Share

Bab 152. Mendengar Kabar

Penulis: Andromeda Venus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari di kediaman Pak Dhe Halim berlangsung seperti biasanya. Kejadian semalam saat Pak Angsana datang ke rumahnya tidak diceritakan Halim pada mertuanya. Budhe Dewi pun hanya mengetahui tentang kedatangan Pak Angsana saja dan bukan tentang telepon dari Dion.

Namun sebelum keluar dari kamar usai bersiap memakai kemeja seragam tempatnya bekerja, Halim menarik tangan istrinya untuk masuk kembali ke kamar.

“Mah, kemari dulu!” panggil Halim pada Dewi yang bersiap keluar usai membantu suaminya bersiap.

“Ada apa, Pah? Kamu belum selesai? Apa yang kurang ...” Dewi melihat-lihat penampilan suaminya dan mengira-ngira jika ada yang tertinggal.

“Banyak! Aku belum dicium, hehehe ...” goda Halim lalu menyengir. Dewi yang kesal langsung mencubit lengan suaminya.

“Kamu itu sudah tua kok ya masih suka guyon!” tukas Dewi sewot.

“Ah, kamu kayak ndak tahu saja aku seperti apa. Bukan begitu Sayang, Dion

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 153. Pengakuan

    Dion masuk ke dalam ruang penyidik yang menangani kasus dugaan pencucian uang yang dilakukan oleh Hendrico Darmawan yang melibatkan Larasati Nugroho.“Silahkan, Pak!” ucap salah satu penyidik yang bekerja sama dengan Dion sebelumnya yaitu AKBP Anthony Ginting. Dion tersenyum tipis mengangguk dan duduk di kursi yang telah dipersilahkan untuknya.Ruangan itu disekat menjadi dua. Salah satunya digunakan untuk memeriksa Laras. Tak hanya itu, orang tua Laras juga berada di ruang lainnya menunggu tim penyidik untuk bicara. AKBP Gilang Sulistyo juga berada di dekat Dion akan mengawal kasus tersebut.“Di depan sudah ada wartawan, siapa yang memanggil?” tanya Dion memulai dengan rasa penasarannya.“Sudah ada konferensi press dari Polda tentang penangkapan kemarin malam,” jawab AKBP Anton.“Gini, Dion. Saya sudah koordinasi sama penyidik dari Polda, kasus dialihkan ke mereka. Jadi kamu dan Pak Kapolres akan ikut meng

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 154. Terluka

    BEBERAPA SAAT SEBELUMNYAMobil milik Halim tiba di parkir kantor polisi Polres tempat Dion bertugas. Ia memarkir dengan baik lalu menoleh pada istrinya Dewi setelah menghela napas panjang. Dewi yang ikut menoleh pada suaminya, Halim lalu melepaskan sabuk pengaman dan menoleh ke belakang.“Bu, sebelum kita masuk ke dalam, boleh Dewi minta sesuatu sama Ibu?” ujar Dewi pada ibunya Sulastri yang duduk di belakang. Nenek Sulastri hanya mengangguk pelan.“Nanti di dalem, Ibu ndak usah membantah apa pun. Biarkan Dion yang menjelaskan sama Ibu. Aku ndak mau lihat Ibu sakit karena masalah yang dialami oleh Dion,” ujar Dewi lagi menjelaskan pada ibunya sebaik mungkin.“Biar bagaimana pun Dion itu tetap akan menjadi cucu Ibu, Keponakanku dan anak Mas Steven dan Anggi. Kita sebagai keluarga sudah seharusnya mendukung dan berada di belakang Dion,” sambung Dewi lagi lalu tersenyum.“Ibu ndak perlu membantah apa pun. Deng

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 155. Kita Dan Ketidakmungkinan

    AKBP Anton dan dua penyidik dari timnya masuk kembali ke ruangan pemeriksaan dan menginterupsi pertemuan keluarga Dion dan Pak Angsana.“Bagaimana?” tanya Anton pada Dion yang berdiri di dekat pintu. Dion mendekat dan sedikit berbisik.“Dia sudah mengaku hamil tapi masih menolak mengaku mengenal Rico. Katanya Rico memaksanya,” bisik Dion melaporkan pada Anton. AKBP Anton mengangguk mengerti.“Untuk kepentingan penyidikan, kami akan membawa Mbak Laras ke rumah sakit Polri untuk dilakukan pemeriksaan. Silahkan, Mbak, dokternya sudah menjemput di luar!” ujar Anton tersenyum pada Laras dan orang tuanya. Ia langsung memerintahkan satu anggota polisi untuk membawa Laras.“Lho, kenapa malah dibawa ke rumah sakit?” protes Pak Angsana cepat.“Bapak boleh ikut juga, ayo!” AKBP Anton langsung membubarkan pertemuan keluarga itu. Dion juga merasa cukup bagi neneknya untuk mendengar pengakuan Laras mesk

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 156. Kesabaran Tak Berujung

    NEW JERSEYPesawat pribadi milik Venus Harristian mendarat dengan selamat di salah satu landasan pacu bandara Teterboro, New Jersey. Pesawat berbelok dan melintasi lintasan untuk memarkirkannya ke sisi yang telah ditentukan. Sebuah mobil baru saja tiba tak berapa lama kemudian. Mobil itu bertugas menjemput Venus dan Kyle yang baru tiba pulang dari Indonesia.Pintu dibuka dan petugas yang bertugas datang untuk mengawasi tangga yang tengah diturunkan. Mesin belum dimatikan karena pesawat akan segera masuk hanggar untuk perawatan dan penyimpanan sampai digunakan kembali.Venus turun menuruni tangga dengan tangannya sebelah di pegangi oleh Kyle yang membantunya turun. Ia tampak memakai syal yang cukup tebal melingkari tubuh dengan rok dan sepatu boot melewati lutut.“Terima kasih, Kyle!” ucap Venus datar saja pada kepala pengawalnya Kyle Madrid. Kyle mengangguk sekaligus sedikit menundukkan kepalanya pada Venus yang melewatinya. Dari kejauhan tamp

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 157. Dari Terbit Hingga Terbenam Dan Lagi

    Dion mengecek ponselnya sesaat sebelum ia meletakkan gawainya itu di atas meja sudut dekat sofa. Dion menepuk-nepuk bantal di sudut sofa lalu menarik selimut untuk berbaring menyamping menghadap televisi. Ia tengah menonton berita malam sebelum acara komedi yang akan menemani waktu istirahatnya malam ini.“Kok kamu tidur di sini, Mas?” tegur Venus yang datang menghampiri. Ia baru keluar dari ruang ganti dan akan bersiap untuk tidur lebih awal. Ternyata Venus malah menemukan kekasihnya Dion tiduran di sofa kamar sambil menonton televisi. Dion pun menaikkan wajahnya menengadah pada Venus lalu tersenyum.“Gak kok, aku sedang mau santai saja, aku belum mengantuk kok. Kamu udah mau tidur ya?” Venus menggeleng sedikit mengerucutkan bibirnya. Dion yang masih mengulum senyum lantas menjulurkan tangannya untuk meminta Venus agar mendekat dan ikut berbaring dengannya.“Sini Sayang, kita nonton TV sambil rebahan,” ajak Dion kemudian. Ven

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 158. Terlambat Tertambat

    “Ada apa ini?” Kapolres Gilang turun dari singgasananya dari lantai tiga karena mendapat laporan dari ajudannya atas ribut-ribut di lantai satu. Ia berjalan berkacak pinggang selayaknya pemimpin di kantor Polres.“Kenapa bentang-bentang spanduk begini? Kalian mau demo?” hardiknya lagi sambil menunjuk pada spanduk dan poster yang dibawa oleh anggota Dalmas berdemonstrasi di dalam kantor polisi.“Kami sedang menggunakan hak kebebasan berpendapat, Om ... eh Pak!” sahut Peter menjawab untuk membela kelompoknya. Kapolres Gilang langsung melotot pada Peter yang keceplosan memanggilnya dengan sebutan Om. Peter lalu menyengir aneh dan kembali datar.“Kalian ini sadar tidak apa yang sedang kalian lakukan?” tukasnya mulai memarahi seluruh anggota di depannya.“Ini kantor Polisi, kok malah dibikin guyonan! Mau menggunakan kebebasan berpendapat kok demo, di dalam kantor polisi lagi. Kalau masyarakat tahu bis

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 159. Benci Atau Cinta?

    Tangis Laras pecah kala mendengar yang diucapkan Dion padanya. Dion menempatkan cincin pertunangan mereka di atas pangkuan Laras. Cincin itu dibeli oleh Dion dan Laras dua tahun lalu kala Dion akan dipindahkan ke Jakarta untuk kenaikan pangkatnya menjadi Inspektur Satu dan mengemban posisi baru sebagai Kepala Unit Pengendalian Massa di salah satu Polres di Jakarta.Saat itu, Dion dan Laras yang juga telah pindah kerja di Jakarta memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu. Harapan itu berpendar di mata Dion untuk Laras. Rasanya saat itu ia ingin langsung menikahinya saja daripada bertunangan. Namun Laras yang sesungguhnya mulai berubah oportunis meminta agar mereka hanya bertunangan dulu. Seandainya Dion tahu jika itu hanyalah cara agar Laras bisa menyembunyikan hubungannya dengan Rico yang sudah terjalin di belakang Dion.“Maafkan aku, Mas. Aku benar-benar menyesal,” isak Laras lalu memegang sebelah tangan Dion memohon maaf padanya. Dion hanya menat

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 160. Meski Cemburu

    Rasa lega itu menyeruak di dalam hatinya. Bebannya berkurang satu dan kini ia harus menghadapi beberapa hal sebelum berangkat ke US. Dion merogoh ponsel dari sakunya dan mengecek sesuatu. Dion tengah melaporkan visanya dan memastikan jika ia bisa berangkat beberapa hari sebelum Natal sehingga ia dapat memiliki waktu yang cukup untuk persiapan wawancara serta tes.Setelahnya, Dion menghubungi Venus sekali lagi. Seperti yang sudah bisa ditebak, Venus tidak mengangkatnya sama sekali. Dion menghela napas panjang dan berat. Rasanya seperti ada yang terus menusuk-nusuk dadanya. Ia jadi bingung, sebenarnya Venus mengambek atau dia sedang marah. Tapi apa alasannya?MANHATTANVenus menatap begitu saja layar ponsel yang berkedip-kedip di depannya. Ia meletakkan ponsel itu di atas meja kaca. Matanya sedikit memicing dengan wajah tanpa senyum menatap nama si penelepon yang tengah menghubunginya. Sudah nyaris lima hari Venus tidak mengangkat panggilan dari Dion sama sekali.

Bab terbaru

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 344. Tembok Rasa Percaya

    Setelah celingukan memastikan tidak ada yang mengikutinya, Dion masuk ke sebuah restoran mewah di kawasan Brooklyn milik chef terkenal Brema Mahendra. Restoran berbintang Michelin itu tidak sembarangan bisa dimasuki oleh orang lain kecuali pengunjung yang telah memesan tempat dan sahabat dekat si pemilik restoran.Maka ketika Dion masuk, para penguntitnya tertahan di depan. Sementara Dion bebas berjalan masuk ke dalam sampai ke area terlarang yaitu dapur. Di sana, Brema sudah menunggu dengan mejanya yang telah disiapkan untuk pertemuan mereka. Ares baru tiba beberapa saat kemudian. Ia masuk dari jalan belakang.“Apa masih ada yang mengikutimu?” tanya Brema setelah Dion duduk di kursinya.“Iya, mereka ada di luar.” Brema langsung memanggil salah satu stafnya untuk mengusir non pengunjung dan yang menguntit Dion dari lingkungan restorannya.“Jauhkan mereka dari parkiran!” perintahnya lebih lanjut.“Baik

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 343. Apa Yang Terjadi Pada Istriku?

    Dengan panik, Venus masuk ke kamar mandi lalu menguncinya. Ia langsung memeriksa kulit lehernya lewat cermin dan melihat dengan jelas seperti apa bentuk bekas ciuman yang memerah di kulitnya. Dion memergoki langsung ada bekas pria lain di tubuh Venus. Seketika Venus menahan teriakan dengan membekap mulutnya sendiri.Air mata berlomba-lomba jatuh dan kakinya tidak kuat menopang berat tubuh. Venus jatuh di lantai terduduk menangisi dirinya sendiri. Sangat menyakitkan saat ia harus menyakiti Dion seperti itu. Hati Venus hancur melihat rasa kecewa di mata Dion padanya.“Mas Dion, maafin aku ... maafin aku ...” Venus merapal tanpa suara sambil meremas pakaian di dadanya.“Venus? Cinta? Tolong keluar, Sayang. Ayo kita bicara ...” terdengar suara Dion yang bergetar namun masih lembut memanggil istrinya. Dion tidak meledak marah meski ia menemukan dengan jelas pengkhianatan Venus. Namun hal itu hanya membuat Venus makin terluka.“Aku

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 342. Cobaan Seorang Suami

    ‘Mas Dion? Mas Dion, tolong aku! Tolong, Mas ...’Seketika mata Dion terbuka dan ia kaget. Suara Venus memohon pertolongan darinya membuat ia terbangun dari mimpinya. Dion kebingungan. Ia masih berada di kamar. Bedanya ia tidak tidur di ranjang melainkan duduk di sofa dan tertidur. Di tangannya masih tersemat tasbih rosario kala ia berdoa untuk Venus.“Venus? Sayang!” panggil Dion bangun dan berjalan keliling kamar mencari Venus yang ternyata belum pulang. Hari sudah pagi namun belum ada kabar dari istrinya sama sekali. Dion mencoba kembali menghubungi Venus dan masih sama saja seperti ratusan panggilan yang ia lakukan seharian.“Gak, aku gak bisa diam saja! Aku harus cari dia.” Dion akhirnya mengambil keputusan dan keluar dari kamar. Dion kembali menanyakan pada Edward yang juga tidak kunjung mendapatkan kabar dari Venus.“Manajemennya sudah menyebarkan orang-orang mereka untuk mencari Nyonya Venus. Tapi sampai s

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 341. Hati Yang Memanggil

    “Beatrice memasang banyak kamera di ruanganku dan mungkin hampir di seluruh bangunan kantor, aku gak tahu. Sekarang aku dan Kyle sedang berpura-pura gak akur untuk mengelabui dia.” Dion menjelaskan dengan detail apa yang terjadi di perusahaannya sekarang.“Kenapa gak dipecat aja, Mas?”“Aku gak akan pernah tahu siapa dalangnya kalau dia dipecat. Aku sudah memecat Kyle sehingga dia bisa menyusup. Gara-gara kamera tersembunyi itu, aku gak bisa melayani pembicaraan Venus di sana. Tapi dia malah jadi salah paham.”“Kalau sudah begini, masalah jadi lebih rumit ...” Dion mengangguk mengerti.“Beatrice ingin menyasar Venus, itu yang baru aku ketahui sekarang.” Rei mendengus panjang dan masih terus memperhatikan Dion.“Kyle bilang, Beatrice mengaku jika dia menyasar keluarga kamu dan Venus adalah korban pertamanya.” Rei makin membesarkan matanya cukup kaget mendengar hal seperti itu.

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 340. Sesuatu Tentang Dirimu

    Dion berhasil masuk melewati jalan belakang ke kantor label rekaman Skylar. Ia bahkan belum kembali ke King Corp untuk mengonfirmasi perihal alarm yang dibunyikan saat kebakaran terjadi. Tujuan Dion adalah untuk bertemu dengan Rei.Rei juga telah menghubunginya tadi pagi bertanya jika ia dan Venus bertengkar. Ia tidak bicara banyak tentang apa yang terjadi. Kini Dion mulai penasaran apa yang terjadi dalam satu hari ini.“Rei, maaf aku mengganggu, aku harus bicara sama kamu.” Dion berujar sepruh berbisik pada Rei yang tengah ada di salah satu koridor di dekat ruangannya.“Mas Dion? masuk lewat mana?” Dion menarik lengan Rei agar mereka bisa berjalan bersama.“Lewat belakang. Kita ke ruangan kamu ya.” Rei mengangguk dan membukakan pintu untuk Dion. Dion sempat melihat ke semua arah sebelum ikut masuk dan menutup pintu.“Apa Venus kemari?” tanya Dion bahkan sebelum ia duduk di salah satu sofa di ujung ru

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 339. Oh My Angel!

    Terjadi sedikit kebakaran di area perakitan A 2.1 di dalam pabrik yang belum diketahui penyebabnya. Kebakaran itu sempat membuat panik beberapa pekerja namun dapat di atasi dengan baik. Sesuai dengan langkah pengamanan, seluruh mesin dan listrik dimatikan saat kecelakaan itu terjadi.Dion langsung bergegas melihat yang terjadi. Beberapa pekerja tengah memadamkan api dengan alat pemadam darurat sampai akhirnya api mengecil lalu hilang.“Pastikan tidak ada percikan sama sekali!” perintah Dion masih mengawasi proses tersebut. Alarm kebakaran masih berbunyi keras dan seluruh pekerja sudah di evakuasi.“Pak, ini hanya kebakaran biasa,” lapor salah satu kepala divisi yang sudah mengecek.“Apa ada ledakan?” Dion balik bertanya untuk memastikan.“Tidak ada, Pak. Aku rasa hanya ada masalah listrik!”“Pastikan semuanya aman sebelum memasukkan para pekerja kembali. Coba cek jika ada yang terluka ...

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 338. Tak Mudah Bicara

    Venus tidak membantah sama sekali. Rei terus mengomel karena dirinya yang kabur begitu saja dari lokasi pemotretan. Belum lagi, ia membatalkan acara tiba-tiba sehingga penyelenggara harus merugi karena tiket yang terlanjur dijual.“Ada apa sama kamu, Ven? Kamu gak pernah kayak gini!” tukas Rei dengan ekspresi keheranan. Venus begitu ngotot mau mengakhiri kerjasama dengan beberapa penyelenggara musik.“Aku cuma ingin istirahat, Kak. Itu saja!” sahut Venus bersikeras. Ekspresinya tampak berbeda dan dia seperti tertekan.“Istirahat? Tapi kamu kan ga perlu sampai harus memutuskan kontrak enam bulan ke depan! Kamu mau istirahat selama apa sih?” Venus mendengus kesal dan rasanya ingin berteriak.“Kakak ga ngerti!” Venus makin meninggikan suaranya.“Ya mana aku ngerti kalau kamu gak memberikan penjelasannya, Baby!” DREET DREET … ponsel Venus bergetar saat ia akan mulai bicara. Venus mengin

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 337. Mendung Dan Gulita

    “Love ... Cintaku! I’m home!” ucap Dion memanggil Venus dengan mesra seperti biasanya. Ia masuk ke dalam dengan sebuket bunga dan mencari istrinya. Venus ternyata berada di dekat meja makan tengah mengatur makan malamnya. Dion langsung semringah lebar melihat istrinya sudah pulang. Ia menghampiri dan memberikan bunga tersebut pada Venus.“Hei, Love ...” ucap Dion mengecup pipi Venus lalu memberikan bunga untuknya. Venus ikut tersenyum lalu membalas mengecup pipi Dion.“Wah, makan malamnya kayaknya enak,” puji Dion melihat beberapa menu yang terhidang.“Sebaiknya kamu ganti pakaian dan setelah itu kita makan malam,” ujar Venus sembari membelai dada Dion. Dion tersenyum lebar dan mengecup Venus sekali lagi sebelum ia berbalik keluar ruang makan menuju kamar. Senyuman Venus hilang terutama saat ia menoleh ke arah kamera yang terus memantaunya.Makan malam Dion dan Venus berlangsung seperti biasanya. Dion

  • Tertawan Cinta Bodyguard Tampan   Bab 336. Kesetiaan Tidak Memiliki Nama

    Dion hanya duduk sesaat sambil memandang meja kosong di depannya. Pandangannya menoleh pada seisi ruangan. Semua sudah beranjak pergi dan sebuah suara kini ikut memanggil.“Dion, ayo!” Ares memanggil Dion yang kemudian mengangguk. Dion beranjak dari kursinya ikut pergi bersama Ares dan seluruh sahabatnya yang lain.“Bagaimana sekarang?” tanya Dion pada Rei dan Ares yang masuk satu lift dengannya. Di dalamnya juga ada Cass, Brema serta Devon.“Ayahku masih marah. Aku tidak menyarankan untuk bicara dengannya sekarang. Pengakuan Andy benar-benar membuat dia syok,” ujar Rei kemudian.“Apa kamu tahu soal itu?” celetuk Brema kemudian.“Tidak, dia tidak tahu. Yang tahu hanya aku, Jupiter dan Aldrich!” aku Ares dengan nada rendah. Rei sontak menoleh pada Ares yang juga melirik padanya.“Kenapa kamu tidak cerita padaku Ares?”“Untuk apa? kamu akan membunuh Andy begit

DMCA.com Protection Status