Tepukan tangan Lily berhenti sejenak.Kemudian semakin bersemangat.Semua orang tidak menyadari tepukan tangan yang berhenti sekilas tadi. Di bawah suara tepukan tangan yang semakin cepat itu, semua orang semakin bersemangat.Semua orang melihat Lily, tapi Lily malah mengamati sosok yang sedang berusaha kabur itu.Dia melihat topeng rubahnya sedang dalam jalan menuju sosok itu.Dia memperkirakan waktunya lalu tiba-tiba berhenti.Semua orang pun terdiam.Mereka tahu permainan ini sudah ada pemenangnya.Siapa pemenang yang beruntung itu?Seketika, semua orang mencari-cari dan melihat ke satu arah.Kemudian, mereka melihat topeng rubah itu jatuh di tanah, sementara orang yang menjatuhkannya adalah ....Semua orang langsung mengernyit.Orang yang memakai topeng kucing hitam itu ... tubuhnya dibalut seprai?Semua orang langsung memasang muka bertanya-tanya.Mereka semua tertegun.Kenapa orang ini bisa pakai seprai?Semua orang yang datang di sini pasti berpakaian formal."Ini apa dihitung?
Lily menatap orang di depannya.Dia tahu, begitu dia bicara begini, siapa pun pasti akan setuju.Kalaupun tidak, orang-orang di sekitar juga akan memberinya tekanan.Seperti yang Lily duga,ketika "pemenang" bertopeng hitam itu tidak langsung menjawab, orang-orang mulai berseru,"Tentu saja bersedia. Nona Lala saja sudah mau kasih dia properti seharga 20 miliar, jangankan gantian topeng dengan Nona Lala, minta apa pun juga boleh.""Benar! Kalau ini saja nggak mau, apa nggak terlalu pelit?""Pemenang ini aneh banget, dandanan apa ini? Apa itu yang dia pakai? Seprai?"Ada orang yang menyadari seprai yang dia pakai.Namun, semua orang lebih fokus pada kenapa dia masih belum menyetujui permintaan Nona Lala.Setelah beberapa saat, mereka baru mendengar pemenang itu berkata secara perlahan,"Kamu yakin?"Semua orang pun terdiam.Heh, apanya yang perlu yakin atau tidak?Lily juga tersenyum tipis, dia tentu saja yakin. Dia tidak hanya yakin mau mengambil topengnya, dia juga mau "tidak sengaja"
Mereka penasaran siapa sebenarnya "pemenang" ini, bisa-bisanya seberuntung ini!Di udara yang hening ini, terdengar suara embusan angin di pegunungan.Angin itu mengembus helaian rambut di samping telinga Celine. Lily pun memanfaatkan kesempatan ini agar bisa berpura-pura tangannya "tidak sengaja" menyangkut di rambut Celine."Ah, maaf, maaf ...." Lily segera meminta maaf.Karena merasa bersalah, dia menjadi semakin panik.Karena panik, dia maju selangkah lalu "tidak sengaja" menginjak seprai yang memanjang sampai ke tanah.Dilihat dari samping, Lily sangat baik hati membantu "pemenang" untuk melepas topengnya.Tidak ada yang melihat senyuman licik di wajahnya.Akhirnya, topengnya sudah longgar.Asalkan dia menariknya ke bawah, topeng itu akan lepas dari wajah si "semut" ini. Namun, sebelum ini, dia harus cari cara melepas kain penutup tubuh wanita ini dulu.Tadi, kedua kakinya sudah menginjak seprai itu, jadi dia sudah selesai melakukan persiapan.Sekarang, dia hanya perlu mendorong w
Akan tetapi, setelah dia merengek kesakitan, tetap tidak ada jawaban.Mana Hansen?Tadi dia jelas-jelas melihat Hansen ada di belakangnya, tidak jauh darinya.Lily berusaha menahan sakit lalu menopang tubuhnya sendiri dan menoleh mencari Hansen.Dia langsung melihat ke arah terakhir dia melihat Hansen, Hansen ada di sana."Kakak ...." Lily melihatnya dengan ekspresi sedih, ingin mendapat kasih sayang darinya. Namun, Hansen .... Wajahnya datar ....Hansen hanya melihatnya. Melihat dia jatuh, kenapa Hansen tidak bereaksi?"Kakak ...." Lily tidak percaya.Namun, waktu dia memanggil Hansen lagi, dia malah melihat Hansen tersenyum sinis.Tersenyum sini ....Sejak dia pulang ke kediaman Nadine, dia tidak pernah melihat ekspresi ini di wajah Hansen.Dia adalah Lala yang disayangi Hansen, Hansen kenapa malah menunjukkan ekspresi seperti ini padanya?"Kakak, sakit ...." Lily kebingungan, dia sudah memanggil Hansen berkali-kali, Hansen tidak mungkin tidak dengar. Namun, Hansen seakan-akan tidak
"Ah!"Lily langsung berdiri dengan panik dan ingin kabur, tapi karena sepatu hak tingginya terlilit seprai di bawah,sebelum dia berdiri, dia sudah terjatuh lagi dengan posisi duduk.Dia merasa sakit, tapi dia tidak peduli.Dia melihat wanita yang tadinya jongkok perlahan-lahan berdiri, wajahnya penuh dengan ketakutan.Celine!Itu hantu Celine!"Pergi, pergi kamu." Lily menutup matanya, seakan-akan tidak akan takut kalau tidak kelihatan.Namun, meski mata tertutup, telinga tetap bisa mendengar.Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, suara Celine pun terdengar. "Aku datang untuk menghadiri pesta, sayang sekali kalau aku meninggalkan pesta seseru ini. Aku nggak mau pergi."Setelah itu, dia mendekati Lily dan berkata lagi, "Kamu nggak menyambutku?"Menyambutnya?Menyambut hantu?Lily tadinya merasa dia yang meledakkan gudang itu, kalaupun Celine mendatanginya dalam bentuk hantu, dia juga tidak takut. Dia bahkan akan memamerkan kemenangannya ke Celine.Namun, dia ternyata teta
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
"Tadi aku lihat ...."Di bawah tekanan yang sangat kuat, anak orang kaya itu sangat tegang. Dia langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak lihat apa-apa!""Oke, terus aku suka siapa ...." Jeremy melipat lengannya di depan dada.Jelas terlihat sedang mengancam, asalkan tuan muda satu ini mengucapkan satu kata saja yang membuatnya kesal, dia bakal langsung memberinya hukuman.Anak orang kaya itu langsung ketakutan."Nggak, Tuan Muda nggak suka siapa pun, aku nggak tahu apa-apa."Anak orang kaya itu segera mundur, dia seakan-akan takut akan dibunuh kalau dekat dengan Jeremy.Tatapan Jeremy yang membuat orang merinding itu terus tertuju pada anak orang kaya itu, sampai akhirnya dia berkata, "Pergi!"Anak orang kaya itu seakan-akan bebas.Dia langsung lari secepat mungkin.Waktu sudah tidak ada orang, ekspresi galak Jeremy baru menghilang.Namun, keningnya tetap berkerut. Di benaknya, kata-kata anak orang kaya tadi seperti kutukan yang tidak bisa keluar dari otaknya.Dia suka siapa ....Wak
Jeremy sangat cemas.Dia tahu jelas sifat ibunya.Egois, materialistis, juga gegabah.Demi mendapatkan yang dia inginkan, dia bisa mengabaikan moral dan juga batasan orang-orang.Namun Celine bukan orang yang sanggup dia singgung. Tidak hanya itu, Jeremy juga tidak ingin Jessy mencari masalah dengan Celine.Mendengar ocehan Jeremy, Jessy jadi agak kesal."Aku sudah ketemu Celine," ujar Jessy ketus.Dia bisa mendengar dengan jelas suara napas Jeremy yang terhenti. "Kamu nggak melakukan apa-apa ke Celine, 'kan?"Dari nada suaranya, tidak terdengar dia lebih mengkhawatirkan Celine atau Jessy.Kalau dulu, Jessy pasti bakal marah lagi.Namun hari ini, dia sangat senang!"Memangnya aku bakal apain dia? Celly sebaik itu, aku mana mungkin tega menyakitinya?" Begitu memikirkan Celine, senyum di wajah Jessy langsung melebar.Jeremy pun terdiam.Dia mengira dia salah dengar."Oh ya, aku ini mau tanya kamu, Celly suka apa?" Jessy teringat dengan tujuannya.Di seberang telepon, Jeremy masih tertegu
Carla sangat terkejut.Terkejut dengan kata-kata Celine tadi. Dia mengira hari ini Celine memanggil mereka ke sini untuk menarik kembali janji Hansen kemarin.Dia tahu, alasan Hansen setuju membaginya 10% saham di rapat pemegang saham sebelumnya hanya karena berpura-pura, membuat pertunjukan khusus untuk Lily.Hansen mengangkat Lala palsu setinggi mungkin agar dia sombong dan semakin menanti-nanti, lalu seketika membuat penantian dan kesombongannya itu berubah jadi debu.Inilah tujuan Hansen.Sekarang tujuannya sudah tercapai, berarti saham yang sudah dibagi itu tidak akan benar-benar dibagikan.Lagi pula waktu itu hanya perjanjian dengan mulut, prosedurnya belum dijalankan sama sekali, sangat mudah kalau mau menariknya kembali.Namun, Carla tidak menyangka Celine malah berkata kalau pembagian itu tetap berlaku.Lalu berkata kalau sudah seharusnya mereka mendapatkannya ....Carla menatap Celine, dari terkejut jadi tidak percaya sampai perlahan-lahan muncul kekaguman. Hanya karena di ma
Lala ....Orang-orang yang hadir menunjukkan ekspresi yang aneh.Bahkan Carla yang menunduk juga membeku sejenak.Jessy sudah menyadarinya, reaksi mereka agak aneh.Kalau dipikir-pikir, sejak melihatnya di pesta malam itu, dia tidak pernah melihat Lala lagi, bahkan tidak ada kabar tentang dia juga."Dia ...."Jessy baru saja mau bertanya, tapi disela oleh Hansen. "Bibi sudah nggak menginginkan 10% saham itu?"Mau, mana mungkin tidak?Namun ...."Celine ...."Jessy melihat Celine.Tadi dia memang kesal dan tidak rela, tapi dia tahu jelas, saham itu milik Celine, semuanya bergantung padanya.Kalau dia tidak setuju, kalaupun dia membuat keributan, dia tetap tidak bisa apa-apa.Celine menatap mata Jessy sambil tersenyum lembut. "Bibi mau bilang apa?"Jessy ragu-ragu sejenak lalu akhirnya berkata, "Hari itu, saham yang dibagi Hansen ...."Sikapnya jauh lebih lembut dari yang tadi.Celine teringat dengan tujuannya memanggil Jessy dan Carla hari ini. "Yang sudah dikasih ke Bibi, tentu saja su
Selama beberapa hari ini, suasana di Grup Nadine sangat mencekam.Sejak pesta di vila malam itu, Nona Lala tidak pernah terlihat lagi.Di antara Lala dan Celine, hampir semua orang lebih menyukai Celine.Nona Lala suka tertawa, meski terlihat ramah, selalu memberikan kesan tidak mudah didekati, tapi Nona Celine berbeda.Dia sopan, jaga jarak, tapi malah membuat orang ingin mendekatinya.Kabar kematian Bu Celine yang sebelumnya hanya salah paham, semua orang sangat senang.Namun, sebelum pesta itu, Tuan Muda Hansen sudah membagi ulang saham yang awalnya milik Bu Celine. Sekarang Bu Celine masih hidup, pembagian saham itu ....Hampir semua orang penasaran dengan masalah ini, tapi di saat yang sama, semua orang tidak berani mengungkit hal ini, bahkan membicarakannya diam-diam saja tidak berani.Namun, Jessy akhirnya tidak tahan lagi.Di pesta itu, dia terlalu senang, sampai-sampai minum sedikit alkohol, Dia tidak menyangka begitu bangun, dia sudah di kasurnya sendiri. Lalu keesokan hariny
Jessy mencengkeram setirnya, kegalakannya tadi seketika menghilang tanpa bekas."Turun!"Hansen mengulangi untuk ketiga kalinya. Tangannya memukul bagian depan mobil, suara yang keras itu membuat Jessy menelan ludahnya.Dia punya firasat.Kalau dia tidak turun juga, Hansen akan menghancurkan mobil ini.Setelah menghirup napas dalam, Jessy terpaksa turun.Begitu membuka mobil, dia langsung merasakan angin dingin.Di sekitar mobilnya, ada beberapa mobil mewah yang mengelilinginya.Selain Hansen, ada Donny dan Albert.Mereka sepertinya sudah tahu dia akan datang mencari Celine, jadi langsung bergegas ke sini.Jessy merasa agak kesal.Celine benar-benar beruntung!Ada begitu banyak orang yang melindunginya, takutnya bahkan angin juga tidak akan bisa menyentuhnya.Jessy melirik dinding kediaman Jayadi. Meski iri, sikapnya tetap sangat lemah. "Aku cuma datang menjenguk Celly, sepertinya nggak ada yang salah kalau seorang bibi datang mengunjungi keponakannya?"Meski dia bicara begitu, tapi di
Celine pernah datang sekali ke kamar Andreas.Interior kamar ini sangat minimalis, terasa sedikit suram. Dia seakan-akan bisa merasakan perasaan Andreas waktu tinggal di sini.Andreas selalu menahan emosinya."Aku merasa kamar ini harus dirubah sedikit," ujar Celine.Yuni tertegun sejenak lalu segera menjawab, "Oke, terserah kamu mau ubah jadi bagaimana. Aku siapkan seseorang untuk membantumu, kamu tinggal kasih dia perintah."Keesokan harinya, Yuni sudah menyiapkan orang itu."Nyonya Celine, aku Paula. Mulai sekarang, kalau ada perlu apa pun, tinggal suruh aku saja."Saat ini, Celine sedang menggambar di atas kertas.Dia mendongak dan melihat Paula. Gadis muda ini punya mata yang jernih, terlihat seperti berumur dua puluhan tahun, kelihatannya sangat baik dan penurut.Celine malas berbicara, jadi dia hanya tersenyum sopan.Paula sangat hening, tapi juga efisien dan handal.Waktu Celine sibuk mengurus renovasi kamar, Dylan pulang ke kediaman Jayadi. Melihat sosok Celine yang sibuk, dia
Yuni melihat Celine dengan tatapan berharap.Sementara Celine masih terkejut dengan informasi yang baru dia dapatkan.Hamil .... Dia hamil?Celine melihat ke perutnya, lalu sebuah perasaan yang berbeda muncul di hatinya.Waktu dia mengelus perutnya, tangannya gemetar, di benaknya terus terngiang-ngiang kata "hamil".Dia hamil! Anaknya dan Andreas ...."Celly?" Karena belum menerima jawaban dari Celine, Yuni kembali memanggil Celine dengan hati gelisah.Andreas masih belum diketahui lokasinya, sampai sekarang belum ditemukan, atau bahkan mungkin benar-benar sudah mati.Celine masih muda, dia ...."Tentu saja." Celine baru ingat dengan pertanyaan Yuni, dia menjawab dengan sangat yakin. "Aku akan melahirkan anak ini."Dia tentu saja akan melahirkan anaknya dan Andreas.Yuni langsung menangis bahagia. "Baguslah, baguslah. Andreas ....""Andreas pasti akan ketemu," ujar Celine sambil menghirup napas dalam-dalam.Dia dan anaknya akan menunggu Andreas pulang.Setelah meninggalkan rumah sakit,
Celine menghirup napas dalam-dalam lalu berbalik hendak pergi.Namun, tepat pada saat ini, Fera tiba-tiba memanggilnya. "Celine!"Celine berhenti sejenak, tapi tidak berbalik melihat Fera."Sini, aku ada rahasia tentang Andreas, kamu mau tahu?" Fera tergeletak di lantai sambil melihat Celine, seluruh kepalanya berkeringat karena kelakuannya tadi.Celine mengernyit.Melihat Celine ragu-ragu, Fera berkata lagi, "Kenapa? Kamu takut? Atau kamu nggak mau tahu?"Celine tidak takut.Hari ini bisa datang ke sini, menunjukkan dia tidak takut.Dia pun maju lalu melihat Fera. "Bilang.""Kamu ke sini dikit, aku cuma kasih tahu kamu seorang." Fera mengait jarinya ke arah Celine.Celine jongkok lalu mencondongkan telinganya ke Fera.Seketika, suara Fera yang kecil masuk ke telinganya. "Andreas ... kalaupun nggak mati, tetap nggak akan ketemu lagi. Karena aku ...."Setelah selesai bicara, Fera tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.Sementara ekspresi Celine seketika berubah suram."Kamu ... kenap