Joel tidak melepaskan tangan Georgina ketika mereka berjalan pulang. “Kesibukan membuatku jarang jogging. Aku hanya melakukan olahraga di rumah saja,” ucap Joel untuk menemani langkah kaki mereka.Georgina menoleh ke samping. “Kamu memang tidak suka jogging, Jo. Jangan menjadikan kesibukanmu sebagai alasan. Aku sangat mengenalmu.”Joel terkekeh dan dia semakin mengeratkan genggamannya di telapak tangan Georgina. “Aku senang kamu mengatakannya. Kamu masih mengenalku dengan sangat baik dan itu membuatku bahagia.”“Ch!” Georgina menaikkan sudut bibirnya, mencoba mencibir tetapi Joel justru menertawakan ekspresi wajahnya. “Kamu sangat menggemaskan jika seperti ini. Rasanya aku ingin menculikmu dan mengurungmu di kamarku.”“Aku pastikan orangtuaku akan memenjarakanmu.” Jawaban Georgina membuat Joel terbahak-bahak.Asyik mengobrol, tidak terasa langkah mereka telah membawa mereka ke rumah. Georgina melihat pakaian Joel basah dan dia tidak mungkin membiarkan pria itu pulang denga
Raisa melihat Georgina dan anak kecil sedang digendong oleh Joel. Pikirannya bertanya-tanya tetapi dia tidak berani untuk menjawab. Raisa tidak mengetahui masa lalu Joel. Dia bekerja dengan Joel tak lama setelah Chesa menikah dengan Zachary.“Georgina adalah calon istriku dan Zion adalah putraku. Kapan pun mereka datang ke sini, jangan menghalangi mereka. Mereka adalah keluargaku.” Joel memberi tahu sebelum Raisa memikirkan sesuatu yang lebih jauh.“Putra? Calon istri?” Raisa hanya berani mempertanyakan itu di dalam hatinya. Dia pernah melihat Georgina datang ke kantor Joel, tetapi dia tidak menyangka jika wanita itu telah memiliki seorang putra. Yang paling mengejutkannya, Elijah mengakui anak laki-laki itu sebagai putranya.Joel mengajak Georgina dan Zion masuk ke ruangannya. “Apakah kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Joel setelah mereka duduk di sofa.Georgina menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu mencemaskan kami. Kamu bisa bekerja sekarang,” jawabnya.“Kamu bisa memberita
“Siapa yang melakukannya?” Georgina bertanya lagi ketika dua wanita itu belum menjawabnya.Kedua wanita itu memberanikan diri untuk melihat wajah Georgina. Salah satu dari mereka akhirnya menjawab. “Nona Smith yang memberikan aturan itu kepada kami.”“Nona Smith? Siapa dia?” tanya Georgina sambil mengalihkan pandangannya kepada Joel. “Apa dia salah satu pimpinan di sini?” Joel terkejut, dan dia memastikan kebenaran jawaban mereka. “Apakah yang kalian bicarakan adalah sekretarisku? Namanya Raisa Smith.”“I-iya, Tuan. Sejak awal kami mendapatkan peraturan darinya.” Wanita itu menjawab sambil ketakutan. “Tolong maafkan kami, Tuan. Kami sangat membutuhkan pekerjaan ini.”Joel hendak marah tetapi dia harus menahannya di depan Zion. Dia tidak bisa melampiaskan kemarahannya di depan anak kecil. “Kalian bisa pergi sekarang!” Joel menyuruh kedua wanita itu meninggalkannya. Dia akan semakin marah bila mereka masih ada di depan matanya.Kedua wanita itu masih bergeming, hingga akhirny
Georgina menghela napas, mencoba untuk mengusir kepedihan yang tiba-tiba menghasut hatinya. Hatinya masih sakit bila mengingat kejadian itu. “Sayang,” Joel memanggil dengan lembut. Dia khawatir saat melihat kesedihan di wajah Gina. “Kamu tidak perlu memberitahuku jika itu menyakitimu. Georgina belum menjawab pertanyaan Joel. Rasanya begitu berat untuk menceritakan semuanya. Banyak kebahagiaan yang Gina rasakan, tetapi tak sedikit juga kepedihan yang dia alami. "Bagaimana kalau kita makan saja?" Joel akhirnya mengalihkan pertanyaannya. Tampaknya Gina tertekan karena pertanyaannya dan dia tidak mau membuat wanitanya bersedih. Georgina mengangguk, setuju dengan kata-kata Joel. Dia meletakkan spaghetti di depan Zion. "Makanlah. Kamu menginginkan ini, kan?" "Terima kasih, Ma," jawab Zion. Georgina melihat makanannya dan makanan Joel. "Selamat makan," ucapnya sebelum menikmati daging di depannya. Joel menikmati makanannya, tetapi matanya tidak berhenti memperhatikan Gina dan Z
Georgina menarik napas dalam, menguatkan dirinya untuk bercerita dengan Joel. Melihat itu, Joel meraih tangannya. Tatapan dalamnya tertuju kepada Georgina. “Jangan memaksa dirimu jika kamu belum siap melakukannya,” ucap Joel. “Aku tidak bisa mengeluarkan ASI.” Akhirnya Georgina bersuara, namun dia diam setelah mengatakannya. Dia menghela napas sebelum melanjutkan ceritanya. “Sayang,” panggil Joel dengan lembut. “Apa kamu baik-baik saja?” Joel ingin mengetahui apa yang dirasakan Gina sekarang. Georgina melihat mata Joel. Dia tersenyum sambil memaksakan dirinya untuk melanjutkan ceritanya. “Aku sudah konsultasi ke beberapa dokter dan ahli gizi, bahkan aku melakukan semua yang mereka katakan. Tetapi aku tetap tidak memiliki ASI. Sampai tiga bulan aku merasa bersalah pada Zion. Aku berpikir kalau aku bukan ibu yang baik untuknya. Di usianya yang keenam bulan, payudaraku mulai mengeluarkan ASI tapi tidak banyak. Itu pun aku harus berusaha keras untuk memompanya. Aku hampir f
Joel telah memandikan Zion. Dia membantu putranya berpakaian, lalu mengeringkan rambutnya. Joel menikmati setiap hal yang dia lakukan bersama putranya dan Georgina. Pintu terbuka saat Joel masih mengeringkan rambut putranya. Georgina duduk di tepi ranjang, menikmati hal indah di depan matanya. “Kamu sudah masuk kategori ayah terbaik. Belum lama kamu mengenal Zion tetapi kamu sudah melakukan banyak hal untuknya,” ucap Georgina. “Aku hanya ingin melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku melewatkan banyak hal, dan aku ingin menebusnya. Mungkin apa yang aku lakukan sekarang tidak akan bisa menebus semua kesalahanku di masa lalu.” Georgina berdiri, kemudian dia berjalan ke belakang Joel. Dia memeluknya, menyandarkan kepalanya di punggung Joel. “Jangan menoleh ke belakang! kamu belum selesai mengeringkan rambut Zion,” ujar Georgina ketika Joel hendak berbalik badan. Joel mengeringkan rambut Zion dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Georgina tidak pernah memeluknya sehangat it
“Tidak masalah bila Zion harus naik pesawat. Hanya saja dia harus minum obatnya dengan teratur. Zion tidak boleh kelelahan.” Dokter menjelaskan kondisi Zion kepada Georgina.Georgina bisa bernapas lega setelah mendengarnya. “Terima kasih, Dokter.”Dokter mengeluarkan sebuah kartu nama dari laci meja kerjanya. “Kebetulan saya memiliki teman dokter di Italia. Saya akan menghubunginya untuk berjaga-jaga. Ini adalah kartu namanya.” Dokter itu memberikan kartu nama kepada Georgina.Georgina membaca nama yang tertera di kartu, kemudian mengembalikan pandangannya kepada dokter. “Apakah dia dokter spesialis?” tanya Gina. Dia ingin memastikan yang terbaik untuk putranya.“Dia adalah dokter anak, dan beberapa kali dia mendapatkan pasien seperti Zion. Semoga dia bisa membantumu.”“Terima kasih, Dokter. Saya sangat menghargai kebaikan Anda.” ucap Georgina.Dokter menghela napas, masih berpikir apakah dia harus menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya atau tidak.“Ada apa, Dokter?
Sesampainya di basement apartemen, Zion minta Georgina membuka sabuk pengamannya. Kemudian dia beranjak dari kursi, lalu memukul pundak Joel yang masih duduk di kursi samping Gabriel.“Pa, aku mau digendong.” Zion mengulurkan tangannya ketika ingin keluar dari mobil Gabriel.Joel membuka sabuk pengamannya, lalu mengambil Zion dari kursi belakang. Mereka keluar, lalu Joel hendak mengambil koper di bagasi saat kedua tangannya menopang tubuh putranya.“Aku saja yang membawanya. Kau beruntung hari ini,” ujar Gabriel.“Dengan senang hati aku akan menerima bantuanmu.” Joel berjalan mendahului Gabriel sambil tersenyum.“Jika bukan karena Gina, aku tidak akan mau membantumu,” kesal Gabriel tetapi Joel hanya menertawakannya.Mereka tiba di unit apartemen milik Georgina. Saat masuk, Georgina memperhatikan rumahnya yang terlihat bersih dan rapi. “Sepertinya istri papa datang ke sini untuk membersihkan rumah,” ucap Georgina. Dia lega ketika ibu tirinya tersebut membantunya. “Ma, aku mau ma
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy