"Hei, ada sisi positif yang Papi lihat setelah kamu menikah dengan Deasy. Wajahmu lebih ganteng, Lee, rapi tercukur dan berbinar-binar ... sepertinya menantu Papi ini pintar membahagiakan suaminya," goda Leonard pada Leeray yang ditanggapi putera sulungnya itu dengan wajah malu-malu.
"Cieee ... cieee ...," goda Michael menyikut pinggang abangnya sembari tertawa berderai. "Ckckckck hebat si Deasy bisa bikin Bang Leeray takluk sampai nekad ngajak kawin, anak Papi yang gila ternyata bukan cuma James," ujar Michael setengah membully abangnya.
"Tsskkk ..., udah puas belum ngebully Abang, Mike? Awas aja ntar kalau ada berita aneh-aneh kamu sama Brandy, ku bully balik pasti!" balas Leeray mengancam adiknya yang tengil itu.
"Ampun Bang ... ampun ...," sahut Michael menangkupkan kedua telapak tangannya.
"Oya, Pi. Ini Papi juga belum minta restu dari orang tuanya Elena?" tanya Leeray spontan.
Leonard pun menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menjawab, "Papi su
Helikopter yang ditumpangi oleh Leonard dan Elena mendarat dengan aman di helipad Nusa Dua, Bali. Pihak Melia Resort menjemput mereka berdua beserta Brian, pengawal Leonard. Sedari dulu Brian selalu menemani Leonard pergi kemana pun. Pria itu belum menikah di usianya yang sudah kepala 4.Pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Leonard seolah telah menjadi pusat kehidupannya. Baginya, Leonard adalah panutannya dan juga atasan yang sudah seperti sahabat baginya. Di masa mudanya, Brian pernah berutang budi yang sangat besar pada Leonard. Hal itu tidak akan pernah dia lupakan."Brian, aku sudah transfer 5 juta ke rekeningmu. Tolong kau berbelanja ke mal, belikan aku dan Elena baju kasual dan juga baju dalam, ukurannya sudah kukirim melalui pesan WA ke ponselmu," pesan Leonard saat berada di dalam mobil milik Melia Resort."Baik, Tuan Leo. Akan segera saya belikan barang pesanan Tuan," jawab Brian tanpa berbelit-belit.Brian menepuk lengan sopir mobil itu lalu b
"Sayang, ayo makan!" panggil Leonard pada Elena yang masih belum keluar dari kamar mandi.Tak lama kemudian, Elena keluar dari kamar mandi sambil bertelanjang kaki dengan memakai mantel kamar. Dia memeluk suaminya yang disambut dengan kecupan hangat di keningnya."Wow, kenapa menunya banyak sekali, Leo?" komentar Elena ketika melihat menu makanan yang memenuhi meja makan.Leonard pun tersenyum sembari duduk di samping kursi Elena. "Makan saja yang kamu mau, yang tidak suka biarkan saja, El," ujar Leonard.Elena mencicipi mini springroll sebagai pilihan appetizer-nya. Perutnya memang agak kosong karena tidak sempat makan siang tadi. Sedangkan, Leonard mencicipi sup kepiting asparagus hangat sebagai appetizer-nya.Menu yang Leonard pesan itu adalah menu favorit Elena dan dirinya. Sedikit berbeda memang karena dia lebih suka menu bergizi yang tidak berminyak, sementara Elena suka makanan yang renyah dan biasanya digoreng kering."Terima kasih,
Sudah tiga hari Leeray berada di Jakarta, ternyata proyek yang sedang berjalan di perusahaan papinya ada banyak. Dia pun sibuk sepanjang hari di kantornya yang di Jakarta. Ditambah lagi sekretaris pribadinya ada di Perth, sementara sekretaris pribadi papinya sedang berbulan madu dengan bosnya alias papinya sendiri. Huft!Leeray pun menjadikan Michael, adiknya sebagai asisten pribadinya. Untungnya mereka berdua sudah lama bekerja bersama-sama, jadi segalanya bisa ditangani dengan aman terkendali."Mike, coba kamu cek ke manager gudang induk yang di Jakarta Utara. Besi ukuran 16 yang kemarin kupesan apa sudah dikirim. Kita perlu suplai untuk proyek yang di Bekasi," perintah Leeray kepada adiknya yang sibuk menekuri laptopnya mengirim email."Oke, Bang. Gila kerjaan Elena banyak juga ya ternyata! Capek banget ...," keluh Michael sembari bersandar pada kursi kantornya.Michael mengetik pesan WA seperti yang diperintahkan oleh Leeray tadi. Dia sebenarnya
Seperti yang sudah direncanakan oleh Leonard, Sabtu pagi itu mereka bertolak ke Singapore dengan menggunakan helikopter. Bagi Leonard memang lebih praktis menggunakan helikopter dibanding maskapai penerbangan publik, lebih menghemat waktu dan tenaga sekalipun mungkin harga yang harus dibayar jauh lebih mahal.Elena bersandar di dalam pelukan Leonard di dalam helikopter. Dia merasa bahwa menjadi istri seorang Leonard Indrajaya adalah sebuah karunia dari Tuhan yang luar biasa. Dia sangat mengagumi pria itu, tidak ada pria lain yang dia kenal dapat menandingi pesona Leo-nya.Dua malam yang dia lewati bersama Leonard di Bali sungguh luar biasa, dia dibawa oleh suaminya ke dalam mahligai cinta yang begitu indah. Setiap rayuan yang terlepas dari bibir Leonard begitu menerbangkan angannya. Tubuh maskulin pria itu merasuki raganya tanpa keraguan, memberinya kehangatan dan kasih sayang yang seolah tak bertepi.Dalam waktu satu jam perjalanan, mereka pun mendarat di
Akhirnya setelah 5 hari berada di Jakarta, Leeray pun kembali ke Perth dengan pesawat pagi dari bandara Soekarno-Hatta. Dia memang sengaja tidak memberitahu Deasy tentang kepulangannya karena ingin mengejutkan istri kecilnya itu.Pengawal pribadi yang dia sewa untuk menjaga Deasy dari jarak yang aman sudah mulai bertugas sejak kemarin. Seorang pria berkebangsaan Australia bernama Mark Bennet, dia berusia 35 tahun seperti Leeray, masih single, dengan raut wajah yang tampak lebih matang dibanding usianya yang sesungguhnya. Mungkin karena beban pekerjaannya yang cukup berat, tebak Leeray.Mark Bennet menguasai ilmu bela diri cabang ju jitsu dan pernah memenangkan beberapa perlombaan MMA (Mix Martial Art). Pria itu bisa memanah dan seorang penembak jitu senjata api. Leeray merasa bahwa Deasy akan sangat aman di bawah pengawalan Mark.Sebetulnya Mark hanya mengawal Deasy ketika istrinya itu keluar dari rumah, karena kalau mengawal 24 jam artinya pria itu harus
Setelah satu jam lebih berada di pangkuan Leeray dan tertidur, Deasy pun akhirnya terbangun dengan perasaan bersalah."Apa aku membuatmu pegal, Lee?" tanya Deasy sembari menatap wajah Leeray yang tersenyum tipis memandangnya."Tidak apa-apa, aku senang memelukmu, Baby Girl," ucap Leeray kemudian membaca lagi file di meja kerjanya dengan kaca mata bacanya.Deasy terkikik melihat wajah Leeray sembari berkata, "Kau seperti Professor Dante ..., dia serius dan berkacamata tebal."Dia pun melepas kaca mata Leeray lalu menggosok-gosok wajah pria itu yang mulai ditumbuhi rambut-rambut kasar dengan telapak tangannya.Leeray tentu saja sulit berkonsentrasi membaca file di meja kerjanya, istri kecilnya usil menggodanya. "Ini kok usil sih? Maunya apa?" gerutu Leeray sembari menatap gemas istri kecilnya itu.Deasy pun menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya seraya cekikikan di pangkuan Leeray."Singkirkan tanganmu dari wajahmu
Malam itu sesudah Leeray dan Deasy bercinta lagi di rumah, mereka berpelukan sembari saling membelai. Deasy selalu menyukai afterplay Leeray yang begitu lembut dan manis, suaminya itu begitu perhatian kepadanya.Tiba-tiba ponsel Deasy berbunyi dengan kencang sehingga mereka berdua terkejut. Deasy pun bangkit dari pembaringan lalu meraih ponselnya di nakas samping tempat tidur.Deasy agak cemas ketika melihat id caller yang tertera di layar ponselnya. Dia pun segera menjawab panggilan itu.Sementara Leeray duduk bersandar di kepala ranjang sambil menyimak dengan siapa Deasy berbicara di telepon."Halo, Papa ... tumben telepon Deasy malam-malam," ucap Deasy penasaran."Halo, Deasy. Dimana kamu sekarang? Kenapa apartmentmu kosong?" balas Nicolas Carson dengan nada kuatir."Haahh? Papa ada dimana?" tanya Deasy kembali karena bingung bagaimana papanya bisa tahu kalau dia tidak berada di apartmentnya, St. Catherine's on Park."Papa ad
Sesampainya di bar cafe yang ada di lantai 1 apartmentnya, Deasy berjalan masuk menuju ke tempat Leeray duduk di meja bartender. Pria itu sedang memunggunginya sambil merokok.Deasy merasa agak sedih, dia turut merasakan kegalauan di hati Leeray. Suaminya itu jarang merokok ketika berada di dekatnya. Dia pun memeluk pinggang Leeray dari belakang dan merebahkan kepalanya di punggung lebar pria itu.Leeray tahu siapa yang memeluknya seperti itu dari belakang. Baby Girl-nya. Dia tersenyum sembari mengelus-elus lengan halus itu. "Papa sudah pulang, Sayang?" tanyanya dengan suara bass-nya yang indah.Deasy tersenyum masih memeluk Leeray dari belakang, suara Leeray menimbulkan gema di rongga dada pria itu. Dia telah begitu jatuh hati pada suaminya. "Iya, sudah. Aku rasa kita harus kembali ke unitku, Hubby. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan."Leeray pun membalik badannya menghadap ke arah Deasy. "Apa ada sesuatu yang salah?"Deasy menggeleng, dia p
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia