Sesaat kemudian telpon itu pun tersambung. "Ya Ethan ada apa?" Tanya MR. SEAN dari laboratorium nya."Hallo, ini aku Adaline White, Mr. Sean." Sapa Adaline."Heemm... Ya Adaline, apa ada masalah lagi?" Tanya Mr. Sean dengan nada suara penuh karisma."Ya, begitu lah Mr. Sean. Aku ada masalah baru lagi." Ujar Adaline terdengar santai berbicara dengan sambil melirik pada Ethan."Ya, katakan lah." Jawab Mr. Sean yang sebenarnya sedang terburu-buru saat itu."Mr. Sean kau ingat bukan, aku ingin meminjam pengawal mu Emmanuel Ethan untuk menjadi pengawal pribadi ku selama satu bulan ini? Adaline menanyakan itu sambil melirik Ethan dengan senyum tipis di bibir nya seolah berkata, JANGAN SAMPAI PINGSAN ETHAN!! DENGAR DAN TUNGGU DI SANA BAIK-BAIK."Ya.. aku masih ingat. Dan aku sendiri kan yang menyarankan pada mu supaya kau dan Ethan pura-pura menikah saja. Karena dengan pura- pura menjadi suami mu maka Ethan akan lebih mudah untuk menjaga mu." Mr. Sean mengulang kembali jawab nya.Mendengar
"Come on Ethan, jangan berekspresi seperti itu! Ini hanya untuk dua bulan! memang nya apa sih tugas dan kewajiban dan yang satu lagi yang malas kau sebutkan itu akan muncul? tenang lah! Tidak akan benar- benar mengubah hidup kita." Jawab Adaline santai."Aku tidak boleh mundur! aku harus bisa meyakinkan Ethan!! Karena ayah kandung ku tidak akan memberikan pertolongan nya pada ku untuk merebut perusahaan ibu ku dari ayah tiri ku jika aku tidak menikah. Ethan.. ayoo jangan menolak lagi!! hanya dua bulan! setelah itu kita cerai!" ujar Adaline dalam hati."Ini gak serumit yang kau pikirkan Ethan. Kita hanya menikah di catatan sipil lalu hidup dalam rumah yang sama dan... dan...? Di kamar yang sama lalu ranjang yang sama..." Sebut Adaline yang tadi nya begitu bergelora menjelaskan nya pada Ethan namun makin ke ujung suara nya makin menghilang.Ethan menatap Adaline dengan tatapan jengah nya.Adaline menelan saliva nya, dan segera memutar otaknya. "Tapi kalau yang kau takutkan adalah seranj
Muka Ethan tampak masam setelah ia dan Adaline selesai mendaftarkan pernikahan mereka secara resmi."Hump!! Akhirnya aku memiliki buku ini!!” Seru Adaline girang sambil menepuk- nepuk kan buku nikah milik nya ke tangan nya, seolah buku nikah itu tidak ada arti nya sama sekali untuk nya."Eeit! apa yang kau lakukan!" Berang Ethan dan langsung mengambil buku nikah di tangan Adaline kemudian menyimpan buku itu di dalam saku jas nya."Memang nya kenapa?" tanya Adaline dengan wajah innocent nya."Sudah! Lupakan saja." jawab Ethan yang sedang tidak mood untuk bicara dengan Adaline saat ini.Adaline mendelik melihat ke arah Ethan lalu berkata, "Kalau tidak ada apa-apa, mengapa kau menyimpan buku nikah milik ku?!" tanya Adaline plus dengan ekpresi ala detektif- detektifan nya.Ethan pun mengerlingkan mata nya malas dan melengos pergi begitu saja. Dia malas untuk adu mulut dengan Adaline, secara sudah pasti Adaline yang menang! Mulut wanita kan ada dua."Ethan.. tunggu aku!!" Teriak Adaline be
"Ck.. kau ini!! hal kecil pun kau hitung sebagai hutang budi yang harus aku bayar!!" celetuk Adaline, sewot, dan melipat tangannya."Hal kecil? Hal kau kau bilang.. Baiklah kalau kau ingin hal kecil juga di masukkan ke dalam daftar hutang budi mu.""KAU SEENAK NYA MEMAKAI KEMEJA KU. Itu akan ku masuk kan ke dalam hutang budi mu. KAU SEENAK NYA MEMINDAHKAN ISI KAMAR KU! itu juga akan ku masuk kan ke dalam hutang budi mu.KAU-""Cup..." Adaline langsung mengecup pipi Ethan dan berkata,"ini aku angsur lagi bayar hutang ku pada mu!" Selebihnya, akan aku bayar angsur-angsur pada mu." lanjut Adaline lalu mengarahkan pandangan nya keluar jendela."Mati aku! kenapa aku malah men-sun pipi nya. Apa itu arti nya aku setuju cara pembayaran semua hutang budi ku seperti itu?" Rutuk Adaline dalam hati."Tapi siapa suruh dia mengungkit semua kebaikan yang pernah ia lakukan pada ku? Aku kan jadi benar-benar merasa berhutang banyak pada nya!" rungut Adaline, yang sama sekali berjanji tidak akan menoleh
Di WT Company.."Tuan Beldiq, .." Ujar seorang pria lalu membisikkan sesuatu pada Beldiq yang sudah duduk di dalam ruang rapat dan menunggu kehadiran Erlan sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan itu.Walaupun saham Erlan tidak mencapai 25% persen, dan hanya 20% saja tapi karena saham itu bulat di miliki oleh Erlan tanpa gabungan saham dari pihak lain, kedatangan Erlan memberikan pengaruh dalam rapat yang akan di adakan ini."Aku paham. Kau urus saja. Ingat, seperti biasa. BERSIH." Perintah Beldiq, sambil tersenyum."Baik tuan." Jawab Pria itu lalu keluar dari ruangan rapat."Tuan Beldiq, apa lagi yang kita tunggu?" tanya salah seorang dewan direksi pada Beldiq."Kita menunggu tuan Erlan." Jawab Beldiq."Lalu bagaimana dengan nona White.. Apa dia tidak akan datang?" tanya pemegang saham yang lain, yang sengaja memuncul kan nama Adaline White untuk memancing pandangan buruk para dewan direksi pada Adaline, yang untuk pertama kali nya menginjak kan kaki ke perusahaan saja sudah
"Perkenalkan nama ku adalah Emmanuel Ethan, Ceo dari R.C company dan pemegang 20 persen saham di perusahaan ini, sekitar lima belas menit yang lalu." Ucap nya dengan wajah sengak sambil memegang jam tangan nya seolah ingin memastikan bahwa benar saham itu baru saja ia ambil alih lima belas menit yang lalu."Ceo dari R.C company?" Erlan menajamkan mata nya memperhatikan Ethan. Saat ini perusahaannya juga sedang ada kerja sama dengan FR company, tapi tidak pernah bertemu dengan Ethan sama sekali."Benarkah dia Ceo yang misterius itu?" Gumam Erlan dalam pikiran nya, lalu mengalihkan pandangannya pada Adaline White. "Apa sebenarnya hubungan mereka berdua?" Erlan ingat, Ethan adalah pria yang menggendong Adaline saat Adaline sedang berbicara dengan nya tadi pagi.Ethan mengangkat wajah nya dengan elegan dan melihat ke semua orang yang ada di dalam ruangan itu."Aku yakin, sekertaris ku sudah mengirimkan laporan perubahan pemegang saham ke email kalian semua." Lanjut nya, masih dengan wajah
Selepas Beldiq pergi, Erlan pun berdiri dari duduk nya dan bermaksud untuk menyalami Adaline, atas terpilih nya Adaline sebagai direktur baru WT company."Nona Adaline, seperti nya tadi pagi aku belum mendapatkan giliran ku untuk memperkenalkan diri pada mu. Kenalkan aku Erlan Dallin Harrison, pemilik Li Tei Company. Dan selamat atas terpilih nya kau sebagai direktur baru perusahaan ini." Erlan mengulurkan tangan."A-""Kami juga senang mengenal anda tuan Erlan. Semoga ke depan nya kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik. Aku Emmanuel Ethan, SUAMI ADALINE WHITE ." Tegas Ethan sekali lagi sambil menjabat tangan Erlan, yang wajah nya langsung berubah masam dan menarik tangan nya cepat setelah berjabat tangan dengan Ethan.Adaline hanya bisa melongos melihat sikap Ethan barusan, yang jelas-jelas tidak sopan karena telah menyela pembicaraan Adaline dan Erlan. Padahal Erlan cukup banyak membantu mereka sewaktu rapat tadi."Kau ini kenapa Ethan?" Ucap Adaline sambil pura- pura merapikan ra
"Ethan turunkan aku!" Teriak Adaline pada Ethan yang menggendong nya mulai dari perushaaan hingga sampai ke rumah mereka dan naik ke kamar mereka di lantai atas."Diam lah Adaline. Kalau kau bergerak terus maka kita akan jatuh bersama." Ujar Ethan terus menaiki tangga sambil menggendong Adaline ala bridal style."Tapi aku itu bisa berjalan sendiri Emmanuel Ethan! Kau tidak perlu menggendong ku seperti ini." Protes Adaline lagi dan lagi, tapi kali ini Ethan tidak menggubris sama sekali dan mendorong pelan pintu kamar nya yang memang sudah ia pesan kan ke anak buah nya untuk tidak di tutup rapat agar ia mudah membawa Adaline masuk ke dalam kamar.Ethan membawa Adaline ke tempat tidur dan membaringkan nya, pelan. "Nah diam dan beristirahat lah. Nanti aku mengakupuntur kaki mu setelah aku selesai mandi." Ujar Ethan dengan santai."Dan ya- aku sudah mengatakan pada tuan Erlan bahwa kita tidak jadi ke rumah nya malam ini." Sambung Ethan."Seperti ya dia tidak keberatan aku membatalkan janji
"Sayang, apa yang sebenarnya dilakukan oleh putra mu? Ini tidak mau! Itu tidak mau! Di jodohkan dengan si A, dia nolak. Aku benar-benar pusing." amuk Olivia begitu Samuel pulang dari Perancis."Kau ini kenapa sayang? Suami pulang bukannya di cium malah di omeli." Dengan penuh kasih sayang Samuel menarik lembut tangan istrinya untuk duduk bersama nya di sofa."Menurut mu apa lagi coba yang membuat ku ngomel-ngomel tidak jelas seperti ini kalau bukan karena putra kesayangan mu Arka!" jawab Olivia tanpa melihat ke arah Samuel."Arka? Memang nya apa yang dilakukan oleh Arka? Selama aku di Perancis, aku sama sekali tidak mendengar hal yang aneh-aneh tentang putra ku itu? Setahu ku setelah Arka tahu siapa wanita yang itu, tidak ada hal yang harus aku khawatirkan tentang nya." jelas Samuel, yakin.Samuel sangat yakin kalau kelakukan putranya sudah berada di dalam track yang seharusnya. Berkencan dengan wanita jalang bukan lah hal yang diwarikan di dalam keluar mereka."Memang Arka sudah ti
Sebulan pun telah berlalu sejak kematian Liliana Wong.Di bulan ini keputusan untuk tindak kejahatan yang Beldiq dan Lian Wong akan di tetapkan.Dan sebelum keputusan itu di baca kan Lian Wong meminta Ethan untuk menemui nya di penjara.Lian Wong berencana menceritakan pada Ethan semua nya. Mulai dari awal semua masalah ini hingga alasan dia melakukan semua hal ini. Tapi sayang nya Ethan memutuskan untuk tidak bertemu dengan Lian Wong.Ethan tidak ingin mendengar apapun yang keluar dari mulut paman nya itu. Bagi Ethan, Lian Wong adalah masalalu yang akan terus membebani masa depan nya.Dia ingin melupakan semua nya. Karena itu lah dia tidak bersedia menemui Lian Wong walaupun Lian Wong memohon dengan sangat.Kini Ethan hanya fokus mempersiapkan pernikahan Amber dan Erlan yang akan di adakan dalam bulan ini."Kau yakin sayang, tidak mau menemui paman mu untuk terakhir kali nya? Aku saja datang mengunjungi Beldiq kemarin." Sebut Adaline."Kau datang menemui Beldiq karena kau ingin mempe
Setelah melalui sesi interogasi yang panjang dan sangat menegangkan akhir nya satu dari tiga pria yang datang untuk menghabisi nyawa Beldiq bersedia bekerja sama dengan polisi untuk menangkap bos besar mereka."Untung kau datang Rery!" Arnold menepuk pundak Reryd tiga kali. "Kalau tidak maka kita akan kesulitan menjalankan rencana kita selanjut nya." sambung Arnold.Rery auto melihat pada Ethan, Dom dan Erlan yang juga ada di sana. Dalam pikiran Rery tentu saja dia akan datang. Bahkan kalau jalanan macet sekalipun, dia akan terbang untuk bisa tetap sampai di kantor polisi.Sebab apa? sebab Rery sangat ingin bertemu dengan bos Beldiq yang Rery, Ethan serta teman-teman mereka lain nya sangka kalau bos yang di maksud oleh tiga orang pria tadi adalah Tedi- kameramen Rery yang ternyata belum mati itu.Karena menurut Roland si hacker yang mengirimkan video ke Rery, bos nya Beldiq adalah Tedi."Kita ikuti ketiga pria ini ke rumah bos mereka lalu kita ringkus." Ucap Arnold."Sesuai dengan ren
Seminggu pun berlalu tapi Beldiq masih tetap dalam diam nya. Dia tidak ingin memberikan pengakuan apapun terkait dengan kematian Tedi padahal semua bukti telah mengarah pada nya.Namun hal ini tidak serta merta membuat Lian Wong tenang. Dalam pikiran Lian Wong selama Beldiq masih di dalam penjara atau selamaa wartawan yang bernama Rery itu masih hidup maka hidup Lian Wong lah yang tidak akan pernah tenang."Aku tidak bisa menunggu lebih lama dari ini. Aku harus segera menyelesaikan hal ini. Beldiq tidak mungkin selama nya akan bungkam. Kalau dia sampai buka suara maka semua nya akan hancur." Pikir Lian Wong."Apalagi aku dari gelagat nya Mr. Fred seperti tidak bertindak apapun saat ini. Sial! Seharus nya aku juga menutup rapat identitas ku seperti Mr. Fred. Sehingga di saat-saat seperti ini aku tidak perlu takut untuk di tangkap oleh polisi." Ucap nya penuh umpatan.Lian Wong jadi panik sendiri. Dia paling tidak suka dalam situasi yang penuh ketidak pastiaan seperti saat ini."Dari pa
"DUAAAAAAR!!!"Mobil Rery terpelanting cukup tinggi akibat ledakan bom yang ada di bagian bawah mobil nya.Rery langsung terkejut melihat hal itu. Jujur saja, tubuh nya saat ini terasa sangat lemas.***Ledakan yang dasyat itu membuat semua orang di kantor polisi berhamburan keluar. Begitu juga dengan Arnold. Dia spontan berlari lebih kencang tanpa mematikan handphone nya yang masih tersambung tadi.Arnold takut terjadi sesuatu pada Rery. Namun syukur nya ternyata Rery tidak kenapa-napa. Arnold melihat Rery saat ini berdiri di pintu masuk kantor polisi."Syukur lah kau tidak kenapa-napa Rery! Aku sangat khawatir!" Seru Arnold, menepuk pelan pundak Rery."Tidak hanya kau, aku pun khawatir. Bagaimana kalau aku tidak memiliki firasat buruk tadi maka sudah pasti saat ini aku melihat mu sambil aku terbang ke atas sana, terbang sambil dada dada menuju syurga." Jawab nya sambil berseloroh."Mendengar mu sudah bisa berkata seperti itu, ku yakin sudah baik-baik saja. Ayo kita masu dan mengobro
Jolie yang tidak bisa berkata-kata itu hanya bisa diam menerima ciuman yang Dom berikan. Wajah nya merona dan kedua pipi nya terasa panas.Mata Jolie berkedip berkali-kali. Jolie tidak menyangka kalau ciuman pertama nya akan di ambil oleh pria yang paling ingin dia hindari dalam hidup nya ini.Rencana nya untuk membuat Dom kesal malah berujung menjadi sebuah first kiss bagi nya."Itu hukuman untuk mu yang sengaja membuat ku menunggu mu seperti orang bodoh di dalam sana." Ucap Dom sembari mengusap lembut bibir Jolie dengan jari nya."Jangan ulang lagi. Karena hukuman ku biasa nya berdasarkan tingkat akumulatif poin kesalahan. Dan sekarang kau sudah memiliki 5 poin kesalahan kalau kau berbuat kesalahan lagi maka poin mu akan bertambah. Dengan demikian, hukuman mu sudah pasti akan berubah." Sambung Dom seenak dengkul nya."Kau bisa pikirkan kira-kira hukuman apa yang setingkat lebih tinggi dari pada sebuah ciuman." Ujar Dom sambil mengedipkan mata sebelah.Mendengar hal itu Jolie sontak
"Ayo masuk." Ajak Ethan ketika ia dan Adaline telah sampai di depan pintu kamar ibu nya Adaline."Sretttt.." Suara pintu yang terbuka dengan pelan."Tit... Tit...............Tit...............Tit............" Suara pertama yang Adaline dan Ethan dengar saat masuk ke dalam ruangan itu."Mommy masih belum sadar sayang?" tanya Adaline pada Ethan."Belum sayang. Mommy masih betah tidur dan masih belum mau membuka mata nya. Namun kau tidak perlu khawatir sayang, kondisi ibu hari ini jauh lebih baik dari kondisi Mommy sebelum nya." Papar Ethan."Kau lihat, mommy tidak perlu lagi menggunakan banyak alat seperti terakhir kali kita ke sini. Beberapa alat sudah tidak di pasang karena mommy memang sudah tidak memerlukan nya lagi." Jelas Ethan lagi."Syukur lah." Ucap Adaline lalu duduk di kursi yang berada di samping itbu nya.Adaline mengambil tangan sang ibu dan berkata,"moms, Adaline datang. Maaf Adaline tidak bisa menjenguk mommy sering-sering karena Adaline takut ada orang yang mengikuti Ad
Seperti apa yang di perkirakan oleh Ethan, Beldiq di periksa tidak hanya untuk kasus percobaan pembunuhan ibu nya Adaline tapi juga pembunuhan Tedi.Walaupun kedua orang yang dikira oleh Beldiq telah mati ternyata masih dalam keadaan hidup, Beldiq tetap diperiksa atas tuduhan penghilangan nyawa seseorang."Aku tidak akan bicara sampai pengacara ku datang." Ucap Beldiq dengan pongkah."Kau jangan membuat ku kehabisan kesabaran tuan Beldiq. Kau sudah menelpon lima orang untuk menjadi pengacara mu tapi kelima-lima nya mengundurkan diri. Tidak ada yang yang ingin menjadi pengacara mu. Dan kau sendiri pasti tahu kenapa hal ini bisa terjadi bukan?" Tekan Arnold.Beldiq tetap diam. Dia hanya menatap Arnold tanpa berkata apa-apa. Tapi ya begitu, tampang sombong nya tidak juga hilang."Aku akan bayar mahal untuk pergantian kamar sel ku. Aku ingin sel seperti yang ditempati oleh koruptor." Seru nya kemudian menyilang kan kaki nya di ruang pemeriksaan itu."Untuk calon terpidana mati seperti mu
Singkat cerita, Dom pun mengantarkan Jolie pulang. Setelah itu Dom tidak kembali lagi ke kediaman pribadi nya. Dia malah kembali ke tempat Ethan. Karena sejam lagi mereka akan melihat siaran langsung rumah Beldiq White di gerebek oleh polisi."Aku tidak boleh ketinggalan nonton bareng." seru nya sambil berlari menuju ke ruang tengah rumah Ethan dimana Ethan, Adaline dan Erlan sudah berada di sana menunggu detik-detik penggerebekan yang akan di siarkan secara langsung oleh Rery dari kediaman Beldiq."Aku belum terlambat kan?" Seru Dom sambil berlari dan begitu sampai di ruang tengah itu langsung mengambil posisi duduk di atas karpet padahal ketiga orang lain nya duduk di atas sofa."Loh? Kok duduk di bawah?" seru Adaline pada Dom."Sudah biarkan saja. Jiwa pembantu nya tidak akan bisa dirubah." Sarkas Ethan sambil tertawa."Terserah. Yang penting aku ingin melihat ini semua dari tempat ternyaman. Dan itu tidak lah di atas sofa." Jawab Dom asal."Kau dari mana Dom? Kenapa baru datang se