Setelah Tanaya membaca pesannya, dia mengumpat dalam hati.Henry mandi air dingin. Kamar mandinya tidak besar, terasa sedikit sempit dibandingkan tempat yang biasanya dia gunakan. Semua barang yang dia lihat adalah milik Tanaya. Ada karet rambut berwarna merah muda, berbagai produk perawatan dengan berbagai aroma, serta gelas bertema kartun.Henry memaksa diri untuk menarik kembali pandangannya. Dia membiarkan air dingin mengalir dari kepalanya, menenangkan darahnya yang berdesir.Tanaya baru saja memasak iga dan kari ketika dia teringat bahwa Henry tidak punya handuk.Dia mengecilkan api kompor lalu pergi mencari handuk baru di kamar tidur untuk Henry.Hanya saja handuk baru yang tersisa itu berwarna merah muda dan bergambar Lotso. Tampak imut.Tanaya merasa bimbang. Dia melihat dua handuk lainnya di dalam lemari yang pernah dia gunakan, kemudian dia segera mengurung niatnya."Tok, tok ...." Pintu kamar mandi diketuk."Henry, apakah kamu mau handuk?"Mendengar suara Tanaya, Henry pun
Dada bidang, bahu lebar, pinggang ramping. Dengan tinggi badan hampir 190 sentimeter, proporsionalnya tampak sempurna. Semua pria di dunia ini tampak bukan apa-apa di depan Henry."Apakah kamu puas dengan apa yang kamu lihat?"Henry yang merasakan tatapan Tanaya pun membiarkan wanita itu mengamati tubuhnya.Tanaya melihat ke bagian bawah. Pinggang pria itu dililit sebuah handuk berwarna merah muda. Kebetulan gambar beruang Lotso ada di bagian depan.Melihat ini, Tanaya tak bisa berkata-kata.Dia tidak dapat melihat Lotso dengan cara yang sama lagi.Dia menarik kembali pandangannya. Bibirnya melengkung lalu dia berkata, "Warna merah muda sangat cocok denganmu."Usia berbicara, Tanaya pun berjalan ke dapur tanpa menunggu reaksi Henry. Sepertinya suasana hatinya cukup bagus.Dua hidangan lauk sudah hampir siap, Tanaya pun memasak sawinya. Dia memasak sambil memikirkan masa lalunya dengan Henry.Sebelum Tanaya terlahir kembali, Henry juga pernah muncul beberapa kali di kehidupannya.Namun,
Meskipun tidak tahu apakah Henry berbohong, suasana hati Tanaya sangat bagus.Sebenarnya Henry juga dalam suasana hati yang bagus, bila hidangan itu bukan makanan laut.Nasi dan lauk mengepul di bawah cahaya lampu, mengaburkan wajah mereka. Tanaya tidak begitu nafsu makan. Setelah selesai makan, dia menopang dagu dengan satu tangan sambil memandang pria itu.Henry makan lebih banyak dari biasanya, tetapi dia hanya makan sedikit kari makanan laut.Dia mengambil serbet untuk menyeka bibirnya, lalu mendapati Tanaya sedang melamun dengan pandangan berlabuh ke arahnya. Fokus tatapan Tanaya bukan pada Henry. Entah apa yang sedang dia pikirkan.Rambut Tanaya tergerai di sisi wajahnya. Dia tampak lebih lembut daripada biasanya. Bahkan ketika menghadapi Henry, kewaspadaannya tergantikan oleh kegembiraan.Henry tidak tahu apakah akting Tanaya mengalami kemajuan atau wanita itu memang punya maksud lain.Hanya saja saat ini Henry tidak mau memikirkan semua itu. Keinginannya yang tak terbendung unt
Tanaya mengedipkan mata. Wajahnya mengerut. Dia berkata dengan tidak terima, "Tuan Henry, aku baru saja mentraktirmu makan."Henry tersenyum tipis. Tanpa menunda lebih lama, dia menatap Tanaya dengan lekat lalu pergi....Begitu Henry pergi, Tanaya langsung berlari ke depan jendela untuk melihat ke bawah.Henry mungkin sudah berpesan dari awal sehingga Ethan sudah menunggu di bawah. Maybach hitam itu perlahan melaju lalu menghilang dari pandangan Tanaya.Tanaya berbalik, kembali ke sofa, kemudian memeluk bantal sambil melamun.Hubungan antara dia dan Henry sudah membaik, 'kan? Setidaknya ... setidaknya ....Hm, setidaknya panggilan Henry padanya berubah dari "Tanaya" menjadi "Nona Tanaya".Memikirkan hal ini, Tanaya murung lagi.Kenapa rasanya ... hubungan mereka makin jauh?Setelah berpikir, Tanaya menggeleng sambil menyangkal. Bukan begitu, sama seperti dirinya yang memanggil Henry dengan sebutan "Tuan Henry". Henry memanggilnya "Nona Tanaya" setidaknya menunjukkan bahwa pria itu tid
