Share

66. Viona dan Dosanya

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-28 13:18:51

"Sialan!"

Beragam benda dalam kamar dengan cepat berubah menjadi puing-puing tak berarti. Ruangan tersebut dalam sekejap seakan berubah menjadi kapal pecah akibat begitu ringannya Viona melayangkan tangannya untuk menghempas semuanya.

Acak-acakan. Bukan hanya tempat ini, namun juga jelas rencananya turut berantakan.

Jauh-jauh terbang ke Singapura hanya untuk menjadi badut seperti ini? Setelah semua yang dia lakukan, benarkah dia tak akan bisa mendapatkan apapun sama sekali?

Viona awalnya melangkah dengan percaya diri seolah berada diatas angin. Memasuki lokasi tempat penyimpanan dana gelap yang disembunyikan di negara ini berbekal panduan dan berkas yang telah diberikan sebelumnya. Namun semua itu tinggal angan-angan, Viona tak berhasil mendapatkan apapun. Dia tidak tahu ada perjanjian rahasia dibaliknya dan seluruh dana tersebut sudah tidak lagi berada disini.

Dia tidak bisa mengambilnya karena dalam wasiat tertera bahwa pengambil tidak bisa diwakili dan orang itu jelas bukan Vion
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   67. Kembali Pulang

    Sagara menyingkap gorden jendela kamarnya kala deru mobil samar-samar menyapa rungunya. Lelaki itu mengusap wajahnya pelan, berupaya menajamkan penglihatannya yang sedikit buram setelah hampir enam jam berada di depan layar laptop. Membunuh waktu dan bahkan mungkin nyaris membunuh dirinya sendiri karena hampir lupa waktu dan tidak tidur semalaman. Tidak berniat untuk terjaga sebenarnya. Hanya saja, Natalia yang tak kunjung memberinya kabar membuat Sagara jadi tidak tenang. Meskipun sebenarnya kemarin Samuel telah secara eksplisit mengatakan padanya bahwa wanita itu sekarang ini tengah berada di Singapura untuk mengurus pekerjaan.Netra Sagara memicing kala dua orang di kursi belakang keluar dari mobil. Pakaian masih super rapi meskipun ini pukul tiga pagi. Sagara mengenali dengan jelas salah satunya adalah Natalia, sementara lelaki yang bersamanya? Entah siapa. Rahangnya mengeras, lelaki klimis dibawah sana nampak dengan ringan memeluk pinggang Natalianya. Meskipun dari jauh, Sagara

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   68. Tamu Pagi Hari

    Peluh yang mengalir meskipun pendingin ruangan berfungsi sebagaimana mestinya sudah jelas mengindikasikan sesuatu. Beberapa kali merapal kata-kata tak jelas yang setengah tertahan dalam tidurnya. Bergerak kecil seolah dikurung dalam area terbatas yang membelenggunya. Semakin berusaha untuk bangun, semakin berisik juga bisikan-bisikan acak yang memenuhi gendang telinganya. "Jangan loncat!""Kalau aku mati, kamu adalah pembunuhku!"Hentakan nafasnya tertahan beberapa kali, seolah ada yang mencengkram dan mencegah ranah geraknya. Tubuh itu terasa kaku dan berat hingga hampir tak bisa bergerak. Lelah. Ingin rasanya segera terbangun. Selanjutnya, dengan upaya yang cukup keras, pada akhirnya raga itu dapat bangkit meskipun tersengal, telinga mendengung dan tubuh terasa pegal seluruhnya. Like a nightmare.Menyeka keringatnya yang berucuran dengan punggung tangan. Netranya yang masih buram perlahan mulai menyesuaikan dengan cahaya dan apa yang ada dihadapannya perlahan makin terlihat jelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   69. Private Bodyguard

    Sagara mungkin satu-satunya manusia yang duduk dengan canggung di ruangan ini. Lelaki itu dengan berat hati harus keluar dari persembunyiannya karena rupanya Samuel sudah mengetahui lebih dulu mengenai keberadaanya. "Keluar aja, Gar! You don't need to hide anymore!"Hampir saja melupakan fakta bahwa sebelum-sebelumnya pun Samuel sudah menunjukkan tanda-tanda padanya bahwa ia mengetahui hubungan antara Sagara dan Natalia. Hanya saja, Sagara memang belum sempat memastikan itu pada Natalia.Melirik Natalia yang nampak makan dengan tenang. Sepertinya wanita itu pun tidak kaget lagi. Atau mungkin justru dia yang memberitahu Samuel?Bagaimanapun caranya, yang jelas sekarang ini Samuel mengetahui bahwa Natalia dan Sagara tinggal bersama. Jadi, setidaknya Sagara tidak perlu terlalu bersembunyi kalau hanya dari Samuel. Samuel ikut sarapan bersama pagi ini. Wajahnya nampak serius awalnya, namun lama kelamaan lelaki itu justru mulai menampakkan tampang jahil. Paham sekali bahwa Samuel tengah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   70. Insecurity

    Hari ini langit cukup kelabu, berpadu dengan angin kencang yang entah mengapa berhasil menambah suram suasana. Masih pukul dua belas siang tapi sang surya tak se-benderang biasanya. Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa sepertinya akan segera turun hujan dan semoga saja tidak sampai level badai. Ada yang lebih menakutkan daripada itu sebenarnya. Kecamuk dalam pikiran lebih berpotensi membunuh lebih dari apapun. Bahkan berada dalam rumah begini tidak ada yang dapat memastikan bahwa seratus persen aman.Natalia terbangun dari tidur siangnya yang sama sekali tidak nyenyak. Tubuh kurus itu mulai menggigil berkat angin dari luar yang merayap mengganggunya. Natalia bergegas turun dari ranjang untuk menarik slide door yang membatasi antara kamarnya dan balkon. Hendak memblokir akses angin dari luar yang menerbangkan beberapa partikel dan mungkin saja nanti ikut membawa derai hujan masuk.Setengah kaget kala menemukan keberadaan lelaki dengan kaos polos hitam dan celana panjang rumahannya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   71. Hujan di Siang Hari (+)

    "Do you think it will solve the problem?"Sekitar sepuluh detik dan Sagara melepaskan ciuman mereka. Netra keduanya masih saling menjajah seolah berusaha membaca pikiran masing-masing. Natalia bisa melihat gurat kecewa yang terpampang dengan jelas di wajah Sagara. Pria itu terkadang memang pintar menyembunyikan emosinya, tapi pada waktu-waktu tertentu dia justru dapat dipindai dengan mudah. Seperti sekarang ini, kekecewaan itu rasanya meradiasi sehingga Natalia bisa merasakannya dengan mudah.Kalau sudah seperti ini, Natalia merasa menjadi pihak yang paling bersalah. Dia yang menarik Sagara masuk dalam dunianya. Namun dia juga yang menjegal Sagara untuk alasan yang sama. Meskipun tautan mereka terlepas, keduanya tidak memberi jarak lagi. Natalia masih bertahan pada posisinya untuk menghimpit tubuh Sagara yang jauh lebih besar darinya itu. "Maaf."Hanya kata itu yang dapat Natalia sampaikan sekarang. Matanya tak terlepas dari Sagara meskipun dia harus mendongak ekstra sebab perbedaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   72. Golden Hour

    Memang mungkin tidak menyelesaikan masalah, tapi giat ranjang bagi Sagara dan Natalia setidaknya membuat mood mereka jadi sedikit membaik. Artikel beberapa waktu lalu yang sempat Sagara baca dengan serius sepertinya ada benarnya, dia telah membuktikannya sendiri. Katanya, hubungan intim yang dilakukan secara sadar punya beragam manfaat untuk kesehatan jiwa dan raga. Bukan hanya membakar kalori, namun juga berpengaruh terhadap suasana hati menjadi lebih baik. Bisa menjadi alternatif penghilang stres yang baik. Haruskah dia membagikan artikel itu juga pada Natalia?Intinya, sekarang ini mood mereka jadi lebih baik dari sebelumnya.Kurang chill apa lagi hari ini? Sudah bangun siang, makan tinggal langsung makan, lalu mengisi waktu dengan tidur-tiduran. Keduanya tengah makan siang yang sebenarnya di ruang makan. Setelah menghabiskan tenaga dengan pergumulan hampir dua jam itu, mereka memutuskan untuk mengisi ulang tenaga mereka dengan makan siang yang telah disiapkan oleh Bu Widya.Omo

