Share

Tipes

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-04-27 12:14:45

“Bagaimana keadaannya, Dokter?”

Harger melangkah paling depan ketika pintu kamar terbuka. Dokter menyerahkan senyum ramah kepadanya, tetapi dia tidak bisa bersikap tenang setelah mendengar pernyataan Sholdie bahwa memang belakangan hari terakhir, sang hakim sering merasa tidak nyaman—dan pria itu selalu memaksakan diri sekadar mengerjakan sesuatu.

Terlalu sakit jika selama ini Deu mengabaikan kesehatannya, bahkan tentang bekas luka tembak itu ....

Napas Harger tersendat. Rasa takut sudah membuatnya membayangkan bagian terburuk yang selalu dia lewatkan. Sudah sejauh mana hubungan mereka, golakan kecewa, dan pelbagai hal menyakitkan yang telah mengubah sang hakim hingga rasanya pria itu tidak memedulikan apa pun, termasuk kepada diri sendiri.

Betapa Harger bimbang dan gusar ketika dokter merincikan secara detil terkait keadaan sang hakim. Selama itu pula dia tidak pernah meninggalkan iris matanya dari mulut dokter yang bergerak—terus menengadah—sedikit tercengang—ya—r
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Violetta
ya udah tukerinlahh, thor pasangannya wkwkwk... padahal tadinya suka banget sama Harger tapi karena palanya batu banget jadi sebel kan wkwkwk
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Mana nama mereka sama-sama 'H', makin cucok wkwk.
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Nah, kan dah dari kemarin aku bilang begitu kak. wkwk. Harger memang cocoknya ketemu Hores.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rencana

    “Bagaimana dengan keadaannya?” “Deu sedang istirahat. Mungkin sudah sedikit lebih baik, aku belum melihatnya lagi setelah sarapan pagi.” Sebenarnya Harger sedikit terkejut ketika tiba – tiba mendapati Howard muncul, lalu mengambil posisi duduk saling berhadap – hadapan dengan sekian jengkal jarak darinya. Mereka tidak langsung melakukan banyak percakapan. Hanya duduk menikmati desis angin berembus di sini. Howard mungkin sudah tahu lebih dulu terhadap fasilitas di halaman belakang mansion sang hakim. Sesuatu yang barangkali dibangun sebagai alternatif tempat berkumpul. Bagian – bagian terbuka di sini dikhususkan untuk menikmati keasrian dari pemandangan hijau di sekitar mereka. Sangat menyenangkan, itulah alasan mengapa Harger memilih berada duduk sendirian sampai Howard menyusul keberadaannya. Mungkin jika Harger harus merunut tentang masa lalu sang hakim. Dia bisa mengira – ngira bahwa pria itu sering, ya, sering sekali mengajak Rubby bermain di tempat ini. Atau yang paling mungki

    Last Updated : 2024-04-28
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Kamera CCTV

    “Kau yakin tidak akan ketahuan?” tanya Harger ragu setelah Howard menyerahkan boneka kerropi yang telah didesain sedemikian rupa untuk menghindari pengetahuan yang lain. Sesuai rencana, Harger hanya perlu berpura – pura berjalan masuk ke kamar sang hakim sambil memeluk boneka keroppi, lalu meletakkan benda tersebut dari radius yang pas supaya kamera bisa menangkap sudut pandang di sekitar ranjang dengan baik. Memang, sebagai ganti, boneka keroppi dikhususkan untuk menghindari kecurigaan sang hakim jika dan jika pria itu menyadari Harger membawa sesuatu ke dalam. Deu hanya tahu keroppi salah satu kartun hewan favoritnya. Ya, boneka itu yang Harger sarankan kepada Howard untuk dibeli di salah satu toko di Venice, setelah Howard bertanya lewat pesan yang dikirimkan padanya beberapa waktu lalu.Dia menatap Howard skeptis, tetapi reaksi pria itu selalu tenang tak acuh, mengharuskan Harger mau dan ragu akhirnya tetap melangkahkan kaki masuk ke kamar sang hakim. Dia menelan ludah

