Share

22. Merasa Bersalah

Suara dentingan sendok beradu dengan gelas mengalun memenuhi ruangan dapur yang rapih dan bersih. Sedangkan itu Rafi terduduk di salah satu bangku meja makan, memperhatikan punggung wanita yang sedang membuat dua gelas teh di meja pantri.

Setengah punggung itu tertutupi helaian rambut yang dibiarkan tergerai. Terlihat lurus dan licin jika disentuh. Namun walau tampak tertutupi oleh surai indahnya, punggung itu masih kelihatan ringkih nan lemah, membuat Rafi ingin mendekap erat dan membisikkan bahwa ia bisa menjadi penopang segala kesedihan yang dialami wanitanya. Tetapi apalah daya, nampaknya tembok yang dibangun Sarah lebih kokoh dibanding upayanya untuk membangun keterbukaan diantara mereka.

“Ini, Mas.”

Sarah menaruh satu gelas teh yang masih mengeluarkan asapnya di hadapan Rafi. Lalu mengambil tempat duduk di samping suaminya dengan satu gelas teh yang masih berasap juga.

Mereka pun duduk berdampingan, sama-sama memakan kue hasil buatan Sarah yang

Apri April

Mengarang sambil ngerasain efek vaksin AstraZeneca ternyata sangat luar biasa, hehe. Dan ceritanya sudah mulai masuk konflik ya..

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status