Share

200. Poppy Lelah

Author: VERARI
last update Last Updated: 2025-02-23 18:09:43
“Katakan dengan tulus,” tuntut Rafael. Walaupun tahu kakaknya bersungguh-sungguh, dia tak menyukai ekspresinya.

“Aku tulus mengatakannya!” bentak Robin.

“Ah, sudah! Jangan bertengkar lagi!!!” sergah Stefan, kehilangan kesabarannya. Mereka seharusnya bersenang-senang setelah sekian lama berpisah, namun malah bertengkar seperti ini.

Semua orang lantas kembali duduk di tempatnya masing-masing. Sienna duduk di antara kedua putranya, enggan melepaskan tangan mereka, membuat Stefan semakin jengkel karena merasa kurang diperhatikan.

“Walaupun aku kehilangan akal sehatku untuk sesaat, aku masih kepala keluarga kalian! Kalian harus mendengarku baik-baik dan jangan membantah!”

Robin tersenyum mencibir ayahnya. Dia pun sudah menjadi kepala keluarga, tak harus menuruti ayahnya. Namun, senyuman itu langsung menghilang ketika Stefan memelototinya, seperti sedang memaki tanpa kata.

Biasanya Stefan selalu melakukan tindakan konyol dan tak berani menegurnya. Robin cukup terkejut oleh perubahan dr
VERARI

Menjawab komentar sebelumnya... Maaf sekali teman-teman, saya tidak punya kewenangan untuk mengabulkan harapan kalian walaupun sebenarnya juga ingin. Dengan waktu yang tersisa, semoga ceritanya nggak ada yang kurang 🥹

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   201. Bau Kopi

    “Apa yang terjadi padamu?” Robin menyisir rambut Poppy, lalu mengikat rambut istrinya itu dalam genggaman. Dia memijat tengkuk Poppy dan membantunya menyeka mulut ketika selesai memuntahkan segalanya.“Bau ….” Poppy menutup hidungnya sambil mendorong Robin. Sisa-sisa kopi yang tertinggal di mulut Robin masih jelas tercium. Dia tak menyukainya!“Aku sudah mandi. Apa ada yang salah dengan penciumanmu?”Robin sedikit trauma dengan ucapan Poppy ketika pertemuan mereka kemarin. Dia langsung memeriksa bau badannya sendiri.‘Ah, sial! Aku lupa memakai parfum!’ Meski baru saja mandi dan kulitnya masih sedikit berbau sabun, Robin mengira jika Poppy tak menyukai aroma tubuhnya tanpa wewangian.“Bau kopi di mulutmu membuatku semakin mual,” rengek Poppy sambil menunjuk mulut suaminya.Robin mengendus napasnya sendiri. Namun, dia tak begitu merasakan bau kopi.“Sungguh? Sepertinya hidungmu agak terganggu.” Robin memiringkan kepala.Bibir Poppy mengerucut, wajahnya mengernyit. Dia terlalu pusing

    Last Updated : 2025-02-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   202. Tanda

    “Mungkinkah, apa? Jangan bicara sepotong, Mama,” geram Robin frustasi.“Mungkin Poppy sedang mengandung? Wanita hamil biasanya sering mual ketika mencium aroma tertent–”Belum selesai Sienna bicara, Robin langsung berlari kembali ke kamar. Dia membuka pintu terlalu kencang hingga membuat Poppy terkejut.“Aku sudah bilang ingin sendiri, Robin.”Wajah istrinya berderai air mata, entah kesedihan apa yang membuatnya sedih, Robin belum tahu. Robin mendekati ranjang. Poppy justru semakin kesal padanya.“Kenapa kau begini lagi padaku?” Poppy kembali meneteskan air mata.Namun, Robin justru membuang selimut yang menutupi tubuh Poppy. Mengabaikan tangisan istrinya, dia mendekatkan telinga ke perut istrinya, meraba-raba pelan untuk memeriksa tanda-tanda kehamilan.Ketika Sienna mengandung Rafael, Robin sering melakukan hal yang sama. Dia dan ayahnya setiap hari menyentuh pergerakan bayi Rafael di perut Sienna.Akan tetapi, dia tak merasakan itu di perut Poppy. Robin kecewa, lalu menegakkan bada

    Last Updated : 2025-02-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   203. Positif

    “Aku akan membantumu.” Robin dengan tulus menawarkan diri.“Tidak perlu!” sergah Poppy, lalu menuju kamar mandi. Mana mungkin dia membiarkan suaminya melihat prosesnya!Setelah masuk ke kamar mandi, dia menatap alat tes kehamilan untuk sejenak.Poppy sempat berpikir jika dia terlambat datang bulan karena pengaruh pil kontrasepsi yang pernah diminumnya untuk beberapa saat. Sebab, setelah memeriksa dengan alat tes kehamilan, alat itu menunjukkan hasil negatif.Banyak hal yang terjadi sehingga Poppy baru menyadari dirinya sudah lama terlambat datang bulan.“Apa aku benar-benar sedang mengandung?”Poppy menunggu alat tes kehamilan menunjukkan hasil dengan cemas. Kali ini, dia benar-benar menginginkan buah hati yang akan semakin mendekatkan hubungannya dengan Robin.Suaminya juga menunggu di kamar, bersama keluarganya. Poppy tak ingin membuat mereka kecewa. Apalagi, harapannya selalu bertolak belakang dengan kenyataan.Akan tetapi, kali ini hasilnya berbeda!“Ini …” Poppy menyentuh benda

    Last Updated : 2025-02-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   204. Ayah yang Bisa Dibanggakan

    Capri dan keluarganya meninggalkan kamar Robin. Sekarang, hanya tinggal dirinya bersama sang istri. Poppy berbaring meringkuk membelakanginya, pura-pura tidur. Robin tahu itu, lalu ikut berbaring di belakangnya. Tangannya menyusup di antara perut dan tangan Poppy untuk membelai perutnya. “Aku senang sekali sampai tidak tahu bagaimana harus menunjukkannya. Karena itu, aku keluar dari kamar. Bukan karena aku tidak senang,” ucapnya. Punggung Poppy terasa bergetar ketika Robin bicara sangat dekat. Dia pun mendengar napas suaminya yang menenangkan sehingga kekecewaan ditinggal pergi tadi langsung hilang. Namun, Poppy tetap diam. Dia ingin mendengar apa lagi yang akan dikatakan Robin, tak tahu bahwa suaminya sadar bahwa dia hanya pura-pura tidur. “Ada sedikit takut saat membayangkan diriku akan menjadi seorang ayah. Kau dan bayi kita ini, tidak pantas bersama orang sepertiku. Kau juga tahu … banyak hal buruk yang sudah kulakukan selama ini.” Hati Poppy bergetar mendengar ungkapan hati

    Last Updated : 2025-02-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   205. Istriku Sayang

    Seusai bicara serius dengan Rafael dan rekan-rekannya, Robin segera menemui istrinya. Dia memakai baju kasual dan tampak seperti pria biasa, tak menunjukkan kekayaan maupun bos besar mafia.“Haruskah aku ganti pakaian dulu? Aku tidak mau membuatmu malu,” ucap Robin ketika mereka sudah berada di mobil yang belum melaju, setelah buru-buru ganti pakaian karena istrinya sudah menunggu.“Jangan! Aku lebih suka dengan penampilanmu yang seperti ini. Aku jadi merasa bahwa kita setara.”Robin mengangguk pada sopir selagi merangkul istrinya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang sesuai dengan perintah Robin, agar tak terjadi sesuatu pada kandungan istrinya.“Tanpa diriku pun, sekarang kau juga memiliki kekayaan sendiri. Bukankah Antonio sudah memberikan aset ayahmu yang sudah dilegalkan secara hukum?”“Kekayaan papaku tetap tidak sebanding denganmu.”Setelah hening sejenak, Robin berkata, “Benar, nama legalmu sekarang sudah kembali menjadi Stella. Haruskah aku memanggilmu dengan nama itu mulai s

    Last Updated : 2025-02-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   206. Jalan-Jalan

    Robin Luciano membusungkan dada. Badan kekarnya menutupi Poppy yang sedang memilih pakaian bayi. Di depan Robin, tampak pramuniaga yang berkeringat dingin karena tatapan tajamnya.Wajah Robin sedikit mendongak. Dahinya seperti bertuliskan, “Jangan dekat-dekat istriku!!!”Pramuniaga pria yang masih tampak muda, seumuran dengan istrinya, sempat merayu dengan senyuman menggoda. Robin sangat yakin jika pria itu mencoba mendekati atau bahkan merebut istrinya.Jika bukan karena kebahagiaan yang sedang dirasakannya, Robin sudah pasti memukul pria itu sebagai peringatan.‘Kenapa orang ini?’ batin pria muda itu gugup. Meski Robin terlihat seperti pria biasa, pria itu bisa merasakan tekanan dari tatapannya. Dia hanya melayani pelanggan dengan tulus, tetapi malah menghadapi orang aneh yang jelas-jelas menunjukkan ingin berkelahi dengannya.“Apa yang kau lihat?!” gertak Robin, ingin mengusir pria itu, tetapi Poppy pasti akan malu oleh kekasarannya.“Aku menunggu majikanmu memilih barang dan akan

    Last Updated : 2025-02-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   207. Jangan Cemburu

    Menatap pantulan dirinya sendiri di dinding metalik dekat dengan kursi, Robin baru menyadari penampilan buruknya!‘Sial … pantas saja pria itu sejak tadi meremehkanku!’“Apa kau akan terus berdiri di situ?” Poppy menarik suaminya dengan pelan sehingga Robin tak bergerak sedikit pun. Namun, Robin segera duduk di sampingnya, menanti pramuniaga tadi memanggil rekannya untuk mengantar barang terbaik di toko.“Kenapa kau tidak bilang penampilanku mirip seperti pengemis begini?” keluh Robin dengan wajah mengernyit.“Pengemis? Apa yang kau katakan? Kau tetap terlihat tampan dan tampak hangat dengan penampilan seperti itu.”Robin tampaknya belum puas dengan sanjungan istrinya. Poppy lalu memeluk lengannya, menyandarkan kepala di pundaknya.“Aku jadi ingin terus memelukmu. Kalau kau memakai setelan seperti biasanya hanya untuk jalan-jalan di tempat umum, orang-orang akan terus memperhatikanmu. Para wanita pasti akan menggodamu.”“Kau ingin terus memelukku?” Lagi-lagi, Robin merasakan pipinya

    Last Updated : 2025-02-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   208. Nyaman Bersamamu

    “Panggil manajermu kemari!” titah Robin.Poppy masih cemberut. Kesenangan Robin melihat istrinya cemburu pun langsung berubah jadi kekhawatiran. Dia tak mau dibenci istrinya hanya karena masalah sepele.“B-Baik, Tuan.” Pria itu langsung pergi menjalankan perintah Robin dengan sikap sopan. Robin mencibir perubahannya dengan senyuman.“Kita makan malam setelah ini di mana pun kau mau.” Robin kembali membujuk Poppy. “Jangan cemburu lagi.”“Aku tidak cemburu,” balas Poppy lirih.“Baiklah. Mari kita makan dulu setelah ini. Aku akan membeli semua kebutuhan bayi terbaik yang ada di sini.” Robin mengambil tangan istrinya, lalu mengusap di perutnya. Poppy lantas tahu jika suaminya sejak tadi menahan lapar untuk menyenangkannya sampai perutnya berbunyi. Berjam-jam Robin berdiskusi dengan Rafael dan rekannya sampai melewatkan makan siang.Bagaimana Poppy bisa marah lagi jika sikap Robin berubah menyenangkan seperti ini? Dia akhirnya setuju untuk membeli kebutuhan bayi mereka tanpa memilih. Pih

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status