Meskipun tak tahu tujuannya akan kemana, Kayla berjalan terseok menyusuri trotoar jalan yang panjang dan berliku. Hatinya merasakan perih yang mendalam.Kayla tak paham akan takdir hidup yang harus ia terima dan ia jalani. Mengapa seolah kepahitan dan kepedihan saja yang datang menghampiri silih berganti seakan tiada habisnya. Tak pantaskah ia bahagia sekejap saja.Merasakan lapar dan dahaga juga lelah yang mendera, Kayla memilih duduk sejenak di bangku taman yang kebetulan ia lewati. Ia kini tak tahu tempat mana yang akan ia datangi. Yulia dan Bayu lagi lagi tak dapat di hubungi. Dan ... Kayla juga tak memiliki keberanian untuk bertemu mereka disaat luka bekas operasi belumlah sembuh total. Bisa bisa Yulia juga Bayu curiga dan berpikir yang bukan bukan.Meraih tas kecil yang ia bawa lalu melihat isinya, yang mana ada beberapa lembar uang berwarna biru, Kayla berencana mencari kerja lagi di kota itu. Tapi, ia bingung mencari kontrakan yang harganya sedikit murah karena di Jakarta baya
Kayla terpaksa bercerita perihal rumah tangga dirinya bersama Azzam. Tetapi kisah dia dengan Ashraf tetap ia rahasiakan. Sebab sama- sama tinggal di Jakarta dan Ashraf pengusaha sukses di kota itu, tentu Kayla merahasiakan semuanya demi nama baik keluarga Zakir juga lelaki yang dicintai.Meskipun dia tahu kalau Yusuf bukan type lelaki bermulut bocor seperti sebagian emak emak yang pandai berghibah ria, tapi, waspasa perlu ada, bukan?''Terus kamu sudah punya anak, di mana sekarang? Apa tinggal dengan Azzam?'' Kembali Yusuf mengajukan pertanyaan, sebab ia mengetahui mantan kekasih telah memiliki anak tapi kini yang ia temui hanya Kayla sendiri. Kayla terdiam sesaat lamanya. Ia nampak mengatur lebih dulu pernafasan. Yusuf dengan sigap memberikan air minum yang tadi ia siapkan untuk Kayla.Saat Kayla hendak melanjutkan kembali cerita, ia dikejutkan dengan kemunculan Mansur yang masuk ke kamar dan bergabung dengan dirinya juga Yusuf putranya.''Kay, gimana keadaan kamu, Nak? Alhamdulilla
Siang harinya di rumah sakit.Ashraf yang baru saja tiba di kantor segera meluncur kembali ke rumah sakit karena di telepon si Mbok yang mengatakan kalau Kayla tak ada di rumah sakit. Dengan setengah berlari ia memburu ruang inap Kayla. Tetapi telat, Kayla sudah tak ada di sana. Ashraf juga lantas berlari ke bagian infomasi untuk menanyakan pasien yang ada di ruang rawat VIP 202. Tak luput pula dokter dan semua suster yang menjaga Kayla ikut ditanyai Ashraf. Tapi, semua mengatakan tidak tahu.Namun saat Ashraf akan melangkah meninggalkan rumah sakit, ada seorang suster yang memanggil Ashraf. Ia mengatakan kalau ia sempat melihat Kayla meninggalkan ruang inapnya dengan tangan masih meneteskan darah. Saat ditanya mau ke mana, Kayla tidak menjawab apa-apa dan memaksa untuk pergi saat itu juga.Mendengar informasi tersebut, tangan Ashraf tiba tiba mengepal kuat dengan rahang yang juga mengetat. Gigi giginya pun bergemerutuk menahan amarah yang seakan ingin meledak saat itu juga. 'Ini se
Zakir juga Alkhan kini tiba di rumah sakit yang dimaksud Bella. Keduanya pun bertemu gadis itu yang sudah menunggu di depan ruangan IGD. Bella yang melihat kehadiran keluarga Ashraf pun lekas berdiri untuk menyambutnya.Sementara dua orang polisi berjaga di depan ruang IGD karena peliput berita terus saja berdatangan untuk menunggu info dari tim medis yang menangani para korban kecelakaan yang terjadi beberapa jam lalu.''Bell, gimana keadaan anaknya Om?'' tanya Zakir cemas.''Ashraf masih ditangani tim dokter, Om. Om tahu kecelakaan menimpa Ashraf dari mana? Apa dari berita di media?''Zakir yang tak kuasa menahan kesedihan pun mengangguk lemah menanggapi pertanyaan gadis yang gagal dijodohkan dengan putra bungsunya. Alkhan sendiri menemui polisi untuk mengkonfimasi jika dirinya adalah anggota keluarga korban tepatnya adalah kakak kandung pasien yang kini terbaring tak berdaya di dalam sana akibat kecelakan yang terjadi belum lama ini.''Mana Tante Anna, Om?'' tanya Bella seraya men
Keesokan paginya di rumah sakit.Kini Zakir benar-benar merasa di titik terendah lagi. Ia terpuruk, tak tahu harus berbuat apa untuk menyelamatkan kedua orang yang berharga dalam hidupnya. Anak dan istri tengah berjuang antara hidup dan mati di dalam ruangan yang berbeda tentunya.Meta memberitahukan kondisi Anna ketika wanita itu dilarikan ke rumah sakit yang berbeda dengan Ashraf. Maka, Alkhan yang sudah beres dengan urusannya di kantor kepolisian langsung mengurus perpindahan Anna agar dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Ashraf agar tak berbagi tugas menemani juga tak repot harus kesana kemari.Kannika dan kedua anaknya pun kini ada di Indonesia guna menemani suami juga ayah mertua. Beruntung kedua anak Alkhan tak rewel. Biasanya anak-anak kecil itu akan rewel jika diajak main ke negara nenek dari ayahnya.''Papa! Sebaiknya Papa makan dan rehat dululah! Papa tak bole pula macam ini. Kasian perut Papa sejak kemaren tak ada makan,'' bujuk Alkhan yang melihat papanya hanya diam mem
Yusuf terkejut ketika dokter Rania yang dipanggil ke rumahnya untuk memeriksa Kayla mengatakan jika bekas operasinya kembali terbuka dan bernanah. Yusuf yang tak tahu kenapa sampai Kayla menjalani operasi itu tentulah bertanya-tanya dan ia pun kemudian bertanya pada dokter Rania yang memeriksakan keadaan Kayla.Dokter rania menjelaskan kemungkinan Kayla habis menjalani operasi caesar. Kening Yusuf semakin mengerut mendengarkan detail semua penjelasan sang dokter yang masih memeriksa Kayla.'Memangnya Kayla baru habis melahirkan? Kalau iya, di mana bayinya? Terus, kenapa juga Kayla malah berniat kerja?' segala pertanyaan kini menjejali benak Yusuf dan entah kapan ia akan segera mendapat jawaban atas semua pertanyaan yang tersirat di hatinya.Selesai memeriksa keadaan Kayla, dokter Rania pun berpamitan namun sebelumnya ia memberikan resep obat yang harus dibeli Yusuf untuk Kayla.''Saya permisi dulu ya, Suf, Pak Mansur. Ini resep obat yang harus dibeli. Saudara kamu semoga cepat sembuh
Sebulan sudah berlalu.Ashraf belum juga sadar dari koma. Anna yang sudah lebih dulu sadar dan mulai membaik, tak henti-hentinya menangisi kondisi anak bungsunya.Sementara itu Kayla. Ia tak lagi datang menjenguk setelah tahu kondisi Anna sudah membaik bahkan sudah sembuh total. Wanita itu juga merealisasikan rencana yang dia susun matang sebelumnya. Ia terpaksa menjual kalung pemberian Ashraf untuk modal usaha.Membuka usaha jualan kue kecil-kecilan di depan kompleks Sakura di mana rumah Yusuf berada. Dibantu Yusuf mendirikan usaha, Kayla nampak semangat membuka bisnisnya. Berharap ini adalah langkah awal untuk meraih mimpinya.Sejak menjadi istri Azzam, Kayla memang sangat ingin memiliki usaha sendiri, entah apa pun itu akan ia jalani, yang penting bukan jual diri.Tanpa Kayla dan Yusuf ketahui, Azzam pun sebenarnya tinggal di kontrakan yang tak jauh dari kompleks Sakura di mana Kayla berada.Hingga di pagi itu, Kayla sibuk menata dagangannya. Luka di perut karena jahitan juga suda
Merasa terpojok akan semua ucapan suami, Anna kini bungkam seribu kata. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya, lelaki yang kini duduk di sampingnya akan menguliti dirinya di masa lalu."Kenapa diam?" tanya Zakir datar.Masih bergeming. Anna tak mampu lagi menjawab. Hatinya berkecamuk antara setuju dengan pendapat suami atau tetap pada pendirian dia sendiri."Cuba kau renungkan, An! Kalau Abang saat masih perjaka mencari istri melihat dari kasta, Abang tak mungkin memilih kamu yang hanya dari rakyat jelata. Kasta kita sangat berbeda jauh. Tapi, Abang tak ada berpikiran macam kamu, An."Jlep!Rasanya kena ke ulu hati seorang Anna semua ucapan suaminya. Netranya kini terasa panas dan basah. Ia tak menduga Zakir akan menelanjangi dirinya dengan semua ucapannya.Terdiam dan terus berpikir, Anna kini hanya ada dua pilihan. Sependapat dengan suami, tapi hilang sudah harga diri di hadapan teman-teman sosialitanya. Ataukah tetap menentang suami, tapi anak-anaknya merasa tertekan atas sikap egois
Daffa menjalani hari-harinya di kota Bandung ditemani Yulia dengan tenang. Sesekali ia video call dengan Aska yang super bawel kalau abangnya tak ada kabar.Putra sulung Kayla pun kini sudah tahu kalau hubungan ayah kandung dan ibu sambungnya mengalami kemajuan yang lebih baik. Sebagai anak sudah dewasa, Daffa tak akan menghalangi mereka selagi keduanya menemukan kecocokan satu sama lain.Hingga di malam itu. Daffa tengah membaca buku dikejutkan dengan kedatangan Azzam ayahandanya.Sementara Yulia belum pulang dari acara pengajian tak jauh dari kompleks itu."Ayah, kok malam-malam ke sini, ada apa? Gimana kabar nenek?" Heran Daffa dengan dahi sudah melipat."Hmm ... kabar nenek baik, Nak. Ayah ke sini mau ada perlu sama mama Yul, boleh?" tanya Azzam ragu-ragu. Ia merasa tak enak hati sekaligus malu pada anak bujangnya."Ciyee ... yang lagi kangen sama calon istri," celetuk Daffa menggoda ayahnya.Sadar mendapat candaan dari putranya, Azzam menggaruk tengkuk yang tak gatal. Wajah Azza
Sebulan kemudian setelah Kayla benar - benar pulih dari rasa traumanya.Proses persidangan Bayu telah dilakukan. Dia juga telah dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun. Yulia pada akhirnya benar-benar menggugat cerai suaminya itu dan sudah siap menjalani hidup sendirian mengingat usia tak muda lagi jikapun memutuskan menikah ke dua kali.Sementara Azzam telah kembali ke Bandung dan siap menyambut Daffa untuk menuntut ilmu di kota kelahiran ayah kandungnya.Malam itu, Kayla baru saja membereskan semua pakaian Daffa yang akan di bawa ke Bandung."Abang, Bunda pesan, jaga diri baik-baik. Jangan sampai salah pergaulan. Harus ingat niat awal yaitu nuntut ilmu yang bermanfaat untuk masa depan.""Jangan kecewakan Bunda dan ayah ya," sambung Kayla lagi. Daffa yang tengah memainkan laptopnya hanya mengangguk dengan pandangan lurus ke layar yang menyala di hadapanya."Sayang, udah malam. Daffa pasti capek. Biarkan dulu dia istirahat," tegur Ashraf yang tiba- tiba muncul di ambang pintu ka
"Mbak Yuli!" Kaget Azzam melihat kedatangan Yulia."Mama, kenapa ke sini? Emang ayah Ashraf udah balik lagi?" heran Daffa pun bertanya."Belum. Tapi ada Aska sama Om juga nenek kakeknya," jawab Yulia. Rupanya keluarga Ashraf datang membesuk Kayla."Oh, terus kenapa Mama malah ke sini?" Kembali Daffa bertanya sebab tak tahu alasannya."Ya Mama nggak enak lah. Kan Mama bukan bagian keluarga mereka," kata Yulia.Karena merasa kangen dengan Aska, Daffa akhirnya pamitan pada Azzam untuk menemui adik sambungnya. Daffa janji akan menemui kembali ayahnya itu."Kamu hati-hati ya, Nak!" pesan Azzam disambut anggukan kepala Daffa.Kini tinggallah Yulia dan Azzam saja di ruangan itu. "Mbak Yul, gimana kabarnya?" Azzam berbasa basi.Dalam diam, Azzam merasa kasihan dengan Yulia. Melihat kelakuan Bayu di luar dugaan. Azzam baru tahu kalau sifat Bayu seperti itu. Dan Azzam pun baru menyadari kalau ternyata Bayu menaruh hati pada mantan istrinya."Zam, saya minta maaf atas kesalahan suami saya ya," u
Ashraf keluar dari kamar rawat Bayu dengan nafas memburu. Wajahnya merah padam karena amarah belum terlampiaskan. Seandainya tak ada polisi, sudah pasti Bayu tinggal nama saja.Tak ingin memperlihatkan amarah di depan keluarga, Ashraf memilih menenangkan diri dulu di taman rumah sakit. Ia pun menelepon Farhan menanyakan kondisi kantor. Setelah merasa tenang, Ashraf kembali ke kamar Kayla.Di lain sisi, Bayu tertawa semakin keras, merasa puas sudah mengaduk-aduk emosi Ashraf. Namun tak lama ia berteriak histeris. "Bangsat! Lepasin gue!"Bayu terus saja menyumpahi semua orang yang kini memalingkan wajah darinya. Dengan kondisinya yang seperti itu, tak membuat Bayu sadar. Ia justru semakin membenci mereka."Diam! Atau saya sumpal mulutmu! Laki mulutnya kayak cewek," bentak polisi jengah mendengar ocehan Bayu.Sontak Bayu terdiam. Ia menutup rapat mulutnya. Namun hatinya masih bergejolak karena amarah.Esok harinya. Azzam sudah tersadar dari koma semalam. Ada Wahyu yang datang membesuk na
Bayu terbahak mendengar ucapan Yulia. Pria itu memaksakan diri bangun dari atas ranjang rumah sakit lalu duduk dengan kaki menjuntai ke lantai.Tanpa di duga oleh Yulia, Bayu menarik paksa tangan Yulia hingga wanita itu terjatuh tepat di pangkuan Bayu. Tangan Bayu yang terbebas dari selang infusan dengan sigap mencekik leher Yulia.''Dasar perempuan tidak tau diri kau, Yulia. Selama ini saya bersabar hidup dengan kamu tanpa hadirnya anak. Sekarang kau minta cerai hanya karena saya melakukan kesalahan sekecil ini, hah?'' bentak Bayu.Posisi mereka kini terbalik. Bayu berdiri sementara Yulia terbaring di ranjang dengan kaki menjuntai. Tangan Bayu semakin kuat mencekik leher Yulia hingga wanita itu kesulitan sekedar untuk menarik napas sesaat saja.Wajah Bayu pun nampak merah padam, menandakan betapa marahnya pria itu. Entah setan mana yang sudah merasuki jiwa Bayu hingga dia sekalap itu.''Ayah, apa yang ayah lakukan ke Mama?'' teriak Daffa yang kebetulan masuk ke ruangan kedua orang tu
Ashraf mendatangi ruangan di mana Bayu dirawat. Namun ia harus memendam kekecewaan sebab Bayu belum sadarkan diri setelah mendapat penanganan dari tim medis. Rupanya luka yang dialami Bayu cukup parah.Demi melampiaskan amarahnya, Ashraf meninju tembok di depan ruang rawat Bayu."Sabar, Pak. Amarah enggak akan menyelesaikan masalah," ucap polisi yang berjaga di sana."Bagaimana kalau Bapak berada di posisi saya? Istri yang Bapak lindungi nyatanya malah dijahati orang," sergah Ashraf dengan nafas memburu. Terlihat amarah belum surut dari wajahnya."Pasti sama kayak Bapak, lebih parah bisa jadi. Tapi kasus ini 'kan sudah ditangani pihak kepolisian, jadi biar kami saja yang menghukum pelaku," sahut polisi. Satu rekannya yang ikut berjaga mengangguk menanggapi.Ashraf tak menanggapi. Ia pergi dari sana masih dengan amarah yang membara. Apalagi saat teringat lagi bagaimana kondisi sang istri tadi.Kembali ke IGD, rupanya Kayla sudah siuman. Ia langsung memindahkan Kayla ke ruangan VIP supa
