Alex, Vania dan Felicia berbincang-bincang di ruang tamu sambil menikmati minuman dingin dan cemilan kering. Sebelum Felicia banyak bertanya kepada Vania, Alex sudah terlebih dahulu membuka mulut. Ia mengatakan kepada Felicia bahwa mereka baru 6 bulan menjalin hubungan. Pria tampan itu juga, berkata jujur tentang status Vania, ia mengatakan kalau Vania berasal dari desa dan saat ini tinggal di apartemen yang di belinya dua tahun yang lalu. Alex juga mengatakan kalau Vania saat ini masih kuliah.
"Kapan kalian rencananya kalian akan menikah ?" Ucap Felicia
Hehehe Vania terkekeh "Vania masih kuliah Tante" jawab Vania sambil tersenyum malu-malu.
"Jika kamu menikah dengan Alex, kamu tidak perlu bekerja Vania. Alex sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup kamu" protes Felicia. Tentu saja Alex bisa memenuhi kebutuhan Vania, sebab Alex bergelimang harta, bahkan tujuh keturunan tidak akan habis.
"Iya Tante. Tapi aku harus menyelesaikan kuliahku dulu Tante" ucap Vani
Satu minggu telah berlalu, di mana satu minggu ini Alex jarang menemui Vania, ia merasa bersalah karena telah memberikan harapan palsu kepada wanita cantik itu. Jauh di dalam lubuk hatinya yang paling terdalam, ia benar-benar ingin menjadikan Vania sebagai teman hidupnya.”apa yang harus aku lakukan ?” ucap Alex kepada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju kantor. Sebenarnya ia ingin menemui Vania terlebih dahulu, tetapi Alex mengurungkan niaatnya karena binggung harus mengatakan apa kepada Vania. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau putrinya tidak mengizinkannya untuk menikah. Tentu hal itu akan membuat Vania sedih dan kecewa.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Alex. Ia baru saja memikirkan Vania dan sekarang nama wanita cantik itu muncul di layar ponselnya“hallo sayang” ucap Alex setelah mengusap layar ponselnya“abang di
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi Alex belum bisa memejamkan mata. Pria tampan itu sedang asik melihat wajah wanita cantik yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Ia menyisikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah mulus Vania. Sentuhan lembut tangannya membuat wanita cantik itu terbangun dari tidurnya."Abang belum tidur" ucap Vania sambil membuka mata dengan malas"Ini abang mau tidur. Kamu kenapa bangun sayang ?" Sahut Alex sambil balik bertanya kepada Vania"Vania mau ke kamar mandi abang" jawabnya sambil menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Hanya butuh waktu 5 menit, Vania sudah ke luar dari kamar mandi. Ia melihat Alex sedang duduk di sofa sambil memandang kolam renang yang berada tepat di bawah apartemennya. Vania melangkah menghampiri pria tampan itu sambil berkata "Abang kenapa belum tidur ?""Hm...kamu sudah selesai dari kamar mandinya ?" Bukannya menjawab p
Tepat pukul lima sore, Alex sudah tiba di apartemen milik Vania. Saat ia tiba di sana, ruangan yang cukup luas itu terasa sepi karena Vania belum kembali dari kampus. Alex meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi Vania.Tu....tu....tu.... Suara telepon terhubung"Iya abang" suara lembut dari seberang sana"Kamu sudah di mana sayang ?" Tanya Alex"Ini sudah di depan pintu"Alex memutar kepala untuk melihat ke arah pintu, dan benar saja wanita cantik itu sudah berdiri di bibir pintu sambil tersenyum manis kepadanya. Alex melangkah mendekati Vania, lalu mengangkat tangan untuk menjepit hidung mancung sugar baby-nya itu "dasar nakal" ucapnya"AW..." Jerit Vania "sakit abang" lanjutnya sambil menyentuh hidungnya"Lagian sih, sudah di depan pintu telepon abang masih saja diangkat" ucap Alex. Ia melingkarkan tangan kanannya di pinggang Vania, lalu menuntunnya melangkah hingga ke sofa.Hehehe Vania terkekeh mendengar ucap
Dengan terpaksa Vania melangkah mengikuti Alex masuk ke dalam rumah. Ia melangkah sambil menundukkan kepala. Jantungnya tidak berhenti memompa apa lagi saat telinganya mendengar suara Felicia menyambut kedatangan mereka.Vania menegakkan kepala dan tersenyum kepada orang yang ada di sana, sambil menjabat tangan Felicia "apa kabar Tante ?" sapa Vania"Baik sayang" jawab Felicia "kamu bagaimana ?" Lanjutnya"Saya baik Tante" jawab Vania sambil melepas jabat tangannya dari Felicia. Setelah itu ia beralih untuk menjabat tangan wanita yang duduk di samping Felicia."Saya Vania Tante" ucapnya untuk memperkenalkan dirinya"Ya, saya sudah tahu" jawab Donna "kita kan sudah pernah bertemu waktu itu" lanjutnya sambil tersenyum seribu artiVania memperhatikan wajah Donna dan berusaha mengingat, di mana dan kapan mereka bertemu. Hanya butuh 1 satu menit untuk ia mengingatnya "oh iya Tante. Vania ingat" ucapnya sambil tersenyum"Baguslah" sah
Tepat pukul 11 lewat 30 menit, Alex sudah tiba di kediaman Winata. Pria tampan itu langsung menuju kamar putrinya yang berada tepat di samping kamarnya. Dengan lembut ia mengetuk pintu dan memanggil nama Tia.Tidak lama pintu pun terbuka. Alex disambut dengan wajah cemberut putrinya. Bahkan wanita cantik itu tidak membuka mulut untuk menyapa atau mempersilahkan ayahnya masuk ke dalam kamar."Apa daddy boleh masuk ?" Ucap Alex dengan nada yang bercanda. Ia berusaha tetap bersikap lembut terhadap putrinya, agar masalah tidak semakin panjang dan rumit."Ya" sahut singkat Tia dengan angkuhAlex melangkah masuk ke dalam kamar, ia duduk tepat di samping putrinya "sayang, sebenarnya........." Alex belum selesai berbicara tetapi Tia sudah memotongnya"Jika daddy ingin bicara tentang wanita kampung itu ! Sebaiknya daddy ke luar saja dan kembali ke kamar untuk istirahat karena besok pagi Daddy harus ke kantor" ucap Tia. Ia bangkit dari sofa, melangkah
Ting.....suara pesan masuk di ponsel Vania.Dengan lembut tangan wanita cantik itu meraih ponselnya dari atas meja. Matanya refleks membulat dan bibirnya sedikit terbuka setelah melihat jumlah notifikasi SMS banking yang masuk di ponselnya."Abang pasti salah kirim" ucap Vania sambil memainkan ibu jari di layar ponselnya untuk mencari nomor telpon Alex.Tu.....tu.....tu...suara telepon masuk"Iya sayang" suara bariton dari seberang sana."Abang pasti salah kirim uang" todong Vania tanpa basa-basi"Emang kenapa sayang ?" Tanya Alex yang berpura-pura tidak tahu"Abang transfer uangnya kebanyakan" ucap Vania"Emang berapa Abang transfer ?""Tiga ratus juta abang""Ow....Abang enggak salah transfer sayang. Abang sengaja memberikannya kepadamu, karena abang mendapat tender baru" jawab Alex."Benarkah ?" Tanya Vania dengan rasa tidak percaya."Iya sayang""Terima kasih abang, terim
Niat Alex untuk bercinta dengan Vania harus gagal karena kliennya yang datang dari luar negeri telah tiba. Alex membawa Vania untuk bertemu dengan kliennya sambil makan siang. Ini pertama kalinya Alex membawa wanita dalam pertemuan bisnisnya. Selama ini Alex terkenal sebagai pria yang anti wanita dalam urusan kerja atau bisnis, walaupun teman-temannya membawa istri atau kekasihnya ! Alex tetap saja tidak tertarik untuk mengikuti mereka, pria tampan itu lebih nyaman tanpa wanita."Abang, aku tunggu di mobil saja ya ?" Ucap Vania saat mereka tiba di parkiran sebuah kafe"Kenapa sayang ?""Aku malu abang. Ini kan urusan bisnis" jawab Vania. Ia merasa tidak pantas ada di sana, karena ini adalah urusan bisnis"Enggak usah malu sayang, kan ada abang" bujuk Alex untuk menyakinkan Vania.Dengan berat hati, Vania akhirnya mengikuti Alex menemui kliennya yang sudah menunggu di dalam kafe. Tubuhnya gemetar saat Alex menggandeng tangannya, ia benar-benar gugup
Dua hari telah berlalu, di mana pagi ini Vania sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, walaupun Alex masih melarangnya agar tidak masuk kampus dalam satu minggu ini, tetapi ia tetap pergi. Bagi Vania dengan menghindar dari Tia tidak akan menyelesaikan masah.Saat tiba di kampus, ia langsung disambut oleh Regina. Wanita cantik itu langsung mengajukan beberapa pertanyaan kepada Vania.“Van, apa benar kalau Tia itu adalah anaknya om Alex ? terus kapan kamu bertemu dengannya ?” ucap ReginaVania menutup mulut Tia dengan tangannya “st......jangan keras-keras, nanti ada yang mendengar” ucapnya“maaf,maaf. Aku terlalu bersemangat, aku tidak menyangka kalau wanita gila itu adalah putri om Alex” ucap Regina “kok bisa ya ! dia jadi putri om Alex ?” lanjutnya dengan rasa tidak percaya“pertanyaan kamu ada-ada saja” sahut Van
"apa ?" Ucap Alex untuk memperjelas."Iya pak . Kami sudah menemukan semua bukti-bukti" Semuanya hanya diam mematung saat polisi membawa Donna ke kantor polisi. Mereka tidak tahu harus berkata dan berbuat apa, karena bukti video dan rekaman pembicaraan Donna sudah di tangan pihak kepolisian, dan semua itu hasil kerja keras Wiranto. Pria paruh baya itu lah yang sudah melaporkan Donna dan memberikan bukti. Ia masih menyimpan rekaman Cctv waktu Donna merusak rem mobil suaminya sendiri, dan hari itu juga suaminya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematian. Wiranto juga mendapat ponsel milik Susan ditempat kejadian kecelakaan dua Minggu yang lalu, di dalam ponsel itu terdapat rekaman perbicangan antara Susan dan Donna. Di sana jelas terdengar kalau Donna yang meminta Susan untuk melakukan tindakan berbahaya itu. Semua itu dilakukan Wiranto untuk memberikan kenyamanan pada anaknya terutama kepada Vania. Ia tahu kalau Donna sejak dulu mencintai Alex, dan wanita licik itu pasti melaku
"benarkah tidak ada yang tersisa sedikitpun cinta untukku ?" Tanya Donna.Alex menggelengkan kepala. "Benar, aku bukanlah pria yang tepat untukmu dan percayalah, Tuhan pasti sudah menyiapkan seorang pria untukmu yang jauh lebih segalanya dariku" ucapnya dengan lembut. Lalu ia melangkah untuk pergi.Setelah membuka pintu, Alex terkejut karena matanya langsung beradu dengan mata Vania. Wanita cantik yang sedang mengandung itu berdiri tepat di depan pintu dengan berlinang air mata. Hatinya pedih bagaikan teriris sembilu mendengar semua perbincangan Alex dan Donna."Sayang..." Ucap Alex. Ia langsung memeluk Vania dengan erat dan membawanya masuk ke dalam kamar."Abang, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Tante Donna ?" Vania bertanya setelah mereka tiba di kamar.Alex menatap sayu Vania. "Sayang, dua Minggu yang lalu aku membuat janji dengan Donna dan kami bertemu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantor Winata. Saat pertemuan itu, aku sengaja memberikan harapan kepada Donna, ba
Karena Vania selalu menolak untuk melakukan hubungan suami istri ! Akhirnya Alex masuk ke dalam kamar mandi. Ia berusaha menidurkan Alex junior dengan menggunakan sabun mandi.Tok...tok...tok..."Abang kenapa lama kali di dalam kamar mandi" teriak Vania dari balik pintu kamar mandi."Sebentar sayang, Abang lagi buang air besar" sahut Alex dari dalam sana."Ow... baiklah. Vania tidur duluan ya Abang" Vania kembali ke tempat tidur. Ia menarik selimut untuk menutup tubuhnya hingga leher. Sementara Alex di dalam sana sedang berusaha keras untuk mengeluarkan cairan kental yang sudah 4 hari ini tertimbun di dalam sana."Ow...." Erang Alex setelah sesuatu ke luar dari benda tumpul miliknya. Ketika ke luar dari kamar mandi, Alex melihat Vania sudah tertidur pulas di atas tempat tidur. "I love you sayang. Kamu adalah separuh hidupku" Alex mengecup kening Vania dengan lembut. Setelah itu baru ia membaringkan tubuh di atas tempat tidur untuk menjemput mimpi indah....................Satu Minggu
Dua hari telah berlalu, di mana pagi ini Susan sudah sadarkan diri. Saat ia membuka mata ! Orang yang pertama kali ia cari adalah Vania. Dengan susah paya ia membuka mulut agar bisa berbicara dengan dokter yang saat itu sedang memeriksa kondisinya.Walaupun dengan tata bahasa yang sulit untuk dimengerti ! Sang dokter bisa mengerti dengan ucapan Susan. Ia bergegas ke luar dari ruangan lalu menghampiri Vania yang duduk di kursi besi bersama Alex."Maaf nona" ucap sang dokter."Iya dok" sahut Alex dengan sigap."Sepertinya pasien ingin mengatakan sesuatu kepada nona pak" jawab dokter."Apa.....?" Ucap Vania dan Alex secara bersamaan. "Susan sudah sadarkan diri ?" Lanjut Alex."Sudah pak. Nona Susan sudah melewati masa kritisnya" "Kalau begitu apa kami sudah bisa menemuinya dokter ?" Tanya Alex."Silahkan pak, tapi jangan terlalu lama, karena pasien butuh istirahat"Vania dan Alex melangkah menuju ruangan Susan. Setelah pintu terbuka, Vania sengaja melepaskan genggaman tangan Alex dari
Setelah pertemuan itu, Wiranto tidak pernah datang lagi ke kantor Winata grup. Bahkan ia melayangkan satu lembar kertas sebagai tanda pengunduran diri. Tetapi Alex tidak menanggapinya, bahkan ia meminta sekretaris untuk menghubungi Wiranto agar datang menemuinya.Tok....tok....tok...."Masuk" suara Alex dari dalam ruangan."Permisi pak" ucap Wiranto sambil menjulurkan kepala dari balik pintu."Silahkan duduk" Alex mempersilahkan Wiranto duduk di kursi tamu yang ada di hadapannya."Maaf jangan memanggilku pak. Sesungguhnya akulah yang memanggil anda bapak, karena anda adalah ayah kandung dari Vania yaitu istriku" ucap Alex."Terima kasih" jawab singkat Wiranto."Bapak tidak perlu sungkan kepada saya. Karena saya adalah menantu anda. Masalah surat pengunduran diri yang bapak kirimkan dua hari yang lalu ! Saya menolaknya. Jangan membawa masalah pribadi dalam pekerjaan. Aku harap bapak bisa bersifat profesional" ucap Alex dengan tegas."Baik, saya akan melanjutkan tugasku sebagai karyawan
Setelah menunggu 30 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba. Seorang pria melangkah masuk dari pintu utama bersama pak Asep sang sopir pribadi Alex. Pria itu mengenakan celana hitam, kemeja biru tua dan mengenakan topi yang menutupi setengah dari wajahnya.Sontak kedatangannya membuat jantung Susan berdegup kencang, seluruh tubuhnya gemetar dan dingin. Ia menatap tajam Donna sambil mengeratkan seluruh gigi. Ingin rasanya ia membunuh Donna saat ini juga.Berbeda dengan Vania, wanita cantik yang sedang mengandung 8 bulan itu mengerutkan kening melihat pria yang sedang melangkah dari pintu utama menuju ruang tamu. Ia merasa tidak asing dengan tubuh pria itu, hanya saja dia tidak bisa mengenalinya karena wajah pria itu tertutupi topi."Nah....itu dia sudah datang" Donna bangkit dari tempatnya, ia melangkah dengan penuh semangat untuk menyambut kedatangan pria itu."Mas Alex bisa bertanya kepadanya" ucap Donna setelah mereka tiba di ruang tamu dan duduk di atas sofa."Apa-apaan ini
Tepat pukul 7 malam, Alex dan Vania sudah tiba di kediaman Winata. Awalnya Vania menolak ajakan suaminya untuk berkunjung ke kediaman Winata, Vania takut bertemu dengan Susan. Tetapi karena Alex mengajak Dita juga ! Akhirnya Vania bersedia untuk ikut.Saat Vania melangkah masuk dari pintu utama ! Susan menyambut mereka dengan baik, ia bersikap manis dan ramah seperti tidak ada masalah diantara ia dan Vania."Hay Vania. Bagaimana kabarmu ? Sudah lama kita tidak bertemu" ucap Susan sambil menjabat tangan Vania dan mencium kedua pipinya. Susan juga melakukan hal yang sama kepada Dita. Tetapi berbeda dengan Alex, pria tampan itu justru menolak berjabat tangan dengan Susan. Alex menggenggam telapak tangan Vania sambil melangkah menuju ruang tamu. Ia malas melihat tingkah Susan yang berputar-putara manis. "Eh... ternyata ada mas Alex dan Vania" suara Donna terdengar dari tangga. Wanita licik yang satu itu mengenakan gaun mini berwarna hitam, dengan dada sedikit terbuka. Ia sengaja memamer
Setelah berpikir satu malam, akhirnya Alex menemukan cara untuk membuka mulut Donna. Ia meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi Donna. Alex mengajak Donna untuk bertemu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantornya. Dan ajakan itu mendapat respon baik dari Donna.Tetap pukul 12 siang, Alex sudah meninggalkan kantor Winata grup, ia melangkah menuju kafe di mana ia membuat janji dengan Donna. Dan benar saja, ketika ia tiba di sana ! Donna sudah menunggu di ruang VIP yang sudah dipesan Alex beberapa jam yang lalu."Maaf sudah membuat kamu lama menunggu" ucap Alex setelah menjatuhkan bokongnya di atas kursi."Tidak apa-apa mas, aku juga bari sampai" jawab Donna dengan lembut. "Oh iya mas, untuk apa mas memintaku datang kemari ?" Lanjut Donna.Alex tersenyum, ia menggenggam punggung tangan Donna yang terletak di atas meja. "Yang pastinya, kedatangan kamu kemari tidak akan sia-sia dan mengecewakan" ucapnya dengan lembut.Sentuhan lembut dari tangan Alex sanggup membuat seluruh bulu
Setelah tiba di kediaman Winata, Alex langsung memanggil nama Donna dari ruang tamu. Ia sudah tidak sabar lagi untuk segera mengetahui apa yang sebenarnya. Alex bukan hanya curiga dengan sikap perubahan Vania, tetapi ia juga curiga tentang kedekatan putrinya dengan Wiranto. Bayang-bayang kedekatan Tia dengan Wiranto sewaktu di kafe, masih berputar-putar di bayangan mata Alex."Donna, Donna" panggil Alex dengan suara lantang.Mendengar suara Alex yang begitu lantang ! Lantas mengundang semua yang ada di mansion megah itu ke luar dari kamarnya masing-masing."Alex, kamu kenapa berteriak seperti ini sayang ?" Ucap Felicia saat ke luar dari kamarnya."Eh....mama" Alex menjabat tangan Felicia dan mencium punggungnya. "Apa mama melihat Donna ?" Lanjut Alex sambil bertanya."Aku di sini mas ?" Sahut Donna yang sedang melangkah menuruni anak tangga menuju ruang tamu."Nah itu dia" Felicia menunjuk ke arah Donna."Don, aku ingin bertanya tentang Susan" ucap Alex tanpa basa-basi. Felicia menge