Sementara itu ditempat lain Bayu, tepatnya disebuah restoran yang lumayan mewah, dia tengah makan siang dengan Karisna karena memang Bayu sudah berjanji akan makan siang bersama mantan wanitanya itu yang kini menjadi teman.
"Gimana makanannya enak?" Tanya Bayu sambil tersenyum tipis.
"Lumayan, masih sesuailah dengan seleraku, dan yang penting perutku bisa menerima makanan ini dengan baik," sahut Karisna sambil memakan makanannya.
"Syukurlah kalau kamu suka, aku ingin mengatakan seuatu padamu Ris," ucap Bayu sambil menatap lekat wanita berparas cantik itu.
"Apa?" Tanya Karisna.
"Aku ingin kau membantuku membuat seseorang merasakan sakit hati dan terluka," ujar Bayu yang kini terlihat emosi.
"Siapa? Lalu Caranya?"
"Kau hanya berperan sebagai kekasihku dan kau harus bersikap mesra saat ada dia," ucap Bayu menjelaskan maksud tujuannya pada Karisna.
"Hanya itu? Itu sangat gampang jadi kekasihmu lagi pun aku tidak keberatan Bay," uca
Meski Vanessa kini tengah bersedih namun dia tetap menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya, lalu dia membersihkan peralatan dapur yang dia pakai untuk memasak baru saja. Meski hatinya sakit Vanessa tetap memerankan sosok istri yang baik meski belum sepenuhnya sempurna dia sadar masih banyak kekurangannya sehingga suaminya bersikap kasar seperti itu, dan meski dia masih merasakan sakit di area sensitifnya karena ulah Bayu semalam.Baru saja Vanessa akan duduk di kursi meja makan. Bayu menghampirinya dan duduk dihadapan Vanessa lalu dia pun mengambil piring dan tanpa bicara apapun dia langsung memakan nasi goreng yang Vanessa masakan untuknya dan mereka pun memakan sarapannya dengan hening, dan dengan seperti ini saja sudah membuat Vanessa tersenyum tentu saja tanpa diketahui Bayu."Aku akan pulang malam, jadi tidak usah menungguku," ucap Bayu setelah memakan sarapannya, dan seperti biasa tanpa menunggu jawaban dari Vanessa, Bayu yang memang sudah rapih dengan pakaian k
Namun tanpa merespon Bayu langsung masuk ke kamar membuat Vanessa bisa bernafas lega, karena tidak mendapat bentakan dari Bayu lagi, namun baru saja Vanessa akan masuk ke kamarnya dia sedikit terkejut saat mendengar bel apartemen milik suaminya itu berbunyi."Kayak ada tamu, tapi siapa yah?" tanya Vanessa, dan dia pun akhirnya memutar arah berjalan menuju ke arah pintu, untuk melihat siapa yang datang bertamu.Vanessa pun langsung membuka pintunya, dan terpaku saat melihat siapa perempuan yang datang, dia ingat betul siapa perempuan itu, dia adalah perempuan yang datang di resepsi pernikahannya dan Bayu, dan dia tahu perempuan itu adalah mantan kekasih suaminya."Maaf Kak, ada apa ya?" Tanya Vanessa saat melihat perempuan sexsi dan cantik itu kini menatap sinis padanya."Aku ingin bertemu Bayu, dia yang mengundangku kesini tadi," sahut perempuan itu, yang Vanessa tidak tahu namanya siapa.
CeklekkPintu pun terbuka dan alangkah terkejutnya Vanessa melihat apa yang terjadi didalam ruangan itu, antara Bayu dan Karisna kekasihnya itu.PranggCangkir yang berisi minuman coklat panas yang Vanessa bawa pun jatuh dan pecah."Ka-kalian apa yang kalian lakukan," cicit Vanessa dengan air mata yang kembali mengalir dipipinya, dia sangat terkejut melihat suaminya tengah bercumbu dengan wanita lain."Seperti yang kau lihat, kami saling mencintai dan kami sedang melepaskan rasa rindu kami," ucap Bayu dengan sambil membelai rambut wanita yang kini tengah duduk di pangkuannya.Vanessa yang mendengar jawaban Bayu tanpa rasa bersalah itu pun jatuh terduduk dilantai di depan pintu ruang kerja."Kalau kalian saling mencintai kenapa kalian tidak menikah saja, kenapa mas Bayu malah meyakinkan aku untuk menikah, kenapa mas?, salah aku apa mas Bayu?!" ucap Vanessa dengan tangisan pilu."Salahmu adalah mencintaiku dan menganggu kehidupan