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   73. Ancaman Viona

    Bau obat menyeruak dengan kencang begitu lelaki dengan hoodie berwarna abu-abu itu memasuki sebuah ruangan ramai pasien dan perintilannya. Lelaki dengan mata tajam yang nampak was-was dengan sekitar itu berusaha untuk tampil senatural mungkin namun tetap agar tidak dikenali oleh siapapun. Meskipun sadar bahwa resiko yang menghadangnya mungkin cukup mengancam, lelaki itu tetap memutuskan untuk menginjakkan kakinya ke sarang singa. Mau tidak mau. Dia hanya perlu memastikan sesuatu. Mengenakan masker dan kacamata bening, berusaha tetap tak dikenali namun juga tidak mencolok menarik perhatian. Oleh sebab itu, Davian yang kini berjalan di lorong rumah sakit tetap menyalakan kesiagaannya. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi padanya setelah sang istri melompat dari jendela kamar hotel karena dikejar polisi?Satu yang Davian tahu, dirinya pasti akan dicari setidaknya mungkin untuk menjadi saksi ataupun semacamnya. Tapi masalahnya, Davian sendiri tidak tahu masalah apa yang sedang melilit

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   74. Pengintaian

    Rasanya muak hidup bak boneka begini. Tapi harus disadari, dirinya sendiri yang dulu menceburkan dirinya ke lubang buaya. Salah memilih jalan ninja karena silau dan tergiur akan glamornya hidup Viona. Menelantarkan kekasih yang menemaninya berjuang dari bawah bersama-sama dan bahkan calon buah hati mereka. Bahkan baru menemukan kenyataan di akhir bahwa wanita yang dia buang justru merupakan permata yang sebenarnya.Andai saja Dacian sedikit lebih bersabar hari itu, kini bukan tidak mungkin dia akan duduk di jajaran pimpinan Grup Xaviera. Perusahaan yang bahkan lebih adidaya jika dibandingkan dengan Cakrawala. Meskipun katanya Natalia menolak untuk terlibat dengan perusahaan, Davian akan menemukan cara untuk bisa masuk ke perusahaan dengan memanfaatkan darah yang mengaliri Natalia Xaviera.Tapi nasi sudah menjadi bubur. Apalagi yang dia bisa lakukan selain menyesal?Disinilah pada akhirnya Davian berada—sebuah parkiran minimarket yang terletak tak jauh dari The Cassiluxe. Mengawasi mob

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   122. Satu Hari Penuh Kejutan

    Natalia melongo saat menemukan sang kekasih sudah berdiri di depan lobby kantornya dengan santai. Dia memeriksa kembali penanda waktu yang melingkar di tangannya, benar kok ini jam 5 sore waktu setempat. Wanita itu berjalan pelan mendekati pria yang sibuk dengan ponselnya itu, bersandar di tembok pilar. Memastikan lebih dekat bahwa benar dia tidak salah lihat si tampan yang berada dihadapannya itu. “Kenapa kamu disini?” Pertanyaan Natalia membuyarkan kegabutan Sagara. Laki-laki itu tersenyum dengan sumringah saat menemukan Natalia sudah berada dihadapannya dengan tampang kebingungan.Alih-alih langsung menjawab, Sagara lebih memilih untuk langsung merebut tas file yg Natalia bawa. Juga mengamit lengan wanita itu untuk membawanya ke parkiran. Tentu saja pemandangan manis itu tidak luput dari perhatian pegawai lainnya yang juga berada di lobby.Natalia menahan Sagara dengan menarik sisi belakang jasnya.“Tunggu! Kamu belum menjawab pertanyaanku!”Tentu saja, siapa yang mau mengekor b

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   121. Memberi Pelajaran Penguntit

    Kendaraan roda empat berwarna hitam semi glossy itu berhenti tepat di depan pintu masuk utama Xavier Group. Sagara yang berada di kursi kemudi menghentikannya dengan stabil. Menoleh kearah kekasihnya yang kini duduk disampingnya sudah lengkap dengan tampilan kerjanya yang menawan.Natalia meliriknya dengan senyum masam, "Kamu tidak perlu repot-repot mengantarku begini padahal," ujarnya sebal setelah kalah adu argumen saat di parkiran rumah tadi. Sagara ngotot minta mengantarnya ke kantor sebelum dia kembali ke kotanya. Suatu tindakan yang menurut Natalia sangat buang-buang waktu mengingat arah kantor dan juga arah bandara sangat berbanding terbalik. Jelas Sagara harus putar arah lagi nantinya.Mendengar keluhan dari sang kekasih, Sagara hanya bisa tersenyum tipis. Dia mendaratkan tangan lebarnya untuk menyentuh puncak kepala Natalia, memberinya sebuah belaian sayang penuh perhatian."Kamu yakin bisa bekerja hari ini?"Pertanyaan yang sia-sia karena mereka sudah berada di depan pintu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   120. Selamat Pagi (+)

