Akhirnya, setelah mendapatkan restu dari papa mama Deasy, mereka pun kembali tinggal di mansion house milik Leeray.
Sementara papa mama Deasy menempati apartment Deasy karena mereka sedang mengurus pembukaan gerai textile, kain batik, dan pakaian jadi produksi pabrik konveksi mereka di mal milik Grup Harper.
Selama proses pengiriman barang dari Indonesia ke Perth melalui ekspedisi laut, Leeray membantu proses pengangkutan barang dari pelabuhan ke mal Grup Harper. Hal itu membuat kedua orang tua Deasy begitu menyayangi Leeray sebagai menantu mereka.
"Hubby, tubuhku lelah sekali belakangan ini," ujar Deasy ketika mereka menunggu antrean pasien di ruang tunggu praktik Dokter John Lambert, spesialis Obsgyn.
"Mana yang pegal, Sayangku. Mau aku pijatkah?" balas Leeray dengan sabar sembari mengelus perut istrinya mulai semakin membuncit.
"Punggungku yang jelas, Lee ... mereka cepat besar di dalam perutku," keluh Deasy.
"Oke,
Pagi itu pukul 05.00, Leeray terbangun seperti biasanya. Dia ingin ke toilet untuk buang air kecil, tetapi Deasy mengeratkan belitan betis dan lengannya ke tubuh suaminya itu."Bangun, Baby Girl ... katamu ingin berenang pagi bersamaku semalam," gumam Leeray yang berbaring berhadapan dengan wajah Deasy.Deasy pun membuka matanya perlahan lalu tersenyum menatap paras elok di hadapannya. Kemudian dia mengecup bibir Leeray yang kenyal dan hangat itu yang tentunya dibalas dengan bersemangat oleh suaminya. Dia pun cekikikan ketika mereka selesai berpagutan."Morning kiss-nya bisa berubah jadi moaning kiss, Hubby, kau terlalu ganas," ucap Deasy seraya memukul dada Leeray dengan main-main."Mungkin karena istri kecilku terlalu menggairahkan dan membuatku ingin melahapnya," balas Leeray tanpa merasa bersalah. Dia membawa tangan Deasy membelai bagian bawah tubuhnya yang menegang. "Mau ini?" Leeray tertawa menatap Deasy yang terkesiap."Keras sekali ...," uc
Siang itu Leonard sedang membaca proposal penawaran bahan bangunan suplier baru di ruang kantornya. Kemudian Michael masuk ke ruangannya dengan raut wajah galau."Hai Mike. Ada apa? Kenapa wajahmu begitu?" tanya Leonard curiga.Michael pun duduk di kursi seberang meja kerja papinya. Dia tampak ragu-ragu ingin berbicara dengan papinya itu."Mike harap Papi nggak akan marah kalau Mike cerita tentang hal ini ...," ucapnya cemas.Dalam hatinya Leonard merasa ada yang tidak beres. Dia pun berkata, "Katakan saja ... Papi yang memutuskan akan marah atau tidak."Michael semakin ketakutan untuk berbicara pada papinya. Dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam."Papi, Mike menghamili Brandy."Perkataan Michael itu sontak membuat Leonard terperangah lalu menutup mulutnya dengan tangannya. Dia memejamkan matanya sekejap dan mencoba menenangkan dirinya. Dia merasa bersalah pada sahabatnya, Enrico Tanurie, papinya Brandy."Ceritak
Setelah Leonard mendengar cerita putera nomor duanya, dia pun merasa agak tenang. Kesalahan Michael bukanlah sesuatu yang disengaja. Michael sepertinya telah dijebak untuk menodai Brandy. Sialnya, dengan sekali berhubungan saja gadis itu hamil. Mau tak mau kedua muda-mudi itu harus segera menikah supaya tidak menjadi aib bagi kedua keluarga."Ini kalian melakukan hubungan sekali saja atau setelah itu melakukannya lagi?" pancing Leonard karena menurutnya sangat kebetulan bisa sekali jadi."Sekali saja, Pi. Michael nggak berani buat mengulanginya karena sudah janji sama Om Rico buat jagain Brandy, tapi malah begini ...," jawab Michael sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangan kanannya."Mike, sehabis istirahat kantor, kamu ikut Papi menemui Om Rico. Akan Papi bantu untuk melamar Brandy. Oya, dimana Brandy sekarang?" ujar Leonard masih duduk bersandar di kursi kerjanya."Di Yogya tentunya, Pa. Dia menelepon Mike tadi pagi. Sepertinya Brandy mengecek ke
Seusai pertemuan makan siang dengan Enrico Tanurie, Leonard pun berpesan pada Michael, "Mike, kamu balik ke kantor ya ... Papi mau pulang cepat ke rumah.""Lho, kenapa, Pi? Tumben ...," tanya Michael karena tidak biasanya papinya pulang kerja lebih awal tanpa alasan."Papi mendadak kangen Elena nih, nggak papa ya, Papi titip kerjaan ke kamu? Nanti minta tolong ke Adri sama Gio aja kalau ada yang ribet urusannya," ujar Leonard seraya menepuk punggung puteranya."Siap, Pi. Tenang aja," balas Michael seraya menyeringai.Leonard pun menuju ke pintu masuk lobi Hotel Shangrilla dimana mobil Mini Cooper-nya menunggu bersama Brian yang menyetir untuknya.Dalam perjalanan, Leonard merenung betapa waktu berlalu begitu cepat. Dia kadang merasa berat hati ketika mengingat usianya yang sudah sampai di 59 tahun pada bulan Agustus tahun ini. Sampai berapa tahun dia akan mampu mendampingi Elena dan putera keempatnya itu nanti?Dia telah tinggal
Seusai mandi sore bersama Leonard, Elena memeriksa ponselnya lalu membaca pesan dari papanya."Leo, papaku mau berkunjung ke rumah kita malam ini. Apa boleh?" tanya Elena sembari duduk di tepi ranjang.Leonard yang baru selesai memakai bajunya pun berjalan mendekati Elena lalu duduk di sebelahnya. Dia membaca isi pesan papa mertuanya kepada istrinya itu. "Bolehlah ... jawab saja iya, Say. Ini aku bilang ke Bibi May untuk memasak masakan spesial untuk makan malam. Aku keluar dulu ya ...," ujar Leonard seraya beranjak keluar kamar dan menutup kembali pintunya.Elena pun berjalan ke walk in closet untuk mencari baju rumah yang sopan untuk menemui orang tuanya nanti. Leonard tadi mengenakan polo shirt warna biru tua, dia pun memilih sleeveless dress selutut warna biru tua juga dari sutera Jepang yang kesannya ringan di tubuhnya.Dia menata rambut panjangnya dengan model pony-tail lalu mengenakan make-up ringan berupa bedak dan lipstik warna pink coral. Setela
Leonard mengajak papa mertuanya masuk ke ruangan kerjanya di rumah. Dia akan menemani Tuan Budiyanto Liem untuk bermain catur seperti anjuran Elena, istrinya.Papa Elena mengagumi isi ruangan kerja Leonard, barang-barang di dalamnya sungguh mewah dan tertata apik, jauh dari kesan norak. Dalam hatinya, Tuan Budiyanto Liem memuji selera menantunya itu."Silakan duduk, Papa Mertua. Aku akan menyusun bidak caturnya terlebih dahulu," ujar Leonard sembari sibuk menata setting bidak catur itu berseberangan dalam 2 set lengkap berurutan."Aku penasaran seperti apa kemampuan catur seorang Leonard Indrajaya yang sangat piawai dalam berbisnis. Hahaha," ucap Tuan Budiyanto Liem seraya tertawa lepas."Mungkin tidak sehebat yang Anda bayangkan, Pa. Permainan catur ini hanya sekedar hobi saja untuk mengisi waktu luang," balas Leonard merendah, padahal dia tidak pernah kalah sekalipun bila melawan putera-puteranya, hingga mereka bermain 3 lawan 1 sekaligus menghadapinya
"Halo, Mike. Ayo makan malam bersama ... ini keluarga Elena," sapa papinya sekaligus memperkenalkan tamunya."Hai, Pi. Salam kenal semuanya ... silakan dilanjut makan malamnya," balas Michael dengan ramah.Michael lebih tertarik pada gadis yang duduk di ujung meja makan. Dia pun duduk di kursi kosong di sebelah gadis itu. Kemudian dia pun berkata, "Boleh berkenalan? Namanya siapa, Dik?" Michael mengulurkan tangan kanannya pada gadis itu.Leonard yang melihat tingkah Michael pun agak heran, puteranya itu sudah menghamili Brandy. Kenapa lagi malah mendekati puteri Melinda Liem? batinnya heran.Erika pun menjabat tangan Michael. "Namaku Erika, Kak. Nama Kakak siapa?"Ketika Michael mendengar nama gadis itu, dia pun teringat bahwa gadis itu adalah teman Brandy yang hadir di pesta Anneke juga."Namaku Michael," sahutnya singkat. Dia melirik ke arah papinya yang menggeleng-gelengkan kepalanya kepadanya.Billy, pacar Erika pun meradang
Hari ini adalah hari wisuda Deasy. Berhubung Leeray tidak memiliki kemampuan mendandani seorang wanita seperti adik bungsunya, James. Maka, diapun menyewa jasa Tara, make-up artis yang sudah beberapa kali merias Deasy dulu. Kali ini dia mengundang Tara ke mansion house-nya.Perut Deasy sudah sangat besar karena memasuki bulan ke-5 masa kehamilannya. Kedua anak di dalam perutnya sepertinya tidak bisa diam, mereka seperti entah berkelahi atau bertanding di dalam perut maminya. Itu kadang membuat Deasy kesal dan menangis mengadu ke suaminya."Aaakhhh, Lee ... anak-anakmu bandel!" rintihnya ketika perutnya ditendang berkali-kali dari dalam tubuhnya, mata biru Deasy berkaca-kaca.Leeray bergegas mendekatinya lalu mengelus-elus perut istrinya seraya berkata, "Kalian jangan bandel ya ... mami kalian nangis tuh! Main bolanya di luar aja kalau sudah lahiran, jangan di dalam perut."Dia pun mengecup bibir Deasy untuk menghiburnya. Tangan Deasy menyusup ke ker
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia