil masih menatapnya dengan tatapan yang semakin tajam dan penuh dengan kebencian.Jena langsung berlari menuju Ixy yang masih sangat fokus menatap anak perempuan tersebut.Lalu, ketika ia sampai di dekat Ixy, Jena mulai berusaha menyadarkannya dari tatapan matanya yang tajam itu, yang tampaknya semakin sangat fokus menatap tajam penuh amarah kepada anak perempuan tadi.Jena kemudian mulai berteriak memanggil nama Ixy bahkan sampai berkali-ka
Ketika ia sampai di ruang tamu, ia justru menemukan tubuh ibu angkatnya, Iora, sudah tergeletak begitu saja di atas lantai. Ixy langsung terkejut dan hendak menangis.Ia lalu berjalan dengan susah payah juga, menuju ke dapur, dan melihat tubuh ayah angkatnya, Han, juga tergeletak begitu saja di atas lantai sementara rumah mereka mulai terbakar begitu hebat.Ixy yang mulai menangis, sambil berteriak, "Ayah! Ibu!! Tidak mungkin!" namun, rumah tersebut perlahan mulai roboh dan Ixy bisa melihat pilar-pilar rumah tersebut mulai jatuh ke atas tanah. Ia kemudian berusaha mencari jalan keluar dari rumah yang sudah terbakar parah itu, lalu berpikir untuk berlari menuju pintu belakang yang mengarah ke kebun kecil di luar rumah.Setelah berhasil keluar dari rumahnya yang terbakar, Ixy lalu berlari menuju ke rumah lainnya sambil berteriak meminta tolong, "Tolong aku, nyonya! Rumahku terbakar! Tolong!"Namun, seorang wanita melihat Ixy, kemudian langsung berteriak, "Hei! Anak penyihir itu belum ma
Rae kemudian naik ke atas sepedanya dan mulai mengayuh sepeda itu secara perlahan, namun, Ixy tiba-tiba saja berdiri, kemudian berjalan cepat ke arah Rae, dan berteriak, "Tunggu, kakak!"Rae langsung tersenyum setelah mendengar teriakan Ixy, seolah memang ia sudah menantikannya.Rae kemudian menghentikan kayuhan sepedanya, lalu menoleh ke belakang, dan bertanya, "Ada yang bisa kubantu lagi, nak?"Ixy terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Rae, namun ia masih menatap Rae dengan ekspresi yang sedih.Melihat kesedihan yang terbaca jelas di raut wajah Ixy, Rae lalu bertanya lagi, "Nak, jika ada yang bisa kubantu lagi, katakan saja. Jika tidak, aku harus kembali ke panti asuhan tempat kerjaku, maafkan aku."Rae kemudian menunggu jawaban dari Ixy untuk beberapa saat, namun tampaknya Ixy masih sangat ragu untuk menjawab.Akhirnya Rae mulai menghela nafas panjang, dan hendak mengayuh sepedanya lagi, namun kali ini Ixy langsung berseru, "Tolong aku, kakak!" kemudian Ixy mulai menangis l
Sesampainya di dalam kamar, Rae lalu meletakkan piring berisi makanan dan gelas minuman itu di atas sebuah meja kecil yang terletak tepat di sebelah ranjang.Ia kemudian duduk di atas lantai, sambil menunggu Ixy selesai mandi sambil bergumam lagi di dalam hatinya, "Astaga Yvoxy, Yvoxy, Yvoxy! Dia pasti akan memarahiku!"Ixy yang sudah selesai mandi, dan langsung keluar dari kamar mandi, hal itu rupanya membuat kaget Rae yang sedang bergumam sendiri.Rae langsung menoleh ke arah Ixy dan melihatnya sudah selesai berpakaian dengan rapi, kemudian ia menawarkan makanan dan minuman yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ixy kemudian mendekati Rae.Awalnya ia ragu, namun begitu ia melihat Rae yang banyak tersenyum kepadanya, hatinya mulai menjadi luluh.Dan pada akhirnya ia mulai berani berjalan mendekati Rae, serta duduk di atas sebuah kursi kecil yang tepat berada di samping meja kecil itu.Rae kemudian berkata pada Ixy, "Nak, aku sudah menyiapkan makanan dan minuman untukmu, aku harap kau bisa
