“Lalu siapa orang tua kandungku?” tanya Megan masih merasa syok dan bingung.“Kami juga tidak tahu, nak. Kami menemukanmu di dekat bangunan tua. Tidak ada apapun yang menjadi identitasmu saat itu, selain selimut krem dan baju bayi yang membungkusmu. Bahkan surat pun tidak ada. Kami tidak bisa punya anak sendiri, jadi kami memutuskan mengangkatmu sebagai anak kami,” ucap Ibu Susan sebelum menangis tersedu-sedu.Kebenaran yang dia simpan selama bertahun-tahun akhirnya harus terungkap ketika Megan akan menikah. Ayah Romi sudah mengatakan pada Ibu Susan ketika mereka melihat jenis kelamin Megan saat itu. Ketika riba saatnya Megan akan menikah, identitasnya harus diungkap karena Ayah Romi tidak bisa menikahkan Megan.Mendengar hal itu, Ethan pun menjadi stress. Dia terlihat gelisah dan berkali-kali meremas tangannya. Sudah susah payah berkorban untuk bersabar menunggu malam pertama, nyatanya dia tetap tidak bisa menikahi Megan. Kegelisahan Ethan dengan cepat dapat dibaca oleh Ayah Romi. Pr
Setelah menandatangani surat nikah, Megan dan Ethan sama-sama memegang buku nikah satu sama lain. Keduanya sama-sama tersenyum lalu saling melirik satu sama lain. Saat itu Ethan melongo melihat Megan yang tampak cantik dengan gaun sederhana berwarna putih dengan kepala tertutup kerudung.“Mas …,” panggil Megan yang ingin mencium tangan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.“Ya?” Ethan masih terpaku menatap lekat-lekat wajah Megan yang cantik.“Mau salim,” ucap Megan lagi sambil mengulurkan tangannya ke depan. Ethan melirik tangan Megan lalu meletakkan tangannya di atas tangan Megan.“Prrfftt! … Ehem!” Adam lagi-lagi menyamarkan suara tawanya dengan sibuk berdehem.Melihat Ethan meletakkan tangannya seperti anak anjing meletakkan tangannya di atas tangan majikannya, membuat Adam tidak bisa lagi menahan tawanya. Dia belum pernah melihat Ethan bertingkah seperti orang bodoh. Melakukan hal-hal yang tidak pernah Ethan lakukan sebelumnya dan terlihat sangat bucin. Untungnya, tidak ada
Megan menatap tidak mengerti ke arah Ethan. Sedetik kemudian wajahnya merona merah ketika melihat bagian atas tubuh Ethan. Rasa gugup kembali membuat Megan gelisah. Saat Ethan duduk di sampingnya, Megan bergeser ke samping menjauh dari pria itu.“Kok pindah sih. Sini dekatan, sayang,” rayu Ethan.“Takut, mas. Mas mau ngapain? Kenapa buka baju?” tanya Megan lalu beranjak mengambil kaos Ethan yang tergeletak di lantai.Saat itu Ethan segera mendekati Megan lalu menarik kerudungnya sampai terlepas. Wanita itu terkejut lalu tangannya tidak sengaja menyenggol paper bag yang masih tergeletak di atas meja. Paper bag itu terjatuh dan isinya tumpah ke lantai. Mereka berdua sama-sama melihat kain berwarna merah tergeletak di lantai.“Apa ini?” tanya Ethan sambil membungkuk mengambil kain itu.Saat Ethan membentangkannya, matanya terbelalak melihat piyama tidur tipis berwarna merah itu. Samar terlihat wajah Megan dari balik piyama itu. Megan juga melihat wajah Ethan yang tersenyum smirk. Dia men
"Caranya gimana?" tanya Megan polos.“Makanya buka dulu ya. Nanti aku ajarin caranya. Pelan-pelan tapi enak. Beneran,” ucap Ethan mengatakan semua hal yang bisa memuluskan keinginannya untuk memiliki Megan seutuhnya.Megan masih ragu untuk membuka piyama tidurnya karena merasa sangat malu dengan Ethan. Pelan-pelan Ethan mendekatkan bibirnya ke bibir Megan. Melumat lembut permukaan bibir istrinya yang masih terasa manis. Padahal Megan tidak meminum madu, tetapi rasa manis itu membuat Ethan memperdalam penyatuan bibir mereka.“Mas …,” erang Megan ketika Ethan melepaskan penyatuan bibir mereka.Tangan pria itu sudah merayap masuk ke balik piyama tidur Megan. Menyentuh perut dan pinggang Megan dengan lembut. Ethan tidak mau terburu-buru menyerang istrinya agar tidak ketakutan di malam pertama pernikahan mereka. Rayuan dan bisikan lembut terus diucapkan Ethan sampai Megan tidak lagi mempertahankan piyama tidurnya.SRET!Piyama tidur itupun akhirnya tergeletak di lantai begitu saja. Kecupan
Ethan terkekeh geli mendengar pertanyaan Megan. Goncangan tubuh Ethan membuat Megan tiba-tiba mendesah. Rasa sakit di bagian inti tubuhnya sudah berganti menjadi rasa nikmat yang menuntut.“Bukan itu maksudnya ronde yang ini, sayang. Nanti juga kamu tahu. Aku gerakin ya," ucap Ethan lalu mulai menggerakkan pinggangnya.Giliran di dalam kamar pengantin terdengar suara desahan dan lirih kenikmatan. Megan tidak bisa menahan suaranya yang keluar begitu saja. Penyatuan untuk pertama kalinya bagi Megan membuatnya merasakan kenikmatan duniawi yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.“Mas …,” lirih Megan memanggil mesra suaminya.“Sebut namaku, sayang.” titah Ethan sambil tetap menjaga gerakannya teratur mengaduk-aduk gua Megan.“Gi--Ethan …,” lirih Megan sekali lagi.Ethan semakin bersemangat menggerakkan pinggangnya sampai tubuh Megan kembali menegang. Megan mencengkram lengan Ethan dan menjerit ketika kenikmatan menyerang semua saraf di tubuhnya. Ethan tidak membiarkan Megan meresapi kli
“Nak, ibu harap kamu bisa menepati janjimu. Jangan jadi pria pengecut yang menelan janjinya sendiri,” nasihat Ibu Susan.Ethan mengangguk lalu mengatakan kepada Ibu Susan kalau dia harus pergi pagi-pagi sekali. “Bu, aku titip Megan ya. Selama aku pergi, akan ada orang yang berjaga-jaga di depan rumah.”Ibu Susan hanya mengangguk dan membiarkan Ethan masuk ke kamar Megan lagi. Wanita paruh baya itu lalu melangkah ke dapur untuk mengambil air minum. Sedikit melamun Ibu Susan menuangkan air minum dari teko ke dalam gelas. Sesuatu tampak jelas sedang mengganggu pikirannya saat ini. Tanpa sadar gelas telah penuh dan tumpah membasahi meja.“Oh, astaga!” pekiknya kaget ketika air membasahi kakinya.Ibu Susan buru-buru mengelap meja dengan lap yang ada di atas meja. Dia lalu duduk di kursi untuk menenangkan dirinya. Setelah meneguk segelas air minum, Ibu Susan merogoh saku daster yang dipakainya saat itu. Dikeluarkannya seuntai kalung emas dengan liontin kecil berbentuk simbol bintang.Ibu Su
Ibu Susan mendekati tempat tidur dan melihat apa yang terjadi dengan sprei Megan. Wanita paruh baya itu pun tersenyum dan mengatakan kalau Megan tidak menstruasi. Bercak merah itu karena Megan sudah melewati malam pertamanya dengan Ethan. Mendengar penjelasan ibunya, wajah Megan sontak memerah. Ibu Susan terkikik geli melihat tingkah Megan dan memintanya berpakaian dulu.“Lalu, dimana masku, bu?” tanya Megan lagi.“Dia sudah pergi tadi malam. Katanya ada keperluan mendesak. Pesan suamimu, kamu disini dulu sementara sampai dia kembali. Dan pesannya sama ibu kemarin malam, kamu tidak boleh kerja lagi di restoran,” ucap Ibu Susan sambil merapikan rambut Megan yang berantakan.“Kalau aku nggak kerja, kita makan apa, bu?” tanya Megan lalu meraih daster yang tergeletak di kaki tempat tidur.Ibu Susan tersenyum lalu mengambil amplop coklat di bawah bantal Megan. Tadi malam, wanita itu masuk ke kamar Megan setelah Ethan pergi. Dia menyelipkan amplop berisi uang itu ke bawah bantal Megan, lalu
“Ya, kalian bicaralah berdua nanti. Cepat selesaikan sarapannya. Kalau bisa sekalian saja kalian bicara tentang konsep pertunangan kalian nanti,” ucap Ilham cepat. Sebuah garis tipis melengkung menghiasi wajah tuanya sekarang.MENARIK!Ethan meletakkan garpu dan pisaunya di atas piring lalu menyeka bibirnya. Pria itu tetap mengabaikan ketiga orang yang berada satu meja makan dengannya. Ilham pun menatap tajam ke arah Ethan dan hampir menggebrak meja saking kesalnya dengan kelakuan putranya itu.“Kalau mau bicara, bicara sekarang. Aku sibuk. Apa kau tahu kalau datang kesini hanya membuang-buang waktuku yang berharga,” ucap Ethan sinis.Celia tersenyum semanis mungkin meskipun diperlakukan dengan buruk. Dia akan membuat perhitungan dengan semua keluarga Wibisana setelah dirinya menjadi menantu mereka nantinya. Tidak sulit melakukannya selama Gregory bersedia menjadi senjata Celia.“Aku hanya ingin bertanya, siapa wanita yang bersamamu di salon waktu itu,” ucap Celia tersenyum licik.Dia
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik