Kenzo sempat merenungkan dirinya selama beberapa saat setelah mendengar apa yang tadi disampaikan oleh adik Jelita. Ia mencoba memikirkan kalimat pertamanya, yang mengatakan bahwa pembunuh kakaknya adalah orang tuanya sendiri.Dalam kesunyian Kenzo mencoba memikirkan kembali, apakah mungkin ucapannya benar atau tidak. Di dalam ruang tamu, dirinya menunggu, setidaknya ia harus menanyakan kepada orang tuanya langsung untuk memastikan.Ia tidak ingin kejadian lama yang terulang kembali seperti apa yang dirasakan oleh Kayla akibat oleh dirinya sendiri. Ia tidak ingin menyesal dan merasa begitu buruk lagi.Tak lama dari itu, orang tuanya pulang. Ia melihat kedua sosok orang yang telah membesarkannya selama ini datang dengan wajah yang sumringah. Ia jadi ragu, apakah benar mereka berdua ini sosok yang dikatakan Jeje?“Ayah, ibu,” Kenzo mencoba menyapa.“Oh, Kenzo, kamu masih di rumah?” tanya ibu kepadanya. “Iya, aku tidak ada urusan keluar, jadi aku tetap di rumah,” ucap dari Kenzo.Ayah me
Ia tertawa sambil menangis setelah mendengar apa ucapan Kayla yang baru saja keluar dari mulutnya. Selain merasa malu, Kenzo benar-benar merasa dirinya ini tidak tahu diri. Sementara itu Kayla masih terus memandanginya saja. Tidak ada niatan dari dalam hatinya untuk bertanya kepada Kenzo mengenai apa yang terjadi. Ia sudah mendengar dari Jeje, bahwa orang tuanya juga melakukan hal tidak baik di belakangnya.Sudah bisa diterka kalau pastinya Kenzo merasa terpukul dengan apa yang terjadi. Ia tetap memayungi Kenzo, sambil terus menatapi bagaimana pria tersebut sedang menangis tanpa suaranya.“Ayo berteduh, kamu bisa sakit kalau berada di sini terus,” ajak Kayla. Sebenarnya ini adalah ide bodoh yang dipilih oleh Kayla setelah mengajak Kenzo. Mau tidak mau, ia harus membawa Kenzo ke rumahnya. Tempat dimana sekarang ia tinggal yang sebelumnya ia coba sembunyikan dari Kenzo.Kayla memberikannya handuk besar untuk menghangatkan diri sebentar, dan segelas coklat panas. Kayla meninggalkan Ken
Tatapan tajam dari Kayla yang menunjukkan betapa sedih dirinya membuat Kenzo makin merasa bersalah. Tentu saja dia sudah tahu diri bahwa akar kesenangan dan kesedihan berawal dari dirinya. Namun, akar kesedihan adalah akar paling dalam yang tertanam di dalam benaknya. Mau seberapa besar ia mencoba memperbaiki diri atau mencoba untuk menjadi versi lebih baik dari dirinya, kalau rasa bersalahnya masih ada, dia akan merasa kurang. Sementara itu, Kayla berusaha memantapkan hatinya untuk mengatakan apa yang tengah ia rasakan. Bukan untuk bisa meluruskan, namun hanya ingin menyampaikan alasan sebenarnya saja. “Aku waktu itu bodoh, Kayla. Aku merasa sakit kepala karena terornya berlanjut, dan bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Belum lagi, makin banyak media yang mengulik dan menyampaikan berita tidak benar mengenai diriku. Aku harus bertindak cepat, supaya semua bisa jelas,” Dengan cepat Kenzo berusaha memberikan alasan dari sudut pandangannya. Kayla tak merasa simpati mendengarnya. Bahk
Kayla bukan tidak ada rasa lagi kepada Kenzo, hanya saja ia tidak bisa menerima dirinya sendiri setelah keputusannya tersebut. Rasanya malu hanya dengan memikirkannya. Lagipula, dia memang dari awal tidak berniat Kenzo mau menerimanya lagi. Meski begitu, Kayla masih berusaha bersikap seperti biasa, dan tidak mencurigakan sama sekali. Di pagi hari yang sedikit sunyi tersebut, Kayla masih membuat sarapan sederhana untuk bisa dimakan oleh Kenzo. Ia sudah menutupi bekas tangisannya dengan makeup, setidaknya matanya tidak terlihat bengkak sama sekali. KLENTANGG… KLENTANGG… Bunyi peralatan masak yang terus beradu saat dia sedang mengaduk. Kenzo yang mendengarnya keluar dan mencoba menghampiri dirinya tersebut. “Kayla?” sapa dari Kenzo yang berada di belakang sana. “Kamu sudah bangun? Mau sarapan? Tapi belum siap, kamu bisa menunggu di meja makan dulu,” ucap dari Kayla. Kenzo tahu dan sadar, bahwa Kayla berusaha menghindari tatapan dirinya. Meski begitu, Kenzo tidak akan menyerah. Ia aka
Kenzo benar-benar merasa terbata hendak membalas pelukan dari Kayla yang sangat erat tersebut. Tetapi, dengan tangannya yang sedikit gemetar tersebut, Kenzo akhirnya membalas. Setelah sekian lama, ia bisa merasakan kembali pelukan istrinya, dia bisa kembali mengelus sang istri. Meski dengan situasi yang tidak bahagia, Kenzo tetap merasa senang. Matahari memang bersinar sangat terang di atas mereka, namun kesedihan tengah menyelimuti mereka berdua yang sedang berpelukan tersebut. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Kenzo juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Kayla. “T- Tapi…., kamu bilang kamu….” “Aku malu…, Kenzo….” Sela dari Kayla dengan segera. Ia melepaskan pelukannya, lalu melihat ke arah Kenzo dengan kepala yang sedikit mendongak. Ia melihat sendiri bagaimana Kenzo merasa syok mendengar ucapan dari Kayla tadi. “Aku yang sudah membiarkan pria lain menyentuhku membuatku merasa tidak pantas untuk tetap bersamamu! Meski aku tahu kamu menerimaku meski sudah denga
Akhirnya, setelah berunding cukup lama, Kenzo mengizinkan Kayla untuk pergi sendiri mengurus pembatalan perceraian mereka. Sebagai gantinya, Kenzo akan membersihkan rumah selama Kayla tidak ada.Karena Kenzo sendiri belum punya pekerjaan. Namanya masih terpampang dimana-mana, dan itu membuatnya mudah diketahui. Ditambah banyak orang yang sudah tahu wajahnya tersebut.Kayla pergi dengan membawa sedikit barangnya. Rencananya ia akan pergi berbelanja sedikit bahan makanan setelah selesai mengurusnya. Ia juga sudah membawa berkas yang diperlukan, baik dari dirinya dan juga Kenzo.Mungkin akan sedikit rumit, karena yang menggugat perceraian ini dari pihak Kenzo, jelas akan jadi pertanyaan kenapa malah Kayla yang ingin membatalkannya.Setelah naik taksi dan juga sedikit berjalan di pinggir jalan, Kayla sampai di kantor pengadilan. Ia dengan sangat cepat mencoba mengurus semua yang ia perlukan.“Tapi apa pernyataan ini benar dari pihak penggugatnya?” tanya petugas.“Tentu. Dikarenakan yang b
Kayla pulang ke rumah dengan perasaan yang terasa sedikit berat, namun juga merasa sangat lega sekali. Ia berhasil mengeluarkan kekesalan yang dari awal dia pendam dan juga ketidaksenangannya saat bertemu dengan Galen tadi.Di dalam rumah saat melihat Kenzo yang sedang menyiapkan makanan, Kayla langsung bergegas menghampirinya dengan wajah lesu dan juga merasa lemas.“Sudah pulang? Bagaiman-“Kayla seketika langsung memeluk Kenzo dengan sangat erat sekali. Dia merasa sekujur tubuhnya sangat berat dan juga kelelahan. Ternyata melawan rasa takut lebih menghabiskan banyak tenaga ketimbang melewati hari yang cukup panjang tersebut.Kenzo terkejut mendapatkan pelukan mendadak dari istrinya tersebut. Merasakan bahwa sang istri terus menghela napas dengan sangat panjang sekali, membuat Kenzo tidak bertanya lebih dahulu.Dielusnya tubuh sang istri sambil menepuk pelan punggungnya untuk menenangkannya. Cukup lama Kayla memeluknya tersebut. Bahkan Kayla juga tidak berbicara sama sekali ketika m