Mendengar seruan Yvoxy barusan, Rae, sekali lagi, benar-benar merasa kesal, lalu ia menatap Yvoxy dengan sorot mata yang tajam, dan mulai berkata pelan, "Yvoxy, begini, aku mulai menyadari kesalahanku ketika melihat para penduduk itu mulai liar dan membunuh Iora dan Han, bahkan ingin juga membunuh Ixy. Maka dari itu, karena rasa bersalahku, aku pergi menuju panti asuhan di kota tersebut, menghipnotis seluruh penghuni panti asuhan itu termasuk anak-anak dan pengurus-pengurusnya, agar mereka mengenaliku sebagai Claire dan membiarkan aku masuk ke sana sebagai salah satu pengurus panti asuhan tersebut, sehingga aku bisa merawat Ixy sendiri di sana!"Mendengar balasan Rae, Yvoxy kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata lagi, "Rae, aku harap kau tidak melakukan kecerobohan yang konyol lagi kali ini, dan ingat, tidak lagi menggunakan kekuatan sihir di dalam dunia manusia!"Yvoxy kemudian berjalan menuju pintu, namun, Rae tiba-tiba berdiri dari duduknya, lalu bertanya, "Yvoxy… Ka
Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek
Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua
Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah
Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya
Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t
Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri
Sementara itu di dunia manusia, Hideki yang sedang berlatih di atas panggung, tiba-tiba menghentikan tariannya karena melihat 'Ixy' yang kini berdiri di samping panggung sambil memperhatikan dirinya.Ia tersenyum, kemudian bertanya, "Ixy, apa yang sedang kau lakukan di sini?"Sambil tersenyum juga, 'Ixy' kemudian menjawab, "Aku ingin menari bersamamu, Hideki."Mendengar permintaan itu, Hideki langsung tersenyum dengan sangat lebar. 'Ixy' lalu melakukan fifth position dan mulai menari, kemudian Hideki sendiri juga ikut menari dengan mengikuti alur gerakan yang dibuat oleh 'Ixy'."Hideki, bukankah kau bilang bahwa kau ingin mengisi hatiku yang kosong ini hingga penuh?" tanya 'Ixy' yang masih menari.Mereka berdua lalu mulai melakukan gerakan pas de deux.Sambil mengangkat tubuh 'Ixy', Hideki menjawab, "Apakah kau sudah menemukan jawaban untuk pertanyaanku? Aku ingin sekali bisa mengisi seluruh ruang di dalam hatimu."Gerakan pas de deux hampir selesai, dan 'Ixy' kemudian bertanya lagi,
Sementara itu di dalam dunia penyihir, suasana semakin lama semakin mencekam. Retakan pada benteng pelindung magis semakin terlihat panjang dan banyak.Langit di seluruh penjuru dunia penyihir juga semakin menghitam, bahkan sepertinya Demona sudah semakin kuat, ia bahkan kali ini tidak membutuhkan tubuh fisik lagi, namun ia menjadikan langit di dunia penyihir sebagai tubuhnya.Kedua matanya yang muncul di atas langit dunia penyihir itu membuat seluruh penyihir putih dan netral, semakin takut, bahkan walaupun mereka ada di dalam Gedung Axell.Rae sendiri terlihat sedang berlari di dalam Gedung Axell, tampaknya sedang mencari seseorang. Setelah berlari kesana dan kemari untuk beberapa saat, akhirnya ia menemukan orang tersebut.Seorang wanita yang wajahnya mulai terlihat keriput, sedang menyapu di pojokan salah satu bagian dari Gedung Axell.Rae langsung mendekati wanita itu, kemudian berdiri di dekatnya dan berbisik pelan, "Anakmu, kami sudah menemukan anakmu, Syerin, nyonya Rosse."Se
Para gadis penari balet, termasuk Krea, langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Ixy hanya diam tanpa membalas tatapan sinis dari para gadis penari tersebut. Ia lalu berdiri dan berjalan mendekati Hideki tanpa ada sepatah kata terucap dari bibirnya.Ia kemudian berdiri di hadapan pria itu, dan kali ini ia memulai tariannya dengan first position, dan menari sebagai Odette terlebih dahulu. Entah mengapa, Hideki juga ikut menari bersamanya, namun, dengan sepenuh hati.Krea bahkan memperhatikan Hideki yang sangat fokus sekali menatap Ixy, bahkan senyum di wajah pria itu menandakan ada sebuah perasaan yang sedang disembunyikan olehnya.Entah mengapa, menari berdua bersama Ixy, membuat seluruh gerakan Hideki seperti menyatu dengan seluruh gerakan tari yang sedang dibawakan oleh gadis itu. Ketika sampai pada bagian Odile, Ixy sama sekali tidak menampilkan kesalahan satu pun.Namun, ketika ia hendak melakukan gerakan pas de deux, Krea terlihat sedang mengeluarkan kekua