Satu minggu kemudian, di Kediaman Mauel.Nelia memandang Tanaya sambil berkata dengan lembut, "Naya, sebelumnya Vera ikut kompetisi piano internasional dan mendapat juara satu. Kami ingin mengadakan pesta untuk merayakannya. Tapi seperti yang kamu tahu, akhir-akhir ini Pusat Kebudayaan Duston sedang mengadakan tender. Kami berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk memperlihatkan kemampuan konstruksi Keluarga Mauel kepada semua orang."Tanaya mengangguk sambil berujar, "Tenang saja, Ibu. Aku sudah mendengar tentang proyek Taman Budaya Duston. Kalau keluarga kita bisa mendapatkan tender, aku pasti akan mendesain dengan baik."Nelia mengangguk puas mendengar kata-kata Tanaya.Tanaya tersenyum. Sepertinya dia juga sangat menantikannya.Keluarga Mauel memiliki bisnis utama di bidang konstruksi, dengan sebagian kecil bisnis properti terkait dan industri perhotelan. Meski begitu, Keluarga Mauel memiliki ambisi besar, mereka ingin memperluas bisnis ke industri pakaian dan perhiasan.Namun, t
Tanaya yang mengetahui rencana Nelia pun tersenyum.Tanpa diingatkan Nelia, Tanaya mungkin akan melupakan kejadian ini.Nelia juga mengajukan hal ini di kehidupan lampau. Sedangkan Tanaya pun mengiakannya walau dia membenci Henry.Walaupun terlambat, Henry akhirnya hadir di bawah undangan Tanaya. Vera jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Henry sehingga dia membenci Tanaya yang berhubungan dengan Henry."Aduh, benar juga. Ibu benar-benar kacau. Seharusnya Ibu nggak mengajukan permintaan seperti itu. Akhirnya malah menyakiti hatimu," ucap Nelia dengan nada bersalah."Aku mengerti, Ibu."Melihat Tanaya tidak curiga, Nelia pun menghela napas lalu mengalihkan topik. "Ada apa antara kamu dan Reiga? Sebelumnya Reiga dalam suasana hati buruk setelah pulang. Apakah kalian bertengkar?"Tanaya berkata, "Ibu, aku dan dia nggak cocok. Daripada berhubungan tanpa status begini, lebih baik mengatakannya dengan jelas. Setidaknya ada hubungan kekeluargaan. Kalau nggak, aku takut suatu hari kami b
"Minggu depan," jawab Henry. "Aku titip jam tangannya dulu."Mendengar jawaban Henry, Tanaya pun terdiam.Jadi karena undangannya, Henry mengubah jadwalnya dan segera pulang dari Benua Eldoria di kehidupan lampau. Walaupun dia tahu bahwa undangan Tanaya memiliki tujuan lain.Tanaya merasa sesak.Terutama ketika dia berpikir entah berapa lama Henry harus kerja lembur demi pulang cepat, entah berapa masalah yang akan bertambah setelah Henry mengubah jadwalnya, bahkan kerja sama seperti apa yang akan Henry lewatkan.Karena Tanaya tidak bersuara, Henry pun meletakkan penanya lalu berjalan menuju depan jendela sebelum bertanya, "Ada apa?"Tanaya tersadar lalu menjawab dalam hati, 'Nggak apa-apa, hanya sedikit merindukanmu.'"Kenapa Tuan Henry begitu baik padaku?"Tanaya tidak bisa menahan diri untuk tidak mengajukan pertanyaan itu. Sepertinya dalam memorinya, dia tidak pernah baik terhadap Henry.Namun, ... kenapa Henry masih begitu baik padanya walau Tanaya mengecewakannya?Jakun Henry nai
Namun, bagaimana mungkin Tanaya benar-benar meminta?Orang lain tidak tahu. Mereka hanya merasa bahwa Tanaya selalu mengenakan gaun mahal di setiap pesta. Mereka merasa Tanaya sangat beruntung bisa mendapatkan keluarga yang begitu menyayanginya seperti Keluarga Mauel.Tanaya berpikir dengan ironis. Dia benar-benar wanita cantik yang tidak bisa apa-apa."Apakah Vera sudah memilih?"Tanaya melihat gaun-gaun mahal yang ada di depannya lalu bertanya seperti biasa."Kamu ini selalu memikirkannya. Tenang saja, hari ini Vera adalah toko utama pesta ini. Ibu sudah membawanya pergi membeli gaun yang dia sukai. Model yang cocok untuk kamu berbeda dengannya. Beberapa gaun ini dipilih oleh Ibu dan Vera untukmu. Coba lihat gaun mana yang kamu sukai."Nelia berkata dengan penuh kasih sayang. Tanaya hanya merasa lucu.Tanaya mematuhi kata-kata Nelia. Dia melihat beberapa gaun yang dipegang pembantu. Setelah melihatnya, dia pun memilih gaun putih yang bermodel sederhana."Bukankah ini terlalu sederhan