Kepala keluarga baru Duke Vine yaitu Cedric Vine adalah salah satu dari anak kembar dari keluarga Duke Vine. Mungkin terlihat normal dan baik-baik saja keluarga ini dimata umum, tapi sayangnya dimasa lalu terdapat masa kecil yang kelam karena pada saat berumur tujuh tahun, saudara kembar Cedric mati secara misterius dan setelah kejadian itu terjadi, sang Duchess yang tidak terima salah satu anaknya mati secara misterius mulai mengalami depresi dan memiliki penyakit mental. Cedric sejak saat itu menjadi bahan pelampiasan dari sang ibu sebagai pengganti saudaranya yang telah tiada, ayahnya yang kasihan melihat putranya ini selalu menjadi pengganti saudaranya yang telah tiada, memutuskan untuk menitipkan di mansion keluarga Duke Middlemist yang kebetulan kepala keluarga Duke Middlemist adalah pertner bisnis dan teman lama dalam jual beli tanaman obat-obatan dengan keluarga Middlemist dan itulah yang menjadi kisah pertama mereka berdua bertemu. "Ruby, perkenalkan ini adalah Cedric Vine,
"Tidak ada, hanya saja aku merasa mungkin kamu adalah orang lain, tapi sepertinya jika dilihat lagi tatapan yang begitu tajam itu,""Kamu adalah orang yang tidak berubah," ucap Ruby dengan senyuman lembut membuat Richard kebingungan dengan apa yang dibicarakan oleh gadis di depannya saat iniRichard menghela nafas panjangnya dengan gelengan kepala pelan kemudian duduk di tempat tidur Ruby yang kosong, dia memperhatikan tempat tidur yang sudah berantakan dengan bantal yang posisinya telah tidak karuan dapat dia pahami, jika Ruby sama sekali tidak diam di atas tempat tidur padahal jelas tubuhnya masih sangat lemah untuk bergerak. Richard tanpa basa-basi ataupun lama langsung memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulut Ruby dia melakukan itu, sebab saran yang diberikan oleh asisten pribadinya melalui surat ketika dia meminta saran mengenai memberikan perhatian kepada orang sakit. Tapi bukannya kasih sayang atau perasaan hangat yang dirasakan oleh Ruby melainkan perasaan akan mati, karena
Hari demi hari berlalu di mansion keluarga Middlemist, Ruby selalu ditemani oleh Richard kemanapun dan dimanapun dengan di selingi beberapa perhatian kecil nan romantis diberikan atau tunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Hal ini membuat rumor yang cukup manis di kalangan para pelayan dan kesatria yang bekerja di mansion keluarga Middlemist tentang hubungan antara keduanya. Walaupun membuat banyak pihak di dalam mansion merasakan hal manis tentang pasangan baru itu, tetapi bagi Ruby ini adalah sebuah akting yang bisa menutupi rumor yang tidak benar tentang perselingkuhan dirinya dan dia juga tidak mempermasalahkan sikap manis yang ditunjukkan Richard kepada dirinya."Ruby, kapan kamu ingin pulang ke rumah? Sebentar lagi pesta ulang tahun putra mahkota diadakan kerajaan dimulai dan gaun yang aku pesan telah sampai di rumah," ucap Richard dengan tatapan serius ke arah RubyRuby yang sedang asik membaca buku langsung mendongak dan membelalakkan mata terkejut setelah mendengarkan ucapan
Pesta ulang tahun putra mahkota adalah pesta terbesar yang di adakan oleh kerajaan dan dihadiri oleh banyak orang dari berbagai negeri tidak terkeculi bangsawan di kerajaan. Semua bangsawan yang hadir dari berbagai wilayah memberikan hadiah terbaik untuk sang putra mahkota, bahkan rela memberikan putri mereka sendiri. Ruby yang membaca isi novel sebelum reinkarnasi sendiri merasa ngeri, betapa kejamnya orang tua mereka hingga menjual anaknya secara tidak langsung hanya untuk menyenangkan seseorang yang memiliki kekuasan. "Ruby, kamu hanya perlu ingat sekarang kamu adalah bagian dari keluarga Cereus, keluarga yang berfokus dengan militer, jadi tidak perlu takut dengan yang ada terjadi di sekitarmu," "Tinggal tunjukkan saja belati yang aku berikan kepadamu jika ada laki-laki yang mendekatimu atau ingin menyentuhmu, namun jika seandainya mereka masih nekat untuk melakukannya maka bunuh saja dia di tempat," "Kamu tidak perlu takut karena itu adalah hak khusus yang diberikan raja kepada
Semua tamu yang hadir di dalam ruangan pesta, terlihat sangat menikmati pertengkaran batin yang mencekam. Terlihat para tamu terutama bangsawan saling menikmati pertengkaran yang sedang terjadi, walaupun sedikit tersinggung tapi cukup memuaskan melihat sikap yang di tunjukkan oleh putra mahkota menghibur mereka. Sejak dulu Richard lebih unggul dibandingkan dengan putra mahkota, tentu saja itu akan semakin membuat putra mahkota semakin ingin menyingkirkannya."Yah itu memang benar, tapi itu adalah bayaran yang pantas bukan dari pajak para rakyat untuk membayar orang-orang yang memimpin mereka,""Aku yakin semua bangsawan di sini setuju dengan pendapat yang aku katakan," ucap putra mahkota dengan tatapan yang merendahkan ke arah Ruby dan RichardBeberapa bangsawan yang berada di faksi putra mahkota langsung mengangguk setuju dengan pendapat putra mahkota, tanpa berpikir panjang membuat Ruby terlihat seolah-olah orang yang bodoh sebab ingin menjadi pahlawan tanpa tau yang terjadi dalam k
"Oh... Cedric!" "Sudah lama tidak bertemu denganmu," ucap Ruby dan gadis berambut merah muda itu dengan tatapan bersemangat secara kompak Richard yang saat itu salah satu tangannya sedang memegang gelas wine, tanpa sengaja membuat gelas Wine retak saat melihat sosok laki-laki berambut emas yang tidak asing berjalan ke arah istrinya tanpa melihat bahwa Richard juga berada di tempat yang sama dengan mereka. Sedangkan Cedric hanya tersenyum dan membaikan kedua tangannya dengan santai seolah-olah tidak ada di sana. Tapi, sampai tiba-tiba terdengar pecahan gelas wine yang berasal dari Richard, seketika membuat semua orang di dalam ruangan menoleh ke asal suara tidak terkecuali Ruby yang langsung menghampiri Richard dengan tatapan khawatir, sebab tangannya berdarah. "Richard, tanganmu sekarang terluka," "Kita harus segera mengobatinya di ruangan istirahat," ucap Ruby dengan tatapan khawatir dan panik melihat banyaknya darah merah segar yang terus mengalir dan menetes ke lantai "Cedric
"Umm... Ah? Sudah pagi??""Jangan-jangan dia yang membawaku ke tempat tidur? Dan apakah dia yang menggantikan pakaianku?" gumam Ruby dengan mata yang menyipit curiga menatap pakaiannya dari atas kebawah yang sudah berbeda "Apakah menurutmu aku laki-laki yang seperti itu?" tanya Richard yang bersandar di dinding dekat pintu Ruby langsung dengan sangat cepat menoleh ke asal suara laki-laki yang berbicara, kemudian menundukkan kepala dengan gemetaran menggenggam selimut. Ruby merasa seharusnya dia tidak membicarakan yang aneh-aneh di pagi hari, apalagi dia baru saja bangun tidur. Ruby takut jika dia akan diberikan kematian yang konyol hanya karena sebuah ucapan yang sederhana, akibat dari kurangnya jiwa yang masuk ke dalam tubuh."Aku berpikir ingin membangunkan kamu untuk sarapan, tapi aku malah mendengarkan kamu berbicara melantur di pagi hari tepat pada saat setelah beberapa menit membuka mata,""Kamu memang gadis yang cukup unik ya jika diperhatikan lagi, tapi sayangnya aku bukan o
Di suatu tempat yang asing, terdapat sebuah bangunan besar dan megah berlapiskan emas dengan sekelilingnya terdapat pohon-pohon sakura dan bunga-bunga bermekaran. Sedangkan dari kejauhan terlihat gunung-gunung tinggi menjulang, sebuah perpaduan pemandangan yang sangat indah dan memanjakan mata. Tidak beberapa lama, terdengar suara lonceng yang berbunyi sangat keras hingga membuat orang-orang berpakaian mewah yang berlarian dengan terburu-buru menuju bangunan yang besar itu membuat sesosok gadis berambut hitam bermata merah kebingungan dengan yang sedang terjadi. "Ini sebenarnya ada dimana? Dan kenapa orang-orang itu berlari dengan sangat terburu-buru?" gumam sosok gadis berambut hitam dengan tatapan penasaran berjalan mengikuti orang-orang yang berlarian Terlihat sebuah aula yang besar dan sangat mewah bergaya khas timur dengan sosok laki-laki berpakaian mewah bergaya khas timur duduk dikursi besar yang berlapis emas ditengah aula, sedangkan kiri dan kanan aula telah terisi oleh ora
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar