Share

Fakta menyakitkan

"Mas, kita lihat ibuk sebentar, ya? Takutnya darah tingginya kambuh," ucap Lita kemudian, wajahnya terlihat cemas.

"Iya, Dek. Kita ke sana sekarang," sahutku.

"Terima kasih informasinya, Bu Tatik. Kami pergi ke sana dulu," ucapku kemudian pada Bu Tatik.

"Iya, sama-sama Mas," jawab Bu Tatik.

Aku dan Lita tanpa pikir panjang lagi langsung meluncur menuju rumah Bu Nani. Terlihat ada beberapa orang tetangga yang ada di sana. Mereka segera berjalan ke arah kami begitu motor berhenti.

"Eh, Lita. Syukurlah kamu sudah datang," ucap Bu Sulis, salah satu tetangga kami. "Kami sudah menelpon Mbakmu dari tadi siang. Katanya baru bisa datang malam. Sampai sekarang malah belum muncul juga."

"Bagaimana kondisi ibu saya, Bu?" tanya Lita kemudian.

"Alhamdulillah, gak apa-apa. Sudah minum obat dari puskesmas. Tensinya naik karena kaget," jawab Bu Sulis lagi.

"Ngomong-ngomong kamu kemana aja, Lita? Padahal saya sudah suruh beberapa orang buat nyari kamu ke kontrakan, katanya gak ada. Terus dicari ke tem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status