Terlihat dua 3 mobil berhenti di depan lobi perusahaan Bryan, tak lama keluarlah beberapa orang dari dalam mobil.Mereka masuk ke dalam lobi dan menjadi pusat perhatian.Tiara yang melihat itu menghentikan salah satu pemuda yang membawa kotak di tangannya."Ada apa ini Kak?" tanya gadis itu."Nanti setelah selesai Kakak akan kasih tau kamu" sahutnya sambil tersenyum, dia mengelus rambut Tiara singkat dan pergi dari sana."Ada apa Kak? Cowo tadi siapa?" tanya Rani pada Tiara."Sepupu aku, aku juga tidak tau" Disisi lain Fitri yang baru keluar dari ruangan Bryan terkejut saat melihat beberapa orang menuju ke arahnya."Di mana ruangan Pak Bryan?"Fitri menunjuk ke arah belakang punggungnya, gadis itu reflek menyingkir dan memberi jalan mereka.Bryan terkejut saat seseorang membuka pintu ruangannya tanpa mengetuk terlebih dulu."Ada apa ini?" tanya pemuda itu bingung."Anda Pak Bryan?" Pemuda itu mengangguk kebingungan, pemuda di depannya menunjukkan selembar surat pada Bryan."Anda bis
Seperti perkataannya Sara beberapa kali ingin menjenguk Bryan sekalian menjenguknya kembarannya.Entah kenapa dia sangat suka mengganggu Bryan, padahal dia memiliki trauma dengan pemuda itu.Seperti saat ini, wanita itu sedang berhadapan dengan Bryan. Setelah check up kehamilan dia meminta Zein untuk mengantarkannya menjenguk Bryan.Zein dan Erham yang mendengar permintaan wanita itu untuk bertemu dengan Bryan tentu saja merasa khawatir karena mereka tau Sara memiliki trauma dengan Bryan.Vina, sebagai psikolog pribadi Sara meminta keluarga Sara dan teman-teman Sara untuk membiarkannya bertemu dengan Bryan.Mereka hanya perlu memberi Sara support dan Vina menganggap sebagai bentuk terapi Sara untuk mengobati traumanya."Aku sangat penasaran dengan keberadaan Satrio, Kakak tau di mana keberadaannya?" sahutnya santai, sebetulnya dia sedang berusaha keras untuk menenangkan dirinya.Bryan terlihat menaikkan sebelah alisnya, "Seharusnya Erham atau Zein sudah memberitahumu di mana keberadaa
"Apa kabar" sahut Bryan setelah mereka duduk di depan minimarket.Sara menganggukkan kepalanya, "Baik, Kakak kapan keluar?""Hari ini"Sara kembali mengangguk dan suasana hening. Mereka bingung harus membuka topik pembicaraan apa.Bryan menoleh ke arah anak Sara yang asik memakan coklatnya setelah menghabiskan eskrimnya."Dia sekarang umur berapa?""5 Tahun jalan""Sudah pandai berbicara?" Padahal pemuda itu tadi mendengar anak manis itu berbicara pada sang ibu."Kakak sudah mendengarnya tadi, dan seharusnya Kakak tau kalau umur dia 5 tahun jalan" sahutnya sambil menggelengkan kepalanya.Bryan hanya berdehem dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Namanya siapa?" sahutnya lembut sambil tersenyum pada gadis kecil di depannya."Ditanya sama Omnya tuh Sayang, namanya siapa?""Kiya Om" sahutnya dengan mulut yang belepotan dengan coklat."Kiya?""Kila, Syakila namanya"Bryan mengangguk, Sara terlihat membersihkan kedua tangan dan mulut anaknya.Bryan yang melihat itu tersenyum, Sara sa
"Kak Bryan" Bryan menoleh ke arah belakang dan reflek menangkap kunci mobil yang Sara lemparkan padanya.Sara dengan santai berjalan ke arah mobil, "Buka pintu mobilnya" sahutnya santai pada Bryan yang diam mematung menatap Sara.Pemuda itu langsung menekan tombol untuk membuka pintu mobil dan Sara masuk ke dalam mobil.Bryan menghampirinya dan masuk ke dalam mobil."Kita mau ke mana?" "Terserah Kakak" sahutnya santai sambil memakai sabuk pengaman.Pemuda itu menyalakan mesin mobil dan memakai sabuk pengaman. Setelah itu mereka pergi dari rumah Sara."Mama mau ke mana sama Om Bylian?" tanyanya pada Erham setelah melihat mobil miliknya pergi. Pemuda itu sedang bermain dengan Kila saat ini di halaman depan."Mama mau berbicara sebentar dengan Om Bryan Sayang""Kenapa tidak di cini saja?" "Mereka harus berbicara berdua"Kila menatap Erham dengan tatapan bingung yang terlihat menggemaskan. Pemuda itu dengan iseng meniup wajah Kila membuat gadis kecil itu tersenyum."Ayo kita bermain la
"Kamu tenang, kita cari Kila sama-sama" sahutnya sambil memeluk Sara erat."Aku khawatir Kila diapa-apakan sama wanita sinting itu Kak" lirihnya."Aku jamin Kila akan baik-baik saja, dia pakai kalung pemberianku kan?"Sara menjauhkan tubuhnya dari Erham, dia menganggukkan kepalanya.Setelah sampai di sana Erham langsung memeluk Sara dan mengucapkan terimakasih pada beliau.Polisi pun ada di sana dan mereka langsung mencari Kila setelah mendengar penuturan dari sang ibu."Ikut Kakak" Mereka masuk ke dalam mobil, Erham mengutak-atik ponselnya dan meletakkan ponselnya di tempat ponsel yang tergantung di kaca spion.Terlihat bulatan menyala kedap-kedip di sebuah map, "Kakak memasang pelacak di kalungnya"Erham menganggukkan kepalanya, "Untuk berjaga-jaga"Wanita itu hanya diam sambil meremas kedua tangannya dan menatap ke arah jendela dia berdoa dalam hati untuk keselamatan malaikat kesayangannya.
Sara terbangun di sebuah kamar, wanita itu terlihat memegang kepalanya setelah bangun lalu dia mengikat rambut."Kila" lirihnya, Sara langsung bangkit dan saat dia akan membuka pintu.Pintu terbuka dari luar, Bryan langsung memegang kedua pundak wanita itu yang hampir terjatuh."Kila…Kila…" sahutnya sambil berusaha untuk melepas kedua tangan pemuda itu dari pundaknya."Sara tenang, Erham dan yang lain sedang mencari Kila" Sara terdiam dan menoleh ke arah Bryan dengan tatapan kosong dan lelehan air mata yang mengalir di kedua pipinya.Bryan langsung memeluk wanita itu dan Sara hanya diam saja namun tiba-tiba Sara memberontak dan meminta Bryan untuk pergi.Wanita itu kembali takut dengan Bryan, pemuda itu tidak melepas pelukannya dan berusaha untuk menenangkan wanita cantik itu."Bryan, lepaskan Sara" sahut Vina sambil menepuk lembut sebelah pundak pemuda itu.Bryan menoleh ke arah Vina, "Jangan dipaksa, lepaskan dia pelan-pelan. Lebih baik kamu ke dapur ambilkan minum untuk Sara"Pemu
"Kamu yakin Tiara pelakunya?" tanya Bryan sambil duduk di samping sang kakak. Dia tidak percaya kalau Tiara bisa melakukan itu, saat ini mereka sedang duduk di teras depan rumah Sara dengan dua gelas kopi di atas meja yang menengahi mereka.Erham menganggukkan kepalanya, "Kakak sempat menyelidiki kasus ini. Ada 2 saksi mata melihat wajah Tiara yang sedang bertransaksi di Pelabuhan"Bryan sempat terdiam beberapa detik, pemuda itu jadi berpikir kenapa bisa wanita itu berubah menjadi seperti ini?.Dulu Tiara hanya memanfaatkannya saja untuk kepentingan perusahaan milik wanita itu."Polisi sudah menangkapnya?" Erham menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya, "Sayangnya Polisi tidak bisa menangkap wanita itu, dia kabur saat Polisi sampai di TKP""Lalu bagaimana dengan pemuda yang sudah menyelamatkan Kila?""Dia mahasiswa semester 5 yang berjualan bakso keliling, dia berbicara jujur ketika bilang ingin mengantarkan Kila pulang. Polisi sempat mencaritahu latar belakang pemuda i
"Hai Kila" sahutnya Sari sambil tersenyum dan mengacak rambut gadis kecil itu."Aunty kapan campe?" tanya gadis itu sambil meminum jusnya.Saat ini Kila sedang ada di teras depan, sang ibu sedang membuat makanan untuk anaknya di dapur."Mama mana Sayang?" tanyanya sambil mengelus kepala gadis kecil itu."Di dayam, aku liat Mama cedang mengoseng-oseng" sahutnya sambil memperagakan sang ibu menumis dan suara 'seng… seng' dari bibir mungilnya.Sari yang mendengar itu hanya terkekeh saja, "Mau ikut Aunty tidak?" "Ke mana Aunty?""Kita beli eskrim dan biskuit kesukaan Kila, mau?"Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya semangat, Sari langsung menggandeng sebelah tangan mungil gadis itu membawanya ke arah mobil."Kila sudah sama aku, aku akan ke sana"[Baiklah, aku juga sudah menemukan anak yang mirip dengan Kila]"Jangan kau apa-apakan anak itu"[Iya, kau tenang saja]Sari hanya menghela nafas panjang lalu membuka pintu mobilnya, "Kenapa aku bisa percaya sama wanita ODGJ ini" monolognya s