Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 27. Kekacauan di LaFayette

Share

27. Kekacauan di LaFayette

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kepalan tangan itu bersiap untuk melayangkan tinju pada wajah Nicko. Membuat Josephine semakin ketakutan dan berteriak. 

"Jangan sakiti suamiku!" teriaknya memohon, tapi mereka malah membentak perempuan berwajah seperti boneka itu. 

"Diam kau!" kata salah seorang dengan kasar. 

Mendengar bentakan pada wanita yang begitu ia kasihi,  tentu membuat Nicko naik pitam. Tangan mereka yang tadi siap meninju malah ditangkap oleh telapak tangan Nicko. 

Tak ada yang mengira, kalau pemuda yang ukuran tubuhnya lebih kurus dari mereka berhasil melakukannya. Bahkan Josephine sendiri menutup mulut keheranan. Terlebih kedua orang itu merintih kesakitan, seolah tulang pada pergelangan tangan mereka tengah dipatahkan. 

Napas Nicko terdengar begitu memburu, dengan tempo yang begitu cepat. Kulitnya tampak merah seperti terbakar matahari dan matanya membulat. Ekspresi wajah yang tak pernah dilihat oleh Josephin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   28. Kejutan Keluarga Windsor

    Josephine semakin merapatkan tubuh pada sang suami begitu masuk ke dalam rumahnya. Nicko yang berada di sampingnya pun menggenggam tangannya erat-erat. "Apa kau takut akan sesuatu?" "Itu mobil Damian, dan melihatnya membuat perasaanku jadi tidak enak." "Tadi aku berbohong pada Paman Howard jika aku akan bertemu Adrian mengurus investasi," jawab Josephine lirih. "Aku akan jadi perisaimu. Tenang ya!" Dua sejoli itu pun memasuki rumah Edmund Windsor yang tak terlalu besar. Tangan kanan Nicko menggandeng istrinya erat. Sementara tangan kirinya membawa tas belanja kebutuhan Josephine. Benar dugaan Josephine, Damian sudah menunggunya di ruang tengah bersama dengan Nenek dan Paman Howard. Sedangkan Ayah dan Ibu Josephine hanua menunduk. Mereka berdua pasti habis dimarahi habis-habisan. Nenek Elizabeth menurunkan kacamatanya sedikit, kemudian melirik ke arah cucu perempuannya yang bar

  • Tentang Harga Diri   29. Pembuktian Josephine

    "Sayang, katakan pada mereka apa yang kau dapat hari ini!" pinta Nicko dengan lembut dan melingkarkan tangannya pada pundak sang Istri."Eh," balas Josephine sedikit gugup, tapi tak lama. Kemudian ia mengambil folder berisi pernyataam kerjasama dengan pihak Richmond."Masalah bisnis keluarga tak perlu dikhawatirkan lagi. Kurasa besok kita bisa membayar keterlambatan gaji para karyawan," kata Josephine dengan penuh percaya diri.Ucapan Josephine kali ini sukses membuat Paman dan sepepunya tak bisa menahan tawa. Dalam pikiran mereka mana mungkin seorang seperti Josephine melakukan hal ini."Kau ini lucu sekali Jo," komentar Damian."Aku tidak sedang melawak," balas Josephine ketus."Lalu kau kira dari mana bisa membayar gaji para karyawan. Kurasa kau tahu kan kalau jumlahnya hampir mencapai satu miliar?" Kali ini Nenek berkomentar sambil menunjuk cucu perempuannya dengan tongkat miliknya.&n

  • Tentang Harga Diri   30. Ini Karena Blanc?

    Damian mengusap pipinya yang terasa panas oleh hantaman Nicko. Ucapan sepepu Josephine ini telah membuatnya tersinggung. Berani benar ia mengatakan kalau istrinya menggunakan cara kotor agar mendapat suntikan dana dari Richmond.Bukankah sudah seharusnya ia membantu Istrinya yang mengalami kesusahan? Meskipun membantu dengan cara sembunyi-sembunyi."Kurang ajar! Berani-beraninya kau menghantam putraku?" protes Paman Howard yang tidak terima putranya dihantam oleh menantu tak berguna ini."Aku akan melakukan apapun untuk melindungi Istriku. Tak kan kubiarkan siapapun berkata hal buruk tentangnya," jawab Nicko."Huh! Sombong sekali kau? Memangnya kau tahu dari mana Josephine bisa mendapatkan investasi segitu besar jika tidak merayu direktur baru itu. Atau jangan-jangan ini idemu ya, karena istrimu yang bodoh ini bilang kalau kau yang menyarankan untuk datang Richmond Group. Aku tak menyangka kalau kau begitu rendah, hingg

