Yulia juga Bayu telah mengetahui pernikahan Kayla karena wanita itu telah berhasil melacak keberadaan dirinya yang pindah ke Jawa dengan membawa serta Daffa dan tak pernah lagi menghubungi Kayla.Kayla meminta sepupunya itu datang bersama Bayu juga Daffa di hari pernikahannya, tetapi, sampai acara usai pun tak ada yang datang menjadi saksi. Itu karena Yulia memang tak ingin datang ke acara pernikahan Kayla.Daffa sendiri, semakin tumbuh besar semakin lupa akan ibunya. Seringkali Kayla menghubungi anaknya itu, tetapi Daffa enggan untuk menerima telepeon dari ibunya. Bahkan, Daffa kerap berkata jika Bunda telah membuangnya demi Om Ashraf. Ya, kini Daffa telah tahu jika Ashraf itu adalah ayah sambungnya dan ia berpikir bahwa Ashraf hanya menyayangi bundanya saja. Oleh karena itulah Daffa sudah enggan berbicara dengan Kayla.''Dedek, kamu sudah punya ayah baru. Apa mau ikut Bunda Kay ke Jakarta?'' tanya Yulia di suatu pagi. Sekarang Daffa sudah sekolah SD kelas 2 sehingga mulai kuat pen
''Kamu mau ngomong apa, Bell?'' tanya Meta penasaran.''Anu, Ma."Bella menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung harus berkata apa kepada ibunya. Pasalnya, pria yang dicintainya belum mengatakan apa-apa tetapi Bella sudah merasakan bunga-bunga cinta di hatinya seakan bermekaran begitu indah.''Anu, anu. Anu apa sih, Bell? Kalau ngomong tuh yang jelas dong! Jangan setengah-setengah! Butuh duit lagi?'' tebak Meta karena sang putri masih tetap diam tak menjawabnya.''Ck, Mama. Mentang-mentang kebiasaan aku minta duit. Tapi 'kan itu dulu, kalau sekarang aku bisa cari uang sendiri,'' cerocos Bella tanpa jeda.''Ya iyalah kamu harus bisa cari duit sendiri. Suruh gaet hatinya Ashraf saja kamu kagak becus. Malah tuh si Ashraf milih istri mantan babunya. Kemana harga diri Tante Anna? Ya gak, Bell?'' rancau Meta dan kini minta dukungan dari sang putri untuk membenarkan ucapannya.Leher Bella serasa tercekat mendengar ibunya bicara demikian. Ia kini berpikir jika Meta memang hanya memandan
"Bukankah itu Bella?" gumam Yusuf memicingkan mata.Matanya membulat setelah yakin jika itu adalah wanita yang sudah memiliki janji temu dengannya."Bella! Hai ... mau kalian apakan gadis itu?'' teriak Yusuf sembari berusaha mengejar dua orang pria asing yang berusaha membawa kabur Bella. Bella sendiri berusaha melepaskan diri dengan cara berontak, menendangkan kaki ke sana kemari meskipun tendangan itu hanya kesia-siaan tetapi gadis itu terus mencoba melakukan perlawanan.Yusuf kini telah berhadapan dengan dua pria yang hendak membawa pergi Bella."Lepaskan dia!" hardik Yusuf.Satu dari pria itu melepaskan pegangannya pada Bella. Ia melepaskan pukulan pada Yusuf namun Yusuf dapat menghindarinya. Yusuf langsung menendang kakinya dari belakang sehingga pria itu terjungkal.Kini Yusuf berhadapan dengan seorang pria lagi yang masih memegangi Bella."Lepaskan dia cepat!" hardik Yusuf lagi dengan rahang mengeras.''Mas Yusuf, di belakangmu, awass ...!'' pekik Bella ketika melihat sebuah b
"Itu maksudnya apa coba minta kamu temenin dia sementara aku disuruh pulang. Masih mau dia sama kamu yang jelas-jelas udah punya istri? Dasar perempuan gatal! Semuanya diembat. Yusuf aja terluka gara-gara dia," racau Kayla mengungkapkan kekesalannya.Ia masih saja membahas hal yang menurut Ashraf tak penting selama perjalanan mereka pulang dari rumah sakit setelah menolong Yusuf.Ashraf mengulas senyuman, tak menanggapi ocehan istrinya yang sedang dibakar cemburu sebab kalau dirinya ikut berkomentar yang ada malah tambah kesal Kayla. Makanya ia membiarkan istrinya itu dingin dan tenang dulu. Suami Kayla itu memilih fokus dengan jalanan di depan dengan tangan dan kaki yang sibuk mengendalikan mobil.Kayla tak lagi bersuara, hanya alunan musik dari radio yang mengisi kekosongan kabin mobil itu."Mas ...," rengek Kayla setelah sekian lama terdiam."Kenapa, Sayang?" Ashraf menoleh sejenak seraya mengelus kepala Kayla yang tertutupi hijab."Kamu kenapa diem aja? Nggak suka, ya, liat aku ma
Kebahagiaan kini sedang meliputi keluarga kecil Ashraf. Pasalnya Kayla dinyatakan positif hamil setelah pasangan suami istri itu pergi ke dokter untuk memeriksakan sekaligus memastikan dugaan Ashraf.Kayla yang dulu pernah hamil dua kali merasa heran karena kehamilannya kali ini tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia tengah berbadan dua. Ketika dokter menyarankan untuk USG, terlihat jika usia kehamilannya sudah memasuki minggu ke dua belas."Pokoknya kamu gak boleh kerjain apa-apa. Kalo mau apa-apa tinggal kasih tau Bibi lewat telepon itu. Kamu juga gak boleh masak lagi."Ashraf mendadak bersikap over protektif terhadap Kayla. Ia menunjuk telepon yang tersambung ke bagian belakang rumah di mana para pelayan di rumah mereka selalu standby."Aku cuma hamil, Mas. Bukan sakit parah yang gak bisa jalan atau ngapa-ngapain," keluh Kayla yang merasa sikap Ashraf berlebihan.Bayangkan saja, semenjak turun dari brankar pemeriksaan, suami Kayla itu terus saja menggendongnya ala bridal style hingg
Bella membulatkan mata. Ia bahkan menggoyangkan daun telinga, takutnya salah dengar."M--Mas, k--kamu serius?"Bella sampai tergagap mendengar perkataan Yusuf. Seandainya itu benar, mungkin dia adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini. Pertemuan yang diawali dengan insiden senggolan kendaraan, kini berujung dengan senggolan hati.'Dengarlah! Dia gak ajak aku pacaran tapi langsung nikah! Cowok idaman banget gak, sih!'"Enggak." Singkat, padat dan jelas Yusuf menjawab pertanyaan Bella.Dan lihatlah perubahan raut wajah Bella. Wajah yang awalnya menampilkan senyum malu dan rona merah di pipi kini menjadi datar dengan tatapan tajam ke arah Yusuf. Tangan Yusuf yang ada dalam genggaman pun ia lemparkan pada pemiliknya."Maksud kamu apa, Mas? Mau mempermainkan aku? Mentang-mentang aku suka sama kamu, seenaknya kamu berkata seperti itu.""Aku juga suka sama kamu," timpal Yusuf menahan tawa dalam hati."Udahlah, gak usah ngomong suka-sukaan kalo nyatanya kamu cuma mainin perasaan aku aja
Pohon-pohon terlihat seperti saling berkejaran ketika sepasang mata menatap sisi jalan saat kendaraan yang dinaikinya melintas di jalan bebas hambatan. Suara musik mengalun pelan mengisi kekosongan kabin mobil.Di sebelahnya, sang pengemudi tampak fokus dengan jalan raya. Ia menekan pedal gas lebih dalam guna menambah laju mobil saat akan menyalip kendaraan di depan. Sesekali sang pengemudi melirik wanita cantik yang duduk di sebelahnya.Beberapa meter lagi menuju rest area, pengemudi mengambil lajur kiri bermaksud istirahat sejenak meluruskan kaki yang pegal sekaligus mengisi perut yang mulai berisik minta di isi."Kita istirahat dulu, ya. Kaki Mas pegel, sekalian kita cari makan."Wanita cantik itu mengangguk ketika menyadari mobil sudah berhenti dan terparkir di depan salah satu kedai. Saat ini keduanya dalam perjalanan ke Jawa Tengah."Udah gak sabar ketemu Daffa, ya?" tanya si pria tampan seraya mengelus kepala Kayla yang tertutup hijab.Kayla memalingkan wajah pada Ashraf lalu m
Kayla dan Ashraf duduk bersisian di ruang tamu rumah Bayu. Pemilik rumah duduk di depan mereka di masing-masing kursi tunggal sementara seorang anak kecil duduk tenang menonton televisi.Pandangan Kayla terus saja tertuju pada anaknya yang tak mau bergabung bersama mereka dengan alasan tak mau ketinggalan acara kesayangan.Ashraf terus saja menggenggam tangan Kayla, berusaha memberikan ketenangan pada istrinya itu. Bisa ia rasakan tangan Kayla sangat dingin seolah baru saja terendam air es."Kenapa kamu gak ngasih tau kalo mau ke sini, Kay?"Yulia terkejut saat mendengar Daffa berteriak sambil berlari ke arah rumah. Wajah anak itu terlihat pucat seolah sudah melihat sesuatu yang menakutkan. Dan begitu keluar rumah, ia mendapati pemandangan yang tak pernah ada dalam pikirannya.Sepasang suami istri sudah berdiri di halaman rumahnya dengan raut wajah tak terbaca. Keduanya hanya diam mematung sebelum dipersilahkan masuk.Bayu yang baru pulang dari kebun pun dikejutkan dengan kedatangan s
Daffa menjalani hari-harinya di kota Bandung ditemani Yulia dengan tenang. Sesekali ia video call dengan Aska yang super bawel kalau abangnya tak ada kabar.Putra sulung Kayla pun kini sudah tahu kalau hubungan ayah kandung dan ibu sambungnya mengalami kemajuan yang lebih baik. Sebagai anak sudah dewasa, Daffa tak akan menghalangi mereka selagi keduanya menemukan kecocokan satu sama lain.Hingga di malam itu. Daffa tengah membaca buku dikejutkan dengan kedatangan Azzam ayahandanya.Sementara Yulia belum pulang dari acara pengajian tak jauh dari kompleks itu."Ayah, kok malam-malam ke sini, ada apa? Gimana kabar nenek?" Heran Daffa dengan dahi sudah melipat."Hmm ... kabar nenek baik, Nak. Ayah ke sini mau ada perlu sama mama Yul, boleh?" tanya Azzam ragu-ragu. Ia merasa tak enak hati sekaligus malu pada anak bujangnya."Ciyee ... yang lagi kangen sama calon istri," celetuk Daffa menggoda ayahnya.Sadar mendapat candaan dari putranya, Azzam menggaruk tengkuk yang tak gatal. Wajah Azza
Sebulan kemudian setelah Kayla benar - benar pulih dari rasa traumanya.Proses persidangan Bayu telah dilakukan. Dia juga telah dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun. Yulia pada akhirnya benar-benar menggugat cerai suaminya itu dan sudah siap menjalani hidup sendirian mengingat usia tak muda lagi jikapun memutuskan menikah ke dua kali.Sementara Azzam telah kembali ke Bandung dan siap menyambut Daffa untuk menuntut ilmu di kota kelahiran ayah kandungnya.Malam itu, Kayla baru saja membereskan semua pakaian Daffa yang akan di bawa ke Bandung."Abang, Bunda pesan, jaga diri baik-baik. Jangan sampai salah pergaulan. Harus ingat niat awal yaitu nuntut ilmu yang bermanfaat untuk masa depan.""Jangan kecewakan Bunda dan ayah ya," sambung Kayla lagi. Daffa yang tengah memainkan laptopnya hanya mengangguk dengan pandangan lurus ke layar yang menyala di hadapanya."Sayang, udah malam. Daffa pasti capek. Biarkan dulu dia istirahat," tegur Ashraf yang tiba- tiba muncul di ambang pintu ka
