Share

Bab 82

Penulis: YeosinD
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sampai pukul setengah lima baru Gendis dapat duduk dengan tenang setelah semalaman Gendis terus menangis.

Rasa lelah dan juga sedih di dalam hati Gendis masih belum hilang dari hatinya.

"Ya Allah, kenapa perasaan ku nggak tenang gini, ya. Apa yang sebenarnya terjadi," batin Gendis terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Gendis merasa aneh pada Yasmine yang terus menangis semalaman hingga membuatnya menjadi gundah dan bingung.

Tak biasanya Yasmine menangis hingga semalam suntuk padahal sudah berbagai cara Gendis lakukan untuk menenangkan Yasmine saat itu.

Akhirnya Gendis pun memilih untuk menunaikan solat subuh agar hatinya bisa lebih tenang.

Setelah selesai solat subuh Gendis tertidur di atas sajadah. Rasa kantuk dan juga lelah yang ia rasakan membuat Gendis saat itu tertidur begitu nyenyak.

Hingga akhirnya Karta kembali membuka pintu kamarnya dan Gendis pun saat itu terbangun.

"Wah bagus sekali kamu, ya. Bisa tidur nyenyak setelah semalam membuat masalah," sindir Karta.

Gendis yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 83

    Malamnya, setelah acara tahlilan dan pemakaman Hartono selesai, Karta mencoba menghampiri Gendis yang ada di dalam kamarnya.Saat itu semua tatangga sudah pulang kecuali Rehan yang masih duduk di ruang tamu ditemani Indri.Saat itu Gendis tengah duduk sembari menggendong Yasmine. Air matanya masih terus jatuh membasahi pipinya."Ndis, ayo kita pulang," ajak Gendis.Gendis pun menoleh ke arah Karta saat mendengar suaranya. "A-apa, Mas? Pulang? Tapi kan bapak baru saja dimakamkan, Mas. Apa tidak sebaiknya kalau kita menginap dulu di sini," ucap Gendis dengan sedikit sesenggukan.Sementara itu di ruang tamu, Indri tengah menemani Rehan yang saat itu masih belum pulang setelah mengikuti acara tahlilan."Tidak! Kita tetap harus pulang," tegas Karta."T-tapi, Mas. Aku masih mau di sini." Mendengar ucapan Gendis membuat Karta sedikit kesal. Seketika kedua mata Karta pun membulat sempurna menahan amarah."Sekali aku bilang pukang, ya pulang!" bentak Karta cukup kuat.Hal itu membuat Indri da

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 84

    Keesokan harinya, Gendis meminta izin pada Karta untuk pulang ke rumahnya tapi sayangnya Karta tak mengizinkannya.Karta justru mengunci Gendis di dalam kamarnya. Setelah itu ia dan Anjarwati pun pergi bekerja.Gendis hanya bisa terus menggedor pintu sembari menangis meminta agar pintu kamarnya dibuka.Tanpa sepengetahuan siapapun, diam-diam Indah memperhatikan suasana saat itu.Setelah agak siang, Indah pun memberanikan diri untuk mendatangi kamar Gendis.Beberapa kali Indah sempat menoleh untuk memastikan keadaan saat itu. Setelah memastikan bahwa Ayu tengah berada di dalam kamarnya, dengan cepat Indah pun membuka pintu kamar Gendis.Dengan mudah Indah dapat menerobos masuk ke dalam kamar Gendis karena Karta membiarkan kunci pintu tetap tergantung pada tempatnya."Mbak, Indah." Gendis yang tengah menangis di pinggiran ranjang pun langsung bangkit dan menyeka air matanya."Mbak Indah kok bisa masuk ke sini?" tanya Gendis."Sttttt." Indah menempelkan satu jari telunjuknya pada ujung b

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 85

    Semenjak kepergian Hartono, Karta menjadi semakin sering melakukan hubungan suami istri dengan Gendis untuk mendapatkan anak lagi darinya.Akhirnya setelah dua bulan berlalu, Gendis kembali hamil dan itu membuat Karta sangat senang.Hari ini Karta dan Gendis sedang periksa ke rumah sakit demi memastikan keadaan Gendis."Apa, Dok? Istri saya hamil lagi?" tanya Karta.Raut wajah terlihat sngat berbunga-bunga. Senyumnya yang sadari tadi menghiasi bibirnya pun belum usai."Benar, Pak. Kehamilan istri bapak sudah menginjak 3 minggu," ucap sang dokter."Akhirnya kamu hamil lagi, Ndis. Aku senang sekali karena kamu hamil lagi," ucap Karta sembari menatap bahagia ke arah Gendis.Sementara Gendis masih terdiam. Dalam hatinya masih merasakan trauma yang begitu besar setelah kehilangan anak keduanya.Setelah memeriksakan kandungan Gendis di rumah sakit, Karta dan Gendis pun akhi pulang lagi ke rumah.Sesampainya di rumah, Anjarwati tampak menyambut kedatangan keduanya."Bagaimana hasilnya?" tany

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 86

    Keesokan paginya, Karta benar-benar menepati ucapannya. Ia mengajak Gendis untuk ke rumah sakit.Keduanya pun berangkat setelah selesai sarapan pagi. Seperti biasa, Gendis menitipkan Yasmine pada Indah.***Sesampainya di rumah sakit Gendis pun langsung di periksa oleh dokter yang biasa menanganinya.Karta yang masih setia menemani Gendis, berdiri di ranjang tempat Gendis berbaring sembari mendengarkan ucapan sang dokter yang menjelaskan bayinya."Dok, langsung saja lihat jenis kelaminnya," ucap Karta.Akhirnya sang dokter pun memeriksa jenis kelamin anak Gendis saat itu.Seketika wajah Gendis pun menjadi pucat pasi. Rasanya ia masih trauma dengan respon dan perbedaan sikap Karta saat mengetahui jenis kelamin anak yang ia kandung."Kalau dilihat di sini, sepertinya bayi ibu Gendis berjenis kelamin perempuan, Pak," ucap sang dokter.Karta pun segera menautkan kedua alisnya. Bibirnya mengatup dengan cukup erat dan tatapannya masih tajam menatap alat USG sembari sesekali melirik kepada G

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 87

    Rehan akhirnya membawa Gendis untuk bertemu dengan Indri karena semenjak Hartono meninggal, Gendis tak pernah bertemu dengan Indri lagi.Sesampainya di depan rumah Hartono, suasananya sangat sepi dan juga sunyi membuat Gendis dan Rehan bertanya-tanya."Loh kok sepi banget, ya. Kayak nggak ada orang, semua jendela dan pintu tertutup semua," ucap Gendis penuh tanya.Setelah mengetuk pintu beberapa kali sembari memanggil Indri, tak ada jawaban sama sekali. Gendis tak bisa masuk karena pintu yang dikunci.Gendis menjadi khawatir dan sedikit panik. Akhirnya Gendis mencoba menelepon Indri tapi tak diangkat olehnya."Kamu kemana sih sebenernya, Ndri," ucap Gendis dengan nada sedikit panik.Rehan yang melihat Gendis panik pun mencoba menenangkannya."Emmm mungkin Indri sedang pergi, Mbak." Gendis pun menoleh ke arah Rehan. "Tapi pergi kemana, Mas? Kita nggak punya saudara lagi. Nggak mungkin juga ke sekolah, dia kan sudah selesai ujian," ucap Gendis lagi."Emmm ya mungkin dia lagi pergi ke m

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 88

    Dengan tatapan penuh amarah, Karta berjalan menghampiri Gendis dan Rehan."Mau apa kamu ke sini?" tanya Karta pada Rehan dengan nada ketus.Anjarwati yang mengikuti langkah kaki Karta dan berada di belakangnya pun ikut menatap sinis keduanya."Begini, Pak. Saya sengaja datang ke sini agar tak terjadi kesalahpahaman lagi. Jadi, tadi aku tidak sengaja melihat mbak Gendis jalan sendirian dan setelah aku tanya ternyata dia mau pulang kadi aku antar ke sini," ucap Rehan."Kamu nggak perlu repot-repot mengantar Gendis. Dia kan punya kaki jadi bisa jalan sendiri." Dengan kuat Karta menarik Gendis agar mendekat ke sisinya."Emmm iya saya tahu, Pak. Tapi cuaca di luar itu sangat panas jadi aku tidak tega apalagi mbak Gendis sedang hamil " jelas Rehan lagi."Sekarang kamu bisa lihat kan kalau Gendis sudah sampai di rumah jadi kamu bisa pergi dari sini sekarang," cetus Karta.Seketika Gendis pun tak membiarkan begitu saja Karta memperlakukan Rehan dengan sangat sinis."Setidaknya kita harus meng

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 89

    Keesokannya saat semua orang sedang sarapan, Indah memanggil Gendis untuk ikut makan bersama mereka. Tapi karya malah marah pada Indah."Siapa yang mengizinkanmu membawa Gendis ke meja makan ini!" Karta menatap tajam Indah.Seketika langkah kaki Indah pun terhenti saat mendengar nada tinggi Karta. Begitu juga dengan Gendis yang saat itu digandeng oleh Indah. Gendis ikut berhenti dan berdiri di belakang Indah."Mas, aku mohon jangan keterlaluan pada Gendis. Dia adalah istrimu apalagi dia sekarang sedang hamil. Kenapa kamu bisa setega itu padanya." Dengan berani Indah menjawab Karta.Karta yang saat itu sedang duduk di kursinya pun seketika bangkit dari duduknya dan menghampiri Indah dan Gendis."Kamu pikir kamu siapa, hah! Beraninya berbicara seperti itu padaku?" tanya Karta sembari mencengkram dagu Indah.Sontak saja Gendis pun tak terima saat melihat Indah diperlakukan dengan kasar oleh Karta.Spontan saja Gendis mendorong tubuh Karta dan menyelamatkan Indah yang merintih kesakitan.

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 90

    Setelah kepergian Indah, Gendis hanya bisa menangis terlebih saat ia mendengar ucapan Karta yang membuat hatinya bertambah sakit.Gendis merasa jika Karta adalah suami yang sangat tidak bersyukur karena memiliki istri sebaik Indah."Dengar, ya. Apapun yang aku lakukan di rumah ini adalah hakku. Kamu sebagai istri hanya tinggal mengikuti apa yang aku katakan. Kecuali kalau kamu ingin nasibmu seperti Indah," ucap Karta.Seketika Gendis terdiam. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ingin rasanya ia pergi meninggalkan Karta tapi Gendis ingat akan kedua anaknya yang butuh kasih sayang dari ayahnya."Sudah sekarang lebih baik kamu bersiap-siap untuk cari kerja! Ingat, aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus bekerja dan hasilkan uang untukku," ucapan Karta.Ayu yang mendengar ucapan Karta pun merasa bahagia bukan main. Ia tak menyangka jika Karta akan bersikap begitu tega pada Gendis yang tengah hamil."Wah ini kayaknya bagus, nih. Kalau Gendis disuruh kerja terus-terusan waktu hamil gini pasti dia

Bab terbaru

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 108

    7 tahun kemudian***Setelah 3 tahun lamanya, Karta masih terus membuktikan bahwa ia telah berubah menjadi lebih baik.Hari ini saat hari masih pagi, Karta datang ke rumah Gendis. Penampilannya terlihat sangat rapih dengan kemeja lengan panjang dan celana panjang serta rambut yang tetata rapi.Gendis mempersilahkan Karta duduk di kursi. Gendis pun duduk berhadapan dengan Karta yang saat itu ada di depannya.Gendis sedikit heran melihat Karta yang berpenampilan begitu rapih."Mas Karta mau kemana? Kok rapi sekali?" tanya Gendis penasaran."Emmm aku sengaja berpenampilan rapih begini, Ndis. Aku ingin melamar seseorang," jawab Karta.Gendis pun tercengang mendengar jawaban Karta. Gendis merasa penasaran akan wanita yang akan dilamar oleh Karta."Siapa kira-kira wanita yang akan dilamar oleh mas Karta, ya? Apa jangan-jangan aku," batin Gendis.Keduanya masih saling menatap sesekali. Tak lama Karta pun menyeruput kopi buatan Gendis yang rasanya masih sama, nikmat sesuai dengan seleranya."E

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 107

    "Sekarang ini bukan lagi rumahmu, tahu! Lebih baik sekarang kalian pergi dari sini atau aku akan telepon polisi untuk menyeret kalian semua dari sini," ancam Anjarwati.Karta yang merasa telah dikhianati oleh Anjarwati pun tak terima. Ia mencoba mencekik Anjarwati hingga wajahnya tampak pucat."Dasar wanita tua jahat! Bisa-bisanya kamu melakukan ini padaku! Kamu pantas mati, wanita tua!" teriak Karta penuh amarah.Tentu saja semua orang pun menjadi panik melihat Karta yang saat itu mencekik Anjarwati.Apalagi Gendis, ia merasa takut jika sampai Karta masuk bui lagi padahal ia sendiri sudah sangat susah payah melapangkan hatinya untuk membebaskan Karta dari penjara agar kelak anaknya tak malu mempunyai ayah mantan narapidana.Dengan cepat Gendis pun bergerak menghentikan Karta agar tak mencekik Anjarwati."Sudah, Mas. Jangan lakukan itu," ucap Anjarwati sembari mencoba menarik tangan Karta yang tengah mencengkram leher Anjarwati."Tidak, Ndis. Wanita jahat ini harus mati! Dia sudah mem

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 106

    Karta mencoba membujuk Gendis dan berjanji untuk berubah. Tapi, sayangnya Gendis tetap teguh pada pendiriannya untuk berpisah dari Karta."Maaf, Mas. Keputusan ku sudah bulat. Aku tetap ingin berpisah darimu. Aku tidak ingin memperbaiki apapun denganmu, tapi kamu tenang saja. Aku tidak akan membiarkanmu berada di sini. Aku ingin kita bisa membesarkan Yasmine bersama-sama meskipun bukan dengan status suami istri," jelas Gendis dengan begitu tegas.Mendengar ucapan Gendis yang begitu yakin dengan keputusannya. Karta hanya bisa menitikkan air matanya.Kini ia telah kehilangan semua istrinya bahkan istri yang sebenarnya sangat menyayanginya dan memikirkan dirinya."Aku hanya ingin kamu berubah menjadi lebih baik, Mas. Untuk kehidupan mu di masa depan," ucap Gendis lagi.Dengan berat hati, Karta menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan."Baiklah kalau memang itu sudah keputusanmu. Aku tahu bahwa kesalahanku kemarin sudah sangat keterlaluan. Sekarang aku akan mengikuti ucapan

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 105

    Setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya Gendis pun sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.Indah, Indri dan Rehan menjemput Gendis yang masih tampak sedikit lemas dengan mata sembab.Sudah beberapa hari Gendis hanya menangisi bayinya yang telah meninggal dunia. Gendis hanya fokus meminum obatnya sehingga badannya terlihat sedikit lebih kurus karena tak banyak makan."Mbak Gendis hati-hati, ya. Sini biar ku bantu," ucap Indri berinisiatif memapah Gendis sementara Indah membawakan tas berisi pakaian milik Gendis."Sudah ya, Mbak. Mbak Gendis jangan nangis terus, aku takut mbak Gendis kenapa-napa kalau terus menerus terpuruk begini," ucap Indri saat berjaoan menuju ke parkiran.Tatapan mata Gendis yang tampak kosong pun membuat Indri semakin khawatir."Bagaimana Mbak nggak sedih, Ndri. Mbak sudah kehilangan bayi yang masih ada di dalam perut Mbak. Mbak merasa bersalah karena tidak bisa menjaga dia dengan baik," ucap Gendis."Tidak, Mbak. Mbak Gendis tidak salah. Ini semua kesalahan

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 104

    Malam sudah lumayan larut dan Anjarwati baru pulang. Ia sedikit heran melihat rumah yang tampak sedikit berantakan terutama di bagian kamar Gendis.Sementara ia tak menemukan seorangpun di rumah itu. Anjarwati mencoba untuk mencari Karta dan Gendis tapi ia tak menemukannya.Anjarwati masih belum menyerah. Ia mencoba memeriksa ke setiap ruangan sembari memanggil-manggil nama mereka tapi tetap tak ada jawabnya.Namun, bukannya khawatir ataupun panik karena ia tak menemukan Karta dan Gendis. Anjarwati justru duduk di sofa dengan senyum ceria penuh tawa.Perlahan Anjarwati melempar map di tangannya ke atas meja setelah ia duduk di sofa ruang tamu."Wah jadi gini ya rasanya kalau tinggal sendiri. Rasanya begitu tenang dan juga bebas," ucap Anjarwati dengan senyum bahagia."Sekarang rumah ini sudah jadi milikku seutuhnya dan juga semua usaha empang yang Karta miliki. Dia sudah tidak punya apapun sekarang," lanjut Anjarwati.Tak lama Anjarwati bangkit dari duduknya dan beranjak ke dapur. Di

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 103

    Rehan datang dengan 2 orang polisi. Mereka langsung masuk ke dalam rumah Karta dan melihat sendiri penyiksaan yang tengah Karta lakukan pada Gendis."Angkat tangan anda!" ucap seorang polisi yang langsung menyergap Karta yang saat itu akan menyiksa Gendis lagi.Karta pun hanya bisa memberontak saat kedua tangannya di pegang erat oleh dua orang polisi.Sementara Gendis yang sudah tak berdaya, hanya bisa menangis melihat Karta ditangkap oleh polisi."Lepaskan aku, lepaskan!" Teriak Karta tak karuan."Bawa saja dia ke kantor polisi, Pak," ucap Rehan dengan tegas.Akhirnya kedua polisi itu pun membawa paksa Karta ke kantor polisi, meninggalkan Rehan yang hanya tinggal dengan Gendis."Awas kamu, ya! Berani-beraninya kamu bawa-bawa polisi! Lihat saja nanti kamu! Aku akan balas kamu!" teriak Karta dengan keras pada Rehan sebelum akhirnya ia dibawa oleh dua orang polisi yang menyeret paksa dirinya.Rehan pun segera menghampiri Gendis tanpa memedulikan ancaman Karta saat itu."Mbak, Mbak Gendi

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 102

    Setelah kepergian Ayu dari rumah Karta. Gendis pun masuk ke dalam kamarnya dengan sangat hati-hati. Gendis masih merasakan nyeri pada perutnya. Gendis pun kemudian duduk di pinggiran ranjangnya. Sesekali tangannya mengelus perutnya yang terkadang terasa nyeri. Tiba-tiba Gendis teringat akan ucapan Ayu. Dengan cepat Gendis pun mengambil ponselnya. Dengan cepat Gendis menekan beberapa tombol di ponselnya. Tak lama terdengar suara seorang pria dari dalam teleponnya. "Halo, Mbak Gendis? Ada apa Mbak? Mbak Gendis baik-baik saja, kan?" tanya Rehan. "Aku baik-baik saja, Mas. Aku hanya ingin tanya sesuatu pada mas Rehan," ucap Gendis menghentikan kalimatnya. "Tanya apa Mbak? Silahkan saja," jawab Rehan. "Apa mas Rehan yang sudah memberi tahu semuanya pada mas Karta tentang perselingkuhan Mbak Ayu?" tanya Gendis. Untuk sesaat Rehan hanya terdiam hingga membuat suasan sunyi meski telepon masih tersambung. "Oh itu, emmm iya Mbak," jawab Rehan yang kembali terdiam. "Kenapa mas Rehan meng

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 101

    Setelah diizinkan pulang oleh dokter, Gendis pun akhirnya pulang ke rumah sembari diantar oleh Indah.Indah memapah Gendis masuk ke dalam rumah. Namun, sebuah pemandangan yang sangat menegangkan disaksikan oleh Gendis dan Indah saat itu.Keduanya menghentikan langkah kakinya saat melihat Ayu yang tengah menangis terisak sembatu bersujud di kaki Karta.Sementara pakaian dan tas pun tampak berhamburan di lantai. Sesekali Gendis dan Indah saling melempar tatap merasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi."Pergi kamu dari sini! Dasar tukang selingkuh!" umpat Karta dengan nada cukup keras.Gendis pun tercengang mendengar apa yang dikatakan oleh Karta. Gendis tak tahu darimana Karta bisa tahu tentang perselingkuhan Ayu. Sementara ia tidak mengatakan apapun pada Karta."Mas, aku mohon maafkan aku, Mas. Aku mengaku salah tapi aku mohon jangan usir aku dari sini," rintih Ayu memohon-mohon pada Karta."Jangan kamu maafkan dia, Karta! Kalau kamu maafkan wanita seperti ini maka dia pasti

  • Terpaksa Jadi Istri Ketiga Juragan Empang   Bab 100

    Dengan langkah kaki terburu-buru Rehan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit hingga akhirnya sampailah ia di sebuah ruangan.Terlihat seorang wanita tengah terbaring di atas ranjang dan seorang lagi berdiri di sebelahnya."Mbak, apa yang terjadi? Kenapa mbak Gendis bisa sampai seperti ini?" tanya Rehan dengan raut wajah khawatir."Aku juga nggak tau. Tadi pas aku sampai di sana, dia sudah tergeletak tak sadarkan diri," jawab Indah."Lalu mbak Indah tahu darimana mbak Gendis begini?" tanya Rehan lagi."Tadi Raya yang menelepon ku dan meminta aku ke sana," jawab Indah."Raya ...." Rehan yang tak mengenal nama yang disebutkan oleh Indah pun mencoba menebaknya."Raya adalah anaknya Ayu. Jadi tadi tidak ada satupun orang di rumah makanya Raya menelepon ku untuk meminta pertolongan," ucap Indah lagi."Emmm kalau boleh tahu, dimana mbak Indah menemukan mbak Gendis yang tergeletak?" tanya Rehan lagi."Aku menemukannya di kamarnya," jawab Indah.Tanpa berlama-lama Rehan pun langsung mengamb

DMCA.com Protection Status