Sementara itu, di tempat lain, Jason yang terus berhubungan lewat telepon dengan Bryan, berhasil mencapai garis finish sesuai petunjuk Bryan. Jason langsung keluar dari mobil dan mencari Bryan.Akhirnya Jason menemukan Bryan yang sedang bersama Rara. Bryan langsung melepaskan diri dari Rara dan mendatangi Jason. "Kenapa papa meninggalkan mama? Kenapa papa menolak mama? Sekarang mama sedang mencari mati di arena balap dan INI KARENA PAPA!!!""Mencari mati? Kenapa Bryan bilang seperti itu?""Karena menurut Kak Rodney, mama terus membalap dengan nekad, mama membuat banyak orang ngeri dengan aksi mama yang sangat berbahaya. Kak Rodney sudah beberapa kali berusaha untuk memperingatkan mama tapi mama malah memutus handphone dan tidak mau lagi bicara dengan Kak Rodney."Jason langsung berjongkok di depan Bryan, menatap Bryan dan berkata, "mudah-mudahan mamamu tidak apa-apa. Karena, setelah perlombaan ini, papa pasti kan kalau mamamu tidak akan mengikuti lombaan balap lagi dan papa pastikan k
Saat ini, Celine menggeber motornya secepatnya. Dia telah menggeber motornya secepat mungkin sejak dari tikungan. Dia berharap jaraknya sudah cukup jauh dari Vladimir yang saat ini tertinggal di belakang.Tapi harapan Celline itu tidak menjadi kenyataan, karena Vladimir terus mengejar dari belakang. Vladimir yang sempat tertinggal agak jauh saat di tikungan, tidak mau menyerah kalah, karena di trek lurus menjelang garis finish ini, adalah kesempatan terakhir bagi Vladimir memenangkan balapan.Dengan performa motornya yang sangat kencang, Vladimir semakin mendekat, semakin memangkas jarak dengan Celine, karena performa motornya Vladimir di trek lurus, jauh lebih cepat dari motornya Celine sehingga sedikit demi sedikit dia semakin mendekati Celine.Para Penonton sangat tidak puas dengan keadaan ini, karena para penonton mayoritas lebih pro kepada sang Lady Rossi untuk memenangkan balapan ini.Walaupun para penonton Ini kebanyakan hanya menunggu di garis finish tetapi mereka terus mengik
Mark dengan dibantu oleh dua paramedisnya, mengangkat tubuh Celine ke dalam ambulans yang sudah Mark sediakan sejak awal di dekat garis finish ini.Karena pertolongan pertama harus terus dilakukan kepada Celine dengan semua peralatan yang ada di dalam ambulans bagian belakang, maka Jason dan Bryan duduk di bagian depan Ambulans di samping pengendara.Jason dan Bryan terus menangis saat mereka melihat tubuh Celine terus diberikan pertolongan pertama dengan peralatan yang tersedia di Ambulans ini.Beberapa kali Mark terdengar berkata, "stay with me, Celine. Don't go, Celine."Itulah kata kata Mark sambil terus berusaha memompa jantung Celine. Dia berusaha menyadarkan Celine.Kata-kata Mark itu membuat Jason semakin ketakutan. Jason takut Celine akan pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan dia. Karena itu, Jason cuma bisa memeluk tubuh Bryan sambil berdoa dan berharap supaya Celine selamat.Jason terus memperhatikan tangan Celine tapi belum terlihat ada gerakan dari tangan Celine itu, s
Bernard mendekati Mark untuk menanyakan keadaan Celine. Bernard masih tidak percaya kalau calon anak mantunya itu sudah pergi begitu cepat."Kami sudah berusaha dengan segala yang kami bisa, pak. Tetapi tabrakan itu terlalu keras, Celine tidak pernah sadar kembali hingga maut menjemputnya. "Mark menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah sedih."Maksudnya apa, oma? Mamaku dimana? Mama aku baik-baik saja kan? Iya kan, Oma?" suara Bryan bergetar saat dia terus bertanya kepada Rara dan juga kepada Rahayu yang terus menangis.Rara dan Rahayu tidak kuasa untuk menjawab pertanyaan Brian itu. Mereka hanya terus menangis dan menangis."Kenapa enggak ada yang jawab pertanyaan Brian? Kenapa? Kenapa semua orang menangis?" Sebagai seorang anak yang jenius, sebenarnya Brian sudah tahu akan apa yang sedang terjadi tetapi sebagai seorang anak, dia masih tidak percaya ibunya pergi karena itu dia tetap bertanya, dia masih tetap membutuhkan penjelasan langsung dari orang-orang yang lebih dewasa dariny
"PAPA! HUHUHU. JANGAN TINGGALKAN AKU, PA." Terdengar suara anak kecil yang baru saja keluar dari pintu lift. Dia segera berlari mendekati Jason yang masih berada di atas tembok.Jason yang baru saja hendak terjun ke bawah terpaksa menghentikan niatnya itu dan dia menoleh ke arah belakang melihat Brian menangis sambil terus mendekati posisinya Jason."Maafkan papa, Brian. Tapi papa harus pergi. Brian harus baik-baik bersama Oma Rara, Oma Rahayu dan Opa Bernard, yah?" pinta Jason sambil berusaha tersenyum kepada Bryan."Bryan gak mau! Bryan nggak mau harus kehilangan Papa. Brian baru saja kehilangan mama, Bryan nggak mau kehilangan Papa juga, Brian nggak mau!""Please, Bryan. Ada Oma dan Opa-mu yang akan selalu menjagamu. Kamu tidak akan pernah merasakan kekurangan dan semua harta milik papa menjadi milikmu, Bryan.""Bryan nggak mau! Huhuhu. Bryan tetap gak mau!""Jason ... lihat anakmu. Lihat wajahnya. Apakah kamu tega mengguratkan kesedihan lagi di wajahnya setelah dia harus kehilanga
Rara mengamuk saat mendengar dari Mark kalau jenazah Celine sudah diambil organnya dan bahkan sisa jenazah Celline sudah langsung dikremasi di rumah sakit ini juga."Kenapa langsung dilakukan?! Kenapa tidak ada persetujuan dariku dulu?" tanya Rara berang."Karena itu semua ada dalam surat Celine yang meminta itu semua," kata Mark sambil menunjukkan surat kematian yang dibuatnya untuk Celine dan ditandatangani Celine.Jason mengambil surat itu dan membacanya bersama Rara. Di situ dijelaskan kalau dengan rela dan tanpa paksaan, Celine akan memberikan semua organ-organ di tubuhnya yang masih bisa dipakai untuk kepentingan umat manusia kalau Celine mengalami kecelakaan dan tidak tertolong saat mengikuti balapan motor.Dalam surat itu, Celine juga meminta supaya sisa jenazahnya langsung dikremasi dan abunya ditaruh dalam sebuah wadah untuk diberikan kepada keluarganya Celine."Tapi kenapa tidak mencariku? Kenapa tidak menungguku saat acara kremasi mau dilakukan? Aku kan ingin melihat anakk
Saat itulah tiba-tiba terdengar suara sirine mobil ambulans yang nampaknya bergerak dari samping kamar jenazah ini.Suara sirine itu tidak terlalu keras, tidak seperti suara sirine saat mobil ambulans sudah berada di jalanan tapi tetap saja mengagetkan Jason dan juga Bernard.Setelah itu, Jason tidak lagi memperdulikan suara sirene itu, Jason terus memeriksa di setiap kotak pendingin tempat jenazah tapi dia tidak menemukan apa yang dia cari.Di sudut ruangan, di kegelapan, sebuah bayangan nampak menatap Jason dan berkata, "kenapa sih, kamu tidak bisa melihatku? Kenapa kamu tidak lagi bisa lagi mendengarku. Tadi suaraku bisa kamu dengar, tapi sekarang, kenapa tidak lagi?"Jason berdiri, dia seperti mendengar sesuatu tapi tidak jelas.Bayangan itu berusaha berteriak sekencang-kencangnya. "Ini aku, Jason." Bayangan itu berharap Jason melihatnya tapi sekalipun Jason sempat menatap ke arah sudut ruangan, tapi Jason terlihat tidak melihat apapun."Ada apa, Jason?"tanya Bernard karena Bernar