"Mbak Yuli!" Kaget Azzam melihat kedatangan Yulia."Mama, kenapa ke sini? Emang ayah Ashraf udah balik lagi?" heran Daffa pun bertanya."Belum. Tapi ada Aska sama Om juga nenek kakeknya," jawab Yulia. Rupanya keluarga Ashraf datang membesuk Kayla."Oh, terus kenapa Mama malah ke sini?" Kembali Daffa bertanya sebab tak tahu alasannya."Ya Mama nggak enak lah. Kan Mama bukan bagian keluarga mereka," kata Yulia.Karena merasa kangen dengan Aska, Daffa akhirnya pamitan pada Azzam untuk menemui adik sambungnya. Daffa janji akan menemui kembali ayahnya itu."Kamu hati-hati ya, Nak!" pesan Azzam disambut anggukan kepala Daffa.Kini tinggallah Yulia dan Azzam saja di ruangan itu. "Mbak Yul, gimana kabarnya?" Azzam berbasa basi.Dalam diam, Azzam merasa kasihan dengan Yulia. Melihat kelakuan Bayu di luar dugaan. Azzam baru tahu kalau sifat Bayu seperti itu. Dan Azzam pun baru menyadari kalau ternyata Bayu menaruh hati pada mantan istrinya."Zam, saya minta maaf atas kesalahan suami saya ya," u
Ashraf keluar dari kamar rawat Bayu dengan nafas memburu. Wajahnya merah padam karena amarah belum terlampiaskan. Seandainya tak ada polisi, sudah pasti Bayu tinggal nama saja.Tak ingin memperlihatkan amarah di depan keluarga, Ashraf memilih menenangkan diri dulu di taman rumah sakit. Ia pun menelepon Farhan menanyakan kondisi kantor. Setelah merasa tenang, Ashraf kembali ke kamar Kayla.Di lain sisi, Bayu tertawa semakin keras, merasa puas sudah mengaduk-aduk emosi Ashraf. Namun tak lama ia berteriak histeris. "Bangsat! Lepasin gue!"Bayu terus saja menyumpahi semua orang yang kini memalingkan wajah darinya. Dengan kondisinya yang seperti itu, tak membuat Bayu sadar. Ia justru semakin membenci mereka."Diam! Atau saya sumpal mulutmu! Laki mulutnya kayak cewek," bentak polisi jengah mendengar ocehan Bayu.Sontak Bayu terdiam. Ia menutup rapat mulutnya. Namun hatinya masih bergejolak karena amarah.Esok harinya. Azzam sudah tersadar dari koma semalam. Ada Wahyu yang datang membesuk na
Bayu terbahak mendengar ucapan Yulia. Pria itu memaksakan diri bangun dari atas ranjang rumah sakit lalu duduk dengan kaki menjuntai ke lantai.Tanpa di duga oleh Yulia, Bayu menarik paksa tangan Yulia hingga wanita itu terjatuh tepat di pangkuan Bayu. Tangan Bayu yang terbebas dari selang infusan dengan sigap mencekik leher Yulia.''Dasar perempuan tidak tau diri kau, Yulia. Selama ini saya bersabar hidup dengan kamu tanpa hadirnya anak. Sekarang kau minta cerai hanya karena saya melakukan kesalahan sekecil ini, hah?'' bentak Bayu.Posisi mereka kini terbalik. Bayu berdiri sementara Yulia terbaring di ranjang dengan kaki menjuntai. Tangan Bayu semakin kuat mencekik leher Yulia hingga wanita itu kesulitan sekedar untuk menarik napas sesaat saja.Wajah Bayu pun nampak merah padam, menandakan betapa marahnya pria itu. Entah setan mana yang sudah merasuki jiwa Bayu hingga dia sekalap itu.''Ayah, apa yang ayah lakukan ke Mama?'' teriak Daffa yang kebetulan masuk ke ruangan kedua orang tu
Ashraf mendatangi ruangan di mana Bayu dirawat. Namun ia harus memendam kekecewaan sebab Bayu belum sadarkan diri setelah mendapat penanganan dari tim medis. Rupanya luka yang dialami Bayu cukup parah.Demi melampiaskan amarahnya, Ashraf meninju tembok di depan ruang rawat Bayu."Sabar, Pak. Amarah enggak akan menyelesaikan masalah," ucap polisi yang berjaga di sana."Bagaimana kalau Bapak berada di posisi saya? Istri yang Bapak lindungi nyatanya malah dijahati orang," sergah Ashraf dengan nafas memburu. Terlihat amarah belum surut dari wajahnya."Pasti sama kayak Bapak, lebih parah bisa jadi. Tapi kasus ini 'kan sudah ditangani pihak kepolisian, jadi biar kami saja yang menghukum pelaku," sahut polisi. Satu rekannya yang ikut berjaga mengangguk menanggapi.Ashraf tak menanggapi. Ia pergi dari sana masih dengan amarah yang membara. Apalagi saat teringat lagi bagaimana kondisi sang istri tadi.Kembali ke IGD, rupanya Kayla sudah siuman. Ia langsung memindahkan Kayla ke ruangan VIP supa
Kayla melihat ada vas bunga di sudut kamar itu. Segera ia berlari lalu mengambil dan memukulkannya ke kepala Bayu.PRANG! Vas bunga mengenai kepala Bayu hingga pecah berkeping-keping. Bayu pun tersungkur dengan darah mengucur dari kepala.Mata Kayla membulat. Ia melihat tangannya yang masih memegang potongan vas bunga. "Apa dia mati?" gumamnya dengan tubuh gemetaran. Vas bunga itu pun terlepas dari tangan.Kayla lalu melihat Azzam terkapar dengan pisau menancap di pinggang mantan suaminya itu. Sadar Azzam butuh pertolongan ia kembali berteriak sekuat tenaga."Tolong! Tolong!""Astaga, Azzam!" pekik Wahyu. Pria itu baru menyusul Azzam ke rumah kosong tersebut. Wahyu terhenyak melihaf kekacauan di rumah di dalam sana.Yang lebih mengejutkan, Azzam terluka akibat senjata tajam. Ditambah lagi, Wahyu melihat Bayu tergeletak tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya. Wahyu baru menyadari kalau Kayla juga sama halnya dengan Bayu walaupun tertutup jaket Azzam.Wahyu berlari keluar tanpa be
Setibanya Ashraf di rumah. Ia meminta Farhan untuk mengecek CCTV. Farhan sudah terbiasa keluar masuk kediaman Ashraf tanpa takut si empunya marah karena Farhan orang yang paling dipercaya Ashraf.Sementara Ashraf menemui Yulia untuk menanyakan suaminya pergi ke mana. Namun Yulia yang baru tiba pun sama tidak tahu Bayu pergi ke mana. ''Memangnya apa yang sudah terjadi, Pak Ashraf?'' Heran Yulia dengan wajah terlihat kebingungan.Saat Ashraf akan menjawab pertanyaan Yulia. Farhan lebih dulu memanggil.''Pak Ashraf, coba ini lihat. Bu Kayla sepertinya dibius sama pak Bayu,'' ucap Farhan kala sudah melihat rekaman CCTV beberapa jam yang lalu.''Bangsat, rupanya si bajingan Bayu itu masih penasaran sama istriku,'' geram Ashraf.Suami Kayla itu dengan jelas melihat Bayu membekap mulut Kayla dan membawa keluar sebelum akhirnya pergi menggunakan taksi.Mendengar Ashraf memaki suaminya, Yulia tergesa mendekati kedua lelaki itu dengan wajah yang semakin tak terbaca.''Ini apa sih yang terjadi?''
Kayla menemui kakak sepupu dan suaminya dengan wajah datar. Ia tak menyangka jika keduanya akan datang hari ini."Mbak, Mas, apa kabar? tanya Kayla basa-basi."Kami baik. Kamu keterlaluan, Kay, ngasih tau Daffa mau pindah ke Bandung dadakan gini," sahut Yulia langsung mencecar Kayla.Sementara Bayu terus menatap tajam Kayla. Rasa cinta dan sakit hati tengah bergejolak dalam hati laki-laki tersebut. Apalagi membayangkan Kayla berduaan dengan Ashraf, api cemburu kontan berkobar-kobar di dalam dada.Kayla mengerutkan kening, tak mengerti akan maksud Yulia. "Maksud Mbak apa?"Memang ia yang memberitahu mereka kalau Daffa diterima di ITB dan rencananya hari Sabtu nanti Daffa mau di antar ke kosannya. Saat itu ia hanya memberitahu saja tanpa niat mengajak mereka."Udah setahun kami enggak ketemu Daffa, tau-tau kamu bilang kalo dia mau kuliah di Bandung terus tinggal di sana. Kami 'kan jadi kerepotan, Kay, harus beresin kerjaan dulu supaya bisa ke sini. Mbak sama mas Bayu juga pengen ikut an