  • Tentang Harga Diri   31. Kesombongan Armando

    Semua tampak sibuk memuja Armando bagaikan seorang pahlawan yang menyelamatkan keluarga mereka. Tak seorang pun menganggap kehadiran Josephine penting bagi mereka."Kau memang luar biasa Armando," puji Edmund.Pria keturunan hispanic itu pun semakin besar kepala. Menepuk dadanya dengan perasaan bangga. Membuat Istrinya semakin merendahkan adik perempuannya."Kalau cari suami itu yang seperti suamiku, mapan, cerdas dan berpengaruh. Jangan seperti dia yang tidak punya apa-apa," balas Catherine menuding pada Nicko tanpa segan.Perempuan yang tubuhnya lebih tinggi dari adiknya itu pun tak sengaja melirik tas belanja yang tergeletak di lantai. Tanpa segan perempuan itu pun langsung mengambil dan melihat isinya tanpa permisi."Catherine!" cegah Josephine saat kakaknya mengambil."Jadi ini milikmu? Kau pasti menghabiskan gajimu untuk ini, dan lupa akan kewajibanmu untuk menghidupi Ayah dan Ibu?" tamba

  • Tentang Harga Diri   32. Gaun Putih Josephine (Area Dewasa)

    Wanita berkulit putih itu berkali-kali memandang gaun putih pada genggamannya, bergantian dengan suami adiknya. Sebuah gaun putih sepanjang lutut dengan potongan leher one shoulder.Kemudian wanita yang menata berperona bibir merah itu menyentuh gaun baru Josephine. Ia ingin merasakan detail tekstur gaun adiknya. Kemudian membolak-balikkan apa yang ada di hadapannya.Tak cukup di situ, wanita cantik itu berjongkok untuk melihat kotak sepatu yang ada di sana. Nampak sepatu stiletto yang senada dengan gaun baru Josephine yang berhias gemerlap glitter.Kakak kandung Josephine kemudian meletakkan sepatu itu di lantai, dan menggelengkan kepala."Tidak ... Tidak mugkin," serunya."Apanya yang tidak mungkin? Itu gaun dan sepatu milik Jo, aku memberikannnya sebagai hadiah," balas Nicko.Kini giliran Catherine yang menatap suaminya dengan wajah masam. Pria berambut cokelat gelap itu tahu kalau ada

  • Tentang Harga Diri   33. Hadiah Untuk Armando

    Masih dengan gaya berbusana yang sama, pria muda bermata hazel itu memasuki gedung Richmond untuk kedua kalinya. Kunjungannya kali ini tampak berbeda, karena seisi kantor tampak hormat kepadanya.Sepertinya, apa yang terjadi pada Laura dan dua petugas keamanan kemarin cukup memberikan pelajaran bagi mereka. Kini para karyawan menghentikan kegiatan mereka dan berdiri serta menunduk hormat pada Nicko.Tentu saja mereka melakukan ini karena tak ingin kehilangan pekerjaan mereka. Atau mempermalukan diri dan membuat mereka kehilangan pamor, seperti sekretaris Laura.Sebenarnya Nicko ingin memecat Laura kemarin, tapi melihat dedikasi dan pengabdian yang diberikan pada Richmond selama ini, maka pantaslah untuk ia mendapat kesempatan kedua. Ditambah lagi, belum ada kandidat pengganti yang mampu menandingi kemampuan Laura.Melihat sikap para karyawan yang berlebihan, membuat Nicko sedikit risih. Ya ia memang ingin dihargai

  • Tentang Harga Diri   34. Keputusan Elizabeth

    Josephine duduk menghadap meja bundar bersama keluarga besarnya. Rapat yang diadakan klan Windsor kali ini dinilai mendadak, sampai-sampai Jo harus meninggalkan pekerjaannya mengurus gaji para karyawan."Sebenarnya ada apa kita harus berkumpul di sini?" pikir Josephine bertanya-tanya.Kembali Nyonya Besar Windsor menurunkan kacamatanya. Memandang anggota keluarganya satu per satu."Kalian pasti bertanya kenapa aku mengumpulkan kalian di sini?" tanya Elizabeth membuka percakapan.Tak seorangpun berani menyela saat Nyonya Besar berbicara. Sebagai anak maupun cucu, tentu saja mereka hanya bisa mendengarkan perkataan sang Nenek."Kalian tahu, kalau perusahaan kita saat ini mulai membaik. Apa yang diberikan Tuan Muda Richmond memberi pengaruh baik untuk perusahaan kita," Nenek mengawali."Betul sekali, kita patut berbangga karena perusahaan sekelas Richmond bersedia untuk bekerjasama dengan ki

  • Tentang Harga Diri   35. Kenapa Aku?

    Perempuan pirang itu tampak tak bersemangat dengan pekerjaannya. Meskipun begitu, ia tetap berusaha untuk bersikap profesional.Perasaan dongkol terus berkecamuk dalam batinnya, setiap ia melihat Damian berbincang dengan Nenek. Semakin sering melihat mereka, semakin kuat dugaannya kalau jabatan Damian memang sudah direncanakan sebelumnya."Menyebalkan," pikir Josephine.Ia masih ingat percakapan dengan suaminya semalam. Bagaimana laki-laki yang ia sayangi mengatakan kalau ia tidak akan membutuhkan jabatan general manager lagi.Kali ini dia merasa kecewa dengan Nicko. Ia merasa sang suami tidak lagi mendukungnya. Padahal Nicko sangat tahu kalau Josephine sangat mendambakan jabatan ini dan telah berusaha keras untuk itu.Josephine berbeda dengan Damian. Ia selalu mengerjakan seauatunya sendiri, tanpa ada dukungan dari Nenek ataupun orang tua. Sedangkan Damian selalu mendapatkan dukungan penuh, bahkan tunj

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status