Fslah back off“Terlalu banget tuh saudaramu itu, maunya apa sih, sudah Ibu tegaskan masih saja berbuat ulah, kalau sekali lagi berbuat ulah lebih baik dipenjarakan saja mereka, jadi jera!” tukas Bu Yati geram.“Seperti Bapak bilang, mungkin dia akan bekerja sama dengan Pak Fauzi dan Wisnu!” ucap Rizki menerka-nerka.“Kok jadi begini piye toh?”“Ya Allah kapan berakhirnya, terlalu mereka semua!” ucap Bu Yati histeris.“Sabar toh Bu, kita harus bersatu, selama kita selalu di jalan yang benar pasti Allah akan membantu kita.”“Kita harus yakin Bu, tenang ada Bapak, ada Nak Iki yang akan melindungi kita, yang penting kita doakan saja semua akan baik-baik saja,” jawab Pak Sugimin santai.“Piye toh Bapak ini, kita di suruh tenang, keselamatan Ayu yang dipertaruhkan apa lagi dia sedang hamil calon cucu keluarga Wiranata, semakin banyak orang yang akan mencelakainya,” sahut Bu Yati panik.“Nggak usah panik toh Bu, itu sama saja kalau Ibu tidak percaya dengan Allah, kita serahkan kepada-Nya, p
“Jangan khawatirkan Ayu Bang, Ayu sudah tahu semunya apalagi tentang Lia yang ingin merebutmu dariku.”“Ayu tahu siapa Lia, dia akan berusaha terus sampai apa yang dia mau terwujud.”“Lia ini sangat keterlaluan, tetapi dia juga punya kelemahan yang Ayu saja yang tahu.”“Lia jangan harap kamu bisa mengambil semua milikku dengan mudah begitu saja, kamu pun sudah tahu sifat asliku jika aku diganggu ketenteraman hidupku,” jelasnya geram.Tak lama kemudian Ayu bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil air wudu, lalu menggelar tikar sembahyang.Ayu pun salat dengan khusyuk, dan tak lupa mendoakan sang suami yang mati-matian menjaga keutuhan rumah tangganya.****Menjelang subuh, azan berkumandang dengan syahdunya, menyerukan untuk umat muslim menunaikan salat subuh.Begitu juga dengan Rizki yang bangun setelah mendengar azan berkumandang.“Selamat subuh Sayang!” ucap Ayu kepada Rizki yang baru bangun.“Bagaimana Bang sudah enakkan, nih Ayu sudah buatkan wedang jahe agar Abang nggak
“Wisnu, sedang apa kamu di sini?” tanya Rizki mulai curiga.“Hey kamu kenapa, biasanya aku datang ke rumahmu, oh jadi sekarang aku nggak boleh nih main ke rumahmu lagi?” tanya Wisnu tersenyum.“Bu-bukan begitu, biasanya kamu main ke rumah papah, kaget saja kamu nongol di sini!” celetuk Rizki tidak suka dengan kehadiran Wisnu.“Aku numpang makan di sini ya Ki, sudah lama nggak makan masakan rumahan, apalagi kalau lihat yang segar-segar, tambah selera makanku meningkat!” ucap Wisnu yang sekilas melirik Ayu yang sedang membuat kue bolu pisang untuk mertuanya.“Kenapa nggak ke rumah papah, biasanya juga makan di sana lagian kalau mau lihat yang segar-segar itu, tuh temui tunanganmu Mbak Linda!” celetuk Rizki.“Ayuk kita ke sana kebetulan ada yang mau aku omong in dengan papah, pasti beliau senang kamu datang,” lanjutnya lagi.“Loh Ki aku mau makan di sini!” ucap Wisnu yang berisi keras.“Loh Yu, kamu ngapain lagi buat kue ya?” tanya Wisnu merasa bahagia saat melihat Ayu.“Eh ada Mas Wisnu
“Ya masa lalu bisa di bilang indah bisa juga dibilang sangat menyakitkan,” ucap Pak Sugimin sendu.“Sebelumnya saya atas nama keluarga meminta maaf atas tindakan yang dilakukan oleh anak-anak saya yang mengakibatkan kalian kecelakaan.”“Saya juga nggak tahu kenapa anak-anak saya bisa melakukan hal itu, apakah saya salah mendidiknya sehingga mereka begitu jauh dari kami sebagai orang tuanya.“Bapak boleh marah kepada saya, karena saya sebagai orang tua tidak bisa mengajarkan anak-anak saya dengan baik, malah membuat orang lain hampir kehilangan nyawa,” jelas Pak Sugimin sendu.“Pak Sugimin saya tidak pernah menyalahkan didikan Bapak dalam mengajarkan anak-anak, memang siapa saya?”“Memang saat saya tahu ternyata anak-anak Bapak adalah dalang dari semua kecelakaan kami ditambah lagi mereka terlibat tindak korupsi, saya kaget, syok, terkejut bahkan marah tetapi bagaimana dengan saya?”“Kenapa bisa terjadi kepada saya, apa salah saya, padahal saya selalu memperhatikan semua orang lain, ba
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan kini sudah menginjak tahun kedua Nurma kuliah di Yogya.Tempat yang selalu di harapkan akhirnya terwujud juga. Bersama dengan Kania mereka bersama-sama menimba ilmu di sana.Tiga tahun kemudian Nurma lulus dari kuliahnya. Rasa bangga menyelimuti Aldi karena telah berhasil membuat adiknya bisa berkuliah.Aldi pun sedikit demi sedikit bisa mengumpulkan uang untuk membangun sebuah toko kelontong.Tak patang menyerah keberuntungan Aldi selalu berpihak kepadanya. Bahkan setiap Jumat Aldi selalu bersedekah untuk orang lain yang menurutnya perlu di tolong.Sikap dermawan dan bijaksana yang ada di dalam diri Aldi membuat berambisius untuk menjadi yang terbaik.Namun kesuksesannya tidak dibarengi oleh kisah cintanya. Entah apa yang terjadi tiba Nia datang ke rumah dan mengatakan ingin menikahi Aldi.“Mas, aku sangat menyukaimu maukah kamu menjadi suamiku?” tanya Kania mengiba.“Apa maksudmu Kania, aku tidak bisa kamu hanya kuanggap seperti adikku se
“Nia, jangan asal bicara kamu!”“Kamu sendiri yang mengemis cinta kepada Mas Aldi, bahkan kamu meminta bantuanku untuk bisa mendekatkan kamu dengannya, tetapi aku tidak mau!” ucap Nurma terpancing emosi.“Aku tidak pernah mengatakan itu Nur, aku hanya bilang minta tolong yakinkan Mas Aldi untuk menikahiku, karena lambat laun Mas Fauzi akan tahu perbuatan Mas Aldi dan perutku semakin membesar, aku malu Nur ... aku malu ...hiks ...hiks ... tangis Kania pecah.“Jadi bagaimana ini Pak RT, tidak mungkin adik saya berbohong, dia tidak berbohong selama hidupnya dan kamu Aldi, kamu harus bertanggung jawab, itu adalah anakmu, jadilah laki-laki yang punya wibawa dan bertanggung jawab!” ucap Fauzi semakin emosi.“Sudah Pak nikahkan saja!”“Iya Pak, dari pada mereka berbuat hal lagi di kampung kita!” seru warga kampung membuat menjadi ramai.“Sabar-sabar, kita harus bertanya juga kepada Aldi, beri dia kesempatan untuk menjelaskan semuanya!” sahut Pak RT bijak.“Ngapain lagi sih Pak RT, sudah jela
Dua hari kemudian acara akad nikah pun akan dilaksanakan.Kania sudah di dandan sangat cantik dengan memakai pakaian kebaya putih. Wajahnya berbinar karena sudah bisa menaklukkan Aldi dengan cara seperti itu.Aldi yang terlalu baik atau memang Aldi yang bodoh karena dengan gampangnya dia memutuskan menerima pernikahan ini.Sementara itu Nurma sedari tadi hanya menangis tidak terima kalau kakaknya mau melakukan semua ini.Diusap pucuk kepala adik semata wayangnya dengan lembut.“Mas?” ucap Nurma dengan mata yang mulai berkaca-kaca.“Mas tahu Nur kamu kecewa dengan keputusan Mas, biarlah ini menjadi pelajaran buat Mas, karena ini juga salah Mas karena tidak tegas dari awal menolak Kania,” ucap Aldi pelan.“Sekarang doakan saja semoga ada keajaiban yang akan menolong kita dari masalah ini.” “Hanya Allah saja yang tahu bagaimana cerita yang sebenarnya, dan biarkan kita kembalikan ke Allah juga!” jelasnya kepada Nurma.“Iya Mas, sampai kapan pun Nur percaya kalau Mas tidak melakukannya, N
“Maaf Kania dan kamu Fauzi, terpaksa pernikahan ini dibatalkan, tidak ada acara dan bubar sekarang!” ucap Pak RT tegas.“Terus bagaimana dengan nasib adik saya, tolonglah Pak bujuk Aldi untuk mau menikahi adik saya!” sahut Fauzi memohon bantuan Pak RT.“Di, kamu kan sahabatku, tolong bantu aku, aku akan bayar jika perlu, tetapi tolong nikahi adikku, kasihan Nia, dia anak yatim piatu!” ucap Fauzi memelas.“Maaf Zi, aku nggak bisa hatiku selalu menolak, pernikahan itu bukan main-main, hidup hanya sekali, mati pun sekali dan menikah pun hanya sekali! ”jelas Aldi.“Sekarang aku minta kalian keluar dari rumahku, jangan karena aku baik kalian seenaknya memanfaatkan diriku untuk sesuatu yang tidak aku lakukan!” ucap Aldi lantang.“Ayok keluar!” “Keluar, buat malu kampung saja!” teriak orang-orang sembari menggiring mereka ke luar rumah Aldi.“Tidak!”“Tidak!”“Aku akan membalas sakit hatiku ini, aku akan menghancurkan kalian, sampai anak cucu kalian!”“Hidupku tidak akan tenang jika kalian
Lima bulan kemudian ....“Bagaimana sudah ada tanda-tandanya belum?” tanya Bu Yati kepada Ayu yang masih kelihatan santai, karena belum ada kontraksi apa pun.“Belum ada Bu, terus Ayu nggak ada rasa kontraksi gitu seperti kram atau sakit perut, kenapa ya Bu?” tanya Ayu balik namun masih terlihat santai.“Mungkin sebentar lagi, biasa gitu kadang perkiraan dokter atau bidan biasanya meleset dari hari yang ditentukan!” jelas Bu Yati tersenyum. “Oh gitu!”“Nonton sini saja, temani ibu sebentar, mau lihat berita dulu siapa tahu ada berita yang menarik,” celetuk Bu Yati yang sudah berada di ruang tengah.“Iya, Bu!”“Belum juga bokong Ayu mendarat di sofa empuk, tiba-tiba tanpa sengaja Ayu dan Bu Yati melihat dan mendengarkan berita di televisi bahwa ada empat narapidana kabur atau melarikan diri dari penjara dini hari tadi pagi dan betapa terkejutnya di antaranya adalah Wisnu.Seketika wajah Ayu tegang dan jantungnya pun memompa dengan cepat, Ayu langsung mengalami kontraksi.“Bu, Bu sak
Pak Aldi memandang sahabatnya dengan kesedihan. Beliau tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini.Hanya balas dendam yang tak berujung membuat mereka saling berjauhan, menciptakan jarak diantara mereka.“Assalamu’alaikum!”“Apa kabar kamu Fauzi, lama kita tidak pernah mengobrol seperti ini, tetapi malah kamu terbaring tidak berdaya di rumah sakit ini,” ucap Pak Aldi sendu.“Aku tidak pernah membayangkan kalau Wisnu adalah anak kandungmu bersama Kania, mengapa kamu lakukan ini Zi, aku tahu kamu orang baik, aku tetap akan menjadi sahabatmu, aku tidak pernah membencimu!” jelasnya lagi.Tiba-tiba mata sayup itu perlahan-lahan terbuka dan Pak Fauzi menangis saat melihat Pak Aldi sudah ada berada di sampingnya. Tangan Pak Fauzi pun ingin memegang tangan Pak Aldi, lalu mengeluarkan suara parau namun jelas “MAAF” dengan bibir bergetar.Tangan itu semakin erat memegang tangan Pak Aldi dan ucapan kata Maaf selalu dia ucapkan di akhir-akhir napasnya secara berulang-ulang.“Pak Aldi, kenapa pap
“Kalau begitu kami pamit dulu, Assalamua’alaikum! ”ucap Tante Nurma.“Wa’alaikum salam! “sahut Pak Sugimin.Wisnu yang di gebrak oleh polisi di rumahnya, meronta-ronta, dia tidak bisa menerima kenyataan kalau dia kalah dari Rizki.Sebagian warga pun melihat aksi para polisi mengamankan Wisnu yang tangkap dengan tangan di borgol, warga tidak menyangka jika seorang Wisnu tega ingin menghabisi ayah kandungnya sendiri.Entah dari mana masalah ini cepat tersebar tiba-tiba ada saja wartawan yang mencari berita hangat tentang keluarga Wiranata.“Akan ku balas kalian, kamu belum menang Rizki, jika kau tidak bisa mendapatkan Ayu, kamu juga tidak boleh mendapatkannya!”“Kalian tunggu saja pembalasanku!”“Kamu Rizki, terutama kamu yang akan aku bayangi selama kamu tidak mau melepaskan Ayu, untukku hahaha ...!” ucap Wisnu mengancam.“Baik Wisnu, aku tunggu kamu sampai di mana nyalimu sama dengan perbuatanmu!” gertak Rizki kepada Wisnu.“sudah nanti saja berdebatnya kalau sudah di kantor polisi!”
Wajah Pak Fauzi datar tidak ada ekspresinya, namun tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak seperti orang nggak waras.Membuat mereka menjadi bingung dengan tingkah laku Pak Fauzi.“Hahahaaha ... Aldi-Aldi kamu memang dari dulu sangat polos bin lugu, kamu itu terlalu gampang memaafkan orang lain!”“Kamu terlalu naif Aldi, kamu selalu mempercayaiku padahal akulah yang menjadi dalang kehancuranmu hahaha...” tawanya lagi.Wisnu suruh Aldi tanda tangan semua berkas untuk pengalihan harta warisan sebagai penebus nyawanya!”“Kamu tidak ingin kan mati sia-sia di sini?” tanya Pak Fauzi lantang.“Saya tidak akan memberikan sepeserpun kepada kalian, semua yang saya dapatkan adalah murni dari kerja keras saya, lebih baik saya sumbangkan ke yayasan kalau kalian mengambilnya secara paksa!” Rizkiansyah Wiranata adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis saya, karena dia darah daging saya, bukan kamu Wisnu!”“Kamu hanya anak angkat bukan anak kandung saya, lagian kamu mempunyai orang tua yang masih lengkap
Sementara di kediaman rumah Wisnu.Pak Aldi yang masih dalam keadaan pingsan dan terikat di kursi berada di ruang tengah. Sedangkan Wisnu menempatkan Ayu di sebuah kamar pribadi miliknya dan Bu Yati di kamar lain juga.Wisnu mengikat kedua tangan dan kaki Ayu dengan kencang di kursi kayu.Ayu masih dalam keadaan tak sadarkan diri karena masih dalam pengaruh obat bius.Ruangan kamarnya pun telah dihiasi oleh harumnya bunga mawar putih yang merupakan kesukaan Ayu. “Rahayu Wulandari, nama yang cantik sesuai dengan wajahmu yang tidak bosan aku memandangmu dengan secantik bunga mawar ini.”“Rizki itu tidak pantas untuk mendapatkan kamu, Yu!”“Saat Rizki mengatakan kalau dia menemukan tambatan hatinya dan memberikan foto kamu untuk pertama kali aku sangat menyukaimu,” ucapnya penuh semangat.Tak lama kemudian Ayu siuman dari pingsannya dan kepalanya mulai pusing dan dia pun terkejut tangan dan kakinya sudah terikat di kursi dan memandang sekeliling dengan penuh rasa heran.“Selamat datang
“Bagaimana ini Pak, Hei kalian kenapa menjaga istri dan mertuaku kalian tidak bisa, apa kerja kalian?” tanya Rizki marah.“Sudah Nak Iki jangan marah-marah, ini bukan mereka yang salah tetapi ini adalah rekayasa Bapak,” jawab Pak Sugimin tenang.“Maksud Bapak, bagaimana?” tanya Rizki bingung.“Maksudnya Bapak sebenarnya memang ini rencana nya kami, agar dapat mengetahui jejak Wisnu. Ayu sudah kami pasangkan alat perekam suara agar kami tahu tempat mereka membawa Ayu,” jelas Ridho kepada Rizki.“Kenapa harus melibatkan Ayu, Wisnu sangat menyukai Ayu Pak, aku nggak rela Ayu menjadi milik Wisnu sampai kapan pun!” sahut yang masih tersulut emosi.“Iya Bapak paham Ki, tetapi menurut Bapak ini adalah salah satu cara agar masalah ini selesai dan kalian dapat hidup dengan tenang tanpa ada orang lain yang ingin merusak kehidupan kalian lagi,” jelas Pak Sugimin berusaha membuat Rizki mengerti.“Baiklah kalau menurut Bapak itu lebih baik.”“Sekarang bagaimana selanjutnya, apa yang akan kita laku
“Eh ada Nak Rizki, bagaimana keadaan Bu Salwa sekarang Ibu harap tidak ada yang serius, ”tanya Bu Yati khawatir.“Alhamdulillah, Bu tidak apa-apa sudah di tangani dokter sekarang lagi istirahat dan di temani oleh Mbok Sum,” jelas Rizki sembari melihat ke arah Rangga yang duduk di lantai dengan keadaan kacau.“Sayang, kenapa dia ada di sini, apa yang dia lakukannya?” tanya Rizki kepada Ayu.“Ayu yang panggil Mas Rangga, Bang!”“Buat apa kamu memanggil dia?”“Mas Rangga ternyata belum tahu kalau Wisnu itu saudara tirinya, makanya dia shock, apalagi Tante Tania bilang kalau itu memang benar,” jelas Ayu yang merasa iba dengan Rangga.Rizki lalu menghampiri Rangga yang duduk di lantai dengan wajah berantakan dan masih terdengar suara usak tangis dalam diri Rangga.Rizki ikut duduk di lantai dan memperhatikan Rangga.Hidup itu aneh Bro, mungkin kamu masih ingat pertama kali kita bertemu, kamu selalu membanggakan diri kamu kalau kamu adalah yang terbaik, tetapi kenyataannya kamu hanya seoran
Melangkahkan kakinya dengan cepat agar Lia maupun mertuanya tidak melihat dirinya yang pergi ke kamar Ayu.Setelah sampai di kamar Ayu, Rangga pun langsung masuk karena sudah di tunggu kedatangannya oleh mereka.“Katakan apa mau kalian dariku?” tanya Rangga sinis.“Silakan duduk dulu Nak Rangga!” ucap Bu Yati ramah.“Cepat katakan apa mau kalian, aku tidak punya waktu banyak untuk kalian!” jawabnya masih sinis.“Aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dekat Pak Fauzi? ”tanya balik Ayu.“Buat apa kalian menanyakan hal itu?” tanya balik lagi Rangga.“Apakah kamu sudah tahu kalau Papah Aldi di culik oleh Wisnu?” Seketika raut wajah Rangga berubah terkejut mendengar Pak Aldi di culik oleh Rangga.“Buat apa Wisnu menculik Pak Aldi?”“Apa maksudmu, apa hubungannya denganku?”“Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan denganku?” tanyanya bingung.“Jika hanya basa basi seperti ini lebih baik aku pergi saja, membuang-buang waktu aku saja kalian!” hardiknya.“Aku tidak tahu apa-apa tentang p
@Pak Sugimin{Ada apa Ki, apa yang terjadi tolong ceritakan sama Bapak}@Rizki{Wisnu Pak, sudah tahu rencana kita buktinya dia berhasil menculik Papah, dan gara-gara dia Mamah pingsan tidak sadarkan diri, sekarang Iki menuju rumah sakit dulu Pak}{Iki bingung Pak, apa yang harus Iki lakukan }{Mbak Linda juga susah di hubungi ke mana mereka, tidak ada yang bisa membantu Iki, Pak}@Pak Sugimin{Siapa bilang tidak ada yang membantu kamu, ada Allah kamu lupa itu. Allah tidak akan menguji umat-Nya diluar batas kemampuannya}{Semua akan baik-baik saja Ki}{Tante Nurma dan Mbak Linda mu sedang sibuk, mereka Bapak tugaskan untuk menjemput Ibu Kania di rumah sakit jiwa}{Bapak juga sudah dalam perjalanan ke kota, karena firasat Bapak mengatakan kita harus bertindak cepat makanya mereka berdua Bapak tugaskan, barusan Bapak bicara dengan Bu Nurma kalau dia sudah berhasil membawa pergi ibu Kania ke tempat yang aman}@Rizki{Maksud Bapak Tante Nurma sudah berhasil membawa Ibu Kania keluar dari r