Kayla melihat ada vas bunga di sudut kamar itu. Segera ia berlari lalu mengambil dan memukulkannya ke kepala Bayu.PRANG! Vas bunga mengenai kepala Bayu hingga pecah berkeping-keping. Bayu pun tersungkur dengan darah mengucur dari kepala.Mata Kayla membulat. Ia melihat tangannya yang masih memegang potongan vas bunga. "Apa dia mati?" gumamnya dengan tubuh gemetaran. Vas bunga itu pun terlepas dari tangan.Kayla lalu melihat Azzam terkapar dengan pisau menancap di pinggang mantan suaminya itu. Sadar Azzam butuh pertolongan ia kembali berteriak sekuat tenaga."Tolong! Tolong!""Astaga, Azzam!" pekik Wahyu. Pria itu baru menyusul Azzam ke rumah kosong tersebut. Wahyu terhenyak melihaf kekacauan di rumah di dalam sana.Yang lebih mengejutkan, Azzam terluka akibat senjata tajam. Ditambah lagi, Wahyu melihat Bayu tergeletak tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya. Wahyu baru menyadari kalau Kayla juga sama halnya dengan Bayu walaupun tertutup jaket Azzam.Wahyu berlari keluar tanpa be
Setibanya Ashraf di rumah. Ia meminta Farhan untuk mengecek CCTV. Farhan sudah terbiasa keluar masuk kediaman Ashraf tanpa takut si empunya marah karena Farhan orang yang paling dipercaya Ashraf.Sementara Ashraf menemui Yulia untuk menanyakan suaminya pergi ke mana. Namun Yulia yang baru tiba pun sama tidak tahu Bayu pergi ke mana. ''Memangnya apa yang sudah terjadi, Pak Ashraf?'' Heran Yulia dengan wajah terlihat kebingungan.Saat Ashraf akan menjawab pertanyaan Yulia. Farhan lebih dulu memanggil.''Pak Ashraf, coba ini lihat. Bu Kayla sepertinya dibius sama pak Bayu,'' ucap Farhan kala sudah melihat rekaman CCTV beberapa jam yang lalu.''Bangsat, rupanya si bajingan Bayu itu masih penasaran sama istriku,'' geram Ashraf.Suami Kayla itu dengan jelas melihat Bayu membekap mulut Kayla dan membawa keluar sebelum akhirnya pergi menggunakan taksi.Mendengar Ashraf memaki suaminya, Yulia tergesa mendekati kedua lelaki itu dengan wajah yang semakin tak terbaca.''Ini apa sih yang terjadi?''
Kayla menemui kakak sepupu dan suaminya dengan wajah datar. Ia tak menyangka jika keduanya akan datang hari ini."Mbak, Mas, apa kabar? tanya Kayla basa-basi."Kami baik. Kamu keterlaluan, Kay, ngasih tau Daffa mau pindah ke Bandung dadakan gini," sahut Yulia langsung mencecar Kayla.Sementara Bayu terus menatap tajam Kayla. Rasa cinta dan sakit hati tengah bergejolak dalam hati laki-laki tersebut. Apalagi membayangkan Kayla berduaan dengan Ashraf, api cemburu kontan berkobar-kobar di dalam dada.Kayla mengerutkan kening, tak mengerti akan maksud Yulia. "Maksud Mbak apa?"Memang ia yang memberitahu mereka kalau Daffa diterima di ITB dan rencananya hari Sabtu nanti Daffa mau di antar ke kosannya. Saat itu ia hanya memberitahu saja tanpa niat mengajak mereka."Udah setahun kami enggak ketemu Daffa, tau-tau kamu bilang kalo dia mau kuliah di Bandung terus tinggal di sana. Kami 'kan jadi kerepotan, Kay, harus beresin kerjaan dulu supaya bisa ke sini. Mbak sama mas Bayu juga pengen ikut an