"Celine, apa itu kamu?" tanya Jason sambil fokus dan berharap ada jawaban dari pertanyaannya ini.Bryan cuma menatap Jason. Dia tidak bertanya apa-apa. Bryan memutuskan untuk terus bermain mobil-mobilan miliknya yang baru dia temukan di kamar ini.Jason masih fokus untuk berusaha mendengarkan suara mirip Celine tadi tapi suara itu tidak pernah terdengar lagi bahkan hingga setengah jam kemudian.Tiba-tiba handphone milik Jason berdering. Jason segera menerima telepon itu yang ternyata berasal dari Ricko, asistennya yang juga merupakan orang kepercayaannya untuk menangani semua masalah."Bagaimana Ricko?"Jason langsung duduk sambil memperhatikan kamar milik Celine ini."Aku sudah memeriksa data di rumah sakit itu dan ternyata semalam, tidak ada kremasi sama sekali di rumah sakit itu bahkan sudah seminggu belakangan tidak terjadi kremasi di rumah sakit itu," jawab Ricko di ujung telepon."Bagaimana dengan operasi pengambilan organ dari orang yang baru saja meninggal?""Itu juga tidak ter
"Iya, Pak Jason. Kami sekarang ini sudah dekat sekali dengan rumah itu," jawab Ricko."Bagus. Aku juga sudah dekat di sana, pak." Jason tidak meneruskan kata-katanya. Dia segera masuk ke kluster di mana beradanya rumah yang dicurigai adalah tempat Mark menyekap Celine.Di pos jaga, sudah ada mobilnya Ricko dan teman-temannya yang sempat dicegat oleh satpam tapi Ricko yang ternyata datang bersama seorang petugas polisi, langsung minta para satpam untuk mengizinkan mereka masuk karena dicurigai ada kasus penculikan yang dilakukan oleh penghuni di perumahan ini.Keberadaan seorang petugas polisi itu,membuat para satpam langsung membiarkan rombongan Ricko masuk termasuk Jason yang berada di paling belakang.Mereka semua bergegas menuju ke rumah nomor 107. Mereka semua memarkir mobil mereka di sekitar rumah. Jason baru keluar dari mobilnya, baru akan menuju ke rumah nomor 107, ketika tiba-tiba Ricko mendekati mobilnya Jason.Jason keluar dari mobil dan langsung menuju ke rumah itu, tapi J
"Tapi aku masih ragu, mah." Nania mengerutkan keningnya lagi."Ragu kenapa lagi?" Rara jadi gemas dengan Nania."Lihat wajahku. Kan ada bekas pukulan dari Nixon yang masih membekas di leherku. Aku yakin Celine tidak memiliki bekas luka seperti ini. Jadi, Jason pasti akan curiga kalau aku bukan Celine, ma.""Kalau itu mah gampang, Nania. Ingat, Celine mengalami kecelakaan motor, lagipula, sudah beberapa hari Jason itu tidak bertemu dengan Celine jadi mama akan bilang kepada Jason kalau kamu sempat kecelakaan waktu terakhir bertemu dengan dia. Mama yakin, Jason pasti akan mempercayai mama.""Apa mama yakin?""Iya, Nania. Mama yakin banget. Pokoknya penyamaran kamu pasti rapih. Kamu punya bekas luka tetapi Celine juga mengalami kecelakaan, jadi pasti ada bekas lukanya. Sementara itu, kalau Jason bertanya sesuatu tentang masa lalu Jason dengan Celine, maka kamu tidak perlu menjawabnya karena kamu mengaku kalau dirimu sedang Amnesia, jadi, tidak akan ada masalah.""Mama yakin, begitu?""Iy
"Jangan khawatir, Nania. Saat menuju ke apartemen tempat kamu sembunyi ini, Mama selalu periksa baik-baik Jangan sampai ada yang mengikuti mama. Mama bahkan sempat keluar-masuk beberapa toko dan memastikan dulu kalau tidak ada yang mengikuti mama, baru lah mama menuju apartemen kamu ini." Rara langsung masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu.'Lalu untuk apa mama ke sini?""Apakah mama tidak boleh Melihat putri mama yang sudah puluhan tahun tidak bersama mama?""Bukan begitu, mah. Tapi, aku kan sudah bilang kalau anak buah pacarku itu, si Nixon, bisa-bisa sedang memata-matai rumah mama karena mereka tahu tentang mama dan juga tahu tentang Celine. Saat aku melarikan diri dari Nixon mereka pasti berpikir kalau aku akan mendekati mama.""Sudahlah, Nania. Kamu tidak perlu khawatir. Seperti yang mama bilang tadi, mama sudah sangat hati-hati dan memastikan kalau tidak diikuti dulu barulah mama datang ke apartemen kamu ini.""Baiklah. Terima kasih karena mama sudah membuang banyak uang un
"Iya, Pak Jason. Mark pernah terlibat kasus pembunuhan di Amerika. Kekasihnya tewas terbunuh, beberapa jam sebelum mayat kekasihnya ditemukan pejalan kaki di sebuah taman, kekasihnya itu sempat menelepon keluarganya dan mengatakan kalau dia bertengkar dengan Mark," kata Ricko di ujung telpon."Bertengkar?" tanya Jason."Ya dan menurut kekasihnya, Mark mulai menggila kepadanya setelah dia ketahuan selingkuh dengan sahabatnya Mark.""Berarti Mark adalah pria yang obsesif. Lalu kenapa Mar tidak dipenjara?""Pengacaranya hebat, disewa oleh ayah Mark yang merupakan seorang bisnisman terkenal di Amerika. Selain itu, tidak ada bukti-bukti kuat yang bisa ditemukan selain rekaman suara dari kekasihnya itu yang kemudian tidak bisa menjadi bukti kuat yang memberatkan Mark sehingga Mark dibebaskan dari segala tuduhan kemudian dia pindah ke negara ini dan menjadi dokter di negara ini.""Sekarang kamu periksa semua CCTV dari rumah sakit tempat Celine menghilang itu, kamu periksa dari jam-jam dimana
"Celine, apa itu kamu?" tanya Jason sambil fokus dan berharap ada jawaban dari pertanyaannya ini.Bryan cuma menatap Jason. Dia tidak bertanya apa-apa. Bryan memutuskan untuk terus bermain mobil-mobilan miliknya yang baru dia temukan di kamar ini.Jason masih fokus untuk berusaha mendengarkan suara mirip Celine tadi tapi suara itu tidak pernah terdengar lagi bahkan hingga setengah jam kemudian.Tiba-tiba handphone milik Jason berdering. Jason segera menerima telepon itu yang ternyata berasal dari Ricko, asistennya yang juga merupakan orang kepercayaannya untuk menangani semua masalah."Bagaimana Ricko?"Jason langsung duduk sambil memperhatikan kamar milik Celine ini."Aku sudah memeriksa data di rumah sakit itu dan ternyata semalam, tidak ada kremasi sama sekali di rumah sakit itu bahkan sudah seminggu belakangan tidak terjadi kremasi di rumah sakit itu," jawab Ricko di ujung telepon."Bagaimana dengan operasi pengambilan organ dari orang yang baru saja meninggal?""Itu juga tidak ter
Saat itulah tiba-tiba terdengar suara sirine mobil ambulans yang nampaknya bergerak dari samping kamar jenazah ini.Suara sirine itu tidak terlalu keras, tidak seperti suara sirine saat mobil ambulans sudah berada di jalanan tapi tetap saja mengagetkan Jason dan juga Bernard.Setelah itu, Jason tidak lagi memperdulikan suara sirene itu, Jason terus memeriksa di setiap kotak pendingin tempat jenazah tapi dia tidak menemukan apa yang dia cari.Di sudut ruangan, di kegelapan, sebuah bayangan nampak menatap Jason dan berkata, "kenapa sih, kamu tidak bisa melihatku? Kenapa kamu tidak lagi bisa lagi mendengarku. Tadi suaraku bisa kamu dengar, tapi sekarang, kenapa tidak lagi?"Jason berdiri, dia seperti mendengar sesuatu tapi tidak jelas.Bayangan itu berusaha berteriak sekencang-kencangnya. "Ini aku, Jason." Bayangan itu berharap Jason melihatnya tapi sekalipun Jason sempat menatap ke arah sudut ruangan, tapi Jason terlihat tidak melihat apapun."Ada apa, Jason?"tanya Bernard karena Bernar
Rara mengamuk saat mendengar dari Mark kalau jenazah Celine sudah diambil organnya dan bahkan sisa jenazah Celline sudah langsung dikremasi di rumah sakit ini juga."Kenapa langsung dilakukan?! Kenapa tidak ada persetujuan dariku dulu?" tanya Rara berang."Karena itu semua ada dalam surat Celine yang meminta itu semua," kata Mark sambil menunjukkan surat kematian yang dibuatnya untuk Celine dan ditandatangani Celine.Jason mengambil surat itu dan membacanya bersama Rara. Di situ dijelaskan kalau dengan rela dan tanpa paksaan, Celine akan memberikan semua organ-organ di tubuhnya yang masih bisa dipakai untuk kepentingan umat manusia kalau Celine mengalami kecelakaan dan tidak tertolong saat mengikuti balapan motor.Dalam surat itu, Celine juga meminta supaya sisa jenazahnya langsung dikremasi dan abunya ditaruh dalam sebuah wadah untuk diberikan kepada keluarganya Celine."Tapi kenapa tidak mencariku? Kenapa tidak menungguku saat acara kremasi mau dilakukan? Aku kan ingin melihat anakk
"PAPA! HUHUHU. JANGAN TINGGALKAN AKU, PA." Terdengar suara anak kecil yang baru saja keluar dari pintu lift. Dia segera berlari mendekati Jason yang masih berada di atas tembok.Jason yang baru saja hendak terjun ke bawah terpaksa menghentikan niatnya itu dan dia menoleh ke arah belakang melihat Brian menangis sambil terus mendekati posisinya Jason."Maafkan papa, Brian. Tapi papa harus pergi. Brian harus baik-baik bersama Oma Rara, Oma Rahayu dan Opa Bernard, yah?" pinta Jason sambil berusaha tersenyum kepada Bryan."Bryan gak mau! Bryan nggak mau harus kehilangan Papa. Brian baru saja kehilangan mama, Bryan nggak mau kehilangan Papa juga, Brian nggak mau!""Please, Bryan. Ada Oma dan Opa-mu yang akan selalu menjagamu. Kamu tidak akan pernah merasakan kekurangan dan semua harta milik papa menjadi milikmu, Bryan.""Bryan nggak mau! Huhuhu. Bryan tetap gak mau!""Jason ... lihat anakmu. Lihat wajahnya. Apakah kamu tega mengguratkan kesedihan lagi di wajahnya setelah dia harus kehilanga
Bernard mendekati Mark untuk menanyakan keadaan Celine. Bernard masih tidak percaya kalau calon anak mantunya itu sudah pergi begitu cepat."Kami sudah berusaha dengan segala yang kami bisa, pak. Tetapi tabrakan itu terlalu keras, Celine tidak pernah sadar kembali hingga maut menjemputnya. "Mark menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah sedih."Maksudnya apa, oma? Mamaku dimana? Mama aku baik-baik saja kan? Iya kan, Oma?" suara Bryan bergetar saat dia terus bertanya kepada Rara dan juga kepada Rahayu yang terus menangis.Rara dan Rahayu tidak kuasa untuk menjawab pertanyaan Brian itu. Mereka hanya terus menangis dan menangis."Kenapa enggak ada yang jawab pertanyaan Brian? Kenapa? Kenapa semua orang menangis?" Sebagai seorang anak yang jenius, sebenarnya Brian sudah tahu akan apa yang sedang terjadi tetapi sebagai seorang anak, dia masih tidak percaya ibunya pergi karena itu dia tetap bertanya, dia masih tetap membutuhkan penjelasan langsung dari orang-orang yang lebih dewasa dariny