    Last Updated : 2024-04-29
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Debat

    “Aku bisa mengatakan semua ini kepada Daisy dan Mr. Thamlin, dengan atau tanpa izin darimu.” Tiba – tiba mata Harger memanas. Merasa seharusnya mereka tidak melakukan perdebatan di sini. Sayangnya, dia bahkan tak bisa menghentikan desakan dalam dirinya yang tersulut, alih – alih mencoba bicara lebih baik kepada sang hakim. Tidak ada yang bisa dirunut dengan tenang saat sikap permusuhan Deu seperti merampas udara di sekitar.“Kau tidak bertanya padaku apakah aku mau bertemu mereka atau tidak.”Benar saja. Harger sampai menggeleng putus asa ketika sang hakim bicara. Tidak tahan, dia langsung beranjak bangun, tidak lagi berdekatan—tidak lagi mencoba menelusuri sisi tergelap pada pria itu. Yang Harger inginkan hanyalah memberi sang hakim sedikit pemahaman.“Ini bukan tentang kau mau atau tidak,” ucapnya membantah pernyataan sang hakim barusan.“Daisy dan Mr. Thamlin peduli padamu, itu sebabnya mereka segera menyiapkan perjalanan ke kota. Tidakkah kau ingat kakek dan

    Last Updated : 2024-04-30
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Mungkin

    Harger tersenyum gugup ketika akhirnya Daisy dan Mr. Thamlin tiba di Venice. Pasangan tua itu dijemput oleh Sholdie ... dengan sesaat lalu sesuatu terasa begitu ganjil di benak Harger. Dia pikir, Howard-lah yang memberi Sholdie sebuah perintah, tetapi justru tidak ada satu pun pengakuan muncul saat Harger bertanya. Dugaan jatuh kepada sang hakim, itu segera terbukti setelah secara naratif Sholdie membenarkan—lalu bagaimanapun Sholdie telah berpamitan untuk menyiapkan kamar kepada tamu—diikuti satu pelayan wanita lainnya di belakang. “Bagaimana kabar Deu, Harger?” Pertanyaan Daisy membuat Harger setengah mengerjap tidak siap. Sudut bibirnya segera melekuk sekadar meyakinkan Daisy yang terlihat cukup cemas. “Sudah sedikit lebih baik.” Sebenarnya Harger tidak bisa memastikan apakah dia mengatakan sesuatu berdasarkan apa yang sudah dia temukan atau tidak, karena bahkan setelah perdebatan kemarin sore, Harger sudah tidak lagi melangkahkan kaki ke kamar sang hakim. Semua yang Deu butuhka

    Last Updated : 2024-05-01
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Diam-Diam Menyaksikan

    “Kau ini aneh, bisa menyaksikan live action secara langsung malah mendatangiku untuk lihat dari CCTV.”Harger sudah mengambil posisi sebegitu siap, tetapi Howard dengan sengaja mengatakan sesuatu yang membuatnya mengambil jarak sebentar, lalu mengernyit—memperhatikan pria itu lamat.Kekehan khas dan apa pun yang ada di wajah Howard segera memberitahu Harger. Dia mendengkus, dengan sigap kembali memusatkan perhatian ke layar monitor di hadapan mereka. Tangkapan gambar yang pas di sudut pandang kamar sang hakim—menyerahkan seluruh pemandangan bagaimana Daisy duduk pinggir ranjang. Mencoba membujuk Deu supaya mau mengonsumsi obat yang dibuatnya, meski gerakan tangan sang hakim persis seperti menolak tawaran wanita tua itu. Obat pahit ....Harger yakin masalah terbesar Deu adalah ramuan tumbuk yang sedang tergenggam di tangan Daisy. Bukan lagi tentang konflik ketegangan di antara mereka, atau Mr. Thamlin yang tampaknya sibuk sendiri memeluk pilar ranjang. Begini lebih b

    Last Updated : 2024-05-02
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Berbaikan ...?

    Semua berjalan baik – baik saja selama tiga hari. Peristiwa – peristiwa di satu waktu tertentu seolah perlahan memilih menyingkir, alih – alih terus meninggalkan perasaan terkutuk di antara mereka. Harger senang jika dia bisa menyaksikan kebahagiaan Daisy di sini—begitu telaten merawat cucunya untuk benar – benar pulih dari demam tinggi dan diagnosis dokter, dan setiap penolakan yang tidak pernah sang hakim lakukan—itu merupakan bagian terpenting. Paling tidak, hubungan antara dua orang itu, telah menjadi manifestasi terbaik. Tidak ada lagi yang perlu Harger khawatirkan mengenai kesedihan Daisy, wanita tua itu akan pulang ke pedesaan dengan perasaan bahagia. Ini waktunya.“Kau yakin tidak ingin tinggal di sini lebih lama?” tanya Harger sambil memperhatikan sang hakim meletakkan kebutuhan Daisy ke bagasi mobil. Tidak tahu mengapa malah bertanya seperti itu, sementara di hari yang sama dia dan Howard juga akan meninggalkan Venice. Sudah cukup rasanya menghadapi pelbagai pemikiran

    Last Updated : 2024-05-03
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Hampir Berbaikan

    “Sudah sedikit lebih tenang sekarang?”Deu hanya memiliki satu waktu menunggu Harger yang menangis sesengguk untuk kemudian memisahkan diri saat embusan napas di dadanya tidak lagi begitu menggebu. Dengan tentatif, dia memutuskan untuk menangkup wajah Harger—lalu menyapukan ibu jari mengusap air yang membasah di sana. Tatapan setengah kosong, sisa – sisa air yang masih menganak, dan bahkan luka di mata Harger yang menyeruak, mengungkapkan betapa kesedihan atau apa pun perasaan Harger ... telah bertingkat – tingkat serupa pijakan tangga yang riskan. Tidak seharusnya Deu menyembunyikan kebenaran itu terlalu lama. Harger benar tentang drinya yang egois. Semua itu memberinya banyak pelajaran. Mengapa dia tak mencoba memperbaiki apa yang telah runtuh? Dengan mengembalikan paspor—lalu mengambil satu keputusan memberi Harger kebebasan adalah tindakan tolol yang Deu tahu pernah dia lakukan. Dia tak harus bersikap seperti demikian. Tetapi bagaimana terhadap Harger? Apa Har

    Last Updated : 2024-05-04
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Gagal

    “Kau ingin cerai?”Pertanyaan sang hakim setelah pria itu memutuskan diam beberapa saat seolah ingin memastikan apakah Harger terlibat dengan kesalahan bicara. Tidak ada yang salah dari kebutuhan yang terasa begitu menakutkan sepanjang malam. Harger yakin bahwa dia mengambil pilihan yang benar, selepas macam – macam pertimbangan terakhir—itulah yang harus dia pastikan terjadi.“Ya, aku ingin kita cerai,” ucapnya—putus asa tak menemukan sedikitpun petunjuk dari mata gelap sang hakim. Pria yang bahkan masih menindih di tubuhnya, terlalu sulit dibaca.“Tidak bisa. Kita tidak bisa bercerai.”Begitulah. Rasanya itu terdengar seperti luapan bernada lirih, dan sang hakim menyingkir secara perlahan—begitu tenang—akhirnya mengenakan kembali pakaian yang tersingkir berantakan di ranjang.“Kau seharusnya tidak membiarkanku menyentuhmu jika ingin bercerai. Pengadilan tidak akan menerimanya.”Itu pernyataan lanjutan. Suara berat sang hakim sarat ambisi serius, membuat Har

    Last Updated : 2024-05-05

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status