Sepulang dari rumah Mbak Gaida.Sepanjang malam Mas Alfian terus berusaha menghubungiku, dia terus minta maaf atas ketidak sengajaan yang terjadi di rumahnya tapi aku mengabaikannya. Ia terus minta maaf dan mengancam kalau aku tidak kunjung membalas pesannya maka dia akan mendatangiku ke apartemen.(Aku mau tidur, cukup mengirim pesan, aku pusing Mas, masalah yang ada cukup menekan pikiranku. Aku mohon agar kau bisa memikirkan langkah selanjutnya esok hari, agar aku dan istrimu dapat keadilan.) Begitu balasku.(Keadilan macam apa yang kau tuntut, kau tahu sendiri hubungan kita akan ke mana arahnya.)(Aku memang bodoh, Mas. Aku mau dijadikan selingkuhan olehmu. Aku tahu persis bahwa aku hanya gundik yang dipakai untuk memuaskanmu, aku hanya pemuas nafsumu kan, tak payah aku berharap, jadi jangan memilihku!"(Jangan berpikir begitu. Kau tahu persis bahwa aku mencintaimu.)(Kata cinta saja tidak cukup membuktikan perasaanmu, sudah cukup Mas! Besok istrimu akan mengajakku berjumpa, ak
Hingga pukul 04.00 sore Suamiku belum juga pulang dari kantornya aku pikir dia Mungkin sibuk dengan meeting dan berbagai printilan tugasnya tapi belakangan setelah aku mengetahui dia berselingkuh dengan Miranda aku jadi mulai curiga dan tidak bisa mempercayai dirinya tanpa melihat langsung.Titipkan ke 4 anakku kepada asisten dan Nanny mereka lalu aku segera mengambil mobil dan meluncur pergi. Kuhubungi asisten suamiku dan dia mengatakan kalau Mas Alfian sudah pergi 1 jam yang lalu. Kucoba pula menghubungi ponsel suamiku tapi dia tidak mengangkatnya."Ah, dia pasti sedang bersama dengan Miranda," gumamku di dalam hati. Kebetulan saat aku sampai di tower apartemen mewah wanita itu, aku melihat siluet mobil suamiku masuk ke lahan parkir. Fix, dia memang ke sana. Dengan jantung yang terpompa kencang serta dada yang berdebar bukan main aku segera mengikuti dia. Saat mobilku berhenti buru-buru diri ini pergi ke lift dan naik ke lantai lima. Kutekan bel rumah Miranda dengan tangan pana
Meski suami panik atas semua ancaman barusan, dia berusaha membuatku tidak menyelidiki tentangnya, tapi aku tetap tertawa dan tidak akan pernah memberitahunya apa yang akan kulakukan. Malam itu juga, setelah memastikan Mas alfian beristirahat di peraduan, aku segera menghubungi asisten kepercayaan orang tuaku bekerja sebagai auditor senior perusahaan. Kuminta ia yang selama ini hanya memeriksa dan menandatangani laporan bulanan untuk mengerahkan tenaganya menyelidiki segala aliran dana dengan benar.AaaKantor dari luar belum tentu bagus dari dalamnya, saya mohon, agar anda mengajak akuntan dan tim Anda untuk menyelidiki semuanya dengan benar, bila perlu lakukan investigasi dan pemeriksaan pada semua staf keuangan.""Tapi itu akan membuat kehebohan, dan kalau isu ini sampai terdengar peluk keluar maka progress penjualan dan saham kita akan menurun. ingatlah ibu Gaida, perusahaan kita bukan hanya sebuah perusahaan jasa pembangunan biasa, tapi bertahun-tahun kita membangun reputasi dan
Aku tak kuasa menahan air mata setelah Mbak Gaida menjambak dan mempermalukan diriku di depan Mas Alfian. Ketika wanita itu menutup pintu dan pergi begitu saja Mas Alfian segera menghampiri dan berusahamemeluk diriku. Aku menepisnya."Lihat mas, lihat perlakuannya, aku sakit Mas," ujarku sambil bersurut menjauh."Ya Tuhan, maafkan aku yang tak bisa melindungimu dari gangguan istriku, aku benar benar menyesal," jawabnya dengan wajah sedih."Pergilah kau Mas!" Ucapku sambil membuang muka, "jangan datangi lagi diriku agar istrimu tidak terus menyalahkanku. Aku lelah seperti ini...""Sayang ...."lelaki yang selalu ku dambakan untuk menjadi suamiku itu dan menghabiskan sisa hidupku bersamanya segera mendekat dan membawa tubuhku ke dalam dada bidangnya, ia memelukku, sekalipun aku menepisnya ia tetap berusaha merangkul tubuhku, dia melakukannya dengan penuh kelembutan, dia menatapku dengan tatapan melelehkan sehingga aku tidak sanggup menolak keinginan dirinya. Ia memelukku dengan erat."Ma
"Dan meski aku sudah memperingatkanmu tapi kau masih saja peduli wanita itu, alasanmu kasihan?" tanyaku pada Pria yang baru saja mengatakan ia peduli pada kekasihnya."Dia tak punya siapa siapa sejak lama, kau tahu kisah hidupnya. Kehilafan diriku yang membuat kehidupannya akan berubah, jangan kejam Gaida. Kasihan wanita itu ....""Kalau kau begitu kasihan padanya berarti kau sangat mencintainya dan itu sudah memastikan kau tidak akan meninggalkannya!""Kenapa pemikiranmu sejauh itu, meski aku menyukainya, tapi aku sadar aku punya istri!""Kalau sadar punya istri maka tinggalkan dia!" teriakku marah, aku tahu persis meski tanpa diceritakan bahwa lelakiku tidur dengan selingkuhannya. Mana mungkin ada pria dan wanita dewasa hanya berhubungan dengan saling genggam tangan saja, pasti mereka juga bercinta."Aku yakin kau sangat menikmati percintaanmu dengan wanita itu, sehingga kau sampai lupa dengan istrimu sendiri. kau tidak ingat sudah lama kau tidak menyentuhku? Aku tahu persis kau
Aku tahu persis siapa diriku dan posisiku selama ini aku tahu persis dengan siapa aku berhubungan, apa yang telah terjadi serta dengan siapa aku terlibat. Ya, Gaida Anindya Hartono. Pewaris perusahaan konstruksi Deka perkasa dan Hartono Group. Siapa yang mengira, bahwa aku kemudian bersahabat dengan wanita itu lalu terjadilah hubungan akrab kemudian permusuhan yang tidak bisa dicairkan. Siapa yang menyangka kalau aku jatuh cinta pada suaminya, aku perebut yang tidak pernah ingin merebut, aku hanya ingin memiliki tanpa menyakiti siapapun. Lagi pula di dunia ini siapa yang tidak mau bersama kekasih mereka, pasti semua orang yang jatuh cinta pasti menginginkan kebersamaan, pasti memimpikan sebuah kebahagiaan dan rumah tangga yang akhirnya langgeng, menghasilkan keturunan yang baik serta kemakmuran.Aku dan Mas Alfian membangun mimpi-mimpi itu dengan semua janji dan kata-kata dia yang begitu meyakinkan aku percaya padanya dan tidak pernah sedikitpun curiga. Bertahun-tahun iya membangun
"... Kau membawakan dia makan, sedang sarapanmu yang kusiapkan di rumah tidak kau makan, bagus...."Lelaki itu segera menggeleng untuk menyangkal ucapanku aku tertawa dengan sandiwara dirinya, ironis sekali ucapan yang baru saja kukatakan di atas, dia sama sekali tidak mau sarapan di rumah sementara ia bersusah payah untuk membawakan sarapan bagi Miranda. Kalau dipikir-pikir selingkuhannya itu bukanlah anak kecil lagi di mana ia harus dilayani agar bisa makan, kalau lapar wanita itu bisa cari makan sendiri tak harus dilayani."Aku hanya kebetulan lewat saja jadi aku mampir untuk ....""Menunjukkan betapa kau sangat mencintai wanita ini?" Aku sendiri yang menyambung ucapan suamiku. Dia sekali lagi menggeleng sambil menelan ludah dan terlihat begitu khawatir. "Aku bisa mengerti betapa tergila-gilanya dirimu kepada Miranda. Siapa yang tidak jatuh hati pada gadis cantik dan seseksi ini," ujarku sambil mengitari wanita berambut panjang dan bergelombang itu. Wanita itu meremas jemarinya,
Karena tidak punya pilihan lain lelaki itu terpaksa menghubungi nomor Miranda yang tertera di ponselku. Dia terlihat khawatir dan gemetar tapi lebih khawatirnya kalau aku akan marah dengannya."Halo?""Iya, Mas. Kok kamu menghubungi aku dari hp-nya Mbak Ghaida?""Begini Miranda, Aku ingin minta maaf kalau mungkin kedepannya aku tidak akan bisa menemuimu.""Lho, kenapa?""Aku...uhm, untuk sementara waktu ...."Karena sudah tidak sabar menunggu ucapan Mas Alfian maka aku terus mendesak dan mencubit lengannya."Aku mungkin tidak akan bisa berhubungan denganmu lagi karena aku ingin kembali ke istriku," jawabnya."Oh, begitu ya... ya ga apa apa, kalau memang itu yang terbaik buat kamu," jawab Miranda yang sedikit tersedak. Ia mungkin sedih sekali dengan ucapan Mas Alfian. "Mir, ehmm, a-aku...""Sudah Mas, selamat tinggal," ujar wanita itu yang langsung mengakhiri telpon.Suamiku langsung lemas begitu Miranda mengucapkan kata selamat tinggal. Dia terlihat sedih dan langsung diam saja semen
"Anda yakin akan melakukan itu pada ayah keempat anak ibu?""Iya, kenapa aku harus ragu? saat ia mengelabuiku, aku sama sekali tidak mencurigainya. Aku percaya dan yakin bahwa dia akan menjaga kami semua, termasuk perusahaan dan karyawan yang bekerja. Dia sudah merugikan dan menipu. Kukira aku mengalami kemerosotan penjualan ternyata aku sedang ditipu oleh suamiku sendiri, aku terpaksa memangkas gaji karyawan dan melakukan hal-hal yang tidak terduga, jadi aku tidak akan mengampuni Alfian.""Tolong netralisir perasaan benci Anda karena kehilapan dia berselingkuh ini juga tentang perusahaan dan reputasi anda, orang-orang membicarakan anda sebagai wanita yang tidak bijaksana."Aku langsung berdiri begitu pengacara itu berkata dengan lancang."Beraninya kau mempertanyakan kebijaksanaanku, apapun keputusan yang kuambil sudah kupikirkan dengan detail, Aku tidak akan mengampuni lelaki itu dan kemanapun ia melangkah untuk coba lari dari tanggung jawab, maka aku akan mengejar dan tidak aka
Hasil tes laboratorium benar-benar mengejutkanku, di dalam keadaan yang sudah susah bertambah-tambah dan begitu besar usahaku untuk lepas dari Alfian, kini aku seakan disambar petir mendengar kenyataan bahwa sakit yang selama ini kutakuti telah menjangkiti diri ini.Ya, kanker vagina!Aku begitu shock begitu dokter mengatakan hal itu kepadaku, meski dia mengatakannya dengan lembut dan tetap berusaha untuk menguatkan hatiku bahwa semuanya masih bisa ditangani, tetap saja itu membuatku langsung putus asa dan drop."Kami akan segera lakukan biopsi dan radiotherapi, jangan takut, banyak kok orang-orang yang bisa survive dari kanker terlebih Anda baru berada stadium awal.""Tapi kenapa ini bisa terjadi dok, kenapa bisa secepat ini, kenapa penyakit itu bisa menjangkiti saya?""Maka hanya hal ini yang bisa saya sampaikan Mbak, bahwa tidaklah Tuhan menurunkan penyakit kecuali dengan obatnya, juga setiap kali kita diberi ujian, Tuhan tahu bahwa kita bisa melewatinya.""Saya takut dok, Saya
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku selama memutuskan berpisah dengan mas Alfian. Apakah ini respon hati secara alamiah tiba-tiba mengalami kesepian? Ataukah siklus menstruasi yang terganggu dan frekuensi hubungan seks yang sudah jarang membuat diri ini sering pusing dan merasa tidak nyaman sendiri. Entahlah, tapi belakangan berat badanku turun dan rambut ini mulai rontok setiap kali mandi. Aku terkejut setiap kali menyisir rambutku dan tidak menyangka bahwa perubahan ini sangat signifikan.Kupikir setelah usai operasi dan luka kering semuanya akan selesai, tapi entah kenapa aku sering mengalami flek dan pendarahan juga nyeri yang tak tertahankan pada bagian kewanitaan padahal tidak seharusnya itu terjadi. Aku juga sering pusing, mual dan merasa lemah otot, tubuhku juga sakit semua, kadang pandangan mata ini berkunang-kunang dan tiba-tiba saja aku merasa drop.Menyadari semua ini, maka aku memutuskan untuk segera mengunjungi dokter untuk berkonsultasi.*Setelah pulang dari
"Dengar Sayang, papa itu membuat kesalahan dan kesalahannya sudah sampai ke tahap kejahatan, Papa merugikan aset perusahaan di mana itu bukan uang mama secara pribadi. Itu uang milik orang lain dan titipan korporasi, tidak kita tidak boleh korupsi, mencuri atau menggelapkan.""Jadi papa mencuri?""Secara tersirat... begitulah.""Masak sih papa mencuri, bukankah selama ini Papa selalu mengajarkan kita yang baik-baik? Kenapa Papa mencuri?""Ada beberapa hal yang sulit untuk dimengerti dan hanya orang-orang dewasa saja yang tahu apa maksud kehendak dan keputusan mereka.""Jadi Mama tidak mengerti Kalau Papa seperti itu?""Tidak.""Tapi mama kan istrinya?""Memang betul mama istrinya, tapi, tidak semua hal yang Papa lakukan diceritakan pada mama.""Ya ampun, kasihan sekali Papa," ujar Malik mendesah sambil menepuk keningnya."Papa pasti akan membereskan semua masalah ini dan kembali menemui kalian.""Emangnya kalau Papa sudah membersihkan semua kesalahannya dan bertaubat Mama mau kembali
"Sudah cukup, jangan bising di tempat usahaku aku harus menjahit dan memotong pola jadi aku persilahkan kalian untuk pulang ke rumah kalian sendiri!""Kamu ya Mbak, kamu sudah memutuskan untuk melepaskan Mas Nabil jadi tolong dong jangan beri Dia kesempatan untuk datang menemuimu dan merayumu!""Hei, kau! Tolong jaga ucapanmu, jika aku memukulmu aku akan terlihat tidak punya belas kasihan kepada hewan," ucapku mengejeknya, wanita itu makin gusar dan emosi. Dia melotot padaku sambil menarik nafas dengan dalam yang menandakan bahwa ia terkejut dengan perkataanku barusan."Jaga ucapanmu, Mbak, kenapa kamu menyebut tempat Sofia sebagai binatang?!" ujar Cici."Hei Sofia, apa kau tidak bisa menghancurkan diriku sendiri hingga kau harus membawa orang lain, apa kau lemah sampai harus melibatkan adikmu?""Hah?!" Wanita itu kehilangan kata-kata, dia benar-benar geram, dia berusaha untuk tegar dan tangguh di hadapanku padahal sebenarnya wanita itu akan mulai menangis karena tidak sanggup melawan
Meski Miranda telah menyakitiku tapi hati ini perih mendengar ia berkata kalau kini sedang sakit dan mengalami kenyataan yang begitu pahit kalau rahimnya diangkat.Di samping aku puas karena kejahatannya Tapi tetap saja hati nurani menolak bahwa aku tidak bisa sekejam itu untuk merayakan kemenangan dan bahagia di atas penderitaan orang lain. Bicara tentang penderitaan Miranda dan Alfian sudah membuat hidup mereka menderita oleh perbuatan mereka sendiri.Sebenarnya keputusanku hanya alasan untuk Karma Tuhan yang kini berlaku atas mereka. Lewat kami dan klien yang membatalkan kontrak di situ Alfian mendapatkan hukumannya Kini dia sedang berada di titik terendah di mana tidak ada satupun jalan keluar dan tempat untuk dia melarikan diri dari masalah. Pun tidak ada tempat baginya untuk mengadu, hendak memusingkan orang tua pun, orang tuanya sudah tidak berdaya karena sudah senja. Seharusnya seorang anak tidak menyakiti orang tua mereka dengan menambahkan beban meski mereka orang tua y
Dia hari berikutnya. "Apa yang kau katakan kepada Miranda?!" lelaki itu datang ke rumahku saat aku hendak berangkat ke kantor dan masuk ke dalam mobil. Iya mencekel lenganku dan menatapku dengan pandangan membeliak yang seram.Aku tidak menyangka pagi-pagi sekali ia sudah menyambangi rumahku dan menyerang diri ini di garasi mobil. Sungguh mengejutkan prilakunya."Ada apa denganmu Alfian, pagi-pagi kau sudah datang membuat keributan, memangnya apa yang sudah kulakukan dan apa kesalahanku?" tanyaku sambil melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan tanganku."Apa yang kau katakan hingga Miranda memutuskan untuk pergi dari rumahku dan meninggalkan diri ini sendirian.""Apa, jadi Wanita itu pergi?" tanyaku sambil tertawa dan menepuk tangan. "Jadi akhirnya wanita itu mengambil keputusan yang benar.""Yang bener apanya aku tahu dia menjumpaimu kemarin dan pasti kau sudah mempengaruhinya untuk meninggalkanku!""Kenapa kau menyalahkanku Kalau kau merasa layak dipertahankan maka yakinkan wa
"Katakan Aku tidak ingin berjumpa dengannya.""Dia bilang ini penting.""Aku tidak peduli karena yang akan dia bicarakan hanya masalah pribadi bukan tentang bisnis dan keuntungan jadi aku tidak ingin bertemu dengannya."Selang 30 menit kemudian asisten pribadiku kembali datang ia mengetuk pintu dan terlihat sedikit cemas."Maaf bu saya mengganggu pekerjaan ibu...""Iya, ada apa?""Nyonya Miranda bilang kalau dia akan menunggu di lobby sampai anda pulang.""Tegaskan padanya bahwa aku tidak ingin berjumpa.""Dia bilang dia tidak akan mengganggu atau berusaha menyakiti anda, jadi dia mohon agar anda mau menemuinya.""Ah..." Kuhela nafas sambil meletakkan map laporan dengan kesal."Baiklah, suruh ia masuk.""Baik Bu."Lima menit kemudian Miranda mengetuk pintu dan kemudian masuk, melihat ku menatap wajahnya wanita itu menyapa kemudian menundukkan kepala dengan hormat. Aku hanya mendesah perlahan."Ada apa?" tanyaku."Aku datang menjumpaimu untuk berterima kasih atas apa yang telah kau l
Itulah kenyataannya, aku semakin bersinar di puncak kejayaan mengelola perusahaan sementara Alfian semakin terpuruk.Sudah hampir sebulan tapi bisnis yang Alfian kelola belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan di mana ia akan segera mendapatkan omset untuk mengembalikan hutangnya pada perusahaan kakekku. Sepertinya, harapan sangat jauh dengan kenyataan.Aku tahu persis mantan Suamiku itu sangat percaya diri jika ia sudah mengambil keputusan. Segala sesuatu yang ia putuskan selalu sudah atas pertimbangan dan sudah pasti punya langkah-langkah untuk kemajuannya, sayangnya, sekarang semua itu terhambat. Jika ia tidak mampu mengembalikan hutangnya dalam waktu dekat maka ia kembali harus mendekam di penjara.Tahukah siapa orang yang telah menghambat bisnis itu sehingga beberapa kliennya membatalkan kontrak? Ya, aku orangnya. Dengan bantuan koneksi aku menghubungi semua orang yang sudah berjanji untuk menjalin kontrak dengannya. Kutawarkan proyek yang lebih mudah dengan nilai borongan yang le