Share

Bab 39 Pov Robi

Penulis: Rosalie_Ch
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-25 22:59:04

Pov Robi

Kebahagiaan yang sudah aku dambahkan, bersama Wanita yang sudah lama hadir dihati ini, akhirnya terwujud juga pada hari ini. Hari dimana aku, sah menjadi suami Ketika mengucapkan janji suci pernikahan. Dihadapan pemimpin agama, orang tua ku, orang tua nya, serta keluarga yang turut serta dalam menyaksikan pernikahan kami. Gugup, saat benda berbentuk lingkaran emas ini, aku kenakan dijari manis Wanita itu. Senyum kebahagian dan terharu beserta buliran bening jatuh dipipi. Itulah, tanda kebahagian yang kurasakan sekarang.

Acara digelar di rumah orang tua mempelai wanita, atas kesepakatan bersama. Dengan dibaluti gaun pengantin, nan indah ditubuh langsing Nela, membuat aku kagum tak jemuh memandang. Apalagi, yang mendesain adalah dirinya sendiri. Entah kenapa, aku tak punya alasan mengapa aku begitu mencintai istriku ini. Cinta itu tumbuh sendiri, dan sudah lama menetap dihati tanpa aku tahuh kapan ia datang. yang terpenting, cinta yang aku nantikan sudah menjadi milikku seutuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 40

    Hari ini aku dan suami akan pindah ke rumah baru yang sudah Robi beli dan memulai lembaran baru kehidupan kami. Rencananya rumahku ini akan aku jual, karena tak ada yang menepati. Lalu, bi Ijah akan ikut aku, karena jarak dari rumahnya ke rumah yang akan kami tempati lebih dekat dengan rumahnya. Setelah beres - beres, aku dan bi Ijah menunggu kedatangan Robi untuk menjemput kami. Tak lama, ia sampai. "Barang - barang nya udah semua?" "Udah," "Barang - barang bi Ijah mana?" "Nggak ada den, bibi nggak menetap disini." jawab bi Ijah."Oh, biasanya langsung pulang?" "Iya Den," "Ya udah, ayo berangkat." Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah ku. Rumah yang aku beli, dengan hasil keringatku sendiri. Sekarang, aku harus meninggalkan nya dan berteduh dibawah atap lain bersama orang tercinta. Setelah kami sampai, langsung menurunkan barang dan mulai mengemasi. Bi Ijah langsung ke dapur, ternyata semuanya sudah disiapkan Robi. seperti, kebutuhan dapur, isi kulkas, ruangan - ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 41

    "Kamu mau ngajak aku bulan madu?" tanya mya saat, aku sudah mengatakan ide dari Aina tadi. Aku hanya mengangguk. "Di Bali?" Angguk ku lagi. Ia diam menatapku. "Gimana mau nggak?" "Serius?" "Iya. Kalau kamu nggak mau, ya udah," "Siapa bilang aku nggak mau? aku mau kok," "Bener?" "Hem," "Tapi kamu nggak sibuk kan?" "Untuk kamu, aku nggak sibuk. Kapan ke Bali?" "Secepatnya," "Udah nggak sabar nih, mau berduaan sama aku?" Katanya sambil menarikan satu alisnya. "Iih, aku serius," "Ya udah, besok gimana?" "Besok? kok cepat banget," "Yeh, tadi bilang secepatnya," "Lusa aja ya, biar aku bisa prepare," "Niat banget ya, sampe prepare segala," "Emang kamu nggak niat, bulan madu sama aku?" "Niat dong sayang, niat banget lagi." "Okey kalau gitu lusa ya kita berangkat!" "Siap bos! Ya udah, tidur gih dah larut," Aku menarikan selimut sampai dada sambil berbalik menatap wajah lelah suamiku ini. Ia baru pulang jam sembilan malam tadi, karena katanya kerjaan yang menumpuk. "Bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 42 Pov Renata.

    Pov Renata.Semua rencana yang sudah ditata rapih, hancur dalam sekejap. Gara- gara Rian s I a l an itu.Dengan keadaan yang belum vit, aku dikejutkan dengan berita kalau Robi akan menikahi Nela dalam waktu dekat. Ingin rasanya aku melenyapkan diri ini dan benih yang ku kandung. Namun gagal saat Rian megagalkan niat ku.“Kamu harus nerima kenyataan! Jangan ngelakukan hal b o d o h seperti ini,”“Kenapa kamu ada disini?! Pergi!” teriak ku, pada pria didepanku ini.“Jangan ngelakuin ini! ayo, aku antar kamu pulang,”“Nggak! aku nggak mau pulang, Lebih baik aku mati!” teriak ku frustasi.“Jangan egois Ren, ingat anak yang kamu kandung, biarkan dia hidup.”“Aku nggak peduli! Gara – gara benih kamu yang s i a la n ini, aku nggak jadi nikah!”“Aku udah berapa kali bilang, aku siap tanggung jawab.Aanak yang kamu kandung adalah anak aku Ren, Ingat itu.”“Aku tahu ini anak kamu, tapi aku nggak peduli. Aku nggak butuh tanggung jawab kamu!”“Nggak capek apa, teriak – teriak terus? Ayok, kita

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 43

    Besok, kami akan pulang, jadi hari ini akan melanjutkan jalan - jalan dan menikmati indahnya pantai Nusa Penida. Setelah lunch, sambil bergandeng tangan, kami menuju Diamond beach. Bukan hanya itu saja, kami menghabiskan hari terakhir ini, menjelajah semua pantai. Saat sedang asyik bermain di pantai, tak sengaja aku melihat pria yang wajahnya sangat familiar. "Brian!" Panggil Robi, pada pria yang tadi tak sengaja aku lihat. "Robi? disini juga?" "Iya bro, apa kabar?" "Baik bro, kamu?" "Baik juga dong," "Sama siapa disini?" "Sama teman, kamu sendiri sama siapa?" "Oh iya, lupa. Kenalin, ini istri aku namanya Nela," Dia menatapku agak lama, seperti sama dengan ku yang tahu, kalau kami pernah bertemu. Aku pun tersenyum ke arahnya sambil memperkenalkan diri. "Nela," "Brian. Tunggu, kayaknya kita pernah ketemu deh,"Nah kan. Dia juga merasakan yang sama kayak aku. Robi menatapku dengan raut wajah bertanya, tapi aku hanya menangkapi dengan mengangkat bahu tanda tak tahu. "Kamu y

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 44 Pov Rian.

    P o v Rian. Flash back ulang tahun Fani. Ditengah keramaian pesta dengan disoroti lampu disco party dan Dj yang meriahkan suasana itu, aku hanya memperhatikan seorang wanita ditengah pesta, yang sambil memegang gelas wine. Sekali kali, dia mencuri pandang ke arah pria yang sesang asyik mengobrol dengan kerabatnya. Wanita itu berusaha mencari perhatiannya tapi, tak digubris pria itu. 'Kasihan,' batinku kala itu. "Jangan perhatikan terus, samperin dong," ujar Baim, teman ku.Aku hanya tersenyum miring. "Kenapa? siapa tahu CLBK," "Nggak segampang itu kali," jawabku datar."Kenapa? cinta itu butuh perjuangan. Bukan perhatikan dari jauh kek gini nih," "Kamu sih enak ngomong nya, yang jalanin itu aku,""Iya bos iya,""Aku duluan cabut ya bro," pamit ku, yang sudah bosa. di acara ulang tahun ini."Loh Ian, kok cepet banget sih pulangnya? nggak mau joget dulu gitu, siapa tahu dapat cewek cakep," "Bacot. Kamu aja tuh, yang joget - joget nggak jelas sama mereka," hardik ku, sambil menunj

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 45 Pov Rian 2

    P o v Rian dua. Aku yang mengetahui pernikahan mereka akan mendatang, seakan hati ini tak tenang. Ingin sekedar menanyakan kabar Renata, tapi selalu saja diabaikan pesan atau telpon dari ku.Hingga, datang kabar kalau mereka sedang di Bali, menghadiri acara meet and great para pengusaha terkenal di Indonesia, dan juga foto prewed untuk pernikahan mereka. Jujur saja, aku tak rela jika melihat ia bersanding dengan pria yang tak mencintai dirinya. Cinta nggak bisa dipaksa, sama kayak aku yang selalu memaksanya kembali padaku. Bukan! Aku tak memaksa, hanya saja berusaha berjuang mendapatkan cinta yang dulu. Aku percaya, dia juga masi menyimpan rasa cinta itu untuk ku. Aku mencoba menghubungi lagi, tapi nihil! Tak menyerah, aku mencoba menelpon dengan nomor baru yang tadi sudah ku beli. Deringan pertama tak diangkat. Deringan kedua juga tak diangkat. Mungkin lagi, bersenang - senang dengan calon suaminya itu. Tak lama dia mengangkat telpon. "Ha- halo?" sapanya, dari ujung sana dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 46

    "Yang, mending kamu istirahat aja deh di rumah," kataku pada Robi, yang tadi malam mengeluh tak enak badan tapi pagi ini kekeh sekali untuk ke kantor. "Aku udah baikan kok yang, lagi pula hari ini tuh ada meeting penting yang aku harus hadir," "Beneran?""Iya sayang,""Ya udah, tapi jangan terlalu capek ya, istirahat kalau capek," "Iya sayang. Jadikan kamu ngantar aku?" "Jadi dong sayang, nanti aku jemput kalau kamu udah selesai, kamu nggak boleh nyetir dulu. Hari ini pekerjaan di toko nggak terlalu banyak," "Iya sayang, kamu hari ini jadi supir sementaraku," "Siap bos, siapa mengantarkan bos kemana saja," "Hahahaha, Terima kasih sayang," "Iya, sama - sama,""Ya udah yuk, berangkat." "Bekal nya jangan lupa, kamu jangan dulu makan diluar atau di kantin kantor, makan nya bekal yang aku masak aja," "Iya sayangku," ujarnya sambil mengecup kening ku. Kami berdua pun masuk dalam mobil dan berangkat. Aku yang menyetir kali ini, karena kondisi Robi yang kurang sehat. "Ingat ya, mak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 47 Pov Ririn

    P o V Ririn. Aku dibuat kaget saat mas Dimas mengatakan kalau mbak Nela itu orang kaya. Bukan hanya itu, sekarang mbak Nela sudah mempunyai toko kue dan sudah membuka cabang. Aku mencoba untuk stalking mbak Nela tapi, info tentangnya tak juga aku dapat. Hingga suatu hari, ibu datang membawa roti yang banyak dan katanya itu dari mbak Nela. "Ibu bertemu degan nya diaman?" "Ibu langsung ke toko nya," "Dari mana ibu tahu tokonya?" "Waktu itu, nggak sengaja ibu bertemu Nela di mini market. Terus ibu buntuti dia, dan kamu tahu apa? Dia sekarng sangat kaya, punya rumah gede, mobil mewah, dan toko kue," "Nyesel deh aku jadinya, dukung ibu agar mas Dimas dan mbak Nela cerai," "Kok jadi ibu sih? Mana ibu tahu kalau Nela itu kaya," "Ibu juga, ngapain jodohin wanita nggak tahu diri itu sama mas Dimas? Sekarang jadi beban kan, nggak anaknya, ibunya selalu jadi beban. Gagak deh jadi orang kaya," oceh ku pada ibu. "Kalau ibu tahu Nela orang kaya, nggak mungkin ibu mau jodohin Dimas sama Far

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06

Bab terbaru

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 114 SELESAI

    Setelah permasalahan sudah selesai, persahabatan ku dengan Aina kembali seperti semula. Namun, kami jarang sekali bertemu apalagi bertukar cerita, entah itu di dunia nyata ataupun di dunia maya. Sekalinya bertukar pesan, ia hanya memesan kue untuk hajatan di rumah mertua nya. Setelah itu, tak lagi ada perbincangan akrab. Sepertinya ia masi canggung jika diajak berbicara. Seperti pagi hari ini, tiba - tiba saja ia memesan 20 bentuk kue tart dengan model yang berbeda dan varian rasa yang best seller di toko kue ku. Aku segera mengerak kan, karyawan - karyawan ku untuk segera membuat tart, pesanan Aina. Karena sore nanti, sudah harus selesai. Setelah semuanya selesai, aku kembali menghubungi dirinya untuk segera menuju rumah mertuanya, utuk mengantarkan pesanan.Sore ini cukup cerah. Karena melihat, karyawanku yang sudah kelelahan, aku memutuskan untuk mengantar pesanan semuanya sendiri saja. Toh, mereka juga sudah sangat bekerja keras, untuk membuat pesanan kue dadakan dari Aina ini. S

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 113

    P O V Aina. Sesuai kesepakatan, hari ini aku akan ke kantor polisi dan memberi pengakuan semuanya. Aku di arahkan, ke ruang interogasi. Di hadapanku, sudah duduk pria berumur yang akan menyelidiki diriku. Setelah itu, aku pun memberi pengakuan seperti apa yang aku tahu. Sebenarnya, aku juga harus di tangkap, karena terlibat dan mendukung rencana suamiku. Tak hanya itu, aku juga sudah memutar balikan fakta dan berbohong kepada Nela. Aku meminta polisi itu juga turut adil, dalam menangkap diriku. Tapi, nyatanya tidak. Ia hanya mengatakan kalau semuanya tergantung pada keputusan Robi. Aku masi saja, bersihkeras untuk menyerahkan diri, tapi itu hanya angin lalu baginya dan, ia mengabaikan diriku lalu melangka keluar. Aku pun ikut keluar, dan menghampiri dua insan yang tengah menatapku. Aku meminta mereka, untuk menuntutku, agar turut mendapatkan hukuman juga. "Tidak, kami tak akan menuntut kamu," ujar Robi, ketika aku mengatakan itu. "Aku mohon, biarkan aku menebus kesalahanku ini. Nel

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 112

    P O V Aina. Rencanaku hari ini, adalah ke toko kue milik Nela. Aku mencoba untuk, memelas meminta dirinya membebaskan mas Bian. Semoga saja, dirinya mau dan luluh dengan diriku, yang memohon untuk membebaskan suamiku , atau setidaknya bertemu sedetik dengan mas Bian. Sesampainya di toko cake Nela, aku bergegas masuk. Sepertinya Nela, ada di toko karena mobilnya sudah terparkir rapi di garasi toko kue nya. "Nela ada?" Tanyaku, pada salah satu karyawan yang berada di meja kasir. Entah lah, siapa. Aku Lupa dengan nama nya. "Bu Nela, ada bu." Jawab wanita itu. "Okey," langsung saja, aku masuk dalam ruangan nya. Benar saja, Nela sedang fokus berkutat dengan komputer yang ada di depan nya. Tanpa basa basi lagi, aku langsung mengatakan tujuanku kesini. "Nela.. aku mohon, tolong bebaskan mas Bian... tolong Nel, tolong cabut tuntutan itu," cercaku, yang datang langsung memohon. Nela hanya sedikit terkejut, dengan kedatanganku. Tapi, segera ia memalingkan wajah dan mengabaikan diriku.

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 111 Pov Aina

    P O V AinaSegera aku menghubungi mas Bian, tapi ponsel nya aktif. Tak seperti biasa ia begini, jika memang sibuk bekerja, tapi kalau aku yang telpon dia segera angkat. Firasat ku mendadak jadi tak enak, kepada dirinya. Apa yang sudah terjadi dengan suamiku? ****Aku semakin di buat pusing, karena mas Bian tak juga mengangkat telpon ku. Drittt...Drittt...Tiba - tiba, telpon ku berdering. Gegas aku meraih benda pipi yang layarnya sedang menyala kerlap kerlip itu, yang ku pikir adalah mas Bian, ternyata bukan...."Hallo bu, gawat!" Ujarnya, seorang pria dari sebrang sana. "Hallo.. kenapa Di?" "Bapak bu... Bapak...." Gugupnya, seraya menggantungkan kalimatnya. "Bapak kenapa Di?" Aku semakin panik dengan, perkataan Budi, yang tak menyelesaikan ucapanya. "Bapa ditahan-" "Maksud kamu? Ditahan sama siapa?" Potongku, yang sudah keringat dingin, padahal suhu Ac di ruangan ini sangat dingin. "Bapak ditahan polisi. Tadi, polisinya datang bu," "APA?!!" Sekujur tubuhku lemas, tanganku

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 110

    Aina pun, sudah benar - benar pulih dan sekarang sudah di izinkan pulang oleh dokter. Akhirnya, yang di tunggu - tunggu tiba juga. Dimana, hari berlangsungnya sidang telah tiba. Didepan hakim, Aina, mas Bian, Budi, supir truk dan ada beberapa yang terlibat di seret semua ke hadapan hakim. Dulu, Aku sempat berpikir, kalau mereka akan menyewa pengacara untuk membantu dalam kasus ini. Ternyata tidak! mereka ingin bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Baguslah! Padahal, aku dan Robi juga sudah merencanakan akan menyewa pengacara juga dalam kasus ini. Sebelum berjalan ke depan, Aina sempat melemparkan tersenyum padaku. Senyum, yang terlihat tulus. Dengan spontan, aku membalas senyum darinya. Ia terlihat, masi sangat pucat. Persidangan pun dimulai. Hakim menanyakan semuanya dan para tersangaka mejawab dengan jujur tanpa ada yang ditutupi. Aina pun, ditanya oleh hakim dan ia menjawab dengan jujur, seperti apa yang ia katakan kepadaku. "Saudara Bian Aditama, apa benar anda yang sudah me

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 109

    Selepas pulang kerja, aku selalu mengunjungi Aina di rumah sakit. Seperti biasa, ia belum juga menyadarkan diri. Akhirnya, sidang itu diundur dilain waktu lagi, sampai Aina benar - benar pulih kembali. Kata Robi, mas Bian masi saja bungkam. Ia tak berniat mengakui semua kesalahanya. Saat, sudah berada di rumah sekitar jam empat, aku dikabarkan dari tante Risa, katanya Aina sudah siuman. Setelah mengurus Dania, aku bersiap diri untuk ke rumah sakit. "Kamu ikut, sayang?" Tanyaku, pada Robi yang sedang fokus pada laptop, di ruang kerjanya. "Nggak, aku masi banyak kerjaan," jawabnya, tanpa melihat ke arahku. "Baiklah, aku sediri saja," "Hati - hati, sayang. Oh iya, sampaikan salam pada Aina," tukasnya."Iya! Perhatikan Dania ya, kalau dia rewel, tolong kamu gendong dulu. Kasian bi Ijah," peringatku, karena bi Mey masi izin ke kampungnya. Jadi, Dana dijaga Bi Ijah. Aku segera masuk mobil dan menyalakan mobil lalu perlahan meninggalkan rumah. Saat sampai di rumah sakit, langsung saja

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 108

    Aina dikabarkan sakit, satu hari sebelum sidang dilaksanakan. Kata asisten rumah tangga mereka, bahwa Aina ditemukan tak menyadarkan diri di kamar, dengan beberapa obat yang sudah kadarluasa. Tanpa berpikir panjang, aku langsung ke rumah sakit, tempat ia dirawat. Saat sampai di rumah sakit, aku langsung mendatangi kamarnya dan menerobos masuk. Terlihat Naira, yang sedang menangis di samping ibunya itu. "Tante Nela...." Seru Naira, langsung menghambur dalam pelukanku. Naira, juga sangat dekat dengan ku, makanya dia tak lagi sungkan untuk memeluku. "Sayang, jangan nangis ya.... Mama Aina pasti baik - baik, saja." Ujarku, menenangkan gadis cantik, yang sebentar lagi akan beranjak dewasa. "Iya tante," jawabnya, masin memelukku. "Sekarang, yang perlu Naira lakukan adalah, mendoakan mama Aina, agar segera pulih seperti sedia kala, okey?" kataku, dengan lembut seraya tersenyum kepada gadis cantik itu. "Iya tante," Aku berjalan mendekati Aina, yang sedang terbaring lemah."Aina kenapa b

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 107

    Tiga hari setelah kedatangan Aina di toko, aku tak lagi mendengar kabarnya. Hingga hari ini, ia datang langsung ke rumah kami. Aku sedikit terkejut saat, bi Ijah mengatakan kalau ada Aina di depan. Awalny, aku malas bertemu dengan dirinya, karena pasti ia akan memohon - mohon lagi, untuk membebaskan suaminya itu. Tapi, Robi membujuk diriku untuk tetap menemukan dirinya. "Ayolah, sayang. Siap temui Aina," "Malas ah, palingan dia mohon - mohon untuk mencabut tuntutan itu," "jangan berpikir negatif dulu sayang, kita kan nggak tahu, maksud dan tujuan nya apa," Robi masi saja, keukeh dengan pendiriannya. Mau tak mau, akhirnya aku pun setuju dan melangka dengan malas le ruang tamu untuk menemukan dirinya. "Ada perlu apa kamu datang kesini?" Tanyaku, dengan nada ketus. "Nel, aku kesini ingin-" "Mau minta kita cabut tuntutan, agar suamimu bebas? dan akan melanjutkan proyek itu?" Potongku cepat, saat ia melanjutkan ucapannya. Segera Robi, memegang tanganku lembut dan memberi isyarat agar

  • Suamiku Tidak Tahu Aku Banyak Harta   Bab 106

    "Bagaimana proses selanjutnya?" Tanyaku pada Robi, yang kini duduk berhadapan denganku. "Aman. Semua bukti, sedang diproses oleh polisi." "Apa, tadi kamu mengunjungi dirinya?" "Iya. Aku menangkap langsung di perusahannya," "Lalu, bagimana reaksinya? Aku tahu, tak semudah itu dia mengakui kesalahnya," "Iya dia tak mengaku. Saat di ruang interogasi di kantor polisi pun, iya tak membuka mulut," Jawab Robi. Ia lalu menceritakan kepadaku, semuanya yang telah terjadi siang tadi. "Bagimana jika dia tidak mengaku? Aku tahu, kita punya bukti yang kuat. Tapi, bisa jadi dia melakukan sesuatu, yang akan membuat dirinya bebas," aku khawatir jika, itu akan terjadi.. "Jika begitu, maka Aina yang harus mengantikan dirinya," "Maksud kamu?" aku mengernyitkan kening, saat mendengar perkataanya barusan. "Aina yang akan menanggung, semua perbuatan suaminya," Aku sedikit terkejut. "Apa, harus Aina?" "Apa kamu tak mau menyeret dia, dalam masalah ini?" Aku menagngguk. Jujur saja, walaupun aku m

DMCA.com Protection Status