"Ruby, jangan lari-lari,""Nanti kamu akan terluka," ucap Richard yang melihat gadis di depannya berlari-lari ke berbagai kios di tengah-tengah alun-alun dari belakangRuby yang mendengarkan ucapan itu hanya menoleh dengan senyuman mengisyaratkan kalau dia mengerti dengan yang diucapkan oleh Richard. Ditengah-tengah keramaian alun-alun kota itu, tidak mungkin tidak ada orang-orang yang menyadari jika Ruby adalah istri seorang Duke Cereus, yang sempat kabur dan kembali beberapa hari yang lalu. Orang-orang tidak menyangka bisa melihat hubungan Ruby dengan sang Duke Cereus, begitu baik dan juga tampang Duke yang tampan tanpa topeng membuat orang-orang lebih tidak percaya lagi. Richard dan Ruby di tengah-tengah alun-alun itu menjadi pembicaraan panas orang-orang mengenai hubungan mereka yang sepertinya membaik setelah keduanya kembali ke wilayah Cereus."Richard, coba es lemon ini dan tenang saja tidak ada racun atau apapun itu," ucap Ruby sambil menyodorkan segelas es lemon yang telah di
Richard dengan sangat cepat menangkap tubuh Ruby yang hampir saja tertabrak oleh kereta kuda yang lewat. Richard yang menangkap tubuh Ruby itu membuat Ruby cukup terkejut, tapi dia terkejut bukan karena nyawanya yang hampir berada di tempat yang berbahaya melainkan kini jarak bibir keduanya hampir bersentuhan. Richard yang melihat begitu dekat dengan bibir manis Ruby hampir saja kehilangan kendali dan menciumnya. Ruby yang melihat itu hanya menutup mata, bersiap dengan ciuman yang mungkin saja akan menghampiri bibirnya. "Ruby, sekarang sudah aman,""Lebih baik sekarang kita pulang," ucap Richard yang melepaskan tangannya di pinggang Ruby seperti tidak ada kejadian apapunRuby yang menutup mata mendengarkan ucapan Richard langsung membuka matanya dengan perasaan malu, karena bisa-bisanya dia berasumsi jika Richard akan memberikan dirinya sebuah ciuman. Sedangkan Richard merasa dia menahan diri adalah yang sesuatu yang tepat, karena dia tidak tega melakukan hal paksaan semacam ini kepa
'Apakah gadis ini tidak benar-benar tau atau memang pura-pura tidak tau? Jika tubuhnya yang seksi itu adalah sebuah cobaan berat untuk laki-laki manapun yang melihatnya,' 'Aku harus pergi secepatnya sebelum nanti aku bertindak diluar batasku,' ucap Richard di dalam hatinya dengan pandangan ke arah lain sambil dengan paksa memakaikan selendang itu menutupi bagian dadanya Ruby Ruby yang di paksa seperti itu dan tidak peka terhadap situasi yang terjadi saat itu juga, langsung melepaskan kembali selendang itu dengan kesal kemudian menatap Richard lagi. Ruby yang merasa sikap Richard yang ditunjukkan tidak sopan kepadanya saat berbicara, membuat Ruby langsung duduk di pangkuannya. Entah keberanian darimana Ruby melakukan hal semacam itu kepada Richard, tapi yang pasti Richard terdiam dan berusaha untuk tidak melirik Ruby."Jangan mengabaikan seseorang yang sedang berbicara dengan dirimu seperti itu," ucap Ruby dengan kening berkerut dan cemberutRichard sekuat mungkin menahan dirinya den
'Tidak mungkin aku menanyakan tentang yang terjadi semalam kepadanya, pada saat aku bersikap tidak waras seperti itu,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan kepala yang tertunduk malu"Ruby, aku tidak akan marah kepadamu jika kamu ingin mengungkapkan hal yang mengganjal di dalam hatimu itu,""Karena, aku pasti akan mendengarkan bahkan hal yang buruk sekalipun," ucap Richard dengan helaan napas dan mengelus-elus punggung tangan Ruby dengan tatapan khawatirRuby yang melihat ekspresi penuh harapan dan penantian dari Richard yang merasa dia layak untuk mendengarkan semua masalah yang dimiliki oleh Ruby. Richard memang tidak pernah memaksa Ruby untuk mengungkapkan isi hatinya, tapi melihat ekspresi yang biasanya dingin tapi di depannya sangat menggemaskan seperti ini terkadang membuat Ruby sedikit tidak tahan untuk tidak berbicara dengan Richard. Dengan wajah memerah dan suara yang pelan Ruby mulai berbicara."Itu... Apakah semalam terjadi sesuatu? Entah kenapa ingatanku sedikit terputus tent
