Sebenarnya Keana ingin menanyakan apa yang Arthur lakukan dengan Emilia kemarin, tapi ia merasa tidak ada hak untuk itu. Selain itu ia juga tidak tahu alasan apa yang harus ia katakan jika Arthur bertanya.
Hanya saja, itu tetap mengganjal di hatinya. Soal pikirannya tadi, apakah ia benar jika ia cemburu. Keana juga tidak tahu, ia hanya merasa sedikit tidak suka.
"Keana kenapa melamun?" Keana tersentak oleh suara Arthur yang menegur dirinya. Ah benar, ia melamun cukup lama dan tidak menyadari jika ia berdiri di ambang pintu penghubung dapur dengan ruangan utama cafe.
Arthur memperhatikan Keana dengan seksama, Keana terlihat berpikir sesuatu. Arthur ingin bertanya, tapi Keana lebih dulu pergi.
"Ah, bukan apa-apa. Aku akan bekerja dulu."
"Keana kenapa? Apa aku melakukan sesuatu yang salah? Apakah aku harus bertanya pada Emilia?" gumam Arthur menatap kepergian Keana.
Keana terpaku menatap Emilia dan Arthur yang sekarang
Angelina menatap Jack tidak percaya. Jack membentak dirinya, yang jelas pacarnya sendiri demi membela sahabatnya sendiri."Berlebihan? Aku tidak berlebihan. Kau yang berlebihan karena tidak ada batas dengan sahabat perempuanmu itu!" Angelina membalikkan badan dan pergi dari sana meninggalkan Jack yang memegangi keningnya."Astaga! Kenapa ia bisa jadi seperti itu?" Jack benar-benar heran dengan sikap Angelina. Kenapa Angelina bisa menjadi seperti ini Ndan sekarang gadis itu pergi tanpa meminta maaf kepada Keana."Sudahlah." Kemudian Jack pergi dari sana, ia akan mencari Keana dan memastikan Keadaan gadis itu baik-baik saja. Tamparan dari Angelina keras sekali, Jack bisa mendengar suara kerasnya. "Nanti saja aku urus masalah aku dengan Angelina."Jack pergi, untunglah pertengkaran mereka dilakukan di belakang cafetaria, hingga para pengunjung tidak terganggu. Meski Jack tahu beberapa karyawannya mengintip, tapi
Keana terbangun karena ponsel yang berdering di dekat bantalnya, tanpa melihat siapa si penelepon, Keana mengangkatnya."Hm, Halo?" Keana menguap sedikit, ia tertidur rupanya. Dan Keana tidak tahu ini jam berapa."Halo, Keana."Keana mengernyitkan dahinya. "Oh, Arlan?" Keana sudah tahu suara si penelpon, gadis itu memutuskan untuk duduk seraya mengusap wajahnya."Keana, aku sudah menunggu teleponmu, tapi kau tidak kunjung menelepon. Jadi, aku memutuskan untuk menelepon mu."Keana teringat, benar, ia tidak memberi kabar kepada Arlan padahal ia sudah berjanji untuk menelponnya dan ini sudah cukup lama sejak hari itu. "Ah, benar. Maafkan aku Arlan.""Tidak apa-apa, Keana. Jadi, apakah malam ini kau ada waktu?"Keana menatap dinding, mungkin ia akan pergi sebentar. Selain itu jam di ponselnya baru menunjukkan jam
"Kenapa kita harus melakukan ini?" tanya Jack. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Keana aman-aman saja dengan orang itu, tidak seperti kata Arthur jika Arlan itu sangat berbahaya. Ayolah, ia meninggalkan pekerjaannya hanya untuk ini.Arthur mengabaikan Jack, ia tetap bersembunyi di balik sebuah pohon hanya untuk memata-matai Keana."Aku akan pulang lebih dahulu." Jenuh dengan kegiatan tak bermanfaat Arthur, Jack meninggalkan Arthur sendiri.Arthur menoleh. "Jack, ayo, kita harus menjaga Keana." Sebenarnya Arthur hanya tidak ada tumpangan untuk pulang, ia datang bersama Jack maka ia harus pulang dengan Jack pula. Apalagi ia tidak membawa uang sedikit pun.Jack menggelengkan kepalanya. "Aku sibuk, aku akan pulang lebih dulu.""Kalau begitu berikan aku uang, aku tidak ada uang untuk pulang nanti." Arthur mendekat pada Jack dan menyodorkan tangannya, Jack sendiri hanya menggelengkan kepa
Sepanjang perjalanan pulang dari taman hiburan, Keana hanya diam seraya menunduk. Rasanya ia malu sekali karena telah berpikir jika Arthur memiliki hubungan dengan Emilia, tapi tidak Keana pungkiri jika ia juga merasakan senang akan hal itu.Keana menolehkan kepalanya ke samping dan menemukan Arthur yang menatapnya dengan senyuman. Ah, ini sudah berlalu cukup lama dan sejak tadi Arthur terus menatapnya."K-kenapa kau terus menatapku?" Keana yakin sekali jika wajahnya saat ini merona.Arthur menggeleng. "Tidak, aku hanya senang karena Keana cemburu. Artinya Keana menyukaiku, bukan?"Oh, tidak wajah Keana semakin memerah. Gadis itu kembali membuang pandangan dengan menatap jalanan di jendela, kemana saja agar ia tidak menatap wajah tampan Arthur.Arthur hanya membalas dengan senyuman."Indah sekali bukan?" Keana menunjuk matahari yang perlahan terbenam, langit sudah berwarna jingga dan jika diprediksi mereka akan tiba di rumah ketika matahari
"Jadi, kalian berpacaran?" Jack bersedekap, ia bergantianmemandangi Arthur dan Keana. Ketika ia tengah menyiapkan surat kontrak, tiba-tiba saja Arthur dan Keana datang ke dalam ruangannya seraya bergandengan tangan dan mengatakan jika mereka menjalin hubungan."Ya, aku sekarang adalah pacarnya Keana." Arthur dengan bangganya memamerkan hubungannya, Keana sendiri hanya tersenyum.Jack menarik nafasnya, para karyawan sudah pulang karena jam kerja sudah berakhir dan ia tidak menyangka jika ia mendapatkan kabar seperti ini. "Ku harap kau menjaga Keana dengan benar, Arthur."Ya, memangnya apa lagi yang bisa Jack lakukan, ini adalah pilihan Keana dan mereka juga saling mencintai. Wajah sedih Keana yang kemarin dilihatnya sekarang sudah berganti dengan binar kebahagiaan. Jack turut senang.Tapi saat ini ia masih dirundung rasa galau yang luar biasa. Ia ingin berbaikan dengan Angelina, tapi ia terlalu gengsi untuk itu
Dalam bathub di kamar mandi ini, Arthur memperhatikan ekornya. Entah perasaannya saja, ia melihat ekornya perlahan terlihat memudar. Akhir-akhir ini ia juga sering merasakan dadanya sakit. Meski tidak terlalu sering tapi itu lumayan mengganggu."Apa karena aku sudah lama tidak berenang?" Arthur menyentuh ekornya, ketika ia sentuh tiba-tiba saja sisiknya berguguran meski tidak banyak. "Kenapa ini?"TokTok"Arthur, apakah masih lama?" Keana tiba-tiba saja mengetuk pintu kamar mandi. "Cepatlah, kita harus bekerja," ujar Keana lagi."I-iya." Arthur bimbang, haruskah ia memberi tahu Keana tentang ini? Arthur tidak ingin ada rahasia antara dirinya dan Keana, jadi ia memutuskan untuk memanggil Keana. "Keana, masuklah."Keana yang berada di luar menaikan alisnya, tapi ia tetap mendorong pintu kamar mandi dan masuk ke dalamnya. "Ada apa? Kau belum selesai, bukan?" Keana mendekati Arthur.
"Kenapa kau memberikannya kepadaku?" tanya Emilia, ia menetap ponsel yang Arthur kembalikan kepadanya. Ketika mereka selesai makan tadi, Arthur memanggilnya dan mengatakan ada yang ingin ia bicarakan, tapi Emilia tidak menyangka Arthur mengembalikan ponsel ini."Aku pikir aku tidak terlalu membutuhkannya, lagi pula aku bisa membelinya sendiri. Terimakasih atas bantuan mu." Sebenarnya Arthur tidak nyaman memakai pemberian dan gadis lain ketika ia memiliki pacar. Ia tidak mau membuat Keana sedih.Emilia menggenggam kuat ponsel yang Arthur berikan kepadanya. Kenapa? Kenapa Arthur selalu berlebihan mengenai Keana? Emilia benar membencinya.Crakk!Dalam sekejap ponsel itu pecah dan retak, pelakunya adalah Emilia yang baru saja membantingnya ke lantai. Gadis itu tidak menatap Arthur, ia menatap lantai dengan geram. "Kenapa? Ini karena Keana bukan?"Emilia mengangkat wajahnya dan memandang Arthur marah, tapi saat ini ia lebih marah pada Keana. Arthur cuku
Pesta ulang tahu Emilia berjalan dengan meriah, semua orang bertepuk tangan ketika Emilia selesai meniup lilin yang di letakkan di atas kue tiga tingkat itu. Ulang tahun Emilia tidak di hadiri oleh orang tuanya karena kedua orang tuanya berada di luar negeri, ya, tipe orang tua yang sibuk dengan bisnisnya."Sekarang acara pemotongan kuenya, kita lihat pada siapa potongan pertama akan di berikan," ujar si pembawa acara. Suasana semakin riuh ketika Emilia mulai menaruh potongan pertama itu di atas piring kecil yang telah di sediakan."Baiklah, potongan kue yang pertama ini akan aku berikan kepada ...." Emilia memindai sekitarnya hingga ia menemukan orang yang ia inginkan. "Arthur."Semua orang terkejut, termasuk Keana dan Arthur. Spontan saja Keana dan Arthur berpandangan. Emilia, Keana tidak mengerti tentang pikiran gadis itu. Tapi, karena tidak membuat acara rusak Keana malah menyuruh Arthur untuk datang pada Emilia. "Arthur,
Deburan suara ombak menjadi latar belakang suara perpisahan mereka, Arthur kini telah berada di dalam air, tubuhnya juga sudah menjadi setengah bukan lagi. Di daratan sana Jack dan Angelina memandang mereka berdua dari jauh, membiarkan Keana mengucapkan perpisahannya dengan Arthur. Hari juga telah menjadi gelap dan di pantai ini sangat sepi satu-satunya penerangan adalah bulan purnama yang bersinar terang di atas sana."Keana ...."Keana menghapus air matanya, ia benci ini. Keana selalu membenci perpisahan, perpisahan selalu meninggalkan luka di hatinya dan butuh waktu untuk sembuh, perpisahan selalu meninggalkan lubang di hatinya. Baru beberapa bulan yang lalu ia merasa hatinya penuh sekarang Keana harus kembali merasakan hatinya remuk kembali."Arthur, kau harus kembali. Pergilah yang jauh, jangan sampai ada manusia yang menemukanmu!" Air mata Keana semakin bercucuran ketika ia mengatakan itu, hatinya menolak perpisahan
"Keana, sebaiknya kau di belakang saja, ketika aku melawan mereka kau carilah cara untuk membebaskan Arthur, oke?" Jack mengambil sebuah batang besi yang berada di dekatnya, ia cukup heran mengapa di ruangan ini terdapat banyak besi yang rata-rata sepanjang 1 meter itu .Keana khawatir dengan Jack. "Jack, kau yakin?" tanya Keana. Jack akan melawan dua orang gila di depannya, jika Angelina tahu pasti Angelina akan melarang Jack melakukan itu.Jack tersenyum pada Keana, jenis senyuman yang menenangkan. "Tenang saja, aku masih muda. Melawan orang tua seperti mereka tidak masalah buatku." Jack maju dan Keana tidak dapat mencegah Jack ketika pria itu memulai serangnya.Erwin dan Jeff juga begitu, mereka langsung menuju Jack dengan berlari, tidak lupa besi yang mereka bawa. Dan pertarungan antara mereka pun tidak dapat dielakkan."Matilah!"Sementara itu, Keana lewat di tepi, ia menuju Arthur yang terikat di dalam sebuah kotak. Setengah badan Arthur bera
"Sial, bagaimana ini terjadi?!" Jeff hanya bisa mengumpat ketika laboratorium miliknya diterobos begitu saja oleh beberapa orang-orang yang tidak diketahui siapa dan apa tujuan mereka. Sekarang mereka semua berada di depannya, beberapa dari mereka berpakaian baju hitam dengan lambang seperti berasal dari suatu organisasi."Siapa kalian? Apa kalian berasal dari pemerintahan?" teriak Jeff. Orang-orang itu tidak mendengarkan, mereka malah masuk dan menerobos melewati Jeff dan Erwin yang mencoba menahannya. "Sialan, jangan masuk ke sana. Kalian tidak ada hak untuk melakukan ini!" Erwin menahan salah satu orang yang melewati mereka begitu saja.Orang yang menerobos itu, Detektif Han menatap Jeff dengan pandangan datarnya. "Dan kalian tidak bisa melakukan percobaan ilegal seperti itu terhadap Arthur, sekarang kami akan mengambil Arthur itu kembali."Jeff terkejut, maupun dengan Erwin. "Sial, bagaimana mungkin ...." Jeff tidak tahu bagaimana mereka mengetahui ini, d
Arlan beserta para bawahannya telah diserahkan ke kantor polisi beserta beberapa barang bukti. Gadis yang diculik itu juga dijadikan sebagai saksi dan dimintai keterangan, meski sedikit trauma tapi ia bisa mengatasinya. Sekarang tinggallah Keana yang harus segera mencari keberadaan Arthur."Dari data yang diperoleh memang benar, jika Arlan memiliki ayah yang dulunya adalah seorang ilmuwan. Tapi sekarang ia sudah tidak aktif lagi melakukan penelitian karena dulu ia pernah melakukan penelitian ilegal dan ia dipenjara selama beberapa tahun. Pria itu bernama Jeff Adison."Detektif Han membacakan data yang ia dapatkan dari pihak kepolisian, mudah sekali berurusan jika kau memiliki orang dalam. Dalam waktu secepat itu ia sudah memiliki data lengkap tentang Jeff Adison berserta alamatnya."Tapi kita tidak tahu dimana ia menyembunyikan Arthur."Keana tidak menyangka akan sesulit ini, Arthur memang tidak cocok ada di daratan. Setitik rasa penyesalan menyerang Kean
Arlan menatap waspada pada Detektif Han yang tiba-tiba saja telah ada di markasnya ini, ia tidak tahu bagaimana Detektif ini bisa berada di sini, tapi ia yakin dirinya pasti telah diawasi selatan beberapa hari hingga Detektif Han itu mengetahui markasnya. Tidak hanya itu Keana juga datang dan berdiri di sana."Arlan, apakah kau yang menculik Arthur?" Keana mendekat kepada Arlan dan langsung menodongnya dengan pertanyaan itu.Sekarang semua sudah jelas, pembunuh Emilia sudah diketahui dan semua bukti dan tuduhan itu mengarah kepada Arlan yang kini sedang berdiri di depan pintu masuk markas. Di belakangnya ada 5 orang yang Jack tahu adalah orang yang menyerangnya dengan Arthur, sekarang mereka juga memakai masker dan Jack masih ingat dengan mata mereka semua.Arlan menatap Keana datar. "Tidak," jawabnya singkat.Kedatangan Detektif Han tidak sendiri, ia bersama dengan beberapa bawahannya, Jack juga datang tapi tidak dengan Angelina. Angelina katanya ada uru
Begitu mengkonfirmasi jika Arlan adalah orang yang melakukan penculikan, Detektif Han langsung melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap Arlan dan anak buahnya. Diam-diam Detektif Han mengikuti dan memata-matai Arlan Adison. Butuh dua hari hingga akhirnya Detektif Han menemukan sesuatu yang mengejutkannya."Itu adalah tempat semacam markas, tidak tahu apa yang ia lakukan di sana karena dari luar sana itu hanya terlihat seperti rumah biasa. Kami juga menemukan beberapa pria berpakaian serba hitam keluar masuk di sana, sepertinya mereka adalah orang yang terlibat mengingat ia memiliki akses untuk itu."Detektif Han memperlihatkan sebuah Vidio yang telah ia sambungan terhadap proyektor agar semuanya bisa melihatnya dengan jelas. Ia memang telah memasang kamera di sekitar markas Arlan itu dan benar, mereka melihat Arlan keluar masuk dalam beberapa waktu di sana.Keana menatap itu dengan pandangan gelisah. "Jadi, apa mungkin A
Ketika Arthur sadar lagi-lagi ia berada di tempat yang berbeda, kali ini ia berada di dalam sebuah wadah yang terbuat dari kaca dan terisi air. Bedanya kali ini lebih besar hingga ia bisa bergerak bebas. Ah, tidak bebas juga karena ketika Arthur hendak bergerak ia merasa tangannya terikat kuat."Ugh." Arthur mencoba menarik kuat tangannya, tapi rantai yang mengikatnya itu sangat kuat. Tidak hanya itu tangannya juga dipasang semacam sarung tinju itu hingga Arthur tidak mungkin bisa menggunakan cakar beracun miliknya."Argh, kenapa aku ada di sini?" Arthur mencoba mengingat kenapa ia bisa berada di sini hingga sebuah ingatan melintas di benaknya, ia ingat kalau ia di suntik oleh sesuatu yang membuatnya tidak sadarkan diri.Arthur mengedarkan pandangannya, ia di dalam ruangan aneh. Di sekitarnya terdapat tabung-tabung yang terisi.oleh sesuatu benda yang Arthur tidak tahu apa karena ia tidak bisa melihatnya terlalu jelas. Ia b
Cukup sulit untuk membawa Arthur naik ke mobil, jadi satu-satunya cara yang dilakukan oleh Jeff adalah dengan membiusnya. Untuk saja di dalam markas Arlan ini terdapat bius yang biasanya di gunakan oleh Arlan. Sekarang Arthur sudah tidak sadarkan diri di dalam kotak kaca itu, masih dengan wujud Merman-nya."Kalau begitu, kami akan membawanya," ujar Jeff pada Arlan. Sedangkan Arlan tidak berbicara banyak, ia hanya mengedikkan bahunya tanda ia tidak terlalu peduli dengan hal itu."Ayo, Erwin. Bantu aku mengeluarkannya." Erwin yang di panggil pun mendekat. Jeff membuka bagian atas kotak kaca itu dengan kunci yang telah Arlan berikan. Total di sana ada dua gembok yang harus mereka buka.ClakBagian atas kaca itu telah terbuka, sekarang mereka hanya tinggal mengeluarkan Arthur dari sana. Jeff lebih dulu menarik tubuh bagian atas Arthur keluar dan Erwin membantu mengangkat bagian bawahnya."Berat juga, Erwin taruh di lantai dulu." Arthur yang berwujud ma
Arthur tidak tahu sudah berapa lama ia berada dalam kotak kaca ini, yang pasti ia tahu jika ia akan melewatkan ulang tahun Keana. Memikirkannya membuat Arthur sedih padahal ia sudah menyiapkan hadiah untuk Keana.KorekSuara pintu terbuka mengalihkan pikiran Ndan perhatian Arthur, ia menolehkan kepalanya ke arah pintu dan menemukan Arlan berdiri di sana. Perlahan Arlan melangkahkan kakinya dan mendekati Arthur.Spontan Arthur menegakkan kepalanya yang awalnya ia sandarkan ke dinding kaca itu. "Arlan, lepaskan aku!"Arlan mengisap rokok yang ada di bibirnya dan membuang asapnya, ia menatap Arthur dengan pandangan datar. "Setelah ini kau akan dibawa, hanya tinggal menunggu beberapa menit hingga kau menjadi objek penelitiannya."Arlan telah menelepon Jeff, dan begitu mendengar Arlan berhasil menangkapnya Jeff sangat senang. Jeff bahkan langsung bergegas untuk menjemputnya dan Arlan sendang menunggu untuk itu. "Ah, satu lagi. Aku dengar dari anak