Share

Tahu yang Ganteng

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-19 12:50:40

Harger mengerjap mendengar bunyi benturan yang mendesak cepat ke bawah. Suara – suara air, dia menautkan kedua alis heran. Masih berusaha mengenal percikan yang familiar. Lengan Harger tanpa sengaja meraba di samping tubuhnya. Sedikit terkejut tidak menemukan sang hakim. Sambil berpikir, akhirnya dia menyadari suara itu jelas berasal dari kamar mandi dengan pelaku terduga adalah sang hakim sedang di dalam sana.

Harger kembali memejam setelah membiarkan bayangan – bayangan sang hakim diserbu oleh air, hingga bulir – bulir basah mencumbu lembut kulit liat pria itu yang kemudian akan menghilang. Mungkin Harger perlu menantikan gilirannya.

Beberapa saat masih menunggu. Ada waktu – waktu di mana suara air mendadak hening, lalu muncul kembali begitu keras. Beberapa saat seperti itu, dan selebihnya hening mulai mengintai.

Harger membuka mata ketika suara engsel pintu bergeser. Wajahnya berpaling, sedikit terpaku mendapati handuk putih miliknya; mantap melilit di pinggul panas itu. Rambut s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
aaaa gemes banget dahh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Bertanya

    “Tidur yang nyenyak, Howard. Semoga kau tidak digigit nyamuk.”Harger turun sebentar meninggalkan sang hakim di dalam kamar hanya untuk menyerahkan bantal dan selimut kepada Howard yang akan tidur di ruang tamu. Keadaan sudah separuh temaram. Howard sudah bersiap tidur dengan kain panjang membungkus separuh tubuh.“Jika ada nyamuk yang menggigitku, kaulah nyamuknya,” timpal Howard seraya mengatur posisi bantal lebih baik.“Kalaupun aku nyamuk. Aku tidak akan menggigit kulit tanganmu yang alot.” Harger membantah diliputi tawa yang menghilang perlahan. Waktunya untuk meninggalkan. Dia membiarkan seluruh lampu di satu ruang itu mati. Berjalan pelan menaiki undakan tangga, lalu masuk ke dalam kamar sendiri. Sang hakim sedang menunggu dengan tatapan yang cerdas menyadari satu langkah Harger menutup pintu kamar.Tidak ada suara apa pun, selain pintu lemari berdecit ketika Harger menyeka dua kusen bersamaan untuk terbuka. Dia mengeluarkan koper dari rak terbawah. Paling per

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Berpamitan

    Hanya ada satu bagian terakhir yang tidak akan Harger biarkan tertinggal dari persiapan semalam. Alat test pack; masih tersimpan di laci nakas. Sesekali dia melirik pria yang masih bergumul dengan tidur lelap. Mata terpejam, secara naluri menyakinkan Harger untuk merenggut benda pipih itu, lalu memindahkan ke dalam – dalam lipatan baju di koper-nya. Satu tangan Harger bergerak melakukan tindakan mendorong; membiarkan laci menutup rapat, dan dia segera merangkak ke atas ranjang. Mengulurkan lengan sekadar menyentuh rahang yang terasa kasar itu.“Sudah pagi, Deu. Bangun.” Harger berbisik dekat – dekat di wajah sang hakim. Merasakan gerakan samar; pria itu mengerang untuk kembali tidur. Mengatur posisi tubuh membelakangi Harger. Kemudian menarik selimut menutup sampai sebatas leher.“Kau harus ingat keberangkatan kita jam sembilan pagi.”Dengan terpaksa Harger harus menderak maju, menyampirkan dirinya menyentuh lengan liat yang membentuk siku. Dengkuran kecil terdengar begitu nyenyak. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rencana Baru

    Roma, Italia .......Harger melangkahkan kaki masuk untuk kali pertama setelah dia dengan penuh tekad meninggalkan rumah, yang salah satunya menyimpan momen – momen tak terduga. Rasanya masih sama, separuh hening dan ketenangan yang dimiliki di tempat ini masih sembunyi – sembunyi menawarkan hal paling berharga. Harger tidak tahu bagaimana dia akan memberi pendapat, tetapi satu bagian terpenting adalah tentang pemikiran terhadap kamarnya.“Kau masih memasang kamera itu atau sudah tidak?” Dia bertanya seraya berbalik badan. Sang hakim berjalan di belakang, dan kemudian langkah pria itu terhenti sekadar memberi jawaban tanpa suara, sebuah gelengan tipis yang membuat ekspresi wajah sang hakim sedikit berubah. Mungkin pria itu memikirkan kembali bagaimana Harger pernah menduga terlalu jauh. Ini cukup membuat situasi mendadak canggung. Harger menipiskan bibir sebelum akhirnya kembali melangkahkan kaki.Satu demi satu undakan tangga telah dia lalui, diliputi beb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Orang-Orang Jahat

    Selesai.Harger mengamati sebuah kotak yang terbungkus rapi dengan takjub. Tambahan pita merah mengikat di bagian akhir memberi sedikit kesan misterius. Dia hanya perlu menunggu sang hakim pulang setelah pagi – pagi sekali pria itu berpamitan pergi untuk mengurus surat cuti di kantor pengadilan. Sambil mengira – ngira kapan dia akan mendengar suara mobil merambat di depan rumah. Harger berjalan ke dapur sekadar memastikan kue yang sedang dipanggang di oven telah mengembang, atau mungkin sudah matang sempurna. Sudut bibirnya melekuk tipis menghirup aroma yang mencuak ke udara ketika pintu oven diturunkan ke bawah. Warna cokelat keemasan merata konsisten di atas permukaan hingga di bagian pinggir ke bawah. Satu tindakan khusus segera Harger lakukan; mengeluarkan kue-nya, dan dia menunggu beberapa saat sampai suhu kue menjadi hangat, untuk kemudian dikeluarkan dari loyang. Setelah mengambil beberapa hal yang diperlukan. Harger menatap cake pandan polosan; tak berpikir bahwa dia akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pahit

    Satu hentakan mantap menimbulkan suara keras ketika Deu beranjak bangun, melangkahkan kaki ke arah dokter. Waktu – waktu sudah berlalu, Harger memang segera mendapat penanganan dengan cepat, dan ini yang Deu butuhkan untuk tahu bagaimana kondisi Harger setelah kehilangan begitu banyak darah.“Istriku baik – baik saja, Dokter?” tanya Deu nyaris parau. Sangat disayangkan bagaimana dokter menghela napas, lalu melepas kacamata sekadar menyeka keringat di sudut mata.“Kondisi pasien baik – baik saja, tetapi kami tidak bisa menyelamatkan janinnya.”“Tunggu ....” Kening Deu mengernyit berusaha tidak percaya. “Maksud, Dokter, aku tidak mengerti. Dia hamil?” lanjutnya memastikan. Sebuah anggukan secara pasti seakan membuat Deu hilang beberapa saat. Harger hamil, tetapi dia tidak pernah tahu tentang hal demikian. Sekarang bagaimana dengan pengetahuan gadis itu? Deu masih menatap lurus ke arah dokter.“Berapa usia kandungannya?”Dia bertanya, walau tak yakin terhadap alasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Lihat Aku

    Rasanya masih begitu jauh untuk meraih kesadaran. Harger berjuang perlahan – lahan membiarkan kelopak matanya terbuka, mencari celah supaya siraman cahaya menumbuk ke dalam pupilnya. Beberapa kali dia mengerjap; menyesuaikan keadaan hingga akhirnya menemukan Howard berdiri dengan senyum tipis mendekati.“Di mana Deu?” Itu yang pertama ingin Harger tahu. Sang hakim paling terakhir melakukan kontak pemibicaraan bersamanya, seharusnya pria itu ada di sini; persis di mana Howard masih membiarkan kebutuhan untuk mencari jawaban yang tepat.“Don pergi.”Nada bicara Howard terdengar ragu. Sikapnya kentara seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang penting. Harger mendadak merasa haus. Akan tetapi dia tahu bukan tentang air yang diinginkan. “Ke mana?” tanyanya dengan suara tercekat. Hanya gelengan samar, iris biru Howard menatap Harger serius dan tidak biasa.“Aku tidak tahu, tapi Don sangat marah.”Tiba – tiba wajah Howard alih berpaling ke sisi lain. Pria itu sedang menghindari kontak mat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pengertian

    “Apa yang kau pikirkan, Deu? Mengapa menghindariku?”Harger mendengar suaranya sendiri begitu lirih. “Lihat aku.” Sekali lagi dia masih berusaha. Menunggu kapan iris gelap itu bergerak. Namun, keterdiaman sang hakim sudah cukup untuk menegaskan kalau mungkin pria itu tak ingin berbicara langsung dengannya.Ntah keberanian dari mana akhirnya Harger membiarkan udara berembus dari celah bibir. Dia meletakkan kening bersentuhan di ceruk leher sang hakim. Merasakan sensasi kulit yang hangat, dan hati – hati menggerakkan lengan untuk mendekap tubuh liat itu sekadar mencari kenyamanan.Saat tersebut, Harger pikir sang hakim tidak akan melakukan apa pun. Tidak akan membalas setiap sentuhan darinya, tetapi dia mendadak harus menegang ketika menerima rengkuhan lembut yang menarik tubuh mereka lebih rekat.“Hari ini aku sudah ingin memberitahumu tentang kehamilanku.” Terlalu buruk harus berdiam diri. Harger memutuskan segera bicara. Melawan golakan – golakan hebat dan beta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Perhatian Khusus

    Harger terbangun, mendapati sang hakim sudah tidak di sampingnya. Samar, dia tahu bahwa satu hal, tidak beres sedang terjadi. Sesuatu di dalam perut bergolak. Rasanya begitu sakit, sebuah tembakan yang pelan – pelan semakin terjal menggerogoti saraf – saraf di tubuh Harger. Lengannya segera terulur nyaris memeluk diri sendiri. Dia meringkuk di atas blankar, lonjakan menyedihkan terasa pula di sekitar pinggul. Betapa mencekat, dan ini begitu tiba – tiba; tidak dapat Harger hentikan, selain dari pada menahan kontraksi yang begitu menusuk. Menunjukkan betapa perasaan ini segelap langit di luar jendela.Harusnya Harger masih bisa menekan dirinya dengan berusaha terpejam. Tetapi suara pintu terbuka seketika menjadi sebuah alasan dia mengatur posisi sebagaimana mestinya. Menelusuri setiap langkah sang hakim saat pria itu masuk. Harger bergerak gelisah, ragu – ragu coba berlagak dia sedang baik – baik saja di hadapan sang hakim. Pria yang membawa sekotak makanan baru saja meletakkan kantong

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status