Beranda / Thriller / Tertipu Masa Lalu / Mungkinkah Karya Terakhir?

Share

Mungkinkah Karya Terakhir?

Penulis: Lia Lintang
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-10 01:57:32

Pagi ini Delano membuka mata lebih awal. Ia tak bisa tidur nyenyak semalam. Pikirannya berkecamuk memikirkan banyak hal. Termasuk juga persaingannya dengan Darren. 

Delano memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dan banyak hal, termasuk tentang cara mengurung kembali sosok Darren. Terlintas di pikirannya ingin mengambil kembali rumah kecil yang bentuknya mirip kastil yang tertinggal di desanya. Tapi waktu begitu sempit untuknya. 

Ia melamun seorang diri di balkon mansion. Tatapannya jauh ke arah luar. Tak lama kemudian Oscar datang bersama maid yang menyajikan sarapan pagi yang ditata di atas nampan.

"Delano, apa yang kau pikirkan?" tanya Oscar membuyarkan lamunannya di pagi itu. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tertipu Masa Lalu   Cerita Hilangnya Darren

    Hari ini adalah hari kedua Delano menuangkan ide lewat lukisan-lukisan barunya. Ia sengaja membuatnya menarik. Entah kenapa selesai pameran lukisan ini ia berniat kembali menjelajah ke tempat lain.Bukan tanpa alasan, tapi ia memiliki tujuan lain, ingin jauh dari segala gangguan dan bisikan yang membuatnya merengkuh sisi kejamnya tentunya.Sering kali ia terjatuh tanpa ada yang tahu. Mendengar hal-hal di luar nalar yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Membuatnya takut berterus terang kepada siapapun.Sebab ia tahu, tak ada seorangpun yang percaya dengan hal gaib. Meski sebenarnya kita hidup berdampingan dengan hal-hal tersebut.Hari semakin malam. Bende

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Tertipu Masa Lalu   Sebuah Kisah Nyata

    Mentari pagi kembali datang. Sinarnya tampak terang seperti biasanya. Embun pagi menemani dingin yang menjadikan gigil.Semua masih sama seperti sebelumnya. Sama halnya Delano. Ia masih mengikuti perjalanan hidup yang bahkan ia tak tahu di mana ujungnya. Akankah ada caranya untuk bahagia atau pun tidak?Meski begitu, ia adalah sosok yang optimis dan juga pemberani. Sering dihina di masa kecil membuatnya menjadi seorang pemberontak yang seiring berjalannya waktu semakin kuat. Bahkan kini ia mulai berencana melawan sosok kejam yang selalu mengambil alih tubuhnya.Sakit hati. Tentu saja itu yang menjadi alasan Delano saat ini. Tidak ada lagi tujuan hidup. Kecuali membalas seluruh sakit hatinya. Baginya, hanya luka yang membuatnya bertamba

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Tertipu Masa Lalu   Misteri Tentang Elis

    Delano terkejut ketika ia memasuki kamarnya. Semua barang-barang miliknya berserakan di lantai. Sepotong kain, bekas kemeja dengan beberapa robekan lengkap dengan noda dan bau anyirnya tergeletak begitu saja di atas nakas.Ia tidak banyak bicara. Hanya mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Ia melongok ke arah jendela. Tidak ada bekas yang mencurigakan.Kemudian ia melangkah dan memastikan pintu. Tidak ada yang rusak. Lalu ia berpikir sejenak. Ia teringat jika tidak ada yang berani mengganggunya kecuali Oscar.Ia tersenyum menyeringai. Setalah itu ia segera membersihkan kamarnya kembali tanpa meminta bantuan maid. Bau anyir dari kain miliknya, pasti akan membuat siapapun yang masuk ke kamarnya akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Tertipu Masa Lalu   Sudah Waktunya

    Oscar masih penasaran dengan Delano. Ia sering kali ketakutan setiap kali pemuda itu berada di dekatnya. Di sisi lain, ia juga amat penasaran dengan sosok Elis.Kenapa beberapa orang yang ditemui olehnya terasa aneh? Oscar bahkan tidak bisa membedakan mana yang masih hidup dan mana yang sudah mati.Namun, yang ia tahu Darren lebih pucat meski penampilannya lebih sempurna ketimbang Delano, begitu juga dengan Elis. Sahabat lamanya itu hanya bisa ditemui setelah mengatur janji temu lewat surel saja.Oscar masih memikirkan tentang majalah yang ia baca sekilas di kamar Delano. Di majalah tersebut, menerangkan jika sang psikolog bernama Elis sudah lama meninggal dunia. Lalu, siapa yang selalu membantunya selama ini?&

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Tertipu Masa Lalu   Berita Duka Tentang Dia

    Delano bagai orang kehilangan akal. Ia melampiaskan amarahnya lewat lukisan-lukisan miliknya.Hanya dengan cara itu ia bisa lega. Malam semakin pekat. Hanya tinggal menunggu waktu, dalam hitungan jam. Tapi dia sudah tidak sabar lagi.Tangannya yang semula gemetar bergerak liar seperti sedang mengamuk meluapkan segala emosinya, menggoreskan tinta cat ke kanvas dengan guratan-guratan kasar seperti orang yang kehilangan akal.Di awal mentari pagi yang baru saja menampakkan sinarnya, jantungnya bergetar. Seolah terus memaksanya menggerakkan kuas, menorehkan cat di dasar kanvas. Rasanya sepi. Hening. Ada rasa sedih seakan kehilangan sesuatu yang berharga.Namun

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Tertipu Masa Lalu   Aku Terjaga

    Delano terjaga di dunia yang seakan terasa neraka jahanam baginya. Kenyataan pahit menyeretnya seperti seorang kriminal.Seharusnya ia bisa duduk ongkang-ongkang kaki dengan harta peninggalan Jeff yang begitu melimpah. Tapi karena ia bukan sosok yang mudah puas akan pencapaiannya, ia tetap menjadi seseorang yang ulet dan juga pekerja keras.Bukan tanpa tujuan ia menggelar kembali pameran seni lukis di galeri Jeff Hilton. Ia ingin menuntut balas, kepada sosok mistis yang selalu mengikuti kesehariannya. Dengan caranya sendiri. Cara yang begitu rumit dan susah dipahami orang lain.Karena sosok yang mampu mempengaruhi dirinya itu, hidup Delano menjadi berantakan. Bahkan beberapa orang terkasih mulai pergi dan meregang nyawa olehnya.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Tertipu Masa Lalu   Hari yang Dinanti

    Delano sedang duduk bersantai sembari melihat riuhnya tamu yang mulai berdatangan ke galerinya. Tak lama kemudian, rautnya berubah marah ketika melihat Darren tersenyum ke arahnya dari kejauhan seolah mengejek, menampakkan senyuman kecutnya.Mencoba mengalihkan perhatian. Beruntunglah Oscar membuka pameran dengan membacakan rangkaian kalimat tentang mengapa karya ini digelar.Ia begitu antusias mendengarkan bahwa Oscar menceritakan kelebihan lukisan Delano, yang terlihat begitu nyata. Bahkan seolah-olah semua isinya menggambarkan sesuatu kejadian yang nyata.Visual tampak di beberapa aplikasi seni rupa yang dipamerkan di setiap dinding ruangan. Tampaknya si pelukis menggambarkan kisah yang pernah dia alami.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20
  • Tertipu Masa Lalu   Sesal

    "Takkan ku biarkan kau sendirian. Di dalam gelapnya malam yang begitu pekat, di dalam gulita yang dingin menjadikan gigil. Kau akan aman bersamaku. Aku akan menemanimu, selamanya." Delano mengingat ucapan Darren di masa kecilnya. Ucapan yang selalu membuatnya tenang. Di saat tak ada seorangpun yang menganggapnya ada. Suara itu terus terngiang bahkan terdengar berdengung di telinga. Dan kini. Ia justru membuatnya terjebak di dalam lukisannya sendiri. Sungguh di luar nalar untuk ukuran manusia normal. Tapi Delano bukanlah manusia biasa. Ia seringkali ditemani hal-hal mistis dalam hari-harinya. Bicara dengan mereka adalah hal biasa bagi Delano. Makhluk yang tak kasat mata. Seperti angin, hanya terasa embusannya. Mereka yang deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22

Bab terbaru

  • Tertipu Masa Lalu   Terkurung Mimpi

    Delano terbaring di ranjang pasien, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Matanya bergerak-gerak cepat di balik kelopak mata tertutup, seolah terjebak dalam mimpi buruk yang menakutkan. Beberapa orang mengguncang-guncangkan tubuhnya dengan lembut, berusaha membangunkannya dari koma panjang yang telah lama menahannya."Delano, bangunlah! Tolong bangun!" suara lembut namun tegas memanggilnya.Perlahan, Delano membuka matanya. Pandangannya masih kabur, namun ia bisa merasakan kehadiran orang-orang di sekitarnya. Matanya kemudian fokus pada sosok di sisi ranjangnya. "Papa?" Delano berkata dengan suara serak, penuh ketidakpercayaan. "Papa Hilton?"Jeff Hilton, ayahnya yang sudah lama ia kira meninggal, duduk di sana dengan senyuman penuh kelegaan."Ya, Nak. Ini Papa," jawab Jeff dengan suara lembut, menyentuh tangan Delano dengan lembut.Delano menatap sekeliling, melihat wajah-wajah yang begitu akrab namun terasa seperti dari dunia lain. Di dekat pintu, seorang pria botak berdiri denga

  • Tertipu Masa Lalu   Bab 159. Kekuatan Batu Mera Safir

    "Tuan, Delano, saya sangat menganjurkan untuk beristirahat sejenak," ujar Oscar dengan nada penuh kekhawatiran, mencoba meyakinkan Delano yang masih tegar berdiri meski tubuhnya bergoyang-goyang."Dengarlah, Delano. Kesehatanmu sangat penting," tambah Miranda, ibu Delano, sambil menggenggam erat tangan anaknya. "Kami semua khawatir padamu."Delano menggeleng tegas, matanya bersinar penuh tekad. "Saya tidak bisa beristirahat, Ibu. Saya harus menemukan gadis itu, membantunya sebelum terlambat."Oscar mendesah, mencoba meredakan kepanikan yang mulai melanda. "Tapi, Delano, kamu tidak dalam keadaan yang baik. Kamu butuh istirahat.""Tidak, Oscar. Saya sudah memberikan kata-kata saya pada gadis itu, dan saya akan memenuhinya," balas Delano, suaranya terdengar lemah namun penuh tekad. "Saya tidak bisa tinggal diam ketika seseorang membutuhkan bantuan."Miranda menatap putranya dengan penuh kebanggaan, meskipun juga khawatir. "Kamu adalah anak yang mulia, Delano. Tapi, pikirkanlah juga keseh

  • Tertipu Masa Lalu   Mencari Lukisan Misterius

    Cahaya berkilauan di sekeliling Ben Daniel, melibatkan tubuh Delano dalam mantra penggabungan jiwa. Sementara itu, saat Delano melafalkan mantra tersebut, keajaiban terjadi. Di tengah keheningan, suasana berubah, dan tiba-tiba, Delano merasakan sensasi transmisi yang menakjubkan. Dalam sekejap, Delano terbangun di sebuah kasur empuk, menyadari bahwa ia berada di dalam istana yang ia yakini sebagai keluarga ayahnya. Keheranan meliputi dirinya sendiri, dan dalam kebingungan, ia melihat ibunya—Oscar, mendekatinya dengan penuh kelembutan. Dengan mata penuh kegembiraan, Oscar menceritakan kisah pahit selama tiga bulan terakhir. Delano, tanpa sadar, telah berada dalam koma yang panjang. Perasaan kehilangan dan rindu ibu yang menyayangi anaknya menjadi permainan emosi di antara mereka, meruntuhkan hati Delano yang baru saja terbangun dari dunia lain. Miranda menatap Delano dengan matanya yang penuh kekhawatiran, "Delano, bagaimana perasaanmu? Apa yang kau rasakan selama ini?" Delano meng

  • Tertipu Masa Lalu   Membebaskan Jiwa Kejam

    Usai membantu membebaskan Anna dari cengkraman makhluk jahat, Ben Daniel segera menjadi remaja dan membawanya masuk ke dalam mobil. Sementara di dalam rumah usang di tengah hutan, masih menyisakan suasana mencekam.Ben Daniel merasakan detak jantungnya semakin cepat saat ia melihat Delano berubah menjadi makhluk yang menakutkan. Dengan tangan gemetar, ia segera meraih botol ramuan yang telah disiapkan sebelumnya. "Kembalilah, Delano!" serunya sambil berusaha menjaga kestabilan emosinya.Delano yang kini tampak seperti makhluk buas, merintih kesakitan saat ramuan itu menyentuh kulitnya. Bulu-bulu lebatnya mulai rontok, dan matanya yang tajam terlihat melemah. "Aku... tidak ingin melukaimu, Delano," Ben Daniel berbisik sambil terus mengoleskan ramuan itu.Sambil terus mengucapkan mantra dengan penuh konsentrasi, ia merasakan energi magis mengalir dari tubuhnya ke ramuan. Dia merasa bahwa ada kekuatan di dalam dirinya yang dapat melawan pengaruh gelap yang merasuki Delano. Pandangan mata

  • Tertipu Masa Lalu   Ritual Mencekam

    Dari embusan angin yang terasa kencang seolah menampar-nampar wajah, Ben Daniel sudah menyadari kehadiran sosok jahat di dekat Delano. Dengan cekatan, tapi diam-diam, Ben Daniel menyembunyikan botol kecil berisi ramuan yang dibuatnya sendiri di balik baju yang ia kenakan. Kemudian, ia mendorong kendaraan miliknya yang sebelumnya sempat ia sembunyikan di bawah rerantingan kering dan juga dedaunan yang menutupinya. Namun, yang mengejutkan. Tiba-tiba saja mobil tersebut bergerak cepat seolah ringan melesat cepat di jalanan sambil disentuh pelan. Delano, kau meminta bantuan kepada siapa? Tanya Ben Daniel sambil menatap tajam, seolah mengisyaratkan kemarahan. Delano tergemap seketika. Bibirnya terkatub rapat. Tak ada kecuali katapun yang keluar sebagai pembelaan, sedangkan matanya membelalak lebar. "Delano!" bentak Ben Daniel. Delano berjingkrak dan kembali menatap si empunya mobil tua yang baru saja dikeluarkan dari tempat persembunyiannya. "Tidak ada, Om. Mungkin perasaan Om Ben s

  • Tertipu Masa Lalu   Kecemasan Ben Daniel

    Delano melangkah perlahan ketika hendak menemui Ben Daniel. Pria paruh baya itu, bahkan bisa menerka jika Delano sedang mencemaskan sesuatu dari mukanya yang sedang ditekuk."Ayo kita pergi sekarang!" ajak Ben Daniel, meski sedikit ragu.Perlahan ia melangkah keluar rumah. Namun, Delano tetap berdiri di pijakannya. Tercekat tanpa kata."Delano, ayo! Tidak ada waktu untuk melamun. Anakku dalam bahaya!" teriaknya.Ben Daniel sengaja bersuara keras agar Delano yang pikirannya tampak terganggu segera kembali fokus dan santai mengikuti langkahnya.Bukannya melangkah, akan tetapi Delano yang saat itu masih berdiri di taman pintu justru terjatuh dan terkulai lemas di lantai.Seolah mengalami demam tinggi, pemuda itu kembali terlihat aneh. Tubuhnya yang menggigil pun mengeluarkan suara erangan menyeramkan.Tak lama kemudian, yang terlihat hanyalah seklera matanya saja. Terang saja mata Ben Daniel membulat sempurna. Saya benar-benar terkejut dengan perubahan Delano.Delano, apakah ini artinya

  • Tertipu Masa Lalu   Benar-benar Bernapas

    Karena merasa terganggu dengan bisikan-bisikan gaib. Akhirnya, Delano memutuskan menggunakan penutup mata. Ia mencari-cari seutas tali menyerupai pita lebar berwarna hitam. Segera. Dengan cekatan, tangannya memegangnya dan mengikat memutar di kepalanya hingga pelupuk matanya benar-benar tertutup.'Kali ini kau bahkan tak bisa mengusik pikiranku. Tapi aku juga tidak ingin melihat bagaimana pun wujud aslimu. Dasar, iblis sialan!' Batin Delano terus merutuk.Dengan mata terpejam, jemarinya genggam kuas yang sudah ia oleskan ke palet dengan warna yang sudah ia hapal tata letaknya di palet sebelumnya. Setelahnya, ia goreskan di kanvas yang sebelumnya melukis gambar Daren setengah jadi.Anehnya. Delano mahir melukis meski dengan mata tertutup sekalipun. Ia bahkan tidak kesulitan memilih warna di palet, dan gambar yang dihasilkan pun sangat rapi. Ya. Lukisan tersebut benar-benar menggambar wajah tampan Daren yang sedang duduk di sebuah kursi dengan bantalan empuk berwarna hitam.Seolah sedan

  • Tertipu Masa Lalu   Mimpi yang Nyata

    Suasana sepi disertai angin berembus kencang dan juga gemericik hujan yang tak kunjung pergi membuat Delano semakin resah. Ia seakan patah semangat. Dan memilih duduk menunggu di sudut ruangan. "Om Ben, apakah waktu yang dibutuhkan untuk meracik ramuanmu itu sangat lama?" tanya Delano sambil menampakkan wajah sendunya. "Tergantung," balas Ben menatap sekelias sepersekian menit kemudian tatapannya kembali ke arah kendi keramik yang di genggamnya. "Jelasin yang rinci dong! Nanggung banget, yang di culik sebenarnya anak siapa sih?" geram Delano saat menyadari respons Ben yang seolah biasa saja. “Anak Om Ben sama Lisa, sudah pernah dibahas! Saya ngomong tergantung, sebab belum tahu apakah bahan yang mau saya racik itu sudah lengkap atau tidak," jelas Ben seolah mencoba menekan agar Delano diam. Benar. Delano tercengang mendengarnya. Kemudian ia memilih diam memandang sekilas tentang David. Dan pikirannya kembali, seperti kaset yang diputar. Ia mengingat David pernah datang berulang k

  • Tertipu Masa Lalu   Diculik Iblis

    Malam semakin pekat, di bawah guyuran hujan deras disertai badai, seorang gadis terkulai tak berdaya dalam keadaan terperangkap di dalam mobilnya.Tak ada seorang pun yang melintas. Angin semakin kencang, semua berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya ia sadarkan diri juga. Lehernya masih terasa perih. Tak banyak yang dapat ia lakukan, kecuali menunggu seraya meraba lehernya yang berlubang dan basah akan cairan kental berbau anyir dengan warna merah pekat.Waktu terasa lama jika menunggu. Dengan napas yang terasa berat, Anna berusaha bangkit dari kursi kemudinya. Sakit. Kepalanya bahkan terasa pusing.Badai terasa hampir reda. Hal yang paling ia takutkan saat ini hanya satu. Kematian. Ia tidak ingin mati sia-sia setelah menempuh perjalanan yang mengorbankan dirinya. Ia sangat berharap untuk bisa bertemu dengan Delano atau bahkan Ben Daniel sebelum maut menghampirinya."Delano," rintihnya. Suaranya nyaris tak terdengar akibat menahan sakit dengan dua luka berlubang di leher yang terus m

DMCA.com Protection Status