Bayu pun menatap sinis kearah Vanessa yang kini masih memejamkan matanya, meski dia merasa aneh karena tadi saat melihat Vanessa terluka hatinya merasa kacau, dan merasakan kekhawatiran, apalagi saat Vanessa kembali histeris dan mencoba kembali melukai dirinya, namun lagi-lagi Bayu menepis perasaan itu, dia yakin itu hanya sebuah kekhawatiran biasa saja."Dasar gadis bodoh untuk apa kau melukai dirimu sendiri, kau kira aku akan iba dan kembali melakukan hal baik padamu, jangan mimpi gadis kecil malah setelah ini kau akan merasakan kepahitan yang lebih pahit dari kemarin, salahkan kakakmu yang brengsek itu karena telah membuat masa depan Seaku hancur dan kini dia hanya menjadi ibu rumah tangga yang harus menjaga anaknya dan itu semua karena ulah kakakmu yang sudah menghancurkan masa depan adikku, dan sekarang giliran kau yang merasakannya aku pastikan kau hanya akan menjadi seorang istri dan cita-citamu hanya akan menjadi impian saja, karena hanya dengan ca
keesokan harinya Vanessa yang sudah sedikit membaik pun meminta izin pada sang dokter untuk pulang karena dia merasa tidak betah dan juga tidak ingin menjadi beban Bayu, tapi sang dokter tidak mengizinkannya dan berkata agar dirawat dua hari lagi, meski tadinya Vanessa kekeh ingin pulang namun saat mendengar Bayu yang memintanya untuk dirawat Vanessa pun menurut karena tidak ingin membuat suaminya itu kembali emosi dan memarahinya lebih parahnya membentaknya lagi dan Vanessa tidak ingin itu terjadi lagi."Aku akan pulang untuk berganti pakain jadi untuk sementara kau akan sendirian disini, tapi aku akan meminta seorang suster untuk menemanimu," ucap Bayu. Mendengar itu Vanessa hanya mengangguk meski sebenarnya dia tidak mau ditinggal sendirian tapi jika Vanessa melarang Bayu pulang, dia takut Bayu hanya akan memarahinya lagi."Tapi mas balik lagi kan kesini?" Tanya Vanessa dengan suara sepelan mungkin. Agar tidak membuat emosi Bayu
Kamu disini?" Tanyanya kembali lalu menghampiri Vanessa yang masih tersenyum kikuk jujur dia lupa dengan nama kakak sepupu Aliza itu."Jangan bilang kamu lupa sama aku," ucapnya merasa kecewa."Maaf," cicit Vanessa merasa tidak enak."Sudahlah tidak apa-apa," ucapnya lagi meski dia merasa kecewa karena Vanessa melupakannya lebih tepatnya namanya."Aku Sadewa kakak sepupu Aliza, tapi kamu boleh manggil aku Dewa, atau kak Dewa," ucap Sadewa dengan tersenyum manis pada gadis yang kini sedang duduk dikursi roda."I-iya kak Dewa, oh ya kenalin ini kak Alia suster sekaligus teman yang menemaniku, saat tidak ada yang menemaniku," ucap Vanessa terlihat sedikit murung lalu sedetik kemudian kembali tersenyum karena dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu berusaha ceria meski dalam keadaan sedih sekalipun."Oh, Hay aku Sadewa," ucap dewa ramah."Alia," sahut Alia pun dengan ramah.Setelah saling berjabat tangan dan saling men
Setelah makan meski hanya sedikit karena terlanjur melihat Bayu dan Karisna keluar. Vanessa pun masuk ke kamarnya tentu saja setelah mencuci piring bekas dia makan. Kini Vanessa pun melihat ponselnya yang dia taruh di nakas samping ranjangnya, dia melihat ada 10 panggilan tak terjawab dan beberapa pesan."Mama," gumam Vanessa saat melihat Nomor ponsel sang Mama, lalu dia pun membuka pesan dari sang Mama.@MyMother Sayang kamu lagi apa nak? Kok mama tlpn gak diangkat, kapan kamu main kerumah nak? Mama kangen banget sama kamu Papa juga, atau kamu kirim alamat apartemen kalian biar mama dan papa yang datang berkunjung ke apartemen suamimu."Nessa juga kangen mama sama papa, nanti akan Nessa usahakan main kerumah, atau hari ini aku minta izin pada mas Bayu, mumpung dia ada dirumah," ucap Vanessa yang sudah sangat merindukan sang mama.Setelah memutuskan untuk meminta
Kini Vanessa sudah berada didalam rumahnya, Jasmin pun langsung memeluk putrinya karena dia sangat merindukan putri kesayangannya itu, maklum biasa setiap hari bertemu ini sudah hampir satu minggu tidak bertemu, karena sang putri dibawa oleh suaminya."Mama kangen banget nak sama kamu," ucap Jasmin sambil memeluk putrinya itu."Nessa juga kangen banget sama mama," sahut Vanessa sambil membalas pelukan hangat sang mama yang sangat dia rindukan."Oh ya mam, papah mana? Nessa juga kangen banget sama papah," lanjut Vanessa lalu mengurai pelukannya pada sang mama."Papa kamu, sedang mandi dia baru saja pulang bentar lagi juga pasti turun, dia juga nunggu putri manjanya datang," ucap Jasmin, Vanessa pun manggut-manggut sambil duduk disamping sang mama."Suamimu gak ikut Ness?" Tanya sang Papa yang baru saja turun lalu menghampiri kedua perempuan yg paling dia aayangi."Eh, itu m
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu