Share

Mau Cerai

Author: Dewanu
last update Last Updated: 2023-05-24 20:22:30

Aziya meringis menahan perih di pipinya. Ia menatap marah pada Reza.

"Sudah kubilang jangan pernah menyentuhku, gila kamu ya!" pekik Aziya, ia benci karena sentuhan Reza di kulitnya disisi kelakuan pria itu.

"Siapa bilang aku menyentuh kamu, aku menampar mulut ember jebol kamu biar tau rasa!"

Saat itu, seseorang nekat mendekati dan melerai mereka.

"Ssstt, berhentilah bertengkar. Pak Arthur sudah meminta kita untuk berkumpul di ruang rapat utama. Ayo cepat!"

Kalau saja bukan karena situasi itu, mungkin saja pertengkaran Aziya dengan Reza masih terjadi, maka Reza segera beranjak pergi.

Pria itu terlihat bangga dengan jabatan barunya.

Berbeda dengan Aziya yang sudah tak sanggup lagi untuk mengikuti rapat sehingga ia berbalik arah untuk pulang saja. Tak perduli jika pada hari itu ia harus dipecat, ia sudah tak perduli!

Aziya meninggalkan aula rapat untuk pulang. Toh ia sudah biasa pulang sendiri karena Reza biasanya tidak akan pulang bersamanya meskipun mereka punya jadwal waktu yang sama.

Sesampainya di rumah, kedua buah hatinya telah menunggunya, mereka tengah mempersiapkan peralatan sekolah dengan Mbak Siti pengasuh keduanya.

"Bu Ziya, tadi Davina datang kemari dan memberikan bingkisan ini buat anak-anak, saya dan anak-anak nggak berani buka," kata Mbak Siti menyerahkan sebuah tote bag dengan bermacam-macam camilan kering di dalamnya.

Tentu saja Aziya tidak tertarik dengan isi bingkisan itu, ia menepisnya dan berkata, "Bawa saja Mbak Siti, atau kalau nggak doyan, boleh Mbak Siti buang ke mana saja," jawab Aziya enteng lalu melepaskan atribut kantor yang dipakainya.

"Tapi Bu...ini..."

"Kenapa? Itu cuma camilan nggak seberapa, Mbak, anak-anak juga kurang menyukainya. Oh ya, Mbak, untuk seminggu kedepannya Mbak Siti bisa libur dulu ya. Saya dan anak-anak mau berlibur di desa. Dan ini uang saku buat Mbak Siti," kata Aziya sambil menyerahkan amplop gaji untuk wanita itu, no ia sudah berpikir dan menyiapkan hal ini.

Mbak Siti keheranan, tak biasanya Aziya cuti mendadak bahkan bukan di hari libur sekolah anak-anak.

Menatap ragu pada Aziya, Mbak Siti menggenggam amplop itu dengan gelisah. "Bu Ziya apakah baik-baik saja?"

"Uhmm, bisa dibilang begitu, Mbak. Akan tetapi aku tak bisa berharap banyak Mbak. Suatu saat Mbak Siti akan tau sendiri. Oh ya, aku ngantuk banget sekarang, Aku nitip anak-anak ke sekolah ya Mbak."

Setelah mengatakan hal itu, Aziya menghampiri Humaira dan Farhan. Iapun mengecup lembut puncak kepala keduanya dengan perasaan tak karuan. Akan tetapi ia harus bisa menahan perasaannya demi kebaikan psikologis mereka, tidak mungkin ia mengatakan bagaimana kejamnya Reza kepadanya.

Aziya segera ke kamar, menenggelamkan dirinya di dalam selimut di kamarnya, mengunci rapat pintu kamar tersebut. Sesekali terdengar isak tangisnya, namun tentu saja sangat lirih nyaris tak terdengar.

Menjelang siang hari, Aziya mendengar suara mobil Reza datang memasuki garasi. Reza pasti pulang lebih awal untuk membuat perhitungan dengannya karena pertengkaran tadi. Ia mulai panik dan traumatis sebab ditampar di perusahaan tadi sehingga rasa takut mulai merayap di hatinya.

Tak kurang akal, Aziya segera menghubungi kedua orang tua Reza dan kedua orang tuanya untuk secepatnya datang.

Pertama kali, iapun menghubungi mertuanya karena mereka lebih dekat rumahnya.

["Apa-apaan, Aziya. Kenapa begitu mendadak?" jawab ibu mertua.]

["Ini sangat penting, Bu. Ini sangatlah penting."]

["Tapi...ada apa sebenarnya? Sepenting apa Aziya?"]

["Bu, Aziya mau bercerai saja dengan Mas Reza."

"Apa? Bercerai?"]

Mertuanya seketika terkejut, dan Aziya berusaha keras meyakinkan agar mereka datang segera, tak perduli apa yang akan mertuanya katakan nantinya.

Setelah selesai menghubungi mertua dan kedua orang tuanya, terdengar ketukan dari luar kamar.

"Aziya, Aziya! Buka pintu!" panggil Reza sambil terus mengetuk pintu. Bahkan Reza berkali-kali melakukan panggilan telepon namun Aziya tak menggubris. Ia hanya akan membuka pintu jika mertua atau orang tuanya sudah tiba di tempat itu. Ia tidak mau sampai Reza mendaratkan sentuhan di pipinya lagi atau mencoba merayu dengan pelukannya, menjijikkan!

"Kenapa kau mengunci pintu? Kau takut bukan? Hah, kamu tau sekarang kalau kamu itu cuma selingan dalam hidupku bukan? Ayo kita selesaikan, Aziya!" kata Reza meneriaki Aziya.

Aziya tidak menggubris, ia sangat mengerti sekarang bahwa pernikahan mereka memang harus berakhir menyedihkan seperti ini, seperti apa yang dikatakan Reza barusan bahwa dirinya hanya selingan saja?

Aziya mulai menyesali perjodohan itu, akan tetapi bukankah itu takdir dari yang Kuasa?

Air matanya mulai menggenang lagi di kelopaknya yang sudah sembab, setelah sekian lama pernikahan yang tampak baik-baik saja, tiba-tiba badai menghancurkan segalanya dalam semalam, haruskah ia menjadi lemah?

Aziya mengambil koper, iapun memasukkan pakaiannya dan juga surat menyurat penting yang mungkin nantinya ia perlukan.

Ia menatap sebuah sertifikat rumah yang mereka tempati. Rumah itu adalah harta yang mereka hasilkan bersama, hanya saja ia yakin dengan surat itu urusannya dengan Reza pasti akan sepanjang sungai Bengawan Solo jika ia sampai mengusiknya. Maka iapun memutuskan meletakkan kembali sertifikat rumah tersebut pada tempat asalnya.

"Hei! Buka l*nte! Kenapa kau tak berani berhadapan denganku? Ayo cepat! Jangan hanya bisa menyalahkan orang lain, kau harus introspeksi diri!" teriak Reza lagi, suara itu begitu menggema di telinga Aziya begitu menghujam kalbu.

"Reza! Apa yang barusan mama dengar tadi? Kenapa kau memanggil istrimu dengan sebutan kotor?" kata sebuah suara menegur Reza dari arah belakangnya. Reza jadi sangat terkejut.

Wanita itu juga terlihat melotot ke arahnya.

"Mama? Kok mama ada di sini?" ujarnya sedikit gugup dan wajah yang sangat terkejut. "Ah, mama jangan salah faham, aku sengaja mengatakannya," kata Reza beralasan.

Related chapters

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Bukan Cinta

    Mendengar suara Mama Reza di luar kamar, hati Aziya menjadi lega, ia sangat terganggu dengan gedoran pintu oleh Reza yang sangat kasar. Setidaknya meskipun ia tidak yakin dengan sikap Nurlela ibu Reza, setidaknya akan menghalangi kekerasan yang mungkin dilakukan putranya itu."Aziya! Ini mama, ayo buka pintunya!" Nurlela memanggil Aziya dan sempat melihat ke arah Reza yang pucat pasi."Mama dengar kamu naik jabatan, mama baru saja mau kasih ucapan selamat, tapi mama terkejut saat mendengar Aziya menelpon mama untuk menyelesaikan masalah rumah tangga kalian. Kenapa kalian bertengkar sehingga Aziya mau bercerai?""Huh, memangnya kenapa dia harus bawa-bawa orang tua segala? Masalah kami bisa kami selesaikan sendiri, Ma. Mama nggak usah ikut campur. Sebaiknya mama dan papa cepat pulang saja dan jangan percaya dengan ocehan gila Aziya," kata Reza dengan penuh emosional."Mama tidak suka ikut campur urusan rumah tangga kalian, hanya saja Aziya bilang kalau hari ini dia ingin bercerai dengan

    Last Updated : 2023-05-24
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Rebutan Anak

    Baiklah, sepertinya ini memang harus diperjelas di hadapan mama Reza supaya tidak ada lagi yang tersembunyi, batinnya.Aziya menegakkan kepalanya, menatap ke arah Reza lalu bergantian menatap mama Reza yang sedang menunggu penjelasannya."Kamu itu pasti sudah nidurin Davina, mas, iya kan? Coba ngaku sama mama, Mas. Jangan hanya aku yang dianggap membangkang, dianggap jahat. Sebenarnya aku begini karena kamu bukan?" cibir Aziya."Apa? Apa maksudmu? Reza nidurin Davina?" kata Nurlela terkejut dengan ucapan Aziya, apa Aziya sedang memfitnah putranya? "Apa kau sungguh melihatnya langsung?" tanya wanita itu lagi.Tak ada jawaban dari mulut Aziya. Ia malah disibukkan dengan bayangan menakutkan kejadian tadi malam. Begitu juga Reza yang hanya terdiam sementara ibunya menatapnya seolah menunggu pengakuan dari putranya.Selagi kebingungan, sekarang orang tua Aziya telah sampai di rumah mereka dan menghampiri. Kebetulan mereka memang sedang ada di Jakarta karena ada urusan keluarga di sana."Az

    Last Updated : 2023-05-24
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Jangan Ambil Anakku

    "Tidak mungkin!" kecam Aziya yang begitu kesal. Tidak seharusnya Reza mengambil dan mengganggu kedua anaknya yang sudah bisa adaptasi dengan baik di rumah neneknya. "Aku tidak akan menyerahkan kedua anakku pada kalian selamanya!""Aziya...kalau kamu tidak ingin berpisah dengan anak-anak, sebaiknya kamu kembali ke rumah ini dan batalkan saja gugatan cerai kamu, dengan begitu kalian bisa berkumpul lagi. Bagaimana?" kata mertua Aziya. Wanita itu berjalan santai ke sisi jendela besar dan membuka jendela rumah lebar - lebar, memberikan celah udara segar dari kebun kesayangan Aziya. Yah, setidaknya hal itu mengganti dan mengisi udara ruangan mereka tersebut yang mulai memanas.Bersyukur rasanya dulu Aziya rajin merawat bunga. Dia sungguh butuh banyak oksigen untuk bisa bernapas saat ini.Membayangkan kembali pada Reza sama saja kembali ke neraka mengerikan, itu tidak ada dan terjadi lagi dalam kamus hidupnya."Ma, aku tidak akan kembali sama mas Reza selamanya. Dia berselingkuh dengan sepup

    Last Updated : 2023-07-09
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Aspri

    Perkataan Aziya soal keluarganya yang abnormal, memang tidak sepenuhnya salah. Ia begitu tersinggung dengan tuduhan itu, tapi begitulah adanya, bahwa ayahnya, dia dan juga kakak lelakinya punya perilaku yang mirip. Hanya perempuan sial saja yang akan bertahan di dalam mendampingi pria keluarganya."Sial! Kenapa aku harus perduli dengan omong kosong Aziya?!" desisnya.Intinya kedua anaknya harus bersamanya tak perduli bagaimana pun kelakuan keluarganya! TITIK!Sementara mereka saling melemparkan pandangan tajam, Aziya juga tidak akan menyerah begitu saja. Ia sangat kuatir kalau kedua anaknya berada dalam lingkungan tak terdidik.Seperti rencananya semula, Aziya melangkah menuju ruang HRD dan bertemu dengan Ibu Nuri, wanita berperawakan tinggi dan sedikit antagonis. Wanita itu segera bertanya soal tujuan Aziya menemuinya di ruangannya.Aziya menjelaskan semuanya, termasuk rencana bercerai dengan Reza. "Pindah posisi? Bukankah posisi kamu sudah cukup bagus?" "Benar, tapi saya tidak men

    Last Updated : 2023-07-09
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Wawancara

    Bu Nuri terdiam, ia tidak tahu berapa gaji yang diberikan untuk asisten seperti ini."Menurutku, kau bisa bertanya langsung dengan Pak Galih soal gaji itu. Saya sungguh tidak tahu. Kau juga bisa bernegosiasi langsung dengannya. Oke?"Aziya mengangguk, ia akan mencoba negoisasi terbaik esok hari.Keesokan harinya, Aziya benar-benar berpakaian santai tanpa riasan. Iapun menuju lantai dimana atasannya berada.Sudah hampir dua tahun, Aziya bekerja di perusahaan Hans GL. Akan tetapi tak pernah sekalipun ia menginjakkan kaki di lantai dua puluh milik Galih Purnama, seorang CEO sekaligus pewaris perusahaan multinasional itu.Rumor mengatakan, Galih Purnama adalah seorang pria yang sangat tegas dan tanpa kompromi.Panas dingin hawa yang keluar dari tengkuknya, apalagi di tangannya kini mengeluarkan keringat dingin semakin banyak, memikirkan seperti apa sosok pak Galih yang kontroversial itu.Ia sudah memakai setelan kasual, wajah polos tanpa make up dan tas kecil berwarna hitam menyilang di p

    Last Updated : 2023-08-03
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Rahasia Ayah

    "Pak, saya tidak akan memakai kosmetik, berpenampilan menarik atau menggoda Pak Galih. Saya tahu batas karena saya juga punya suami, punya anak. Tapi...""Alasan kamu menghindari menjadi bawahan Reza...apa tidak ada maksud lain?"Bah! Seharusnya ia bertanya pada dirinya sendiri, batin Galih.Aziya menunduk dalam, sebutir air matanya hampir keluar di sudut matanya."Masalah ini...""Ini terlalu beresiko. Kau berpenampilan cukup buruk seperti ini, apa tidak mengganggumu?"Dalam hati Galih tertawa lebar, selama ini ia menantikan saat melihat wanita ini terlihat sangat buruk.Aziya menggelengkan kepalanya, "Tidak, Pak.""Baik, terserah kalau begitu. Besok, berangkat lebih awal, menghafal password apartemen dan juga pergi ke binatu. Siang harinya, ikutlah denganku untuk menyiapkan perlengkapan rapat dengan kolega dari Turki. Tugasmu hanya membersihkan ruangan dan menyiapkan peralatan, mengerti?""Siap, Pak. Apakah saya harus memakai pakaian khusus untuk pertemuan itu, Pak?" tanya Aziya pol

    Last Updated : 2023-08-04
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Pertengkaran

    Sejenak setelah ia mengusap air matanya, Aziya mendongak ke arah orang yang baru saja datang memasuki rumah. Aziya mengedip tak percaya, apa maksud dengan kehadiran Davina diantara mereka? Sungguh perkembangan yang sangat cepat, batin Aziya."Ziya, menangis nggak akan menyelesaikan masalah bukan? Toh keadaan masih tidak berubah. Mas Reza membawaku bersama dengan kalian karena merasa perlu untuk mengenal kedua anaknya. Ini juga bukan kemauanku," kata gadis itu sambil melempar tas selempang miliknya, lalu menghempaskan dirinya di sofa. Seperti sudah di rumahnya sendiri saja."Emangnya kenapa? Aku juga tidak akan menyelesaikan masalah dengan mengemis pada seorang suami bejat, aku yakin kalian pasti akan mendapatkan karma dari perbuatan kalian," kata Aziya, kali ini Aziya membalas sambil menutup cuping putrinya dengan tangannya erat."Nggak usah sembunyi dari anak-anak, toh Humaira sudah besar. Dia akan mengerti kehidupan ayahnya yang telah berbeda."Lalu Davina berkata pada Humaira."Hum

    Last Updated : 2023-08-04
  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Apartemen

    Sesampainya di apartemen, Aziya bertemu ibu Nuri yang sudah menunggunya."Bu, apakah ini kediaman...?""Ini adalah tempat perawatan khusus untuk adik lelakinya. Pria itu telah koma selama tiga tahun dan tidak terbangun samasekali. Dan perlu kamu ketahui, bahwa pak Galih memintaku untuk memberitahu kepadamu inilah pekerjaan yang harus kau lakukan selanjutnya."Tak ada jawaban, karena Aziya sepenuhnya tak mengerti dan cenderung menurut saja apapun jenis pekerjaannya."Setiap hari, inilah tempatmu bekerja.""Disini?" Bu Nuri hanya mengangguk.Aziya merenung, karena ia merasa apartemen ini sangat jauh dari pusat kota. Apa ia akan sanggup melakukannya?Bu Nuri membawa Aziya semakin ke dalam, hingga ia diberi tahu soal penghuni tempat tersebut, di mana seorang pria terbaring lemah di sana dan ada sebuah tempat tidur lain yang ada di sampingnya yang terbaring seorang wanita cantik dan pucat pasi."Siapa dia?" lalu Aziya bertanya karena penasaran."Sssttt, jangan pernah bertanya soal siapa wa

    Last Updated : 2023-08-05

Latest chapter

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   TAMAT.

    "SELAMAT DATANG.... SELAMAT MALAAAMMM!"Suara riuh mengejutkan Aziya luar biasa. Bahkan suara keras dan teriakan itu secara bersamaan semua yang ada di situ.Aziya terpaku dalam keterkejutan.Ia melihat semua orang ada di sana. Ada kedua orang tuanya, ada juga kedua orang tua Galih dan juga Guntur dan Celine.Begitu juga Deo dan istrinya juga bibi Elena.Sementara ketiga anaknya terbaring di dalam ranjang kecil di sudut ruangan. Mereka seperti baru saja berpesta karena banyak sekali bekas makanan dan camilan di beberapa meja hidangan. Tentu saja semua ini membuat Aziya menitikkan air matanya.Iapun melempar tas miliknya secara asal dan menghambur memeluk kedua orang tuanya sambil menangis haru.Ia juga memeluk kedua orang tua Galih dengan deraian air mata juga.Haru dan juga rasa rindu membuatnya ingin menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya iapun menyalami Guntur dan memeluk Celine sebagai ungkapan betapa bahagianya ia saat ini bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang ia sayangi.

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejutan

    Aziya memutar kepalanya, menatap ke arah pria yang terkonsentrasi dalam mengemudi. Jalanan memang lengang, tapi ada beberapa lubang yang dalam perbaikan sehingga butuh konsentrasi."Kecuali?""Kecuali kau yang meminta perceraian terjadi.""Apakah Azga adalah tujuanmu untuk mengatakan semua ini? Untuk mengambilnya dariku?" sergah Aziya panik."Aziya, apa aku sekejam itu padamu?" jawab Galih bersamaan dengan gerakan lambat mobil tersebut dan roda yang berdecit tiba-tiba."Jawablah, apakah aku berharap perpisahan? Berapa kali aku mengatakannya? Aku selalu bilang bahwa kau harus kembali, tidak akan ada pertanyaan menjijikkan seperti itu, Aziya!""Tapi...""Jika kau mencintai Azga, kau juga tidak bisa memisahkan dia dariku."Aziya lagi-lagi kalah telak dengan ucapan Galih. Apakah hatinya telah meleleh bahkan di tengah malam yang dingin ini?Tiba-tiba secara tidak langsung kehadiran Galih membuatnya merasa hangat, membuatnya merasa hidup.Ia bisa merasakan detak jantungnya yang mulai bersem

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kau Tetap Istriku

    "Mana kutahu, sejak tadi cuma sambutan tapi belum juga kelihatan siapa orangnya," balas Aziya.Galih hanya tersenyum dan melihat ke arah podium. Acara sambutan masih dilangsungkan, dan iapun harus bersikap lebih terhormat karena sambutan itu memang untuk dirinya.Pembicaraan terputus setelah sebuah nama disebutkan."Mari kita perkenalan direktur muda baru kita malam ini. Beliau adalah Bapak Galih Purnama yang berasal dari Jakarta... mohon kehadirannya di podium...."Aziya yang mendengar hal itu langsung membelalakkan saking terkejut."Ka-kau...""Demi putraku, aku akan disini untuk kalian, Aziya," bisik Galih pada Aziya sejenak sebelum pria itu pergi menuju podium.Aziya masih gagap tak percaya. Bagaimana mungkin Galih mengatakannya. Bagaimana mungkin dia harus menjadi bawahan Galih untuk yang kedua kalinya."Oh tidak, apakah ini cuma mimpi?" gumamnya.###Setelah berlalu acara penyambutan tersebut Aziya masih belum bisa percaya. Ia telah terperangkap sekuat ini dalam kehidupan Galih

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Direktur

    Arkan hanya memandang wanita itu tergesa berlari ke ruangannya, sementara itu Galih memandang dari sudut tersembunyi di dalam ruangan itu juga.Arkan menghampiri Galih."Kau harus berterimakasih kepadaku setelah ini," katanya memberikan ultimatum."Ah, bilang saja kamu nggak bakal memenangkan kompetisi ini, sehingga kau menyerahkan kekalahan mu sebelum memulai.""Jangan gila, kau punya anak darinya, aku tidak akan membuatnya semakin menderita hanya karena kalian berebut anak. Soal perasaan Aziya, apa kau mau coba aku merayunya?"Galih langsung mendelik, "Jangan coba-coba! Jangan pernah!"Arkan hanya nyengir melihat Galih ketakutan. Ia tak menyangka, lelaki yang terkenal wibawa dan piawai dalam bisnisnya ini hanya jatuh karena Aziya.Tuan Alfonso sangat mengakui kehebatan Galih sehingga ketika mereka membuat rencana menempatkan Galih di salah satu posisi perusahaan tersebut, pria tua itu samasekali tidak menolak. Itu karena kehebatan Galih memang tidak diragukan.Akan tetapi saat disen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Penting

    "Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan, memangnya aku bisa apa?""Tentu saja kau sangat bisa. Kau bahkan lebih baik dariku sekarang ini, aku bisa mengandalkan kamu tanpa ragu lagi, bukankah begitu?" kata Galih.Barulah Guntur mengerti bahwa Galih bermaksud menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya. Dan itu bukan masalah ringan karena semua akan mengalami kendala tanpa kehadiran Galih."Apa kau gila? Demi perempuan itu?""Hei, ayolah, demi aku, ya?""Tidak, aku juga punya tanggung jawab lebih besar sekarang ini, istriku sedang hamil, aku tidak mau membuatnya menderita karena sibuk dengan pekerjaan," ujarnya seolah menolak mentah-mentah kemauan Galih."Ayolah, aku tidak akan melupakan kebaikanmu, Hmm? Kau harus melakukannya demi kita bersama, oke?""Tidak mau, aku tidak yakin untuk kepentingan bersama, apalagi yang lebih penting sekarang adalah Celine, aku tidak perduli padamu," ejek Guntur semakin membuat Galih kesal.Akan tetapi akhirnya Guntur tidak bisa mengelak karen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejujuran di Matanya

    Putranya itu makin tersenyum aneh. Raut wajahnya menyimpan sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bahagia, haru dan entah apalagi yang membuat ayah ibunya penasaran. "Apa yang sebenarnya kau dapatkan di sana? Kau seperti kesurupan," kata ayahnya mengomentari sikap aneh putranya."Iya, ini juga merasa aneh dengan tingkahmu. Ada apa sih sebenarnya?"Lagi Galih tersenyum, menunjukkan sikap senang dan bahagia."Anak Aziya... namanya Azga, anak itu sangat mirip denganku, wajahnya... matanya... rambutnya...""Tunggu, kau bicara apa? Apa kaitannya dengan wajah anak Aziya dengan kemiripannya denganmu?" sang Ayah mulai punya firasat sesuatu.Begitu juga ibunya yang terlihat kebingungan dan menautkan alisnya."Apa maksudmu? Apa kalian tidak sekedar punya kemiripan? Astaga, apakah itu mungkin?" kata sang ibu terkejut sendiri.Galih mengangguk menunjukkan ucapan kedua orang tuanya benar, dugaan mereka benar meskipun itu hanya sekedar pengakuan Aziya."Dia tidak menikah atau menjal

