Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 34
Karin tersenyum masam melihat tampilannya di cermin, sesekali tangannya gatal untuk menarik turun playsuit yang seperti terlalu pendek untuknya. Belahan dada yang berbentuk V membuatnya risih.
Para maid tersenyum puas melihat karya mereka yang nyaris sempurna, kaki jenjang Karin sangat proposional menopang tubuh langsingnya. Bola mata sipit bermanik cokelat bening, menambah kesan oriental yang mendalam.
“Nona tolong jangan gulung rambutnya,” kata seorang maid spontan. Untuk menata rambut itu, mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam, sayang rasanya jika rusak sebelum waktu makan malam tiba.
“Kalian ini bawel sekali, sekarang mana tuan itu? aku sudah kedinginan kalian pakaikan baju seperti ini,” ujar Karin kesal. Dia menatap lurus ke arah jendela. Senyum tipisnya mengembang, kala melihat salju mulai menumpuk di tepian jendela.
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 35Aron memandangi wajah Karin yang pucat pasi, lelaki itu berhasil membawanya pulang setelah anak buahnya mengevakuasi gadis itu dari jalanan. Dia pingsan karena kedinginan dan hampir membeku.“Tenanglah, dia sudah tidak apa-apa,” kata Klause, dokter pribadi Aron. Sudah hampir lima tahun dia menjadi dokter pribadi keluarga Aron, tapi baru kali ini dirinya memeriksa orang lain di mansion ini.“Oh ya, dia siapa ? aku belum pernah melihatnya?”“Bukan siapa-siapa, hanya titipan seseorang.” Aron menjawab tapi matanya masih fokus pada Karin yang tertidur. Sayup-sayup terdengar gumaman kecil dari mulut gadis itu, dia mengigau.“Hmm, aku mengerti,” ucap Klause menahan senyum. Aron mengerutkan keningnya.“Apa yang kau mengerti?” kini Aron beralih pada Klause.Klause tersenyum l
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 36Michael Lee tersenyum saat melihat tayangan di televisi, matanya berbinar, lepas satu bebannya. Karin sudah berubah menjadi Kayra seutuhnya, lihatlah bagaimana Aron Laksana, sang politikus muda, memperkenalkan gadis itu sebagai tunangannya.“Satu langkah lagi,” gumamnya lirih sambil menghidupkan sebatang rokok lalu menikmatinya dengan santai.“Yun, sekarang giliranmu beraksi.” Michael mengubah pandangannya, menatap Yunlee yang sedang sibuk dengan ponselnya yang tak berhenti bergetar.“Apa tugasku bos?” tanya Yun, tanpa mengubah posisinya.“Masuk ke grup Vandroa.”“Baiklah, aku harus menyamar sebagai apa? Cleaning service atau makelar saham?” Yun memandang Michael sambil tertawa kecil.“Tugas busuk seperti itu sudah terlalu ringan untukmu. Aku akan mengenalkanmu pada CEO nya, dia
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 37Michael mengerang kesakitan sambil memegang tangannya, darah terus mengucur dari luka robek akibat senjata api yang dilesatkan oleh seorang pria tegap yang sekarang sedang berdiri di depan mereka.Napas Michael tersengal, usia tak bisa membohongi, daya tahan tubuhnya melemah terhadap timah panas yang bahkan hanya sekedar numpang lewat sejenak.“Dad, are you okay?” Karin dan Yun membantu memapahnya berdiri. “Ternyata, ada seorang pengecut yang mengambil kesempatan,” sindir Michael. Dia menarik sudut bibirnya, memberi senyuman mengejek pada pria di depannya.“Hmm,” Garda hanya tersenyum, dia sempat melirik pada Karin yang berdiri di samping Michael, mata mereka bertemu sejenak.“Menyerahlah sekarang, kami sudah mengepungmu.”“Omong kosong apa ini? kalau kau berani, majulah. Satu
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 38Pagi itu suasana lengang, di meja makan hanya terdengar suara sendok dan piring beradu. Keduanya tak banyak bicara, baik Aron atau Karin masih tenggelam dengan pikirannya masing-masing.Karin sedikit meringis ketika hendak beranjak. Kakinya sakit, begitu juga dengan sekujur tubuhnya. Ditambah lagi bertengkar dengan Aron semalaman, membuat lingkaran hitam di matanya semakin jelas.“Mau ku antar ke tukang pijat?” tanya Aron dengan wajah serius. Setiap dia mencoba baik pada gadis di depannya ini, pasti ditanggapi sengit, begitu juga kali ini.“Gak usah, ini juga gara-gara siapa coba, aku begini karena tak bisa tidur semalaman.”“Oh.”“Apanya yang oh? Gak merasa bersalah?”“Kamu ini selalu memperpanjang masalah kecil.”“Kecil dari mana? Kita tidur satu ranjang, ya Allah, apa
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 39 Karin duduk sendiri di loi hotel, jujur dia bingung mau kemana. Setelah kejadian tadi malam, dia merasa tak ada tempat untuknya kembali. Sejak awal dia memang sudah ditakdirkan sendiri, jadi terlalu angkuh jika mengatakan ia ingin pulang. Pulang kemana? Dimana pun dia berada, orang-orang pasti akan dalam bahaya. Karin menggigit bibirnya, menatap pada jendela kaca, di luar sana sedang gerimis, awannya pekat mungkin sebentar lagi akan turun hujan. “Permisi, Anda nona Kayra?” Karin menoleh pada suara wanita yang memanggilnya. Dia bingung karena tak mengenali wanita berpakaian serba merah itu. Dahinya sampai mengernyit, mengingat mungkin mereka pernah bertemu di suatu tempat. “Iya, ada apa?” “Saya, Mainaka kekasih Aron Laksana.” Perempuan itu berbicara dengan bahasa penuh penekanan, seakan itu pemberitahuan yang penting. “Oh
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 40Karin masih mondar-mandir di depan ruang ICU, belum ada tanda-tanda dokter akan keluar dari ruangan. Dia melirik tajam pada Leo yang sedari tadi duduk tenang di deretan kursi yang terpajang di depan ruang darurat ini.“Ayolah Leo, aku butuh menelpon Yun sekarang, kalau Aron kenapa-napa bagaimana?” bujuk Karin untuk kesekian kalinya. Leo hanya menaikkan sudut bibirnya sesaat.“Bukankah kau yang paling senang kalau bos mati.”“Iya benar, tapi tidak begini juga caranya. Bagaimana nanti kalau aku terlibat, lalu dipanggil polisi? Kamu tahukan siapa aku?”Terdengar helaan napas dari Leo, tapi memang benar yang dinyatakan gadis di depannya ini, kalau sampai polisi ikut campur, akan semakin rumit urusannya.Leo tampak berpikir sejenak, dokter Lee memang bisa mengatasi segala macam racun, sayangnya kondisi pria tua it
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 41Karin membuka matanya perlahan, sekujur tubuhnya terasa kaku dan sakit. Ini hari kedua dia tak sadarkan diri.“Eh,” gumamnya pelan saat melihat sosok yang tak asing sedang duduk di samping tempat tidurnya. Sesaat lelaki tinggi tegap itu tak sadar sedang diperhatikan. Dia masih sibuk dengan secangkir kopi hangat yang baru saja selesai diseduh. “Kenapa ada di sini?” Karin mengatakannya agak keras, dia berharap pria itu mendengarnya.“Kamu sudah sadar?”“Hmm.” Pria itu terlihat kaget namun senang, tergambar jelas dari ekspresi wajahnya. Dia meletakkan bukunya, dan tak lagi sibuk menyeruput kopi hitam itu.Dia fokus pada Karin yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit, diraihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat.“Apa masih sakit?” tanyanya sambil mendekatkan wajahnya.
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 42Karin menatap Yun dengan seksama, dia (Yun) sedang mengangkat senjata untuk siapa? Karin tak pernah bisa menebak isi hati orang-orang ini.Baik Yun, Leo atau Garda sekalipun, punya maksud masing-masing atas dirinya, lalu dia harus bagaimana? Karin gusar.Tangan Garda kini menggenggam erat tangannya, seketika jantung Karin berdetak kencang. Perasaan bodoh yang selama ini ingin dibuangnya, kembali lagi. Dia, masih memendam rasa pada pria ini.Entah itu suka atau benci, tapi Karin masih peduli.“Kapten pergilah.”“Aku tak mau.”“Aku mohon, aku akan menemuimu nanti.”Garda menoleh pada Karin, ditatapnya mata gadis itu yang memandangnya dengan penuh pengharapan.Pergi sekarang? apa kesempatan ini akan kembali lagi? batin Garda beradu dengan logikanya. Sepersekian detik dia disadarkan dengan su
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 49 Karin sudah menundukkan tiga orang dengan pelurunya. Meninggalkan seorang lagi yang kini sedang mengacungkan samurai panjang di depannya. Siapa dia? Karin merasa mengenalnya, dia sampai memicingkan mata, karena gestur pria ini sangat mirip dengan pria yang ditemuinya semalam, Yamaguchi. Tapi apa mungkin? Karin lalu melirik pada Aron, mungkin pria itu harus menjalani perawatan rumah sakit lagi, ada luka tebasan di tangannya dan itu pasti sakit sekali. Dan, jangan tanya tentang keadaan Leo, karena lelaki itu sekarang dalam posisi mati segan hidup tak mau. Dia terkulai lemas di tanah dengan sekucur tubuh penuh sayatan, ditambah lagi bekas luka tembak yang terus mengalirkan darah. Mengerikan. “Hmm, akhirnya aku benar-benar melihatmu,” suara itu langsung menyadarkan Karin. Pria di depannya buka suara. “Kehormatan bagiku, Tuan Yamaguchi?”
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 48“Utari?”“Maaf kak, siapapun akan mengambil tawaran yang lebih baik.” Kalimat Utari membuat Karin menaikan sudut bibirnya. Matanya sontak melirik pada Leo, pria yang mengajaknya bekerjasama yang berbuntut kesialan seperti ini.Hmm, tapi Karin juga tak memungkiri bahwa kalimat Utari itu benar. Dia juga sekarang sedang mempertimbangkan tawaran mana yang lebih baik.Ikut bersama Garda dan dikejar sebagai penjahat atau berlindung di ketiak Aron.“Aku akan belajar denganmu soal ini,” kata Karin menjawab Utari.“Bagus, sekarang serahkan wanita itu pada kami,” ucap pria dengan tangan terhunus Samurai. “Dia pikir ini jaman apa, masih mondar mandir bawa senjata,” gumam Karin sambil menghela napas. Lalu matanya beralih pada Garda yang sudah mangambil ancang-acang akan memulai serangan.Selang b
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 47Karin berada di rumah Utari sekarang, tak jauh dari tempat yang disebut gerombolan kecil itu markas. Setelah berdebat panjang lebar, ketemulah titik terang, bahkan Karin akan berada dalam pengawasan Utari.Mereka sepakat menolak mengantar Karin pulang karena takut gadis itu ingkar.Karin duduk terdiam, mengamati Utari yang dari tadi bolak balik ke kamar lalu keluar lagi. Ada saja barang yang disodorkannya.Mulai dari pakaian ganti hingga kudapan ringan untuk sarapan, ah tapi tadi Karin sudah makan subuh jadi dia tak begitu lapar.“Tak usah repot-repot Utari, aku juga sudah makan tadi,” kata Karin tak enak hati. Bukan apa-apa, jika dilihat dari rumahnya, anak ini bukan dari kalangan menengah ke atas. Bisa saja kue-kue yang diberikan diambil dari kue yang harusnya mereka jual pagi ini.“Bukan aku kak, emak yang suruh. Kakakkan t
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 46Yun termenung, dia masih menunggu Leo siuman usai operasi pengangkatan peluru. Mungkin sekitar 15 menit lagi, kata dokter yang merawatnya.Tapi, 15 belas menit yang ditawarkan terasa lama, bahkan sekarang hari sudah menjelang subuh.“Akhirnya,” kata Yun saat meihat tubuh Leo begerak. Tak lama mata pria tinggi besar itu perlahan terbuka. Yun tahu, sekuat apa pertahanan tubuh orang kepercayaan Aron ini, tak mungkin sampai mati kalau hanya terkena satu peluru saja.“Cepat beri petunjuk dimana terakhir kau meninggalkan Kayra?” tanya Yun terburu. Ya, dia harus bergegas, sebelum Michael Lee tahu perkara ini.Walau Yun tahu pria tua itu masih berjuang melawan rasa sakit mendera akibat luka-luka yang diterima, pasca insiden dengan Garda tempo hari.Leo memandang tajam pada Yun, lalu memberikan alamat dimana dia terpisah terakhir denga
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 45 Darah bercucuran di lantai, Karin memandang ke arah tangannya yang menggenggam pistol. “Bukan, bukan aku, yang menembak,” gumamnya dalam hati, karena dia memang tak menarik pelatuknya. Walau begitu, Karin kembali disadarkan dengan erangan kesakitan dari Tn. Yamaguchi yang memegang pundaknya. Benar, puluru itu dari arah belakang. Karin memandang dengan seksama, tak lama sosok Leo keluar dari balik sebuah pintu rahasia yang ada di bagian yang tertutup rapi dengan wallpaper. Mungkin itu yang menyebabkannya orang-orang termasuk dirinya tak sadar akan kehadiran orang kepercayaan Aron itu. Leo berjalan dengan tatapan tajam, Tn. Yamaguchi memutar badannya sambil melihat orang yang menembakinya dengan timah panas. “Seharusnya aku tahu akan begini, anjing tetaplah anjing,” kata pria bermata sipit itu pada Leo. Bahasa Inggrisnya terdengar belepotan kali ini, b
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 44Karin sudah bersiap dengan balutan mini dres ketat berwarna hitam, bibirnya berwarna merah terang kontras dengan kulitnya yang putih. Dia tampak menonjol malam ini. Gadis itu berjalan dengan anggun menuju mobil fort hitam yang sudah menunggunya dari tadi.“Bagaimana?” Karin tersenyum menggoda. Leo sampai menghela napas untuk menetralisir degupan jantungnya yang terasa kuat.“Seksi,” kata Leo singkat sambil membukakan pintu mobil. Karin baru saja keluar dari sebuah salon kecantikan yang mengubah penampilannya 180 derajat.Rambutnya panjang terurai, tubuhnya terekspos dengan jelas lekuk-lekuknya bahkan bagian dada terasa sangat vulgar, hingga membuatnya risih sendiri.Gadis itu melirik pada Leo yang sesekali mencuri pandang padanya yang duduk di kursi belakang. Dia sadar tampilannya begitu menggoda, tapi ini dilakukan semata-mata
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 43Yun dan Putri kini duduk berhadapan, sekarang mereka berada di sebuah cafe yang tak terlalu ramai. Walau begitu cafe ini sepertinya diperuntukan bagi kaum kelas atas, tampak dari tampilan orang-orang yang datang.Yun menatap Putri, gadis ini memakai mini dress berwarna merah jambu, kontras dengan warna kulitnya yang putih pucat. Dari caranya berdandan, benar-benar tak seperti orang buta.“Dengan siapa kamu datang?” tanya Yun penuh selidik.“Pengawalku, dia duduk di pojokan, katanya.”“Oh,” kata Yun singkat sambil melihat ke arah pojokan. Ada dua orang wanita yang sedang mengobrol, apa itu? pikir Yun, karena tak ada lagi pojokan yang terisi selain di sana.“Lalu tujuanmu mengajak bertemu apa? cepatlah, aku sedang tak punya waktu sekarang.” Yun menyeruput kopi hitam yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Menarik napas sejenak, menunggu j
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 42Karin menatap Yun dengan seksama, dia (Yun) sedang mengangkat senjata untuk siapa? Karin tak pernah bisa menebak isi hati orang-orang ini.Baik Yun, Leo atau Garda sekalipun, punya maksud masing-masing atas dirinya, lalu dia harus bagaimana? Karin gusar.Tangan Garda kini menggenggam erat tangannya, seketika jantung Karin berdetak kencang. Perasaan bodoh yang selama ini ingin dibuangnya, kembali lagi. Dia, masih memendam rasa pada pria ini.Entah itu suka atau benci, tapi Karin masih peduli.“Kapten pergilah.”“Aku tak mau.”“Aku mohon, aku akan menemuimu nanti.”Garda menoleh pada Karin, ditatapnya mata gadis itu yang memandangnya dengan penuh pengharapan.Pergi sekarang? apa kesempatan ini akan kembali lagi? batin Garda beradu dengan logikanya. Sepersekian detik dia disadarkan dengan su
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 41Karin membuka matanya perlahan, sekujur tubuhnya terasa kaku dan sakit. Ini hari kedua dia tak sadarkan diri.“Eh,” gumamnya pelan saat melihat sosok yang tak asing sedang duduk di samping tempat tidurnya. Sesaat lelaki tinggi tegap itu tak sadar sedang diperhatikan. Dia masih sibuk dengan secangkir kopi hangat yang baru saja selesai diseduh. “Kenapa ada di sini?” Karin mengatakannya agak keras, dia berharap pria itu mendengarnya.“Kamu sudah sadar?”“Hmm.” Pria itu terlihat kaget namun senang, tergambar jelas dari ekspresi wajahnya. Dia meletakkan bukunya, dan tak lagi sibuk menyeruput kopi hitam itu.Dia fokus pada Karin yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit, diraihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat.“Apa masih sakit?” tanyanya sambil mendekatkan wajahnya.