Kayla dengan segera masuk ke dalam kamarnya. Dia memiliki satu ponsel lagi yang dimana itu adalah ponsel lamanya yang rusak. Sengaja ia tetap simpan karena ia sendiri sudah merasa sangat curiga dengan Galen.Segera dirinya keluar sambil mengotak-atik ponsel yang ada di tangannya tersebut. Dan dengan kecepatan kilat, ia menghampiri Kenzo dengan sebuah rekaman yang ada di dalamnya.Ia putar dan tunjukkan kepadanya, apa yang ia miliki tersebut. Kenzo juga mendengarnya dengan seksama, dan ini adalah rekaman yang sangat kuat untuk bisa melawan Galen yang pasti akan mengancam kedepannya.“Kamu benar-benar merekamnya waktu itu? Apa dia tidak marah?” tanya Kenzo.Kayla menganggukkan kepala menjawabnya, “Aku waktu itu mau tidak merekam supaya adil. Tapi, dipikir-pikir kalau Galen itu orangnya licik, jadi aku jaga-jaga. Aku gunakan aplikasi yang tidak muncul di layar pada saat itu, jadi dia sama sekali tidak tahu,” Kayla menjelaskan dengan perasaan yang menggebu.Dengan tatapan berbinar senang
Setelah Kenzo mendekat dan berusaha untuk menenangkan Kayla, Kayla langsung menunjukkan testpack yang ia bawa tersebut. Dan dalam hitungan detik, ekspresi wajah Kenzo berubah seketika ketika melihat hasilnya.“Po- Positif?!” seru dari Kenzo yang terbelalak.Kayla tersenyum sumringah, dibarengi dengan air mata yang perlahan membasahi kedua pipinya tersebut. Ia menganggukkan kepala, menunjukkan perasaan harunya yang juga sama tidak percaya dengan Kenzo.Sang suami seketika memeluknya dengan erat, ia merasakan detak jantungnya berpacu sangat cepat, dan membuat Kayla merasa ikut berdebar hebat. Padahal mereka sudah pasrah saja menerima nasib mereka, tetapi, tampaknya tuhan mendengarkan doa mereka.“Kayla…, astaga…, aku tidak tahu harus berkata apa,” Kenzo benar-benar tidak bisa tenang.Dia berkali-kali memeluk, lalu melepaskan Kayla kembali, kemudian mengecup pipi dan dahi Kayla berkali-kali untuk menunjukkan rasa syukurnya atas berkat yang mereka dapatkan tersebut.Kayla yang tidak bisa
Karena feeling suami itu juga sama kuatnya dengan feeling istri, jelas saja Kenzo langsung mnegetahui tindakan Kayla yang diam-diam hendak menghilangkan jejaknya tersebut. Dan sekarang dia sudah tidak bisa mengelak sama sekali.Kayla tertangkap basah hendak membohongi Kenzo.Melihat Kayla yang hanya cengengesan memberikan respon pada ucapan Kenzo, jelas membuat Kenzo sudah bisa langsung tahu bahwa Kayla ini telah berbohong kepadanya. Dia hanya bisa terheran kepada sang istri yang demikian.Dan seperti apa yang sudah diperingati oleh Kenzo sebelum-sebelumnya. Bahkan Kenzo sendiri sudah dengan tegas memberikan peringatan kepada Kayla, dan akhirnya semuanya terjadi begitu saja.Kayla benar-benar masuk angin pada malam itu. badannya terasa menggigil, dan bahkan ia merasakan hidungnya gatal sekali. Sampai-sampai ia sendiri tidak bisa menahannya.“Hatchii!” Kayla terus merasa bersin.“Kan, sudah kubilang. Kamu bandel sekali tidak mau mendengarkanku!” kesal dari Kenzo yang mengungkapkan pera
Benar-benar mengkerut alis Kenzo mendengar ocehan gadis ini lagi. Ada-ada saja. Es krim rose cake? Sejak kapan bunga mawar dijadikan es krim?Dan siapa dia sampai berani mengatakan hal ini sebagai taruhan yang tidak masuk akal sama sekali. Benar-benar gadis gila yang akal sehatnya tidak ada sama sekali.“Sudah kubilang aku tidak akan percaya dengan semua bualanmu yang tidak masuk akal itu lagi! Kamu benar-benar mencoba mengujiku ya?!” pekik dari Kenzo yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.“Kali ini kamu bisa menganggap serius ucapanku, dan lagi, kamu akan bahagia kalau kamu mengetahui dengan cepat beritanya,” Gadis itu sama sekali tidak menyerah berkata kepada Kenzo.Jika dirinya bisa tepok jidat, mungkin Kenzo akan melakukannya. Tetapi, saat ia melirik ke arah mata dari si gadis tersebut, ia melihat kesungguhan yang dimana jelas si gadis tidak berbohong, dan serius dengan apa yang barusan dia katakan kepada Kenzo.Namun, lagi dan lagi, Kenzo tidak mau termakan dengan buaian tidak
Kayla sampai tidak bisa memberikan reaksi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya barusan. Surprise? Hadiah ulang tahunnya? Gedung itu untuk dirinya?!Sampai-sampai Kayla yang sedang melongo tersebut tidak bisa merangkai kata untuk bisa membalas ucapan sang suami. Dia memang tidak ingat akan ulang tahunnya, tapi ini terlalu berlebihan kalau sampai diberi seperti ini.Dirinya gagap hendak memberikan reaksi kepada sang suami yang sudah sangat antusias menunggu respon dari Kayla yang sedaritadi syok tersebut.“Tunggu…, maksudku…, kamu sedang bercanda, kan? Gedung itu mahal! Darimana kamu dapat uangnya? Bagaimana kamu bisa membelinya dengan bekerja tidak sampai bertahun-tahun?!” Kayla masih belum bisa percaya dan terima begitu saja apa yang diberikan sang suami kepada dirinya tersebut.“Kenapa tidak? Aku bekerja keras dan mengambil banyak pekerjaan. Klien-ku bukan orang orang pelit. Setiap tip dan juga bonus aku investasikan dan aku membuat uangnya jadi tumbuh. Dengan itu lah a
Kenzo yang melihat istrinya tampak begitu nyaman di rendaman air yang sedingin es tersebut, hanya bisa terheran dan tidak bisa melarangnya sama sekali. Mungkin dia memang benar merasa nyaman di dalam air es tersebut.“Mau aku buatkan minuman hangat? Siapa tahu badanmu kedinginan setelah mandi,” ucap dari Kenzo, menawarkan diri.“Ah, aku mau es krim. Yang cookies and cream,” jawab Kayla.Mematung seketika Kenzo setelah mendengarnya. Sekarang dia malah mau es krim? Padahal sudah jelas sekali kalau dia sedang berendam di air itu, dan setelahnya dia masih mau makan es krim? Apa istrinya ini tidak bisa merasakan betapa keramnya air tersebut?Kenzo berusaha membantah dan menolak permintaan dari Kayla barusan. Namun ia langsung menutup mulut, dan tidak bicara lagi setelahnya. Melihat bagaimana tatapan Kayla yang begitu berharap, seolah dia benar-benar menginginkan apa yang barusan dikatakan.Dengan menelan ludah secara perlahan, akhirnya mau tidak mau Kenzo memilih menyetujuinya. Kayla tidak
Kayla benar-benar bingung. Ia sampai mencoba untuk memastikan lagi, apakah dia benar salah lihat, atau mungkin yang tadi itu memang benar adanya atau tidak. Dia bahkan melihat ke segala arah dan mencari gadis tersebut.Tapi sudah dicari dengan keadaan panik pun tidak menghasilkan apa pun. Hasilnya benar-benar nihil. Sosok tersebut seolah menghilang dalam hitungan detik, bahkan mungkin setelah Kayla berkedip sekali pun.Ia segera melihat ke arah Kenzo kembali, berbicara dan berusaha memberitahukan sang suami bahwa dia benar-benar berbicara dengan seseorang tadi.“Sungguh! Aku tidak bohong! Aku berbicara dengan seorang gadis di sini. Dia terus berkata tidak masuk akal, dan tidak menjawab pertanyaanku dengan serius!” Kayla mencoba menegaskan pemikirannya tersebut.Kenzo yang melihat betapa panik istrinya tersebut, mencoba menenangkannya. Dia memeluk Kayla dan berusaha membuatnya tidak tenggelam dalam pemikiran yang berantakan tersebut. Meski dengan kopi di kedua tangannya, Kenzo berusaha
Kayla yang baru saja masuk, melihat ada banyaknya pegawai dari toko tersebut nampak sedang sibuk. Karena mungkin baru saja buka, jadi lumayan ramai pada saat itu.“Ada yang bisa saya bantu?” Dirinya segera didatangi oleh pelayan di sana, dalam bahasa inggris.“Oh, aku ingin membeli roti untuk mengganjal rasa laparku. Apa ada roti yang yang manis, tapi masih sehat?” balas tanya Kayla.“Tentu saja. Mari saya antar untuk melihat beberapa roti yang mungkin anda suka,” ajaknya. Kayla mendengarkan dengan baik bagaimana penjelasan dari sang pelayan yang sangat detail sekali menjelaskan. Bahkan detailnya benar-benar lengkap sekali saat didengarkan. Bahkan hanya dengan mendengarkannya saja sudah membuat Kayla merasa lapar.Dirinya melihat beberapa roti yang terlihat lezat dan masih hangat sekali. Ia memesan salah satu yang diatasnya berisi krim dan juga buah strawberi. Karena kelihatan enak sekali.“Apa ada yang anda inginkan lagi? siapa tahu untuk dimakan di rumah,” tawar sang
Namun, setelah mendengar semua penjelasan dari sang ahli, Kayla tidak mendengar ada masalah atau keluhan pada sperma Kenzo. Ia jadi merasa sedikit bingung dan tidak paham.Akhirnya dirujuknya kali ini untuk pemeriksaan Kayla. Dia melakukan usg untuk melihat kondisi rahimnya, dan Kayla berubah menjadi sangat antusias memikirkan bagaimana hasil pemeriksaannya.Ia menunggu dengan wajah yang begitu sumringah di depan dari dokter yang baru saja memeriksanya tersebut. Kayla benar-benar merasa tidak sabar.Sementara itu, Kenzo yang menyadari bahwa ekspresi dari sang dokter yang kelihatan mengkerut tersebut sudah menunjukkan bahwa ada berita buruk yang akan disampaikan. Kenzo sekarang malah jadi was-was menunggu jawaban.“Bagaimana??” Kayla bertanya, namun dengan raut wajah yang sangat bersemangat sekali kala tersebut.Dokter tampak melirik ke arah Kenzo, seolah memberikan sinyal supaya dia bisa lebih mendekat ke arah sang istri sebelum mendengar jawabannya dari sang dokter.“Apa sebelumnya a
Kayla yang ditinggalkan oleh Kenzo langsung menangis tersedu-sedu di dalam sana. Ia merasa seperti dibuang oleh pria yang ia ajak berjuang untuk bisa mendapatkan buah hati.Apa dia pikir Kayla sama sekali tidak berjuang dan bersabar selama ini? Kayla melakukan itu semua! Dia bahkan sampai merasa kurang tidur karena memikirkan bagaimana cara supaya prosesnya bisa lebih efektif.Tetapi, ternyata pemikiran Kayla dan Kenzo mesih belum benar-benar sejalan. Masih saja ada pembantas antara mereka berdua yang terlalu kentara, sampai-sampai mereka tidak menyadarinya sama sekali.Kayla dan Kenzo terpisah ruang dan waktu yang begitu jauh jaraknya. Perasaan Kayla terus beradu merasa dibuang dan dilupakan, bahkan merasa tidak dipedulikan oleh sang suami.“Kalau memang dari awal dia memang tidak mau, harusnya katakan saja! Tidak perlu basa-basi seperti ini!” pekik dari Kayla, yang merasa amat kesal sekali.Sementara itu, di luaran sana, Kenzo memilih menuju perpustakaan kota. Ia menenangkan diri di