    Suara ketik yang mengalun lembut merayap memasuki pendengaran Natalia. Wanita itu perlahan membuka matanya—rasa kantuk sudah mulai sirna berkat cahaya tipis yang turut menembus jendela. Natalia melirik bagian sisi kanannya, menemukan lelaki dengan kaos polos bersandar sembari serius memandangi laptop di pangkuannya. Jari jemari laki-laki itu menari lincah diatas keyboard. Rambut acak-acakan dan tampilan paginya yang super fokus itu nampak sangat seksi di mata Natalia sekarang.Semalam saat Natalia menyarankan sebuah tidur yang berkualitas, wanita itu benar-benar berupaya mewujudkannya dengan serius. Benar-benar tidur yang nyaman dengan sebuah pelukan sepanjang malam yang dia harap bisa merecharge kembali energi mereka berdua setelah bekerja keras seharian.Natalia melirik jam dinding, pukul enam lebih tiga puluh menit di pagi hari. Sebenarnya sudah cukup siang namun mereka masih punya cukup waktu untuk tidur sebelum mulai bersiap beraktivitas hari ini. Tapi lihat? Bahkan sepagi ini sa

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   119. Istirahat Berkualitas

    Saat cincin itu melingkar di jari manisnya, Natalia merasakan sensasi hangat yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Matanya membelalak sejenak, tercengang oleh kejutan yang tak terduga. Dalam keheningan penuh emosi itu, Sagara menatapnya dalam-dalam, bibirnya tersenyum penuh arti."Aku tahu orang tua kita bahkan sudah curi start lebih dulu. Tapi tentu tidak adil jika kita yang katanya sudah terlalu matang ini hanya mengikuti arahan. Aku rasa aku tetap perlu melamarmu secara langsung," bubuh Sagara sembari menatapnya lembut. Tubuh Natalia kaku di pangkuan Sagara. Wanita itu masih menatap cincin dan Sagara secara bergantian. Apalagi sentuhan lembut Sagara pada jemarinya turut membuat wanita itu menghangat dalam hati. “Natalia,” kata Sagara dengan suara lembut namun penuh keyakinan, “aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kamu adalah segalanya bagiku, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Maukah kamu menikah denganku?”Natalia dipenuhi oleh campur aduk perasaan—kebah

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   118. Melingkari Jari Manis

    Natalia membuka matanya dengan paksa saat mendengar nada dering yang mengganggu pertapaannya di bath tub. Wanita itu hanya bisa melirik ponsel yang teronggok di meja wastafel tersebut tanpa berniat mengambilnya. Dia menghela nafasnya malas. Daripada harus buru-buru mengangkat panggilan, Natalia lebih memilih untuk menghentikan aktivitas berendamnya yang sudah berjalan selama kurang lebih lima belas menit.Sebenarnya, dia pun merutuk pada diri sendiri. Kalau tahu tak akan menerima panggilan atau memegang ponsel, kenapa juga dia harus membawanya ke kamar mandi?Secara bertahap dan perlahan, Natalia menarik handuk mandinya lalu keluar dari bath tub. Aroma flowery menyeruak sebab malam ini dia memilih wewangian itu untuk menenangkan pikirannya setelah lelah bergelut dengan pekerjaan.Usai memanjakan diri, barulah Natalia mengambil ponselnya. Sedikit terkejut dengan mata setengah melotot saat melihat nama pemanggil dan membaca pesan yang pemilik nomor itu kirimkan padanya. 'Aku ada di dep