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Anak

    "Tidak, aku tidak setuju, kau bisa saja menganggap itu bukan masalah. Akan tetapi bagaimana bisa seorang anak lahir tanpa sebuah ikatan pernikahan? Setidaknya suatu hari sang anak harus tahu bagaimana rupa ayah yang sebenarnya. Aku ingin kau melakukan test DNA untuk memastikannya."Galih merenungi ucapan Leo. Mungkin ada baiknya ia melakukannya, memastikan apakah itu darah dagingnya atau bukan, meskipun itu semua tidak akan mengubah segalanya. ###Keesokan harinya Galih menemui Aziya.Ia sangat penasaran dan sangat berharap Aziya memberikan kesempatan untuknya bersama lagi apapun yang terjadi."Aziya... jelaskan padaku, kenapa kamu melakukan semua ini sehingga kau menghadapinya seorang diri semuanya. Aku ingin kau tahu bahwa semua ini begitu sulit bagiku," tanya pria itu sementara Aziya duduk di hadapannya dengan tertunduk.Aziya pun tahu, semua itu sulit bagi semuanya, untuknya juga. Akan tetapi waktu tidak mungkin terulang kembali. Apapun yang Galih ucapkan untuk menyalahkan diriny

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Fakta

    Mata Galih membola, setelah mencerna apa yang baru saja ia dengar dari penjelasan Aziya."Maksudmu... kau tidak menikah tapi memiliki anak?""Uhm... maaf, itu...""Tunggu, katakan padaku, Aziya!" Aziya membeku, keringatnya sudah menetes di tengkuknya. Telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin karena cemas.Sementara itu tangan Galih mencengkram pundak Aziya menuntut penjelasan. Akan tetapi wanita itu diam seribu bahasa."Ada apa denganmu? Kenapa kamu diam?"Ketegangan terlihat diantara mereka sehingga Azga melihat mereka dengan ketakutan. Bocah itu menangis dan merengek menyaksikan Aziya dibentak sedikit kasar.Galih menoleh, melihat ke arah bocah yang menangis itu sementara hatinya bercampur aduk tak menentu. Ia menatap atas pola wajah bocah itu dan tatapan matanya, seolah mengenali garis wajahnya berada di sana.Aziya menangis, lalu iapun melepaskan diri dari Galih, ia merasa sangat sedih saat ini, akan tetapi iapun merasa lega karena Galih telah tahu maksud dan arah pembicar

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Tidak Menikah

    Seolah Galih bisa tahu apa yang dirasakan wanita itu. Pria itu seperti tidak pernah putus asa untuk mengejarnya. Aziya bisa merasakan, meskipun Galuh berusaha bersikap hormat untuk menghargainya sebagai istri orang lain, Aziya bisa merasakan betapa Galih mencintainya."Kenapa kau berkata begitu?" jawab Aziya lemah."Karena aku melihat kamu tidak bahagia, Aziya. Jujur, aku merasa sakit dan tidak adil, aku tidak bisa melepaskan begitu saja jika kau seperti ini," kata Galih kemudian."Sama sepertiku, aku tidak bisa mencintai wanita lain setelah berpisah denganmu, dan maafkan aku karena terpaksa mengatakan semua ini, tapi itulah yang terjadi. Aku datang bukan karena tanpa tujuan... itu semua karena aku belum bisa melepaskan kamu bersama orang lain."Aziya tercenung dalam pikirannya yang kalut. Ia berfikir Galih telah bahagia bersama Isabella. Ya, ia pergi dengan hati yang perih di malam itu karena rasa cemburunya yang tak tertahankan. Ia merasa tidak percaya diri dan direndahkan oleh suam

DMCA.com Protection Status