Hari-hari menjelang HPL Laura sudah sangat dekat. Baik James maupun Reynold merasa resah karena keduanya merasa bertanggungjawab atas anak yang ada di rahim Laura.
Reynold sekali pun sudah melakukan yoga rutin masih merasa gelisah dan cenderung merasa jantungnya berdebar-debar tak jelas. Dia sulit tidur di malam hari dan sering mengirim pesan di tengah malam ke James untuk mengecek kondisi Laura.
Kini James sudah tidak terlalu marah pada Reynold, dia justru merasa prihatin dengan situasi yang dihadapi Reynold. Menurutnya tidak ada masa depan untuk hubungan Reynold dengan Laura. Dia jelas tidak mau membagi Laura dengan siapa pun termasuk Reynold demi alasan apapun.
Hingga suatu siang setelah Laura mengajar marathon kuliah 3 sesi, dia merasa air hangat meleleh melewati pahanya ketika berjalan melewati koridor menuju lobi Lab. Anatomi. Kebetulan Laura berpapasan dengan Reynold yang baru saja selesai kuliah.
"Kurasa sudah waktunya kamu melahirkan, Sayan
Sesuai dengan rencana awal James, dia meminta tes DNA kedua bayi Laura. Dia tidak ingin ada kesalahpahaman di kemudian hari. Sebenarnya dia tidak keberatan menjadi ayah untuk kedua bayi tampan itu. Mereka bagaikan malaikat kecil yang mirip dengan mommy mereka yang bermata biru.Hari ini adalah hari kedua pasca Laura melahirkan, istrinya masih diobservasi di ruang perawatan. Kedua bayi yang masih belum diberi nama itu hanya dibawa kepada Laura ketika akan disusui, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di ruang bayi bersama bayi-bayi lain yang seumuran dengan mereka.Papi dan kedua abangnya berencana menjenguk bayi-bayi itu hari ini dari Jakarta. Mereka pun sudah mengetahui bahwa kedua bayi itu memiliki dua ayah karena kejadian superfetasi yang langka yang mengalami kejadian tak biasa juga sehingga berbeda ayah.Siang itu James sedang mengupas mangga untuk Laura. Mereka hanya berdua di ruang perawatan, Reynold masih kuliah jadi tidak merecoki mereka.
Siang itu James menemani abangnya, Leeray untuk mengobrol di coffee shop terkenal yang ada di Mall H."Abang belakangan ini banyak tinggal di Australia ya?" tanya James sambil mengaduk Caramel Macchiato nya.Leeray menyesap Caffe Americano-nya lalu menjawab, "Iya, sudah 8 bulan ini sih, bolak balik Jakarta-Perth. Aku mau cerita sesuatu ke kamu, tapi jangan ngember ya."James mengerutkan alisnya penasaran, ada rahasia apa yang akan diceritakan abangnya itu. "Oohh siaplah, Bang. Percaya sama James."Leeray menghela napas dalam sebelum menceritakan rahasia besarnya ke adik bungsunya yang memang seharusnya tahu tentang statusnya saat ini. "Jadi, Abang kan sudah nikah sama Deasy di Perth terus dia sekarang lagi hamil.""WHAT?!" seru James shock mendengar perkataan abangnya."Bang Lee, asli deh ini gila. Kok bisa sih? Ini Papi sama Papa Nico tahu nggak? Bang Mike juga apa sudah tahu?" cerocos James dengan penasaran."Keluarga kita sem
Siang itu Leeray berangkat dengan pesawat Garuda Indonesia menuju ke Perth. Dia sudah 5 hari meninggalkan Deasy sendirian di Perth. Leeray berharap semua baik-baik saja selama dia berada di Indonesia.Sebenarnya Mark Bennet pun sering melapor kepadanya mengenai aktivitas Deasy dengan mengirimkan foto candid-nya. Menurut Leeray, Deasy semakin tampak seperti ibu hamil. Usia kehamilan Deasy memang sudah hampir 3 bulan.Dia berpesan keras pada Mark untuk melarang Deasy melakukan aktivitas yang ekstrim seperti memanjat sesuatu atau berlari-lari. Wanita itu sulit untuk diam dan terlalu mudah bosan.Dia berpikir mungkin sebaiknya membuatkan Deasy rumah kaca untuk menanam bunga dan buah-buahan. Namun, dia akan menanyakan terlebih dahulu pada istrinya, apakah dia tertarik berkebun atau tidak.Pesawat yang ditumpangi Leeray mendarat di Bandara Perth pukul 21.00 waktu Perth. Sekretarisnya, Andy yang menjemput Leeray di gerbang kedatangan.
