Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

Share

Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 19:32:38

Beberapa Bulan Kemudian...

Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.

Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi.

Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari.

"Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya.

"Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya.

Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani.

"Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Laila Khairiza
up la sehari 2-3bab...
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
Halo teman-teman, di sini author jelaskan ya ... ini menjadi Ending untuk Exel Story, dan Bab selanjutnya akan author buka dengan Pauline Story... Kalian harus siap-siap dengan kisah Pauline yang super seru, berdebar, dan kisah yang dihadiri anak-anak kecil yang lucu. Tunggu Bab selanjutnya, ya..
goodnovel comment avatar
Syifa Septiani
kok ga ada cerita Pauline lagi,, padhal penasaran sm ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 466. (EXEL STORY) Peran Istimewa Exel Sebagai Seorang Suami dan Kakak yang Istimewa

    Hari ini Exel mendapatkan amanat dari sang Papa untuk menjaga Pauline di rumah. Bersama dengan Hauri, mereka berdua datang ke kediaman orang tuanya. Saat mereka baru saja datang, Hauri berjalan masuk lebih dulu. Ia tersenyum melihat seorang gadis cantik dengan perutnya yang besar, kini yang tengah berdiri di ruang makan tampak sedang membuat roti selai. "Selamat pagi," sapa Hauri tersenyum manis. Pauline menoleh dengan wajah piasnya, sebelum gadis cantik itu tersenyum. "Kakak ... Kakak datang dengan siapa?" tanya gadis itu. "Dengan Kak Exel," jawab Hauri sambil meletakkan paper bag besar berisi makanan dan buah-buahan di atas meja makan. "Pauline buat apa?" "Roti selai, Kak," jawab gadis itu. Dari arah depan, tampak Exel yang kini berjalan dan ia tersenyum melihat adiknya yang terlihat sibuk di ruang makan. "Pauline ... Kakak sudah belikan buah peach yang kemarin kau inginkan. Itu ada di dalam tas belanjaan Kak Hauri," ujar Exel mendekati sang adik dan mengecup pipinya. "Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 467. (PAULINE STORY) Malam Kelam Penuh Dendam

    Beberapa Bulan yang Lalu..."Kau pantas mendapatkan ini semua, Putri Evander," bisik seorang laki-laki dengan suara dalamnya memberikan jejak di sepanjang leher jenjang Pauline. Selain kecupan dan ciuman panas yang bertubi-tubi, sentuhan tangan laki-laki itu menyusuri lekuk tubuh polos gadis cantik yang kini menangis tak kuasa melawannya. Aroma alkohol yang menguat dari laki-laki itu membuat Pauline sangat ketakutan. "Ja-jangan, Arthur..." Pauline memejamkan kedua matanya kuat-kuat. "A-aku salah apa?Laki-laki itu tidak menyahutinya sedikitpun. Di dalam kamar yang temaram, Pauline terbaring atas ranjang di bawah kungkungan laki-laki tampan ini, Arthur Rowand, bodyguard setianya. Pauline tidak berdaya saat kedua lengannya dicengkeram kuat. Arthur mabuk berat dan mendatangi Pauline di kamar hotel, tempat Pauline menginap setelah acara ulang tahun temannya di luar kota. Laki-laki itu datang, langsung menciumnya dan mendorong Pauline ke atas ranjang, tak hanya itu, Arthur juga tak se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 468. (PAULINE STORY) Pauline, Kau Kenapa, Nak?

    Dengan langkah gontai Pauline sampai di rumah. Taksi yang ia pegang pun berhenti tepat di depan rumahnya. Wajah gadis itu tampak pucat dan layu. Kepala Pauline terasa kosong tak mampu memikirkan apapun saat ini. Bahkan saat ia masuk ke dalam rumahnya. "Loh ... Sayang, sudah pulang?" Suara Elizabeth menyambut kedatangannya. "Pauline bilang mau pulang sore bersama dengan Belle dan Glads?" tanya sang Mama lagi. Pauline menggeleng pelan. "Tidak, Ma," jawabnya lemas. "Ehh..." Elizabeth mengerjapkan kedua matanya saat Pauline yang tidak bersemangat sama dan lesu melewatinya begitu saja tanpa banyak cakap seperti biasanya. Wanita itu memperhatikan tatapan kosong Pauline yang begitu terpukul."Apa yang terjadi? Apa dia bertengkar dengan temannya lagi?" gumam Elizabeth bingung. "Dan ... kenapa juga Pauline pulang dengan taksi? Di mana Arthur?" Elizabeth tampak sangat kebingungan dan berpikir-pikir. "Ada apa, Sayang?" Suara Evander membuyarkan lamunannya. Elizabeth menatapnya. "Tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 469. (PAULINE STORY) Papa, Mama, Maafkan Pauline...

    Beberapa hari berlalu, Elizabeth dan Evan semakin cemas dengan kondisi Pauline yang semakin tertutup dan putrinya sama sekali tidak mau melakukan apapun. Bahkan pagi ini, Elizabeth berusaha meminta Pauline untuk kembali kuliah, tapi seperti biasa, tak mudah membujuk anaknya. "Sayang, Pauline ini kenapa? Kalau ada apa-apa bilang ke Mama dan Papa! Pauline dibully lagi? Sama siapa? Bilang pada Mama, Nak!" pekik Elizabeth menatap putrinya yang kini duduk di tepi ranjang memeluk bonekanya. "Bukan, Ma. Pauline hanya tidak mau kuliah, tidak mau ke mana-mana," jawab gadis itu. "Kenapa? Kenapa tidak mau ke mana-mana? Keluar rumah tidak mau, kuliah tidak mau. Lalu bagaimana masa depanmu nanti, Sayang?" Elizabeth mengusap pucuk kepala Pauline. "Pauline mau sendirian. Mama jangan ganggu!" pekik gadis itu mendorong Elizabeth. Elizabeth menyergah napasnya panjang. Wanita itu mengusap wajahnya kasar sebelum menatap ke arah pintu di mana Evan berdiri di sana. Laki-laki itu berjala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 470. (PAULINE STORY) Kembalikan Senyumku Putriku

    "Di mana bajingan itu berada sekarang?! Aku sendiri yang akan menghabisinya!" Teriakan itu menggema di dalam ruang keluarga di kediaman Evan. Suara Exel yang berteriak penuh emosi. Amarah tak keluar darinya setelah Papanya bercerita apa yang terjadi pada adik kesayangannya. Exel benar-benar naik pitam dan ia tidak akan segan menghabisi Arthur. "Sudah, Exel ... biar Papa yang mengurus ini semua," sahut Evan. "Ini semua salah Papa." "Tidak bisa, Pa! Dia haru mati!" teriak Exel. "Exel..." Hauri menarik lengan suaminya. Exel mengusap wajahnya kasar. Ia menatap Mamanya yang diam dan wajahnya sembab karena lelah menangis. "Kita tidak punya bukti apapun, Pauline juga tidak mempunyai bukti rekaman atau apapun, bahkan CCTV hotel itu juga tidak terdeteksi saat Arthur masuk ke dalam kamar Pauline ... bila kita menuduh tanpa bukti dan bersikeras, Arthur mengancam akan menyebarkan berita ini ke media." Evan menatap putranya. "Di sisi lain kita tidak punya bukti, di sisi lain nama besar kelu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 471. (PAULINE STORY) Apapun Untukmu, Sayang

    Setelah seharian Pauline ditemani oleh Exel dan Hauri. Mereka banyak tersenyum, bahkan Hauri mengajak Pauline membuat kue, dan makanan yang lainnya. Pauline pun juga merasa senang, ia bisa melupakan sejenak bayangan-bayangan hitam kejadian itu. Gadis cantik itu keluar dari dalam kamarnya pukul satu dini hari. Pauline tidak bisa tidur, ia tidak tahu apa yang diinginkan oleh dirinya sendiri. Hingga ia berjalan ke kamar Mama dan Papanya dan mengetuk pintu kamar itu. "Ma, Pa...." Suara Pauline membuat Elizabeth yang belum tidur langsung tersentak. "Iya, Sayang!" Sontak Elizabeth lompat turun cepat dari atas ranjang diikuti oleh Evan. Elizabeth membuka pintu kamarnya cepat, ia menatap Pauline berdiri di depan pintu kamarnya. "Kenapa? Kenapa belum tidur?" tanya Elizabeth mengulurkan tangannya dan merangkul anak gadisnya. "Pauline mau bicara penting sama Papa," ujar gadis itu. "Bicara apa, Nak? Sini..." Evan meminta Pauline masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu duduk di sebuah sofa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 472. (PAULINE STORY) Kenyataan Memilukan

    Beberapa Minggu Kemudian...Setelah hari-hari berjalan dengan cepat, tak sehari pun Pauline keluar dari dalam rumahnya. Pauline benar-benar mengurung diri seperti yang ia inginkan. Sejak tiga hari yang lalu, Pauline merasakan tubuhnya tidak enak. Gadis itu seharian meringkuk di atas ranjang karena merasa pusing dan lemas. Padahal ia baik-baik saja. "Aku kenapa, ya? Kenapa tubuhku terasa lemas begini?" lirih Pauline mengerjapkan kedua matanya menatap langit-langit kamarnya. Perlahan, Pauline beranjak bangun. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin dan menepuk-nepuk pipinya pelan. Pauline terdiam menatap kalender kecil di atas meja. Ia meraih kalender berwarna merah muda itu dan membalik melihat bulan kemarin. "Bulan ini ... aku tidak datang bulan sama sekali," gumamnya. Tiba-tiba perasaan Pauline menjadi sangat resah. Napasnya memburu dalam diam, ia mengusap perutnya dan kepalanya menggeleng pelan. "Tidak, tidak, tidak Pauline. Jangan berpikir yang aneh-aneh, semua itu tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 473. (PAULINE STORY) Nyawa Baru di Dalam Perutku

    "Dia pasti puas melihat aku seperti ini! Dia pasti bahagia setelah membuatku seperti ini!" Suara teriakan itu berasal dari dalam kamar mandi. Malam ini Pauline tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya sangat kacau. Ia bingung harus berbuat apa, hanya kebencian dan keputusan asaan yang terus menghantuinya hingga membuat gadis itu ingin menyerah hidup. "Kenapa aku harus hamil! Kenapa kau ada di dalam perutku! Aku benci dirimu, aku tidak mau menganggapmu sebagai anakku! Aarrgghhh ...!" Gadis itu memukuli lantai kamar mandi dan diam di bawah guyuran shower. Tak peduli bagaimana dinginnya air itu. Sementara di luar, Elizabeth tengah membuatkan sup kesukaan Pauline karena anak gadisnya sama sekali tidak mau makan. Elizabeth membuka pintu kamar Pauline, ia tidak menemukan anaknya di sana. "Pauline...." Elizabeth terlihat panik. Sebelum ia mendengar suara Isak tangis di dalam kamar mandi. Wanita itu bergegas membuka pintu kamar mandi. Kedua mata Elizabeth terbeliak melihat Pauline te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status