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   117. Perjodohan Ulang

    Sagara mengusap sudut bibirnya yang belepotan bekas pewarna merah milik Natalia. Tersenyum miring saat mengingat memori singkat keduanya yang baru saja terjadi lagi. Dia bersandar pada tembok di rooftop, entah apakah kejadian tadi diantara mereka bisa membuka jenis hubungan baru buat keduanya.Satu kali lagi Sagara membenahi tatanan dasinya yang sedikit berantakan sebab diacak Natalia tadi. Lelaki itu juga memasang kembali jasnya yang sudah dikembalikan oleh wanita yang dengan wajah memerah buru-buru turun meninggalkannya sendirian disini. Pada akhirnya, Sagara turun dengan perasaan yang lebih lega daripada sebelumnya. Bibirnya terus mengulas senyuman tipis sepanjang perjalanannya menuju ballroom pesta. Pesta yang mendadak dan secara terpaksa dia hindari ternyata memberinya sebuah kesempatan luar biasa. Seperti yang Natalia katakan tadi padanya, sangat tidak sopan kalau Sagara meninggalkan pesta tanpa memberikan selamat kepada sepasang mempelai yang menghelat acara ini. Maka Sagara

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   116. Make Up?

    "Mbak Lia dimana?" Gisela menggendong sang putri yang mulai mengantuk setelah hampir dua jam berada di pesta pernikahan. Putri kecil itu menggeliat hampir tantrum dan mulai merengek sehingga dia dan Samuel siaga untuk segera meninggalkan kursi mereka. Samuel menggeleng, laki-laki itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan berusaha menemukan keberadaan sang kakak yang tiba-tiba saja menghilang setelah tadi mengucapkan selamat pada mempelai. "Sam, udah mau balik?" Tanya Darius yang menyambanginya setelah tamu-tamu mulai sibuk sendiri. Samuel mengangguk, "Iya nih, Kasihan Cia udah mulai ngantuk. Saya pamit ya Pak Darius, sekali lagi semoga pernikahannya langgeng dan bahagia," ucap Samuel dengan hormat.Laki-laki itu mengangguk dengan sedikit senyumannya. Melihat Samuel yang nampak kebingungan, Samuel kembali menerbitkan senyuman tipisnya."Natalia? Dia bawa mobil sendiri, kan?" Terka Darius yang sepertinya langsung paham kekhawatiran Samuel.Mendengar nama kakaknya disebu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   115. An Apology

    Cengkraman pada pinggang ramping Natalia mengerat. Wanita itu berkedip dua kali dalam paniknya. Tatapan laki-laki dihadapannya itu masih sama tajamnya seperti dahulu. Hanya saja, Natalia dapat merasakan aura yang lebih dingin meradiasi darinya. Sesuatu yang jarang sekali Sagara Adinata kuarkan dahulu.Dengan kesadaran penuh, Natalia kembali pada posisinya. Berdiri tegap membenahi helaian gaunnya yang sudah sedikit berubah tatanannya. Debaran jantungnya menggila entah karena hampir mencederai kepalanya sendiri atau karena bertemu lagi dengan laki-laki masa lalunya. Presensi yang sebenarnya tak pernah absen dari pikirannya."Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Natalia dingin. Wanita itu membuang tatapannya kearah lain. Dua tangannya secara refleks memeluk lengannya yang terekspos akibat potongan off shoulder tersebut.Sagara tak melepaskan pandangannya dari detail gesture kecil seperti itu. Tangannya secara otomatis membuka kancing jasnya dan melepas kain tebal tersebut."Mengha

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   114. Slow It Down

    Sagara berdiri di depan pintu megah yang dihiasi lampu-lampu berkilauan dan bunga-bunga segar. Lelaki dengan setelan rapi dan rambut ditata sedemikian rupa itu berjalan tegap memasuki area pesta sendirian setelah memarkirkan kendaraannya. Ia datang bersama kedua orang tuanya dan telah lebih dahulu dia turunkan di lobi utama. Lelaki itu seperti biasa memasang wajah dingin tak tersentuh miliknya. Mencoba mendeteksi keberadaan orang tuanya yang pasti sudah lebih dulu tenggelam dalam pesta. Pernikahan ini katanya adalah pesta pernikahan sepupu jauhnya. Saking jauhnya, Sagara sampai tidak benar-benar kenal siapa sepupunya ini. Namun dilihat dari skala pesta yang diadakan, Sagara rasa sepupunya menikahi pria yang benar-benar kaya. Area pesta memancarkan aura glamor dan kemewahan. Di dalam, suasana pesta ala konglomerat sangat terasa. Sempat dia dengar beberapa bisikan bahwa pernikahan kali ini memang merupakan pernikahan seorang konglomerat penting.Saking cueknya, Sagara bahkan tidak mem

DMCA.com Protection Status