"Richard, kamu pulang lebih awal, tidak biasanya?""Bagaimana pekerjaan di istana? Apakah semuanya lancar?" tanya Ruby yang menoleh ke asal suara yang berjalan mendekat ke arah RubyRichard yang berjalan ke arah Ruby tanpa menjawab pertanyaan itu kemudian memeluknya dari belakang. Sosok gadis berambut merah muda itu langsung menatap dengan mata yang menyipit ke arah Ruby dan Richard yang begitu baik di dalam hubungan. Ruby tau jika gadis itu tidak akan percaya ataupun senang, jika mereka berdua berusaha menjadi kekasih di dalam pernikahan saat ini."Aku merindukan kamu dan semuanya telah selesai dengan baik tanpa ada masalah,""Lusa nanti kita jadi pergi liburan ke villa yang ada di dekat pantai," ucap Richard yang mencium pipi Ruby di depan mata gadis berambut merah muda itu "Nona keluarga Orchid, aku tidak tau kamu berada di kubu mana untuk menghasut Ruby berpikir buruk tentang pernikahan yang kami jalankan, tapi yang pasti pernikahanku dengan Ruby ini bukanlah sebuah permainan," u
Gadis berambut merah muda yang berasal dari keluarga Orchid itu langsung menuruti ucapan dari Ruby, walaupun dia tidak ingin pergi dari mansion Cereus. Richard merasa sedikit curiga dengan kedekatan putri keluarga Orchid ini yang tiba-tiba sejak pesta terakhir kali. Dia ingat sangat jelas jangankan bersikap lengket dengan Ruby, menoleh saja tidak pernah di lakukan oleh gadis itu. Tapi Richard berpikir mungkin saja dia terlalu banyakk berpikir, karena hidupnya selalu dalam bahaya tidak banyak kepercayaan yang bisa dia terima dengan begitu mudah tanpa ada orang yang menginginkan imbalan dari bantuan yang diulurkan. "Richard, apa yang kamu pikirkan begitu terlihat serius?" "Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" ucap Ruby dengan mata yang menyipit tajam ke arah Richard yang sedang tenggelam dalam pemikirannya sambil menusuk-nusuk pipinya "Lembut," gumam Ruby dengan mata melebar tidak percaya dengan yang dia sentuh Ruby merasa tidaklah adil jika pipi laki-laki lebih lembut daripa
Hari-hari berlalu dan tibalah dimana pesta topeng yang dinantikan oleh banyak bangsawan telah tiba. Ruby dan Richard tentunya menggunakan pakaian dan topeng yang serasi. Bagi Ruby pesta topeng ini sama saja dengan pesta biasa, karena mau menggunakan topeng atau tidak tetap juga masih dikenali oleh banyak bangsawan tentang siapa dirimu atau asalmu."Ruby, tetap bersamaku selama pesta,""Karena aku takut jika para pemabuk atau laki-laki mesum memaksa dirimu untuk ikut dengan dia atau malah menyentuh-menyentuh tubuhmu," bisik Richard sambil menggenggam erat tangan Ruby seakan-akan tidak akan pernah berniat membiarkan Ruby pergi jauh selama pesta"Aku mengerti dan tentu saja aku akan bersamamu," ucap Ruby yang dengan anggukan menatap ke arah pintu besar di depannya yang menuju ke ruangan aula pesta Tidak lama kemudian pintu besar menuju aula pesta terbuka terlihat di dalam ruangan aula telah banyak tamu yang di undang hadir ke dalam pesta. Semua tamu-tamu yang telah hadir di dalam pesta
'Eh? Apa yang dilakukan oleh Richard di tempat umum seperti ini?''Padahal aku sama sekali tidak merasa terganggu dengan yang dia lakukan dengan gadis itu hanya sakit di bagian dada saja sesaat saja, tapi dia sampai meminta maaf dan berlutut seperti ini,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan mata terbelalak terkejut dengan yang dilakukan oleh RichardRuby yang merasa semua mata nantinya akan menatap ke arah mereka, jika musik di aula dansa selesai maka itu akan membuat harga diri keluarga Cereus bisa jatuh. Tanpa pikir panjang Ruby langsung menarik lengan Richard menuju ke balkon untuk berbicara berdua. Richard yang ditarik tangannya pada saat masih berlutut dengan cepat beranjak dari lantai dan mengikuti Ruby yang membawanya. Kebetulan balkon yang mereka datangi adalah tempat yang sepi tidak ada orang di sana membuat Ruby merasa tenang jika hanya berbicara berdua bersama dengan Richard."Richard, ada hal yang perlu kita bicarakan,""Aku sama sekali tidak marah dengan yang terjadi di aul
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar