Share

BAB 98 – Awan Kesedihan Mulai Tersingkap

“Kau mau pergi ke makam ayahmu?” tanya Alana, dan Braden terlihat ragu. “Aku bisa menemanimu kalau kau mau.”

Braden menatap Alana, “Sungguh?” kemudian dia menunduk memandangi tangannya. “Tapi aku takut. Ini sudah sangat lama. Aku pernah mengunjungi makamnya sekali, sebulan setelah Papa meninggal. Dan aku tidak sanggup menatap pusara itu. Dan setelahnya, aku tidak pernah datang lagi.”

“Tidak perlu takut. Ada aku di sini.” Alana meremas tangan Braden, sebagai bentuk dukungan. “Aku akan ada di sampingmu.”

Braden kembali menatap Alana, dan gadis itu melihat tekad namun juga kebimbangan di mata Braden.

“Terima kasih, Alana.”

“Aku senang bisa ada untukmu.”

“Sebenarnya, sangat memalukan aku menangis seperti tadi.” Ujar Braden, yang kemudian memalingkan muka karena malu.

Alana memegang sisi wajah Braden yang berpaling, “Hei ... Siapa pun berhak menangis. Menangis adalah luapan perasaan. Dan itu bukan sesuatu yang memalukan. Menangis tidak mengurangi harga dirimu sebagai lelaki.”

Braden menata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status