Ein menggulung lagi kertas di tangannya dan mengenggamnya dengan keras. Mungkin sudah saatnya mengambil keputusan. Walaupun Ein tahu dampak dari semua keputusan ini adalah penyesalan.“Apa Anda akan mengambil tindakan, Yang Mulia?” tanya Tristan.“Ya. Kupikir sudah waktunya menyudahi keraguan ini.”Ternyata keheningan di medan perang bukanlah hal biasa. Tetapi memang ada yang aneh. Karena rasa penasan, Charael akhinya memutuskan untuk menyusup sendiri ke markas musuh. Lalu menemukan fakta mencengangkan.Keheningan ini rupanya menyimpan rahasia.“Seluruh anak kaisar Faiore menghilang. Termasuk panglima tertinggi,” jawab Ein kemudian. Matanya menyipit, menahan emosi yang tiba-tiba saja menyerang dadanya. Sebuah kemarahan.Pria licik itu meninggalkan tempat di saat peperangan? Sungguh kurang ajar.“Sepertinya mereka hanya sedang berpikir mengimbangi pasukan kita, Yang Mulia.” Charlotte yang berdiri di dekat rak buku berkomentar. Dari sekian banyaknya peperangan selama ini, gadis itu meng
“Selamat pagi, Rose?” sapa Raeli begitu melihat Roseline membereskan etalase kue-kue mereka. Wajah gadis itu terlihat bahagia dan ceria, seakan sesuatu terjadi pada hari sebelumnya.Akhirnya Raeli bisa datang ke toko setelah berada di istana bersama kebosanan yang tak ada habisnya.“Ah, pagi, Nona.” Rose sedikit membungkuk untuk menyambut Raeli. Kemudian senyum gadis itu menghilang saat melihat sosok Ercher dan malah menampakkan rasa takut.Ya, Raeli harus mengakui hal itu. Ketampanan Ercher menyimpan banyak hal misterius. Hal itu yang membuatnya jadi dambaan dan berbahaya di satu waktu sekaligus. Tidak banyak gadis yang berani padanya. Kecuali Liliane, beberapa orang lainnya. Tentu saja Raeli termasuk dari mereka.Raeli sudah memperingatkan Ercher untuk tidak membuat gadis-gadis takut. Sayangnya, sikap waspada pria itu teramat berlebihan sampai membuat Raeli ingin memukulnya
Ada apa dengan gadis itu? Sandiwaranya luar biasa.Ein tidak mengira kalau Raeliana akan muncul di sana. Lagi pula tidak ada tanda-tanda kereta kuda yang membawa gadis itu. Ke mana mereka menyembunyikannya? Lalu si Ercher malah terlihat lebih tidak peduli yang justru membuat Ein bertambah kesal.“Beritahukan kedatanganku, Tristan. Lalu berdirilah sedikit menjauh dari pintu,” perintah Ein saat melihat Ercher menyadari kedatangannya. “Bawa juga bocah itu.”“Baik, Yang Mulia.”Tristan mengambil langkah lebar lebih dulu mencapai kamar Raeliana dan mengetuk sekali, lalu meneriakkan kunjungan putra mahkota.Jika dilihat dari sifatnya, Ein tidak akan menunggu balasan Raeliana. Gadis itu sudah pasti mencari alasan untuk mengusirnya. Ein tidak akan memberikan kesempatan Raeliana melakukan hal semacam itu.Jadi Ein langsung mendorong
Setelah pertemuan Raeli dan pangeran beberapa malam lalu, tampaknya pria itu jadi lebih terang-terangan mendatangi Rose. Ya, bagus juga. Raeli menolak bertemu pria itu sama halnya seperti yang pangeran lakukan sebelumnya.Jika pangeran pikir Raeli akan marah dengan kedekatannya bersama Rose, maka pangeran benar. Raeli marah. Kenapa baru sekarang mencoba tertarik pada Rose? Bukankah Raeli sudah menyodorkannya sejak lama?Hal itu membuat Raeli jadi sebal luar biasa. Semalaman Raeli berpikir, mungkin inilah batasan dari rasa sabar yang Raeliana miliki. Hatinya entah kenapa jadi sakit setiap melihat pangeran berpaling.Raeli benci kondisi seperti ini dan ia ingin melarikan diri.Sepertinya cerita ini sudah kembali ke plot awal. Kematian Raeliana sudah semakin diperjelas dengan adanya tatapan kebencian pangeran. Raeli sudah benar-benar harus menciptakan masa depannya dengan matang sebelum plot kematian it
“Raeli, aku tanya sekali lagi. Apa kau yakin?” tanya Kris begitu mereka sampai di perbatasan kota. “Belakangan kau sering sekali melakukan hal tidak masuk akal. Seperti bukan dirimu.”Raeli tersenyum kecut. Kalau boleh jujur, Raeli memang bukanlah Raeliana. Adik manis Kris. Raeli hanya seorang gadis modern yang mengalami lintas dimensi karena meninggal di hari yang sama dengan Raeliana. Raeli mati ditabrak truk dan Raeliana mati tertabrak kuda.“Aku butuh waktu, Kak.” Raeli meraih tangan Kris dan tersenyum. Itu satu-satunya senjata andalan yang bisa ia andalkan untuk melawan keluarga ini. “Tolong mengertilah.”Raeli harus membuat ini seperti ia benar-benar depresi dan butuh waktu menyendiri. Jadi, mari buat ini sedramatis mungkin.“Apa yang harus kukatakan pada Papa?”Ya, kau harus memberikan alasan yang masuk akal, buka
“Apa kau sadar dengan yang kau lakukan, Kris!”Duke Servant berdiri dari meja kerja dan menggebrak tumpukan berkas. Beberapa helai kertas itu berjatuhan ke lantai. Sedangkan Kris berdiri di seberang meja dengan wajah bersalah dan lega.Kris sadar dengan apa yang dilakukannya. Dorongan hatinya yang paling kuat bilang ia harus membantu Raeliana.“Pikirkan juga kemungkinan apa yang akan terjadi pada Raeliana! Dia tidak pernah bepergian ke tempat jauh seorang diri!”Ya, Kris tahu hal itu. Tetapi Raeliana mungkin saja punya alasan kuat yang tidak tertulis di surat. Alasan yang membuatnya ingin pergi melarikan diri dari Ibukota.“Ya Tuhan. Apa yang harus kukatakan pada kaisar.”“Baginda sudah tahu Raeliana meninggalkan istana,” jawab Kris.“Apa?”Kris saja
Sepanjang perjalanan menemui kaisar, Ein bertanya-tanya. Apa kaisar tahu tentang alasan mengapa Ercher bilang Raeliana pergi atau memang gadis itu kabur?Jika memang kabur, maka ini salah Ercher. Ein harus menghukum pria itu karena tidak kompeten dalam menjalankan tugas. Dengan kata lain Ercher tidak menghalangi kepergian Raeliana.Baru saja Ein meminta Tristan mengetuk pintu, ternyata ajudan kaisar sudah membuka lebih dulu karena ingin keluar.Ajudan kaisar kemudian membungkuk rendah. “Baginda sedang menunggu Anda di dalam.”Ein mengangguk dan melihat ke dalam ruangan. Kaisar duduk santai dengan teh di meja. Sepertinya dalam pembicaraan ini Ein tidak butuh Tristan. “Pergilah, Tristan.”“Baik, Yang Mulia.” Tristan kemudian menutup pintu. Meninggalkan Ein berdua dengan kaisar.Ein sudah mengira kalau pembicaraan ini bukanlah
Srashhh!Raeli berdiri di kaca jedela besar, melihat hujan deras yang baru saja turun. Benar-benar tidak terasa. Sebentar lagi musim gugur akan berlalu dan kekaisaran akan menghadapi pemburuan sebelum musim dingin.Tetapi Raeli tidak punya hak penuh untuk berpartisipasi pada acara itu. Siapa yang mengikuti acara itu harus mengundang masing-masing wanita yang ingin dipersembahkan buruan. Kebanyakan itu adalah para istri atau pasangan tunangan kesatria istana.Raeli bukan siapa-siapa. Bahkan sebentar lagi, dari Dominion ia akan mendengar berita pertunangan pangeran dan Roseline. Anehnya kenapa terasa menyakitkan, ya?Apa ini yang dialami Raeliana di detik-detik sebelum kematiannya karena rasa cemburu yang tidak berhak dimilikinya?Ternyata tetap saja tidak berbeda. Raeliana yang asli atau Raeli yang sekarang ini, tetap saja tersakiti dengan pangeran dan Roseline. Apa akan sama seperti semula? Raeli tidak bisa menyelamatkan hidupnya.Dominion sangat sepi. Bahkan setelah 2 hari Raeli data
Beberapa bulan setelah Raeli bangun dan kembali menjalani hidupnya sebagai putri tunggal Servant dan putri mahkota, tiba-tiba saja istana jadi heboh. Beberapa orang datang silih berganti menemui Raeli dengan membawa berbagai macam gaun pengantin. Memangnya siapa yang mau menikah?Belum lagi para pelayan ditambah untuk mempersiapkan acara di istana terpisah yang biasanya dibuka untuk acara-acara besar saja. Beberapa kali Raeli dipanggil untuk mencicipi menu makanan. Lalu keamanan istana juga makin diperketat. Pasukan ditambah, baik dari keluarga Servant bahkan sampai keluarga Sharakiel yang diperintahkan langsung oleh Mareyya.Sebenernya ada apa, sih? Apa ada yang mau menikah di istana? Apa baginda kaisar mau menikah lagi?Sebenarnya sampai sekarang Raeli masih sulit memercayai bahwa Mareyya itu adalah anak kecil biasa. Anak itu terlihat seperti orang dewasa dengan naturalnya. Dia bahkan mengatur urusan rumah tangga Shara
“Ha ha ha!”Ein dan Xain menoleh pada Teja yang tiba-tiba saja tertawa keras setelah melihat apa yang terjadi pada Mareyya. Apa pria itu sebenarnya gila?“Lucu sekali, ya. Padahal ayahnya orang yang dikutuk dewa,” kata Teja dengan senyum lebar sambil mengawasi kotak tempat Raeliana dan Mareyya berada. “Sepertinya Reid sudah menentukan bayaran atas apa yang sudah si penyihir itu lakukan.”“Apa maksudmu?” tanya Xain.Teja menunjuk pada cahaya yang bersinar di bawah tangan Mareyya. “Kekuatannya mirip dengan pendeta agung pertama.”“Pendeta agung pertama?” ulang Ein.Kalau pendeta agung pertama itu berarti orang yang sudah membangun kekaisaran ini bersama kaisar pertama. Orang yang katanya bisa melihat kemakmuran pada Easter jika mereka membangun sebuah negara. Dengan kata lain, pendeta agung
Ein, Xain dan Teja melihat saja saat Mareyya bergerak mendekati kotak sihir di mana Raeliana terbaring di dalamnya. Anak itu hanya berdiri di sisi kotak sambil menatap Raeliana.Sulit dipercaya bahwa Mareyya cocok dengan sihir suci milik Xain. Ternyata anak itu memang anak normal. Hanya saja lebih cepat dewasa karena didikan ayahnya yang mendoktrin bahwa Mareyya harus bisa mengurus keluarga sejak dini. Itu berarti Mareyya sudah tahu bahwa ayahnya cepat atau lambat akan mati.Sebenarnya Ein tahu bahwa Xain tidak memercayai anak itu. Namun, Ein memintanya untuk mengizinkan Mareyya bertemu Raeliana. Anak kecil tidak akan bisa melakukan sesuatu yang aneh.Padahal baru saja Ein berpikir seperti itu, tiba-tiba saja Mareyya melirik dari balik bahunya pada mereka. Tersenyum kecil dan matanya terlihat bercahaya. Lalu sesaat kemudian anak itu melangkah lebar ke kotak di mana Raeliana melayang di dalamnya dan tertidur. 
Ein memberikan surat terakhir pada ajudan baginda kaisar. Sepertinya keributan yang terjadi di istana sampai menghancurkan kediaman pangeran cukup menggemparkan. Beberapa bangsawan yang memang setia pada keluarga kaisar dan negara tetangga pun mengirimkan surat untuk menanyai kabar atau apakah pangeran butuh bantuan.Namun, tidak Ein sangka bahwa pertarungan dengan Rict jadi sangat-sangat singkat. Bahkan seolah tidak pernah ada. Kabarnya juga Xain menggunakan sihir lama untuk menghapus kenangan tentang sebagian adu mulut Raeliana dan Kroma hari itu.“Yang Mulia?”Ein mengangkat kepala pada Charael dan Carry yang baru saja masuk ruangannya bersamaan.“Bagaimana keadaan di sana?” tanya Ein sambil berdiri dan mengitari meja. Bersandar pada bagian depan meja kerjanya, menatap dua kesatria itu.“Setelah melalui investigasi, tidak ada yang aneh di kediaman
“Bangunlah.”Raeli membuka mata yang sebelumnya berat karena mengantuk dan ia merasa lantai tempat dirinya berbaring sangatlah dingin. Setelah itu ia melihat seseorang tersenyum tipis padanya sambil berdiri.Raeli bangkit untuk duduk. “Apa kita sudah mati?” tanya Raeli pada orang itu.“Entahlah.”“Jadi … siapa aku harus memanggilmu? Thantiana atau Raeliana?”“Namaku Thantiana. Bukankah Raeliana itu dirimu?”Raeli mendengkus. Apa-apaan itu? Dirinya kan dipaksa masuk ke tubuh Raeliana karena perbuatan wanita itu juga yang sekarang mengaku sebagai Thantiana.“Aku bukan Raeliana,” sangkal Raeli dengan suara pelan.“Tapi ada orang yang ingin kau tetap hidup sebagai Raeliana yang dicintainya.”Ein.
“Antar aku ke sana, Ercher,” kata Raeli.Lingkaran sihir Ercher menyala lagi. Pada saat itulah Raeli bisa melihat di sisi lain bangunan ada para kesatria yang terluka. Rict menyerang mereka. Lalu dalam sekejap mata mereka berpindah ke kamar pangeran yang hancur. Raeli bisa melihat Charael dan Tristan yang langsung bersiaga di dekat Ein.“Raeliana?” panggil Ein. “Jika kau bangun, seharusnya kau tetap tinggal di sana. Kenapa kau—”Raeli melirik sekilas dari balik bahunya. Saat membuat kesepakatan dengan Raeliana, ia sudah memilih keputusan. Semua kemalangan ini disebabkan oleh Raeliana sendiri. Bukankah wanita ini sudah tidak boleh hidup dan bersanding dengan putra mahkota?Raeli tidak ingin goyah, maka dari itu ia membuang wajah dari Ein.“Ah, Tuan Putri akhirnya bangun juga,” sindir Teja sambil berdiri.Ra
“Saat pertama kali bertemu, aku sudah tahu.”Orang-orang di ruangan itu mendadak syok mendengar suara Raeli. Bahkan Xain dan keluarga Servant pun nyaris melotot, tidak mengeluarkan suara saat mendengar dan melihat Raeli berdiri. Gadis itu seperti orang yang berbeda. Cara bicaranya yang dingin menyita perhatian.Raeli yang baru saja berdiri sedikit terhuyung karena kakinya yang sudah lama tidak digerakan malah dipaksa berdiri. Namun, sejak awal ia sudah membuat kesepakatan dengan Raeliana yang asli. Jika masalah ini selesai, ia bisa memilih meski dirinya sendiri tahu tidak ada pilihan yang lebih bagus dari yang Raeliana tawarkan.“Mareyya tidak mudah dekat dengan orang lain. Kalau ada orang yang dekat dengannya itu orang yang biasa bekerja di rumah Sharakiel,” kata Raeli sambil berjalan pelan menuruni mimbar singgahsana. “Apa itu tubuh barumu … Kroma?”Rosali
“Aku sudah bilang, aku tidak mau kembali ke sana,” kata Sheriel setelah sadar dari mimpi buruk kematian yang dialaminya untuk kedua kali. Saat membuka mata ia hanya tinggal bersama Raeliana. Lagi.“Aku tahu kau takut,” kata Raeliana. “Aku juga takut. Makanya aku melarikan diri. Tapi aku punya janji.”“Pada Ein?” Sheriel membuang muka. Entah kenapa membayangkan orang yang dicintai Ein berdiri di depannya itu terasa menjengkelkan.Raeliana menggeleng. “Pada Tuan Rict. Aku sudah berjanji untuk pergi pada Reid bersamanya. Itulah yang aku ingat setelah bereinkarnasi sebagai Raeliana. Ingatan terakhir pada kehidupan Thantiana.”“Aku tidak mau tahu.”“Jika kau tidak kembali ke Easter, Ein mungkin akan mati dan semua usahaku akan sia-sia.”“Kau yang menempatkan aku di situasi se
Berhari-hari sudah berlalu, ternyata benar kalau Sheriel hanya mengalami mimpi buruk yang panjang. Sebab, jangankan tertabrak truk, bahkan novel ‘Sang Permaisuri Pilihan’ itu saja tidak pernah terdaftar di dunia ini.Jadi, hidup Sheriel kembali normal. Ia pergi bekerja sambil mengantarkan Yuko ke sekolah. Saat pulang, Yuko akan menunggunya di tempat kerja.“Kakak sudah berhenti mencari tahu tentang mimpi aneh itu?” Yuko mendesah jenuh.“Lagi pula kan memang hanya mimpi semata. Jadi ... kupikir ya sudahlah. Aku akan melupakannya.”Tetapi anehnya setelah Sheriel mengatakan itu, hatinya jadi terasa sangat sakit. Hatinya merasakan rasa menyengat akan sesak. Ada yang kosong. Namun, Sheriel tidak ingin menghubungkannya dengan mimpi aneh itu. Justru ia gila kalau membawa-bawa perasaan cinta yang berasal dari mimpi itu ke dunia nyata.“Tapi, Yuko