Leeray menurunkan tubuh Deasy di samping mobil Lamborghini biru kesayangannya. Dia membukakan pintu mobilnya dan membantu gadis itu naik ke mobilnya. Kemudian melepaskan sepatu pembawa malapetaka itu dari kaki Deasy. Dia mengagumi betis indah Deasy dalam hatinya. Pacar kecilnya itu memang sangat molek, dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Deasy merasa wajahnya menghangat, dia merasa malu karena bosnya memperlakukannya dengan begitu manis. Bagaimana dia tidak menjadi semakin jatuh hati?
Setelah itu Leeray berjalan ke kursi pengemudi lalu mengendarai mobilnya menuju sisi selatan pinggiran kota Perth. Kediaman keluarga Harper ada di sisi timur kota Perth. Perjalanan pulang ke rumahnya akan memakan waktu cukup lama sepertinya.
"Gaun itu sangat cantik ketika kamu yang memakainya, Sayang," puji Leeray seraya sekilas menatap Deasy di sebelahnya.
"Oohh benarkah? Terima kasih atas pujianmu, Lee." Wajah Deasy merona ketika tersenyum menatap Leeray. "Kau pun b
Leeray mendengar ucapan Deasy sekalipun lirih sekali. Namun, dia pura-pura tidak mendengarnya. Leeray kuatir gadis itu hanya terbawa perasaan saja malam ini.Mereka berdua berbagi mie kuah buatan rumah yang dimasak Bibi Rina. Dia memang tidak suka makan mie instan buatan pabrik."Mmmm ini enak sekali, Lee. Bi Rina pandai sekali memasak, ya?" puji Deasy sembari mengunyah mie-nya."Ya. Mie kuah seperti ini lebih sehat dibanding mie instan, Sayang. Apa kamu sering makan mie instan?" ujar Leeray yang telah menyelesaikan makan malamnya.Deasy masih menghabiskan beberapa suap terakhir mie kuah di piringnya. "Tidak juga, aku lebih sering makan roti dan pasta selama tinggal di Aussie."Setelah mereka berdua selesai makan malam yang terlambat itu, Leeray menggendong Deasy kembali ke kamarnya. Gadis itu mengalungkan tangannya ke leher Leeray sembari menatapnya dengan lembut seolah dia memiliki perasaan istimewa pada Leeray.Leeray me
Setelah mengantar Deasy pulang ke apartment-nya. Leeray langsung berangkat ke kantornya. Hari ini dia mengizinkan Deasy untuk bekerja dari rumah untuk memulihkan kondisi kaki kanannya yang cedera.Pagi itu ponselnya berbunyi, Leeray melihat id caller penelepon ternyata papinya. Dia pun segera menerima panggilan itu."Halo. Ya, Pi.""Halo, Lee. Kamu apa bisa ke Jakarta, hari ini?" ucap Leonard, Papi Leeray.Leeray berpikir sejenak lalu menjawab, "Bisa, Pi. Kalau boleh tahu, ada apa ya kok mendadak harus ke Jakarta?""Papi mau kamu membantu mengurus beberapa pekerjaan di Jakarta, jadwal Papi terlalu sibuk dan tidak ada yang membantu karena kamu di Australia," jawab Leonard apa adanya."Oohh oke. Leeray akan pesan tiket untuk berangkat siang ini dari Perth. Sampai jumpa di Jakarta, Pi," balas Leeray."Oke, thanks, Son. Sampai jumpa," ucap Leonard lalu menutup panggilan telepon itu.Leeray pun segera meminta sekretarisnya mas
Michael menjemput kakak sulungnya, Leeray, di bandara Soekarno Hatta. Kakaknya itu seperti biasa tampak begitu keren ketika berjalan dari gerbang kedatangan penumpang pesawat di bandara."Hai, Bang. Penerbangannya lancar, kan?" sapa Michael seraya memeluk Leeray dengan akrab."Hai, Mike. Lancar kok. Kita langsung ke kantor saja." Leeray berjalan bersisian dengan Michael ke parkiran mobil.'Bang Leeray memang gila kerja,' batin Michael dalam hatinya."Ehh gimana kabarnya, Deasy? Kalian sudah jadian, kan?" tanya Michael penasaran sembari menyetir AUDI hitamnya keluar dari parkiran bandara Soekarno Hatta.Leeray tersenyum seraya memalingkan wajahnya ke kaca samping mobil.Michael tertawa melihat abangnya yang tersipu malu. "Ayo cerita dong, Bang. Masa sama adik sendiri aja malu ...," goda Michael."Udah jadian, tapi rasanya aneh aja. Keseringan diajak bunuh diri sama Deasy ...," jawab Leeray sembari tertawa.Michael seperti terkej
Tok tok tok."Masuk." Leonard berseru dari dalam ruangannya.Elena masuk ke dalam ruangan CEO lalu menutup pintu dengan rapat. Kemudian dia berjalan ke arah sofa sambil membawa buku agendanya.Wanita cantik bertampang oriental dengan kulit seputih porselen dengan rambut hitam panjang bergelombang sepanjang punggung dengan wajah tirus dan hidung mancung, sepasang mata sipit yang dinaungi bulu mata lentik nan lebat. Tubuhnya ramping dengan tinggi 165cm. Dia berdiri tenang dan anggun di hadapan Leonard."Selamat sore, Tuan Leo. Apa sore ini masih ada janji baru dengan klien?" ucap Elena dengan suara yang lembut seraya memperhatikan bosnya itu.Leonard duduk di sofa memandangi Elena sambil tersenyum tipis. Dia pun lalu berjalan ke arah pintu ruangannya dan menguncinya dari dalam. Dia membiarkan kunci itu tetap menggantung di tempatnya."Acaraku sore ini adalah bertemu dengan kekasih rahasiaku." Leonard tersenyum seraya memeluk Elena dari belakan
Seusai membersihkan dirinya di kamar mandi di ruang CEO, Leonard pun memakai kembali bajunya yang agak kusut. Dia melihat jam tangannya, sudah pukul 19.10. Dia menghabiskan waktu sekitar 2 jam bersama dengan Elena petang ini.Seandainya Leeray tidak berada di Jakarta, mungkin dia akan menuruti permintaan Elena untuk pulang ke apartment bersamanya. Dia masih sanggup melayani kekasihnya itu beberapa ronde lagi.Elena berjalan keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap dan sudah rapi seperti sebelum dia bergumul bersama Leonard. Dia memeluk pinggang Leonard dari belakang. Pria itu sedang berdiri seraya merapikan penampilannya di depan cermin."Uummm ... Leo-ku yang tampan," gumamnya manja.Leonard terkadang begitu heran pada Elena. Bagaimana bisa kekasihnya itu begitu memujanya? Bukankah dia sudah agak tua? Ada perasaan insecure di dalam hatinya, bila Elena suatu hari menemukan pria yang lebih muda yang akan memikat hatinya. Namun, Leonard me
Akhirnya Leonard berhasil pulang ke rumahnya, setelah mengantar pulang Elena ke apartment-nya. Kekasihnya itu begitu berat melepasnya pulang. Leonard memilih menyetir mobilnya sendiri ketika berdua dengan Elena.Kemanjaan Elena ketika hanya berdua saja dengannya begitu sulit untuk ditutupi. Nada suaranya pun begitu berubah dari yang biasanya sopan dan resmi menjadi manis manja yang begitu menggoda.Mini cooper hitam itu dia parkir di samping AUDI hitam milik Michael di garasi. Dia pun masuk ke dalam rumah. Kedua puteranya sedang makan malam bersama. Dia pun menyerahkan jas dan tas kerjanya ke pelayannya lalu cuci tangan di dapur kemudian duduk di meja makan."Bagaimana tadi meeting-nya, Lee? Apa ada kendala?" tanya Leonard pada Leeray sembari mengambil menu makan malam di piring.Leeray pun menjawab sembari masih mengunyah makanannya, "Tenang, Pi. Semuanya lancar, mereka tidak menaikkan harga bahan baku. Oya kulihat di daftar proyek baru, ada
Pagi itu pesawat yang ditumpangi oleh Michael dan Brian, kepala pengawal Leonard, tiba di bandara YIA. Mereka naik taksi online ke apartment Laura di Royal Heritage. James memberitahu Michael bahwa dia menunggu kepulangan Laura di apartment istrinya itu. James juga memberikan kode pass pintu unit apartment Laura di lantai 7 itu.Michael tidak mengerti bagaimana seorang wanita bisa menghilang tanpa jejak di lingkungan kampus. Tentunya ada satpam yang berjaga di penjuru kampus. Seharusnya James meminta bagian keamanan kampus memeriksa CCTV di Lab. PA tempat Laura bekerja kemarin. Mungkin adiknya itu terlalu bingung kemarin, pikir Michael.Akhirnya pukul 09.15, Michael dan Brian sampai di unit apartment Laura. Michael membuka kode pass 888910 seperti yang diberitahukan oleh James di pesan WA.Begitu pintu terbuka, James tampak panik menggendong Laura yang tak sadarkan diri."Bang, antarkan aku dan Laura ke rumah sakit sekarang. Laura pingsan! Ambil kunci mob
Hari ini Deasy berangkat bekerja ke kantor Leeray, desain superblock tersisa lantai 12 saja. Semua desain lantai 1 hingga 11 sudah berhasil dia selesaikan kemarin. Deasy cukup puas dengan hasil pekerjaan tangannya. Untuk sebuah bangunan utuh, ketika sudah selesai dibangun, dia yakin akan sangat megah dan artistik.Leeray setiap malam meneleponnya dengan fitur video call. Pria itu membuatnya sangat rindu. Wajahnya yang tampan itu selalu menghiasi mimpi-mimpinya. Kemarin malam saat Leeray meneleponnya, wajah pria itu seperti banyak beban pikiran dan agak sedih. Namun, Leeray tidak mau menceritakan apa yang terjadi di Jakarta. Pria itu menutup-nutupinya.Deasy segera naik lift ke lantai paling atas gedung kantor Leeray, tempat dimana ruangan CEO berada. Dia tahu ruangan itu pasti kosong karena Leeray belum pulang dari Jakarta. Kakinya sudah sembuh dengan cepat, pijatan Leeray yang menyakitkan malam itu sungguh bermanfaat. Dia sungguh berbakat dalam memijat, hal yang
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia