Home / All / THE KOLONI / BAB 24

Share

BAB 24

Author: MissDey
last update Last Updated: 2021-04-27 00:00:00

"Lapor Alpa, saya sudah mengintai disekeliling, belum ada pergerakan yang mencurigakan sejauh ini". Ucap Groovin melalui mindlinknya.

"Kau yakin?" Tanyaku sekali lagi memastikan.

"Yakin Alpa, tapi jika Alpa mengijinkan, saya akan berputar sekali lagi untuk memastikan dengan lebih yakin"

"Hm, tidak perlu Groovin. Kita percayakan saja pada para warrior pack ini! Kau tetaplah disini menemaniku".

Sisa beberapa menit lagi acara pelantikan Alpa baru beserta dengan Luna dari pack koloni Redmoon akan segera dimulai. Aku berpenampilan alakadarnya, entahlah! Rasanya terlalu malas untuk memoles wajahku dengan make up. Lipstik pink menjadi pilihan, agar tetap anggun di pandang mata dan tentunya tidak membuat wajahku terlihat pucat pasih, dengan style long dress berwarna Navy, aku berjalan mengitari Mainhall kediaman Redmoon hingga sampai ke tempat acara Ex-mateku. 

"Aku sama sekali belum melihat gadis yang akan disandingkan dengan Arrone" ucapku membatin semba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • THE KOLONI    BAB 25

    "Beristirahatlah Alpa, besok kita akan melakukan perjalanan sebelum matahari terbit". Ucap Anthoni, sebelum akhirnya meninggalkan ruanganku.Malam ini begitu dingin, terasa putaran angin menembus pori-pori kulitku. Malam yang sungguh berkesan! Aku harus menyaksikan dengan kedua mataku, takdir berbalik arah mengkhianati jalannya. Inilah resiko yang harus ku tanggung ketika melawan takdirku sendiri.Aku mencoba menentralkan perasaanku dibawah gelapnya awan malam tanpa hamparan bintang dan cahaya bulan, yang hanya menyisahkan hawa dingin yang menggelitik sekujur tubuhku.Seketika mataku yang merabah keberbagai arah menangkap sosok berkerudung hitam berlari melewati jembatan dimana blackwitch sempat terlihat."Siapa itu?" Batinku."Jika dia adalah blackwitch yang ku lihat kemarin, tentu saja aku bisa langsung mengenalinya dari aroma busuk yang ditimbulkan, tapi... Tapi apa ini? Aromanya adalah

    Last Updated : 2021-04-28
  • THE KOLONI    BAB 26

    Hutan yang indah, kini dipenuhi dengan hawa mencekam. Ketakutan dan kemarahan mengambil ahli seisinya. Kaum yang terkuat memajang ketangguhan mereka, menikmati setiap peperangan di dasar Bumi yang tua. Mereka yang datang membawa kemurkahan, yang pergi mepninggalkan dendam. Siapakah yang berani bertanya padanya? Hanya Takdir yang mampu berbicara._______Tok, tok, tok"Alpa, anda sudah bangun?"..."Hah, hah, hah"Aku bangun dengan nafas terkecat. Berusaha menghirup udara sebanyak mungkin dan mengisinya dalam ruang paru-paruku."Alpa".Suara anthoni membuyarkan ketegangan yang diciptakan mimpiku semalam."Ya, 10 menit lagi aku keluar"."Baik Alpa".Sekarang sudah tidak tercium aroma tubuh Anthoni. Aku kembali me

    Last Updated : 2021-04-28
  • THE KOLONI    BAB 27

    Perjalanan kali ini memakan waktu cukup lama, entah mengapa waktu serasa berputar sangat lambat."Kau baik-baik saja, sayang?" Ucap papa lembut menanyakan keadaanku.Aku tersenyum mengiyakan dengan sedikit anggukan. Namun jika boleh jujur, kejadian yang ku peroleh hari ini benar-benar membuat isi kepalaku penuh dengan segala persoalan yang ada dan tentu saja dengan fakta-fakta baru yang ku temui.Setelah sampai diperbatasan, beberapa warrior tampak berlari menghampiri mobil, memberi hormat dan ucapan selamat datang kembali untuk rombongan kami. Sesampainya di kastil, aku memutuskan untuk segera beranjak ke ruanganku tanpa bertemu siapapun, termasuk mama dan El.Aku merebahkan tubuh dikasur yang empuk, memejamkan mata sejenak dan berusaha merelexkan pikiranku. "Apa yang harus ku lakukan jika benar kutukan itu terus berjalan?".Sepertinya kali ini aku & Dami kembali mengambil

    Last Updated : 2021-04-29
  • THE KOLONI    BAB 28

    Hari ini aku menjalankan tugas sebagai Alpa seperti biasa. Mengecek pelatihan para warrior dan Wolf-fortress, mengecek laporan-laporan kinerja usaha Koloni, bertemu dengan beberapa para petinggi dunia immortal yang lain untuk belajar lebih dan membangun kerjasama yang baik dengan mereka. Dan yah, disinilah aku mulai. Dengan kehidupan sebagai Alpa. Satu-satunya pemimpin Koloni yang adalah Shewolf."Anthoni""Ya, Alpa?""Apakah ada jadwal lagi setelah ini?" Bisikku pelan."Tidak Alpa, setelah ini anda bisa beristirahat".Aku mengangguk lega mengiyakan, setelah pertemuan dengan para pemimpin, aku berjalan menyusuri kastil menuju ke ruanganku, Groovin dan anthoni selalu setia mengikuti dari belakang, dan jika kalian tanya mengapa tiga guard lain tidak pernah aku sebutkan, jawabannya adalah karena masing-masing aku utus untuk mendampingi keluargaku, bahkan El 'pun mendapat pengawal pribadi dari

    Last Updated : 2021-04-30
  • THE KOLONI    BAB 29

    Aku sedang berjalan perlahan melintasi beberapa ruangan dalam kastil yang sama sekali belum pernah ku masuki, setelah menghabiskan waktu bersama dan mengantarkan Mate ku 🌚 ke perbatasan untuk ia kembali ke Koloninya. Beberapa ruangan terlihat tertutup rapat, ada yang dikunci dan juga dibiarkan terbuka. Aku terfokus pada satu pintu ruangan, dimana pintu itu memiliki warna yang berbeda dengan pintu-pintu lainnya"Masuklah! Ucap Dami memberi instruksi."Bolehkah?""Tentu saja, kau Alpa koloni ini. Siapa yang akan melarang?" Ucapnya lagi.Dengan meyakini perkataan Dami dan juga menyalurkan rasa penasaranku, aku meraih gagang pintu dan menarik pelatuknya hingga ruangan itu terbuka dan menyisihkan beberapa pandangan menarik. Di setiap sudut ruangan terdapat rak buku yang tinggi dan lebarnya jelas tak dapat ku hitung. Aku hanya bisa melayangkan kagum untuk isi ruangan tersebut. Di dinding sudut ruangan terdapat foto

    Last Updated : 2021-05-01
  • THE KOLONI    BAB 30

    Aku sedang berjalan-jalan mengitari hutan yang masih berada di wilayah kekuasaanku, Koloni Bloodmoon.Diluar tembok perbatasan banyak pemukiman rakyat koloni kami yang dibangun dengan tata kota yang indah. Mereka hidup dari hasil usaha perkebunan dan sebagainya. Dan fakta terbaru yang ku terima adalah beberapa dari hasil perkebunan rakyat koloni kami di expore ke wilayah manusia. Aku merasa takjub, dan bahkan di salah satu wilayah bagian barat memiliki swalayan yang sangat besar, tidak kalah besar dan lengkap dengan yang dibangun oleh kaum manusia. Bahkan koloni kami, tidak sedikit dari mereka memiliki kendaraan pribadi, dan pajaknya pun dikendalikan oleh pemerintahan koloni dan hal ini bahkan jauh dari ekspektasiku. Yang terpikirkan olehku adalah kaum werewolf yang berlari ditengah hutan menggunakan kekuatan mereka. Tapi faktanya, mereka kesana-kemari menggunakan kendaraan beroda."Semua sudah berubah seiring perkembangan jaman". Ucap Dami.

    Last Updated : 2021-05-02
  • THE KOLONI    BAB 31

    "Masuklah An". Ucapku setelah mencium aroma tubuh Anthoni di depan pintu ruangan ku."Ada apa?" Sapaku."Alpa Arrone, kembali berkunjung. Beliau sudah melewati perbatasan Utara".Mendengar mateku yang datang berkunjung, membuatku jantungku berpacu dua kali lipat. "Benarkah?""Benar, Alpa"Setelah memastikannya, aku segera turun ke mainhall untuk menyambut kedatangan Arrone."Kontrol wajah konyolmu, Ene! Antoni hampir saja menertawaimu". Ucap Dami yang membuatku melirik segera ke arah Anthoni."Anthoni, apa kau menertawaiku?"Wajah anthoni merona seketika, walaupun ia menolak mengakui jika ia menertawaiku."Ti.. tidak, Alpa"Aku kembali memalingkan pandanganku, walaupun aku sedikit kesal dengan kenyataan bahwa anthoni menertawai tingkahku."Kau lihat? Bahkan hanya dengan menyebut nama mate

    Last Updated : 2021-05-04
  • THE KOLONI    BAB 32

    "Apa ini akhir dari kehancuran?"."Jika kutukan itu akan benar-benar mati bersama jiwanya, maka ini akan menjadi akhir, namun jika tidak! Maka ini adalah awal yang sebenarnya dari sebuah kehancuran"."Apa yang harus kita lakukan?""Bersiaplah!"- kabut gelap mengelilingi Dia yang menaruh jiwanya pada sebuah kepercayaan yang hampa! -_________Aku dan arrone berjalan mengitari kastil, bercerita beberapa hal mengenai penobatanku sebagai Luna di packnya dan juga tentang bagaimana kami membangun dua Koloni dan menjadikan mereka satu dibawah kepemimpinanku dan Arrone.Kami bersepakat setelah acara penobatan, aku dan arrone akan melaksanakan penyatuan dua pack Koloni menjadi satu."Lalu bagaimana setelah itu?". Tanyaku penasaran."Setelahnya?" Pungkas ar

    Last Updated : 2021-05-05

Latest chapter

  • THE KOLONI    BAB 47

    "ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la

  • THE KOLONI    BAB 46

    "siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam."Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan."Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.***"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku."Ada apa, An?" tanyaku."Semuanya tengah menunggu anda dibawah.""Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang

  • THE KOLONI    BAB 45

    "Besok aku akan kembali ke Pack" tuturku membuka percakapan ditengah keheningan antara diriku dan Arrone malam ini."Tak bisakah kau menundanya lagi?" balasnya.Sembari menggelengkan kepalaku pelan, "ini sudah terlalu lama, Ar. Ku mohon mengertilah." ucapku, menolak keinginannya dengan lembut.Terdengar suara tarik nafas kasar sebelum mateku berkata lebih lagi, "baiklah, kita akan ke perbatasan besok pagi. Aku akan mengawalmu." tuturnya lagi, walau dengan wajah kekecewaan yang tersirat.Setelah insiden yang terjadi di perbatasan terakhir kali, aku menunda kepulangan ke pack selama seminggu penuh dan hanya ditemani oleh Groovin, sedangkan Anthoni dan para guards lain telah beranjak mendahuluiku untuk kembali ke Koloni Bloodmoon terlebih dahulu."Vin, kau mendengarku" sapaku melalui mindlink."Ada yang bisa saya bantu, Alpa?" timpal guardku."Persiapkan kepulangan kita besok." pintahku."Baik, Alpa."***Keesokan ha

  • THE KOLONI    BAB 44

    Butuh beberapa puluh menit lagi untuk sampai keperbatasan. Namun faktanya, wilayah Koloni Redmoon kembali dibobol oleh para serigala liar dan..., entahlah!Tercium aroma asing yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya, "tipis, seperti sengaja untuk disamarkan." batinku."Apa ini ulah mereka lagi?" ucap Arrone."Mereka?... Siapa?..."***Anthoni terlihat bergegas mengarah ke arahku dan Arrone, "Lapor Alpa, didepan para rogue sedang mencoba untuk menghadang para warrior dan guards, namun kali ini ada yang berbeda, para serigala liar itu seperti memiliki sepuluh kali lipat kekuatan dari biasanya. Pergerakan mereka pun sulit untuk diprediksi dan bahkan mereka terlihat menyerang tidak hanya dengan tangan kosong.""Apa maksudmu, An. Tidak dengan tangan kosong?" tuturku heran. Baru kali ini mendengar jika kawanan serigala liar itu mampu membuat kawanan mereka di akui.Kali ini Arrone kembali memimpin dengan Alpa tonenya, memberi arahan pada Be

  • THE KOLONI    BAB 43

    Malam ini terasa panjang dan menggairahkan setelah ku lalui bersama dengan Arrone. Kami menuangkan segala kerinduan yang mendalam setelah terpisahkan jarak dan waktu yang cukup lama.Perlahan tanganku menyusuri setiap lekuk wajah mateku, menancapkan kerinduan yang mendalam pada rona wajahnya. Pandangan kami bertemu satu sama lain dengan nafas dan detak jantung yang memburu, Arrone perlahan kembali memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin untuk menghabiskan malam panjang kami.***Silauan cahaya matahari menembus sela-sela jendela, perlahan aku membuka mata dan beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu tanpa membuat Arrone terbangun. Aku merasakan keberadaan Anthoni di balik pintu seakan menunggu kami hingga tersadar."Anthoni.." ucapku melalui mindlink."Ya Alpa, selamat pagi. Maaf membuat anda terbangun.""Tak apa, kalian sudah siap?" tuturku lagi."Sudah, Alpa. Alpa Christ dan Luna Diana sedang menunggu di ruang jamuan unt

  • THE KOLONI    BAB 42

    "Arbyon!" tuturku terkejut melihat pemuda itu dipenuhi baluran darah segar disekujur tubuhnya.Tatapan tajam dengan kilauan nanar hitam nan pekat menggambarkan segala hal yang terjadi padanya. "Arbyon..." ucapku lagi, namun kali ini dengan nada yang terdengar lebih pelan dan lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku.Hening melanda kami hingga beberapa saat. Aku melempar tatapan disegala sisi ruangan, tercium bau amis darah segar memenuhi sekitar kami. "Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, selain dari kami berdua." pikirku."Mereka semua pergi meninggalkanmu!" ucapnya datar. Perlahan kabut gelap menutupi tubuh pemuda itu, membawanya lenyap dalam sekali kedipan mata, dan sekejap saja ruangan dimana aku berada terlihat seperti pemakaman maut.Mereka.. mereka semua..."Aarrgg.. hah, hah, hah!"***Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya setelah tenggorokanku terasa sulit untuk menelan salivah. Mataku menjelajahi sel

  • THE KOLONI    BAB 41

    Suasana kembali tegang seketika Dami menampilkan senyum sinisnya menatap tamu yang dibawah Orlambus untuknya."Selamat datang, my new Guard." ucap Dami, yang membuat beberapa orang terkejut, termasuk diriku.*****"Wah, kau merekrut guard baru tanpa memberitahuku terlebih dahulu?" hardikku, melalui mindlink.Tak ada jawaban darinya, benar-benar membuatku kesal dan ujung-ujungnya, hanya akan membuat ku terdiam dan menjadi pengamat yang baik atas segala tindakan yang ia lakukan."Selamat datang di gubuk kami Fikarus Alezo." pungkas Dami.Pria itu hanya tersenyum kecil, meraih tangan ku dan menggenggamnya lembut."Senang bisa melihatmu lagi, kau tak kalah cantiknya seperti dulu." ucap pria itu."Uh, dia melayangkan godaan padamu" hardikku kembali tak kalah sarkasnya, namun tetap saja perkataanku seperti tak terdengar olehnya."Untung saja Arrone tak disini, kali ini aku bisa memaklumi tindakanmu." batinku.Dami tampa

  • THE KOLONI    BAB 40

    Alexa, Guard yang ditempatkan menjadi kepala untuk para warrior penjaga perbatasan menyalakan petasan tanda sesuatu hal yang genting sedang terjadi dan berasal dari pintu perbatasan utara, membuat ku yang saat itu berada di perbatasan selatan bersama Groovin sedikit terkejut, Groovin terdiam menunggu perintah dariku, aku mencoba memindlink Alexa dari jarak jauh dengan kekuatan yang ku punya."Alexa, kau bisa mendengarku?" ucapku."Bisa, Alpa" timpalnya."Apa yang terjadi?""Perbatasan diserang oleh beberapa rogue, vampir liar dan seorang black witch. Semua tampak diluar kendali, Alpa. Mereka menyerang dengan membabi buta" ucap Alexa terdengar sedikit panik."Baiklah aku mengerti, bertahanlah sejenak, aku akan meminta yang lain untuk menyusul, kau bisa ku andalkan, kan?""Baik, Alpa" ucapnya sebelum memutuskan mindlink denganku.Aku meminta Groovin mengarahkan seperempat pasukan gerbang selatan untuk membatu para warrior dan wolf

  • THE KOLONI    BAB 39

    Kicauan burung terdengar, menapaki silauan senja yang terlihat dibalik pegunungan yang menjulang indah di depan mata. Aku sedang menikmati waktu senggang ku bersama papa, mama dan El, menikmati secangking teh hijau tepat di halaman belakang kastil Bloodmoon. Kembali mengenang masa dimana kami masih tinggal dan berbaur bersama para manusia."Pa, bagaimana dengan usaha Cafe yang papa tinggalkan?" tanyaku menaruh penasaran dengan nasib usaha yang pernah papaku tekuni untuk menghidupi dan memenuhi segala kebutuhan kami."Rencananya, jika keadaan menjadi lebih membaik, papa dan mama akan berkunjung ke dunia manusia untuk mengecek segala sesuatunya dan juga mungkin, ini hanya kemungkinan yang akan terjadi, papa dan mama akan menetap disana untuk waktu yang belum bisa dipastikan." jawab papa seraya menjelaskan beberapa planning yang telah ia pikirkan dan sepakati bersama dengan mama.Aku cukup terkejut dengan keputusan yang mereka buat, hanya saja, aku tidak ingin bert

DMCA.com Protection Status