Home / Romansa / Terpisah Sebab Pariban / 12. Rampok jalanan

Share

12. Rampok jalanan

Author: Bobby
last update Last Updated: 2021-08-09 05:33:27

"Nih..." Kata Lina sambil melempar kunci motornya.

"Mau kemana kita?" Tanya ku, sambil mengikuti Lina berjalan.

"Jalan-jalan." Kata Lina yang sedang berjalan sambil memakai jaketnya.

"Kemana?" Tanya ku.

"Kemana aja yang kau suka." Kata Lina.

"Aku tidak ada uang." Kata ku.

"Aman." Kata Lina singkat.

"Ok." Kata ku singkat juga. Sebab masih bingung dengan prilaku Lina.

 Tidak Lama kami berjalan, kami pun sampai di parkiran motor di plaza itu. Aku langsung menyalakan motor Lina yang terparkir, dan membawanya.

"Ini uang parkirnya." Kata Lina yang memberikan selembar uang lima ribu rupiah sambil duduk di belakang ku.

"Ok." Kata ku.

 Sepanjang perjalanan aku hanya diam. Sebab selain bingung mau aku bawa kemana motor ini berjalan, aku juga gerogi karena Lina diam saja di perjalanan.

"Eh, eh, rampok... rampok... rampok..." Lina tiba-tiba teriak 

"Tadi diam terus, eh sekaliny

Bobby

Bersambung di halaman selanjutnya. Terimakasih sudah membaca tulisan ku.

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terpisah Sebab Pariban   13. Lina yang marah

    "Ah, sudah lah Lin tidak usah di pikiri." Kata ku santai untuk hentikan imajinasi Lina kepada tiga orang tadi. "Ah, iya juga ya." Kata Lina yang mencoba menghentikan pikirannya tentang tiga pria berjas hitam yang gagah, dan misterius itu baginya. "Iya lah Lin, yang terpenting saat ini kita selamat, ya kan?." Kata ku. "Iya selamat, berarti kau sadar tadi kita hampir saja mati gara-gara kelakuan kau?" Kata Lina dengan sedikit membesarkan kedua bola matanya. "Lah kok gara-gara aku Lin? aku kan cuma mau menyelamat kan barang mu." Jawab ku "Iya tapi kau itu sok jagoan, benar apa kata Marta rupanya! Perampok-perampok itu kan sudah menyuruh kita pergi, kenapa coba kau tetap lawan meraka? kau kira kau bisa menang apa?" Kata Lina dengan nada sedikit tinggi, dan dengan kedua bola matanya yang masih membesar. "Ini dua mangkuk baksonya Mas." Kata penjul bakso yang mengantar kan baksonya ke meja tempat kami duduk, dan karena kedatangan tukang bakso

    Last Updated : 2021-08-12
  • Terpisah Sebab Pariban   14. Sikap Lina kembali

    Sepanjang perjalanan kami berdua hanya berdiam saja, sampai tiba di jalan ayahanda baru lah aku coba memecahkan suasana kami berdua yang sunyi itu. "Sudah mau sampai ni." Kata ku yang membuka pembicaraan. "Iya." Kata Lina singkat. "Dimana rumah mu, biar aku antar!" Kata ku. "Udah jangan banyak gaya, nanti setelah kau antar aku di rumah, terus kau mau pulang naik apa? ini kan motor ku." Kata Lina. "Gampang, aku bisa naik angkot atau jalan kaki kok." Jawabku. "Udah, kau turun di kost mu aja, nanti aku pulang sendiri aja. Dekat kok, nggak jauh, lagian nanti aku mau kerumah Marta dulu

    Last Updated : 2021-08-19
  • Terpisah Sebab Pariban   15. Barista kopi si pecandu judi online

    Tidak butuh waktu lama kami pun sampai di warung kopi. "Dimas..., Alex... sini-sini duduk! pesan apa? kopi apa? ini hari pesanan kalian berdua geratis." Sapaan Yogik, barista kopi si pecandu judi online. "Ada yang lagi cair nampaknya nih Lex." Kata ku ke Alex sambil melirikan mata ku ke Yogik. "Haha... aman, apapun pesanan kalian berdua, ini malam geratis." Kata Yogik. "Tidak salah ini malam kau mengajak aku kemari Way." Kata Alex sambil menyenggol ku. "Iya lah... Aku mana pernah salah, yang gratis itu rasanya lebih..." "Enak..." Sambut Alex atas perkataan ku.  

    Last Updated : 2021-08-19
  • Terpisah Sebab Pariban   16. Dukungan Marta, dan Denny.

    "Hehe… susah sih kalau sudah menjadi kebiasaan." Kata ku "Iya Way, apalagi si babi ini sudah berjudi dari kami SMP (sekolah menengah pertama)." Kata Alex ke aku. "Iya Mas, dari SMP (sekolah menengah pertama) aku sudah berjudi. Jangan lah kalian berdua coba-coba berjudi, ih.. seram lah pokoknya." Kata Yogik ke kami. "Eh… jenggot firaun, simpan nasehat itu untuk dirimu sendiri, kami nggak butuh." Kata Alex ke Yogik. "Hehe… pulang kita yuk Lex." Ajakku. "Ih cepat kali pulang bah." Kata Yogik. "Iya Gik, besok kerja aku." Jawabku

    Last Updated : 2021-08-20
  • Terpisah Sebab Pariban   17. Pantai bali lestari

    "Itu mereka." Kata Denny sambil membalas lambaian tangan Marta. "Iya, itu mereka." Jawabku. Tidak lama kami berjalan, kami pun sampai di tempat Marta dan Lina yang sudah menunggu kami. "Yok." Kata Marta, mengajak kami saat kami tiba di dekatnya. "Nih." Kata Lina melempar kunci motornya ke arah ku. Kami pun langsung pergi menuju pantai bali lestari, salah satu pantai di Medan yang berkonsep seperti Bali. Dari plaza millenium tempat kami bekerja, menuju pantai bali lestari, kurang lebih memakan waktu dua jam. Selama kuran

    Last Updated : 2021-08-21
  • Terpisah Sebab Pariban   18. Jangan tangung-tanggung

    "Lihat gadis kecil, dan seorang ibu yang menyedihkan itu." Kata ku pada Lina. "Iya aku lihat, ada apa emangnya dengan gadis kecil, dan ibu itu?" Tanya Lina." "Saat pria itu memegang kerah baju ku, aku melihat gadis kecil itu memohon ke arah ku, dan aku juga tidak mencium aroma alkohol sedikit pun pada pria itu." Kata ku. "Terus apa hubungannya?" Tanya Lina. "Seorang anak sedang takut terjadi apa-apa dengan ayahnya yang sedang berjuang mencari uang." Kata ku. "Maksudmu gadis kecil itu, anak dari pria yang meminta uangmu tadi?" Tanya Lina. "Iya." Kata ku.

    Last Updated : 2021-08-23
  • Terpisah Sebab Pariban   19. Makan mie gomak

    Usai Marta bicara, kami pun tiba di warung mie gomak yang dimaksud Denny. Warung yang cukup sederhana, tapi sangat ramai pengunjungnya. "Bu... mie gomak kuah empat, banyaki andalimannya ya!" Pesan Denny pada ibu penjual mie gomak. "Apa lagi itu andaliman Den?" Tanyaku. "Merica Batak Way." Jawab Denny sederhana. "Sudah, tenang aja, sebentar lagi kau akan rasakan betapa nikmatnya makanan khas Batak yang satu ini." Kata Marta. "Iya, kau harus rasain makanan yang satu ini." Kata Denny. "Oh iya Dimas, besok bisakan main DJ nya di acara reuni kami?" Tanya Marta.

    Last Updated : 2021-08-24
  • Terpisah Sebab Pariban   20. Lelah

    Dua jam lebih telah berlalu, kami pun sampai di Jalan ayahanda, Disaat itu Lina masih tertidur. "Lin, Lina, Lina, bangun." Kata ku membangunkan Lina. "Emmm… iya." Jawab Lina "Sudah mau sampai nih!" Kata ku. "Mana orang Marta sama Denny?" Tanya Lina. "Mereka pisah jalan dengan kita sejak kau tidur tadi, karena kau tidur aku nggak berani bawa motor kencang-kencang, takut kau jatuh, jadi aku suruh mereka untuk jalan duluan." Jawabku. "Ya sudah, kita ke kosan kau aja!" Kata Lina "Sudah malam." Kata ku.

    Last Updated : 2021-09-07

Latest chapter

  • Terpisah Sebab Pariban   28. Datangnya kepolisian

    Putaran pertama, ujung pistol mengarah ke arah anak buah ibuku, dalam arti anak buah ibuku yang harus menerima tembakan di kepalanya. "Haha… mati lah kau!" Kata lawan dari anak buah ibu ku. Ctek, ctek. Dua suara tembakan dari silinder pistol yang kosong. "Haa…! Aku mati, aku mati." Ejek dari anak buah ibu ku. "Cuih…" Suara ludah dari lawan main anak buah ibuku, dia sengaja untuk memancing emosi, agar terjadi keributan untuk menghentikan permainan. "Apa ini? Apa?" Reaksi dari teman-teman anak buah ibu ku yang emosi, sambil menodongkan senjata. "Jangan… turunkan senjata kalian, karena ini

  • Terpisah Sebab Pariban   27. Psikopat

    Dor… "Buang senjata kalian tiga!" Dengan satu tembakan ke atas, empat pria berjas hitam, berdasi merah, dan berkacamata hitam tiba-tiba datang mengancam ketiga pria yang telah membunuh tiga satpam Marta. "Aduh… siapa lagi lah ini." Batin ku karena melihat empat manusia yang sama nggak jelasnya dengan tiga orang yang telah membuat hidung Lina berdarah. Tapi yang empat orang ini berbeda senjata dengan tiga orang itu, mereka membawa empat senjata ak 47, sedangkan tiga orang tadi hanya membawa tiga pistol. "Haha…" Bukannya merasa terancam, ketiga brengsek itu malah tertawa. "Psikopat ini tiga orang." Batin ku karena melihat reaksi mereka tertawa.

  • Terpisah Sebab Pariban   26. Acara menjadi kacau

    "Ah… masa iya, dulu kau satu sekolah dengan Marta?""Alffy Rev, kalau kau mau mereka menikmati acara malam ini yang kau pegang!" Laras tidak menjawab ku, dia malah menyarankan ku kembali untuk putar musik dari alffy Rev.Aku putar satu lagu dari Alffy Rev yang berjudul Wonderland Indonesia, lalu aku lihat si Laras, dia melihat ku dan menaikan sebelah alisnya, lalu melirikan matanya ke para tamu, seakan dia sedang memberiku isyarat agar aku segera melihat reaksi para tamu.Menyadari isyarat dari Laras, aku langsung melihat tamu, aku lihat reaksi mereka yang sebelumnya saling mengobrol kini semua bola mata mereka melihat ke arahku."Harusnya kau menyadari dari pertunjukan sebelumnya!" Bisik Laras lagi di teling

  • Terpisah Sebab Pariban   25. Acara reunian Marta dan Denny.

    "Hai.." Sapaan Lina ke Marta yang sedang mencari kami. "Hai… cantik kali bah, ini hari kau Lin" Sambutan Marta pada Lina sambil mencium pipi kanan dan kiri Lina. "Makasih, ini hari kau pun juga cantik Marta." Kata Lina yang membalas pujian Marta. "Sudah boleh masuk belum nih?" Tanya ku pada Marta. "Oh... iya ya ya, ayuk masuk yuk!" Jawab Marta sambil tersenyum. "Ok... oh iya, gimana Marta sudah lengkap alat-alat DJ yang kau sewa?" Tanya ku ke Marta sambil jalan masuk ke restoran milik Marta yang sangat mewah itu. "Enggak tahu sih, yang ngatur itu semua si Denny kemarin, tapi cek aja nan

  • Terpisah Sebab Pariban   24. Menuju acara reuniaan Marta, dan Denny.

    "Lima pasang pakaian, kau bilang baru ya Lex, mau sampai berapa pasang lagi rupanya buat memenuhi lemari pakaian punyamu Lex." Kataku ke Alex "Tenang lah Way… kok tegang kali, besok aku balik kan pakaianmu semuanya, gampang itu, tenang, selow." Kata Alex agar dapat meminjam pakaian aku lagi. "Hem… suka mu lah Lex, capek kali aku udah kau tipu-tipuin aja Lex. Mandi lah aku, oh iya jangan kau serak-serak lemari pakaian aku ya lex." Kataku ke Alex sebagai jawaban kalau kali ini dia boleh lagi pinjam pakaian aku. "Ok siapa tuan." Jawaban Alex sambil hormat. Tidak sampai satu jam berlalu. Aku, dan Alex sudah siap untuk berangkat ke acara reunian Marta, dan Denny. Tapi Lina yang sudah berjanji untuk pergi bareng belum datang, membuat kami harus menunggu dia.

  • Terpisah Sebab Pariban   23. Makan mie instan

    "Hem… Lex-Lex. Entah kapan dompetmu nggak pernah ketinggalan, selalu ketinggalan. Entah pun nggak punya dompet kau Lex." Kataku ke Alex sambil memberinya uang untuk membeli mie instan. "Bisa jadi." Jawab Alex sambil tersenyum, dan mengambil uang yang aku berikan. Setelah mengambil uang yang aku berikan, Alex pun langsung pergi membeli mie instan di warung sebelah kosan ku, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Alex membeli mie instan, yang sementara untuk mengganjal lambung kami, sampai kami berada di acara reunian SD (sekolah dasar) Marta. "Nah, nih mie nya." Kata Alex yang baru saja kembali dari warung. "Kau masak lah Lex." Kataku ke Alex. "Hem… judulnya mie instan, tapi harus dimasak juga. Udah... diseduh pakai ai

  • Terpisah Sebab Pariban   22. Lapar

    "Makasih." Bisikku di telinga Lina Sambil berjalan menuju alat DJ ku, untuk mempersiapkan musik yang akan aku mainkan di acara reunian Marta, dan Denny. "Sama-sama." Kata Lina sambil tersenyum merasa lucu, karena aku dan Alex memaksa kan diri menelan masakan pembantunya yang sangat asin luar biasa itu. "Eh Lex, nanti malam kau mau ikut?" Tanyaku ke Alex. "Kemana?" Alex kembali bertanya. "Udah ikut aja!" Kata Lina. "Iya, ikut aja. Pesta kita nanti malam." Kataku ke Alex. "Pesta apa?" Tanya Alex bingung. "Sudah banyak kali tanya kau bagudung (tikus) ikut aja lah kau pokoknya nanti malam." Kataku ke Alex.

  • Terpisah Sebab Pariban   21. Sarapan dari Lina

    "Bangsat main mati-matiin telpon sesuka hatinya aja sih Lina ini." Batin ku. Aku pun langsung bergegas mandi, belum aku masuk ke kamar mandi, Alex datang. "Pagi kali kau datang Lex, ada apa?" Tanya ku ke Alex. "Nggak apa-apa Way, cuma lagi suntuk aja nih." Kata Alex. "Kau anggap kosan ku ini taman hiburan ya Lex. Kalau kau suntuk, kau datang kemari." Kata ku. "Iya memang. Selama ini aku memang selalu anggap kosan ini taman safari Way. Lihat itu foto monyet imut lagi main Dj." Kata Alex sambil menunjuk foto ku. "Bangsat kau Lex." Kata ku sambil melemparkan baju ku yang baru saja ak

  • Terpisah Sebab Pariban   20. Lelah

    Dua jam lebih telah berlalu, kami pun sampai di Jalan ayahanda, Disaat itu Lina masih tertidur. "Lin, Lina, Lina, bangun." Kata ku membangunkan Lina. "Emmm… iya." Jawab Lina "Sudah mau sampai nih!" Kata ku. "Mana orang Marta sama Denny?" Tanya Lina. "Mereka pisah jalan dengan kita sejak kau tidur tadi, karena kau tidur aku nggak berani bawa motor kencang-kencang, takut kau jatuh, jadi aku suruh mereka untuk jalan duluan." Jawabku. "Ya sudah, kita ke kosan kau aja!" Kata Lina "Sudah malam." Kata ku.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status