“Aduh, jangan tanya lagi!”
Wajah Sun Zhiyong penuh kekhawatiran. “Nenekmu sakit, sekarang sedang dirawat di rumah sakit di kota ini.”
“Sakit apa? Rumah sakit mana?” Jiang Xi langsung panik. “Cepat bawa kami untuk menjenguknya.”
Mibao juga cemas dan bertanya, “Parah tidak?”
“Sekarang sudah jauh lebih baik! Usia sudah tua, flu biasa saja bisa sangat berat baginya,” jawab Sun Zhiyong sambil berjalan.
“Menurutku, ini karena dia terlalu banyak berpikir. Waktu kalian masih di perkebunan, kondisinya masih mendingan. Tapi setelah kalian pergi, dia sering diam-diam menangis sendirian.”
Rasa kehilangan seorang anak di usia paruh baya adalah luka yang tidak pernah bisa hilang seumur hidup.
Sebagai seorang ibu sekarang, Jiang Xi bisa memahami perasaan neneknya.
Ia semakin khawatir. “Aku selalu mengirimkan obat secara rutin untuk nenek, apakah dia memi
“Diculik?”Jiang Xi terhuyung, hampir kehilangan keseimbangan.Ye Chenfei dengan sigap menopangnya. “Jangan panik dulu. Ini baru dugaan. Meskipun Maimiao sudah kuliah, dia sejak kecil jarang berinteraksi dengan dunia luar dan tidak tahu betapa sulitnya memahami hati manusia.Lagi pula, cara kerja para penculik juga semakin licik dan sulit diantisipasi. Kita belum tahu pasti, tapi aku sudah memberikan foto Maimiao kepada Tuan Huang, dan dia telah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari tahu.Untuk sekarang, kamu tetaplah di perkebunan menemani nenek. Pastikan anak-anak tidak berkeliaran. Kalau pun mereka tidak masuk sekolah, pastikan mereka tetap belajar. Aku akan pergi mencari Maimiao ke berbagai tempat.”“Baik, bawa uang lebih, dan segeralah pergi!” Jiang Xi mengambil setumpuk uang dari tasnya dan menyerahkannya pada Ye Chenfei tanpa menghitungnya.Ye Chenfei sedikit heran. “Kamu selalu membawa uan
Jiang Xi mengangguk.Kata-kata sang kakek sangat menenangkan. Inilah keluarganya, yang selalu memberikan dukungan tanpa syarat.Kedatangannya ke Daerah Bagian Utara kali ini, selain karena mimpi buruk itu, sebenarnya juga ingin membawa keluarga besar untuk hidup lebih makmur.Namun, rencana tak pernah bisa mengalahkan perubahan. Pertama, neneknya masuk rumah sakit. Kini, giliran Maimiao yang hilang.Sementara kakek membawa paman beserta beberapa orang dari sub cabang untuk mencari Maimiao, Jiang Xi tinggal di rumah menemani bibi besar merawat neneknya.Anak-anak sebagian besar waktu bersikap tenang. Mereka sibuk mengerjakan tugas atau membaca buku, khawatir tertinggal pelajaran jika kembali ke sekolah.Kesehatan Feng Aizhen juga semakin membaik dari hari ke hari. Ia bahkan sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan sebentar.Saat cuaca cerah, ia duduk di halaman, menikmati sinar matahari di dekat dinding.Di depan ne
“Kamu mengenalnya?” Ye Chenfei akhirnya melihat secercah harapan. “Dia ada di mana?”Gadis itu merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya dan menjawab dengan gemetar, “Aku dan Maimiao adalah teman sekolah. Kami berpisah di stasiun kereta. Setelah Maimiao naik kereta, aku menunggu kereta berikutnya, lalu ditipu oleh wanita ini.Wanita ini bilang perutnya sakit, meminta bantuanku mengantarnya pulang. Tapi begitu masuk ke gang kecil, aku dipukul hingga pingsan dan dibawa ke sini.”“Lihat kan? Aku tidak berbohong. Aku sudah bilang kalau aku tidak pernah melihat gadis itu,” Kak Hua kini merasa lebih percaya diri.Ye Chenfei langsung menendangnya hingga terpental jauh. “Diam! Menipu gadis baik hati seperti ini, kamu yang paling pantas mati!”Kak Hua menabrak tiang, memegangi pinggangnya sambil menangis kesakitan. “Kamu ini siapa sebenarnya? Polisi atau mafia?”Ye Chenfei tida
Mei Yi tidak memperhatikan foto yang dipegang Li He, melainkan melihat foto-foto yang dilemparkan ke meja.Foto-foto itu memperlihatkan kegiatannya sebelum dan sesudah menculik seseorang, termasuk saat ia menerima uang dan saat seorang gadis dibuat pingsan. Ia langsung terkejut!Tidak lagi berpura-pura, ia malah balik bertanya kepada Li He, “Kalian sudah mengincarku sejak lama, ya?”“Tanpa bukti, kami tidak akan sembarangan menangkap orang. Bukti dan saksi sudah lengkap, jadi tidak ada alasan untukmu mengelak!” Li He kembali bertanya, “Di mana gadis yang ada di foto itu?”Mei Yi tertawa dingin dua kali, lalu berkata, “Baiklah, saya jujur saja. Gadis itu memang saya culik sendiri. Kalau kalian tidak melepaskan saya, tunggulah sampai gadis itu melahirkan di pegunungan terpencil!”Li He, yang biasanya sabar, tidak bisa menahan amarahnya lagi dan langsung menamparnya keras-keras!Gadis polos yang m
Ye Chenfei menggenggam tangan Jiang Xi dan berjalan pelan bersamanya.Sambil berjalan, ia berkata, “Awalnya aku sama sepertimu, khawatir paman masih menjalani kehidupan berbahaya, bekerja di garis tipis antara hidup dan mati. Tapi beberapa hari ini aku sudah menyelidikinya.Setelah kebijakan reformasi dan keterbukaan diberlakukan, dia sudah mulai menjalankan bisnis yang sah. Kali ini dia pergi ke tambang batu bara hitam untuk membeli barang antik. Tepatnya, sekarang dia adalah pedagang barang antik dan bahkan memiliki sebuah toko barang antik di Kota Shen.”Jiang Xi spontan bertanya, “Apa dia mengatakan yang sebenarnya?”“Ya,” jawab Ye Chenfei. “Walaupun paman tidak pernah menghubungi kita, dia selalu memantau keadaan kita. Aku yang seorang mahasiswa dan Xingyan yang hidupnya baik-baik saja membuatnya merasa dia tidak boleh menjadi beban bagi kita. Karena itu, dia berusaha membersihkan namanya dan menjalani kehidu
Hao Zhengyang terpaku. Dia tidak menyangka Jiang Xi akan bertanya dengan begitu blak-blakan.Kalau dia menjawab sebagai teman, perhatian yang dia tunjukkan jelas sudah jauh melampaui persahabatan biasa.Namun, kalau dia menjawab sebagai pasangan, hubungan mereka pun belum sampai tahap itu.Dia sangat yakin bahwa dia menyukai Maimiao, tetapi orang tuanya selama ini sulit diyakinkan. Dalam sekejap, dia tidak bisa memberikan jawaban pasti.Jiang Xi tidak bermaksud memisahkan mereka, tetapi dia juga tidak ingin Maimiao berhubungan dengannya tanpa kejelasan.Mereka berdua sudah di usia yang cocok untuk menikah, jadi hubungan yang tidak jelas seperti ini bukan hal yang baik.Dia pun berkata, “Pulanglah dan pikirkan baik-baik. Kalau sudah jelas, baru kita bicarakan lagi. Kamu sudah bukan anak kecil, dan Maimiao juga bukan anak kecil. Kalau hanya sebatas teman, ya jaga hubungan baik sebagai teman saja. Toh, laki-laki dan perempuan itu ada bata
"Kakak, Kakak...." "Kakak, cepat bangun." "Kakak, Ibu sudah meninggalkan kita, kakak juga mau meninggalkan kita...huhuhu...." "Kakak, huhuhu...." Jiang Xi digoyang-goyangkan sampai kepala sakit, dengan berat membuka mata. Empat orang anak kecil dengan tinggi yang berbeda, tubuh kotor serta wajah yang penuh dengan air mata dan ingus, menangis sejadi-jadinya. Dia kaget, dengan otomatis mengeserkan tubuhnya dan tidak sengaja memegang sesuatu yang dingin dan kering, langsung membuatnya terduduk. Kenapa di sini ada jenazah? Sebuah tangan hitam memegangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Kakak....untung kakak masih hidup....huhuhu..." Jiang Xi lansung menarik kembali tangannya. Baru menyadari tangannya tidak seperti tangannya, baju juga bukan bajunya. Langung memegang wajah yang kurus kering, jelas bukan wajahnya. Tatapan mata melihat ke sekujur tubuh. Baju yang sudah tidak terlihat warna aslinya, membuat suasana hati menjadi buruk. Membuat sekujur tubuhnya merinding.
Bibi ketiga karena Ibu Jiang Zhaodi meninggal sudah merasa bersalah, lalu mendengar perkataan yang mengangkatnya, jadi tidak enak menyalahkan Jiang Zhaodi di depan orang banyak. Dia pura-pura menghapus air matanya, "Kamu ngomong apa, ini kakak ipar saya. Saya berlutut di sini wajar, cepat kalian juga berlutut dan memberikan hormat." Jiang Xi dan empat anak lainnya berlutut satu baris. Empat anak tidak mengerti mengapa harus memberi hormat, tetapi tahu ini adalah perpisahan mereka dengan Ibu. Adik kedua Yuanbao memberi sujud sampai jidatnya merah. Adik ketiga Mibao menempelkan satu wajahnya ke tanah sehingga wajahnya penuh dengan tanah. Adik keempat Maimiao dengan tubuh lemas dan wajah yang pucat. Xiaoshitou yang terus memberikan hormat tanpa henti, ditahan oleh Jiang Xi. Jiang Xi lalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu, merekapun mulai meninggalkan tempat. Pacar bibi mengulur waktu agar untuk pergi, dengan sengaja mengatakan, "Kita harus kembali melanjutkan
Hao Zhengyang terpaku. Dia tidak menyangka Jiang Xi akan bertanya dengan begitu blak-blakan.Kalau dia menjawab sebagai teman, perhatian yang dia tunjukkan jelas sudah jauh melampaui persahabatan biasa.Namun, kalau dia menjawab sebagai pasangan, hubungan mereka pun belum sampai tahap itu.Dia sangat yakin bahwa dia menyukai Maimiao, tetapi orang tuanya selama ini sulit diyakinkan. Dalam sekejap, dia tidak bisa memberikan jawaban pasti.Jiang Xi tidak bermaksud memisahkan mereka, tetapi dia juga tidak ingin Maimiao berhubungan dengannya tanpa kejelasan.Mereka berdua sudah di usia yang cocok untuk menikah, jadi hubungan yang tidak jelas seperti ini bukan hal yang baik.Dia pun berkata, “Pulanglah dan pikirkan baik-baik. Kalau sudah jelas, baru kita bicarakan lagi. Kamu sudah bukan anak kecil, dan Maimiao juga bukan anak kecil. Kalau hanya sebatas teman, ya jaga hubungan baik sebagai teman saja. Toh, laki-laki dan perempuan itu ada bata
Ye Chenfei menggenggam tangan Jiang Xi dan berjalan pelan bersamanya.Sambil berjalan, ia berkata, “Awalnya aku sama sepertimu, khawatir paman masih menjalani kehidupan berbahaya, bekerja di garis tipis antara hidup dan mati. Tapi beberapa hari ini aku sudah menyelidikinya.Setelah kebijakan reformasi dan keterbukaan diberlakukan, dia sudah mulai menjalankan bisnis yang sah. Kali ini dia pergi ke tambang batu bara hitam untuk membeli barang antik. Tepatnya, sekarang dia adalah pedagang barang antik dan bahkan memiliki sebuah toko barang antik di Kota Shen.”Jiang Xi spontan bertanya, “Apa dia mengatakan yang sebenarnya?”“Ya,” jawab Ye Chenfei. “Walaupun paman tidak pernah menghubungi kita, dia selalu memantau keadaan kita. Aku yang seorang mahasiswa dan Xingyan yang hidupnya baik-baik saja membuatnya merasa dia tidak boleh menjadi beban bagi kita. Karena itu, dia berusaha membersihkan namanya dan menjalani kehidu
Mei Yi tidak memperhatikan foto yang dipegang Li He, melainkan melihat foto-foto yang dilemparkan ke meja.Foto-foto itu memperlihatkan kegiatannya sebelum dan sesudah menculik seseorang, termasuk saat ia menerima uang dan saat seorang gadis dibuat pingsan. Ia langsung terkejut!Tidak lagi berpura-pura, ia malah balik bertanya kepada Li He, “Kalian sudah mengincarku sejak lama, ya?”“Tanpa bukti, kami tidak akan sembarangan menangkap orang. Bukti dan saksi sudah lengkap, jadi tidak ada alasan untukmu mengelak!” Li He kembali bertanya, “Di mana gadis yang ada di foto itu?”Mei Yi tertawa dingin dua kali, lalu berkata, “Baiklah, saya jujur saja. Gadis itu memang saya culik sendiri. Kalau kalian tidak melepaskan saya, tunggulah sampai gadis itu melahirkan di pegunungan terpencil!”Li He, yang biasanya sabar, tidak bisa menahan amarahnya lagi dan langsung menamparnya keras-keras!Gadis polos yang m
“Kamu mengenalnya?” Ye Chenfei akhirnya melihat secercah harapan. “Dia ada di mana?”Gadis itu merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya dan menjawab dengan gemetar, “Aku dan Maimiao adalah teman sekolah. Kami berpisah di stasiun kereta. Setelah Maimiao naik kereta, aku menunggu kereta berikutnya, lalu ditipu oleh wanita ini.Wanita ini bilang perutnya sakit, meminta bantuanku mengantarnya pulang. Tapi begitu masuk ke gang kecil, aku dipukul hingga pingsan dan dibawa ke sini.”“Lihat kan? Aku tidak berbohong. Aku sudah bilang kalau aku tidak pernah melihat gadis itu,” Kak Hua kini merasa lebih percaya diri.Ye Chenfei langsung menendangnya hingga terpental jauh. “Diam! Menipu gadis baik hati seperti ini, kamu yang paling pantas mati!”Kak Hua menabrak tiang, memegangi pinggangnya sambil menangis kesakitan. “Kamu ini siapa sebenarnya? Polisi atau mafia?”Ye Chenfei tida
Jiang Xi mengangguk.Kata-kata sang kakek sangat menenangkan. Inilah keluarganya, yang selalu memberikan dukungan tanpa syarat.Kedatangannya ke Daerah Bagian Utara kali ini, selain karena mimpi buruk itu, sebenarnya juga ingin membawa keluarga besar untuk hidup lebih makmur.Namun, rencana tak pernah bisa mengalahkan perubahan. Pertama, neneknya masuk rumah sakit. Kini, giliran Maimiao yang hilang.Sementara kakek membawa paman beserta beberapa orang dari sub cabang untuk mencari Maimiao, Jiang Xi tinggal di rumah menemani bibi besar merawat neneknya.Anak-anak sebagian besar waktu bersikap tenang. Mereka sibuk mengerjakan tugas atau membaca buku, khawatir tertinggal pelajaran jika kembali ke sekolah.Kesehatan Feng Aizhen juga semakin membaik dari hari ke hari. Ia bahkan sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan sebentar.Saat cuaca cerah, ia duduk di halaman, menikmati sinar matahari di dekat dinding.Di depan ne
“Diculik?”Jiang Xi terhuyung, hampir kehilangan keseimbangan.Ye Chenfei dengan sigap menopangnya. “Jangan panik dulu. Ini baru dugaan. Meskipun Maimiao sudah kuliah, dia sejak kecil jarang berinteraksi dengan dunia luar dan tidak tahu betapa sulitnya memahami hati manusia.Lagi pula, cara kerja para penculik juga semakin licik dan sulit diantisipasi. Kita belum tahu pasti, tapi aku sudah memberikan foto Maimiao kepada Tuan Huang, dan dia telah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari tahu.Untuk sekarang, kamu tetaplah di perkebunan menemani nenek. Pastikan anak-anak tidak berkeliaran. Kalau pun mereka tidak masuk sekolah, pastikan mereka tetap belajar. Aku akan pergi mencari Maimiao ke berbagai tempat.”“Baik, bawa uang lebih, dan segeralah pergi!” Jiang Xi mengambil setumpuk uang dari tasnya dan menyerahkannya pada Ye Chenfei tanpa menghitungnya.Ye Chenfei sedikit heran. “Kamu selalu membawa uan
“Aduh, jangan tanya lagi!”Wajah Sun Zhiyong penuh kekhawatiran. “Nenekmu sakit, sekarang sedang dirawat di rumah sakit di kota ini.”“Sakit apa? Rumah sakit mana?” Jiang Xi langsung panik. “Cepat bawa kami untuk menjenguknya.”Mibao juga cemas dan bertanya, “Parah tidak?”“Sekarang sudah jauh lebih baik! Usia sudah tua, flu biasa saja bisa sangat berat baginya,” jawab Sun Zhiyong sambil berjalan.“Menurutku, ini karena dia terlalu banyak berpikir. Waktu kalian masih di perkebunan, kondisinya masih mendingan. Tapi setelah kalian pergi, dia sering diam-diam menangis sendirian.”Rasa kehilangan seorang anak di usia paruh baya adalah luka yang tidak pernah bisa hilang seumur hidup.Sebagai seorang ibu sekarang, Jiang Xi bisa memahami perasaan neneknya.Ia semakin khawatir. “Aku selalu mengirimkan obat secara rutin untuk nenek, apakah dia memi
"Ayah angkat, hati-hati, jangan sampai melukai orang." Jiang Xi mendengar suara Xuyang saat ia masuk ke halaman.“Ayah angkat, apa lagi yang dilakukan Xuyang kali ini, sampai membuatmu marah besar seperti ini?”Luo Qiushi menghela napas, “Apa lagi kalau bukan soal dia dan Huanhuan. Gadis itu ditempatkan di kampung halamannya, Kota Hai, sebagai guru, sementara dia ditempatkan di bank di Beijing. Aku dan ibu angkatmu sebenarnya ingin mereka menikah segera setelah lulus, tapi sekarang mereka terpisah jauh, satu di utara dan satu di selatan.”“Ibu angkatmu ingin dia mengundang Huanhuan ke rumah sebelum gadis itu kembali ke Kota Hai, agar mereka bisa bicara baik-baik soal hubungan mereka. Tapi anak ini sama sekali tidak mau pergi! Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Sudah sebesar ini, tapi masih saja membuat orang tua khawatir.”“Sudah, jangan banyak bicara lagi. Cepat ambilkan kue yang baru a
Mibao memasang ekspresi santai dan berkata, “Kak, aku sudah putus sama yang sebelumnya. Gadis ini cuma temanku sekelas.”Jiang Xi menghela napas panjang, “Aku tidak peduli dia teman sekelas atau pacarmu, kamu sebaiknya serius soal hubungan. Jangan karena sekarang kamu punya pekerjaan bagus dan sedikit ganteng, lantas jadi suka mempermainkan perasaan orang lain.”Mibao mengelap keringat di dahinya. “Kak, stop! Kata-kata ‘mempermainkan perasaan’ itu terlalu berat. Aku bukan orang seperti itu. Dia benar-benar cuma teman sekelas!”Namun Jiang Xi masih merasa curiga. “Kalau dia cuma teman sekelas, kenapa kamu bawa dia ke rumah?”Barulah Mibao menjelaskan, “Dia dengar kalau Kakak punya perusahaan swasta, jadi dia penasaran dan mau lihat-lihat.”Jiang Xi memicingkan mata, “Lihat apa? Apa dia tidak dapat penempatan kerja?”“Dapat kok, dia jadi pramugari,”