Leeray yang memecah keheningan itu dengan berkata, "Maafkan aku Papa Nicolas dan Mama Louisa, aku sepenuhnya menyadari kesalahanku. Demi Deasy dan kedua anakku, kumohon jangan pisahkan kami." Dia pun berlutut di lantai di hadapan kedua mertuanya.Deasy pun ikut berlutut memeluk suaminya itu, dia merasa hatinya sangat pedih. Dia kenal sekali siapa suaminya, egonya setinggi Mount Everest. Dan kini suaminya itu rela berlutut di hadapan orang tuanya memohon agar mereka tidak dipisahkan. Deasy terisak dengan air mata yang seolah tak kunjung berhenti mengalir di pipinya. Begitu besar cinta Leeray kepadanya."Papa sudahlah ... nasi sudah menjadi bubur. Leeray begitu mencintai Deasy dan janin yang ada di perut Deasy. Apa Papa tega memisahkan mereka? Apa yang Papa cari sebenarnya?" desak Louisa membela puteri dan menantunya. Dia menggenggam tangan suaminya, Louisa percaya suaminya pun sangat menyayangi Deasy dan tidak ingin puteri mereka kehilangan kebahagiaannya.Nicola
Pagi hari pun tiba, memang langit masih tampak sedikit gelap karena Leeray selalu terbangun pukul 05.00 pagi. Dia tidak berolahraga dan hanya diam berbaring sembari membelai wajah istrinya.Dia pun teringat pada mertuanya. Kemudian diapun mengirimkan pesan ke Bibi Rina untuk memasakkan sarapan masakan Chinese food otetik. Leeray meminta agar masakan untuk sarapan pagi itu dikirimkan ke unit apartment Deasy. Beberapa karyawannya pernah dia bawa ke sana beberapa bulan yang lalu.Bibi Rina menyanggupi permintaan Leeray dan segera memasak masakan sarapan untuk 4 orang pagi itu. Leeray akan menjamu kedua mertuanya di unit apartment istrinya.Deasy membuka matanya dan melihat suaminya sudah sibuk dengan ponselnya sepagi ini lalu bertanya, "Hubby, kau menghubungi siapa?"Leeray pun menoleh ke arah Deasy yang berbaring di sebelahnya dan membelitkan betisnya di tubuh Leeray. "Aku minta Bibi Rina memasak sarapan pagi untuk papa mamamu dan kita juga. Sem
Akhirnya, setelah mendapatkan restu dari papa mama Deasy, mereka pun kembali tinggal di mansion house milik Leeray.Sementara papa mama Deasy menempati apartment Deasy karena mereka sedang mengurus pembukaan gerai textile, kain batik, dan pakaian jadi produksi pabrik konveksi mereka di mal milik Grup Harper.Selama proses pengiriman barang dari Indonesia ke Perth melalui ekspedisi laut, Leeray membantu proses pengangkutan barang dari pelabuhan ke mal Grup Harper. Hal itu membuat kedua orang tua Deasy begitu menyayangi Leeray sebagai menantu mereka."Hubby, tubuhku lelah sekali belakangan ini," ujar Deasy ketika mereka menunggu antrean pasien di ruang tunggu praktik Dokter John Lambert, spesialis Obsgyn."Mana yang pegal, Sayangku. Mau aku pijatkah?" balas Leeray dengan sabar sembari mengelus perut istrinya mulai semakin membuncit."Punggungku yang jelas, Lee ... mereka cepat besar di dalam perutku," keluh Deasy."Oke,
Pagi itu pukul 05.00, Leeray terbangun seperti biasanya. Dia ingin ke toilet untuk buang air kecil, tetapi Deasy mengeratkan belitan betis dan lengannya ke tubuh suaminya itu."Bangun, Baby Girl ... katamu ingin berenang pagi bersamaku semalam," gumam Leeray yang berbaring berhadapan dengan wajah Deasy.Deasy pun membuka matanya perlahan lalu tersenyum menatap paras elok di hadapannya. Kemudian dia mengecup bibir Leeray yang kenyal dan hangat itu yang tentunya dibalas dengan bersemangat oleh suaminya. Dia pun cekikikan ketika mereka selesai berpagutan."Morning kiss-nya bisa berubah jadi moaning kiss, Hubby, kau terlalu ganas," ucap Deasy seraya memukul dada Leeray dengan main-main."Mungkin karena istri kecilku terlalu menggairahkan dan membuatku ingin melahapnya," balas Leeray tanpa merasa bersalah. Dia membawa tangan Deasy membelai bagian bawah tubuhnya yang menegang. "Mau ini?" Leeray tertawa menatap Deasy yang terkesiap."Keras sekali ...," uc
Siang itu Leonard sedang membaca proposal penawaran bahan bangunan suplier baru di ruang kantornya. Kemudian Michael masuk ke ruangannya dengan raut wajah galau."Hai Mike. Ada apa? Kenapa wajahmu begitu?" tanya Leonard curiga.Michael pun duduk di kursi seberang meja kerja papinya. Dia tampak ragu-ragu ingin berbicara dengan papinya itu."Mike harap Papi nggak akan marah kalau Mike cerita tentang hal ini ...," ucapnya cemas.Dalam hatinya Leonard merasa ada yang tidak beres. Dia pun berkata, "Katakan saja ... Papi yang memutuskan akan marah atau tidak."Michael semakin ketakutan untuk berbicara pada papinya. Dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam."Papi, Mike menghamili Brandy."Perkataan Michael itu sontak membuat Leonard terperangah lalu menutup mulutnya dengan tangannya. Dia memejamkan matanya sekejap dan mencoba menenangkan dirinya. Dia merasa bersalah pada sahabatnya, Enrico Tanurie, papinya Brandy."Ceritak
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia