"Apa benar kau adalah anak dari anak angkat papa ku?" tanya Samuel penuh selidik saat dirinya dan Olivia di tinggal berduaan di ruang makan oleh Kenzo, yang tiba-tiba harus pergi ke ruang tamu sebab ada koleganya yang datang.
Olivia yang merasa saat ini dia tidak perlu menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di depan Samuel, dengan ketus menjawab pertanyaan yang Samue berikan.
"Kau ini sungguh lucu sekali, om Sam! Bukannya orang suruhan mu yang mencari ku, kenapa kau malah mempertanyakan hal ini padaku? Kalau kau ragu, maka tanyakan langsung pada orang mu! Jangan ke aku!" Balas Olivia ttajam.
"Akhirnya kau menunjukkan warna asli mu!" ucap Samuel dengan seringai liciknya. "Tapi asal kau tahu, aku tidak akan membiarkan cewek gampangan sepertimu untuk menjadi anggota keluarga Alberto. Jangan kau kira karena papa ku terlihat sayang padamu maka kau bisa menjadi bagian dari kami. Aku tidak ingin kau bermimpi terlalu jauh!" Dengan angkuh, kata-kata itu meluncur dari mulut Samuel.
"Tuan Samuel Mitchell yang terhormat, sepertinya ada yang salah dengan otakmu yang minim itu." Seru Olivia dengan tatapan menantang ke Samuel.
"Pertama, aku bukanlah cewek gampangan. Dan aku rasa, aku tidak harus menjelaskan apapun padamu tentang kejadian malam itu. Kau dan aku sudah sama-sama dewasa, sehingga tidak perlu ada yang namanya klarifikasi apapun tentang malam yang tidak perlu diingat itu!" Sebut Olivia dengan wajah yang sengaja dia buat sombong agar Samuel tidak meremehkannya.
"Yang kedua, bukan aku yang ingin menjadi anggota keluarga Alberto yang terhormat ini. Tapi kalianlah yang ingin aku menjadi bagian dari keluarga kalian makanya kalian datang mencari ku. Jangan membalikkan fakta itu! Perkataan mu membuat cacing-cacing di dalam perutku tertawa!" Sarkasnya, lantang.
"Dan yang ketiga, kalau kau memang bisa menghentikan ayahmu, lakukanlah! Aku juga sebetulnya tidak begitu sudi untuk memiliki om yang mesum sepertimu!" tantang Olivia ke Samuel.
Olivia cukup pintar untuk menebak kalau Samuel pastilah selalu bersikap seolah dirinyanya adalah anak baik di depan sang ayah.
Hal ini bukan tanpa alasan terpikirkan oleh Olivia. Olivia ingat, tidak ada satu hal buruk pun yang Olivia dengar tentang Samuel dari sang kakek saat sang kakek bercerita padanya tadi.
Itu artinya, Samuel pasti sangat menjaga sikapnya di depan pria yang bernama Kenzo Alberto itu.
Jadi mana mungkin Samuel berani membuka boroknya sendiri. Mana mungkin, Samuel mengatakan kalau kerjaannya di luar sana, selain menjadi seorang CEO yang terkemuka, adalah seorang pria mesum dan penjahat ranjang!
Seketika, OLivia merasa mendapatkan sebuah kartu as untuk mencounter seorang Samuel Mitchell
Samuel memandang sinis Olivia,"gadis pintar." Seru Samuel dalam hati. Samuel yang akhirnya menemukan lawan yang sepadan. Meskipun itu adalah seorang bocah berumur delapan belas tahun, dia merasa dirinya harus tetap waspada.
"Kita lihat saja." ujar Samuel yang tidak mau kalah angkuhnya dengan Olivia.
"Ya! Mari kita lihat saja!" Balas Olivia tajam.
"Ku harap kau tidak lupa kalau malam ini kau mulai tinggal di apartemen ku. Dan asal kau tahu, aku tinggal sendirian di sana. Itu artinya, malam ini di dalam apertemen itu hanya ada kau dan aku." kilatan mata Samuel yang bak seekor serigala lapar membuat darah di dalam tubuh Olivia berdesir kencang.
"Aku tidak menjanjikan kalau tidak akan terjadi apapun malam ini di apartemen ku. Ingat! Kejahatan tidak hanya terjadi karena niat pelaku, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah." Samuel tersenyum licik dan pergi meninggalkan Olivia yang diam mematung karena kata-kata Samuel.
"Brengsek! Aku harus berhati-hati dengan pria tua mesum itu! kalau perlu aku harus tidur dengan mata terbuka." Seru Olivia dalam hati, memandangi Samuel yang pergi menjauh. "Ha?! Aku ada ide!" Olivia mengambil handphonenya, lalu dengan cepat jari-jarinya mencari salah satu online shope yang sudah membumi melangit di negara ini. Seringai licik pun penuh kepuasan pun tersungging di wajah cantik dan imutnya. Sepertinya apa yang dipikirkan oleh otak liciknya, ada di platform yang sewarna dengan baju para tersangka kejahatan di TV-TV. "Aku pesan ini, dan ini!" serunya, masih dengan senyum bak rubah kecil nan licik. "Malam ini aku hanya perlu mencari cara agar om-om mesum itu tidak menerobos masuk ke dalam kamar ku." gumamnya, sambil melihat Samuel yang kini berjalan menuju ke arahnya bersama sang kakek. "Hmm, sepertinya aku ada ide." serunya dalam hati, lalu berlahan tersenyum ramah ke arah sang kakek yang semakin mendekat. "Aku sangat ingin menemani mu lebih lama, Oliv. Tapi apa b
“Turun!!” Seru Samuel dengan tatapan dinginnya ke Olivia. “Disini? Yang benar aja!” balas Olivia tidak percaya kalau Samuel akan menurunkannya di tepi sebuah jalan yang sepi. Mana sudah jam 10 malam! “Aku bilang turun ya turun!” Ulang Samuel, yang sama sekali tidak peduli jika dia tengah menurunkan seorang gadis di tempat yang gila seperti ini. Olivia yang masih punya harga diri pun akhirnya turun dari mobilnya Samuel. “Dasar brengsek!” Seru Olivia sambil menghempaskan pintu mobil Samuel. Samuel menurunkan kaca mobilnya dan menatap Olivia dengan tatapan seorang bajingan yang benar-benar membuat Olivia ingin sekali melemparkan sepatunya ke wajah Samuel. “Alamat rumah ku sudah aku share ke wa mu! Dan satu lagi! Jangan berpikir untuk melaporkan hal ini pada papa ku. Atau kau akan menerima hukuman dari ku! Aku tunggu kau di rumah pukul 11 malam. Kalau kau telat, maka kau tidur di luar.” Seru nya lalu tersenyum bak seorang iblis dan meninggalkan Olivia begitu saja di tepi jalan itu. “
“Hei bro!! Kenapa nggak bilang kalau kau pulang?” seru Bagas sambil menepuk pelan pundak Samuel yang baru saja tiba di diskotik itu. “Mendadak. Maklum bokap.” Balas Samuel Ya, malam itu Samuel tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja mengerjai Olivia untuk lari terbiri-birit ke rumah, sedangkan dirinya malah langsung putar arah ke diskotik yang dikelolah oleh sahabatnya yang bernama Bagas. Diskotik itu sebenarnya satu kesatuan dengan hotel milik keluarga Samuel dan kepulangan Samuel ke Jakarta kali ini salah satunya adalah untuk mengurusi hotel dan diskotik itu. “Bos nggak bilang apa-apa memangnya?” tanya Samuel ke Bryan, tentang kakak tirinya. “Dario, maksud mu?CK! kau ini seperti tidak tahu kelakuan kakak tiri mu itu! Kalau pun dia datang ke hotel atau pun ke bar, kerjanya ya kalau tidak judi, ya paling main wanita sampai pagi.” Jawab Bagas yang terdengar muak membicarakan kakak tiri Samuel. “Kalau begitu aku tidak perlu khawatir. Paling tidak dia masih Dario yang sama.” Sahut Sa
"Sialan!!" Samuel memukul-mukul stir mobilnya berkali-kali saking besarnya rasa kesal yang saat ini di ujung ubun-ubun kepalanya. "Awas saja dia!" serunya masih dengan nada kesal, kemudian melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Samuel langsung melihat tajam ke arah kamar Olivia. "Bagus kalau kau sudah tidur!" ucapnya dengan kilatan mata yang menyimpan sebuah niat nan sangat jahat. Tab.. Tab.. Tab.. Langkah kaki Semuel terdengar sangat jelas di malam nan sunyi dan sepi itu. "Apa dia pikir setelah dia mengadu pada papa, aku tidak mengantarkannya dia sampai rumah malam ini maka malam nya akan berakhir tenang? Bukankah sudah aku katakan jangan mengadu, tapi cewek murahan ini sepertinya sedang menguji ku!! Dikiranya aku main-main dengan ucapanku?" Ndumel Samuel sambil berjalan menuju kamar Olivia. "Kklek.. kleekk!!" Samuel berkali-kali mencoba membuka pintu kamar Olivia tapi sepertinya pintu itu terkunci dari dalam. "Ah, sialan!" umpatnya marah. Tapi kalau
"Ah, Shiiiiit!!" Makinya kesal saat melihat bukannya Olivia yang berada di balik selimut yang ia tarik tadi, melainkan bantal guling yang di susun sedemikian rupa agar menyerupai orang yang sedang tidur. “Dasar cewek sialan!”Makinya lagi dan lagi sambil mengenakan kembali celana yang telah dia buka meski hanya bagian atasnya saja. Masih dengan mode mendumel, Samuel mencari kontak lampu untuk melihat dengan jelas seisi kamar. DIMANA CEWEK SIALAN YANG MURAHAN ITU BERADA! Kira-kita itu yang ada di dalam benak Samuel saat ini. “Tek!” Cahaya sinaran dua lampu yang berada di dalam kamar Olivia langsung memperlihatkan pemandanganya yang menjengkelkan untuk Samuel. Dimana ia melihat ada banyak sekali kertas yang di tempel di berbagai tempat di kamar itu. “Kau mencari ku?” Tulis Olivia di sebuah kertas yang di sertai emoticon mengejek. Kertas ini Samuel dapatkan di meja hias di kamar itu. Samuel langsung meremas kertas itu saking kesalnya. Mata nya kini melirik ke arah kertas yang di temp
Kecuali... “Kau mau diam, atau aku harus menyumbat mulut mu dengan mulutku?” Ancam Samuel yang tentunya sangat manjur. Lihatlah, Olivia yang tadinya merontak dan berteriak, kini terdiam seribu bahasa. “Bagus! Artinya kau masih waras!” Celetuk Samuel yang terus membawa Olivia keluar. “Jangan kau kira kau sudah menang om-om mesum! Lihat saja! Begitu kita sudah di luar rumah, akan ku buat kau dipukuli massa!” Seru Olivia dalam hati, penuh tekad. Tapi sayangnya apa yang Olivia harapkan tidak terjadi. Sebab apa? Sebab entah mengapa suasana di luar rumah bik Inem sangat senyap. Olivia yang tadinya berpikir ia bisa meminta bantuan ke orang-orang yang sekitar, auto tertegun diam. “Lah? Ini orang-orang pada kemana?” serunya dalam hati, menatap heran ke sekeliling. “Apa kau kira aku tidak memikirkan hal ini?” Sebuah senyum smirk tergambar jelas di wajah Samuel. Dia sangat puas melihat Olivia terbengong melihat tiada siapa pun di sana. Olivia yang melihat mobil sudah berada di depan matany
“Pinggirkan mobil mu!” Perintah Olivia yang terus mencoba membuka paksa mobil Samuel. Tapi sayangnya mobil itu telah di lengkapi dengan kunci otomatis yang hanya bisa di buka oleh Samuel. “Kau harus ikut dengan ku!” “Ikut dengan mu? Kau pikir aku bodoh!!” Balas Olivia yang sudah sangat yakin kalau Samuel pasti lah akan berbuat sesuatu yang buruk padanya. “Apa kau takut? Seharusnya kalau kau takut, kau tidak perlu banyak tingkah! Sudah untung aku membiarkan mu untuk tinggal di rumah ku, tapi kau malah sengaja mencari gara-gara dengan ku!” Firasat Olivia semakin tidak enak setelah mendengar kata-kata Samuel. Apalagi ketika Samuel tiba-tiba mengarahkan mobilnya ke arah sebuah jalan sepi. Olivia yang melihat jalanan yang dipilih oleh Samuel adalah jalan yang sepi tentunya langsung panik. “Gawat! Pria ini pasti berniat jahat padaku.” Batinnya, menatap takut pada Samuel. “Kau ini mau kemana sebenarnya?” Tanya Olivia dengan tatapan takut, yang tidak dapat dia sembunyikan. Dia sama sekal
Mobil Rolls Royce Ghost warna hitam itu pun berhenti di depan sebuah Vila. Vila tersebut sangat besar dan terlihat sangat mewah dari luar. “Apa lagi yang kau tunggu?! Ayo cepat turun!” perintah Samuel, tanpa menjelaskan mengapa Olivia harus ikut turun. Manik mata Olivia menatap lekat Samuel. Jari-jari nya sudah saling mengait satu sama lainnya, saking takutnya dirinya saat ini. Coba bayangkan saja. Dia bawa paksa dan bahkan setelah sama-sama deal tentang sebuah kesepakatan, pria ini masih saja membawanya menempuh jalanan yang sunyi. Dan kini mereka berdua berada di depan sebuah vila di sebuah kawasan asing. Memang sih, vila ini bukan satu-satu nya Vila di tempat itu. Masih ada satu Vila lagi di depannya. Tapi tetap saja Vibe nya itu sangat mencurigakan. Kalau tidak akan di bunuh lalu di mutilasi, maka kemungkinan yang lain mengapa dia akan di bawa kesini ya untuk di perkosa. Saat pikiran itu terlintas di dalam kepala Olivia, spontan Olivia bertanya pada Samuel. “Kau tidak akan ber
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan